Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
PUPUK ORGANIK CAIR
NAMA
: Muhammad Fahmi Azhari Amri
NIM
: G011181504
KELAS
: Dasar-Dasar Agronomi D
KELOMPOK
:7
ASISTEN
: Reynaldi Pratama
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sampah organik ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti
dedaunan dan sampah dapur yang sifatnya mudah terurai secara alami dengan bantuan mikroorganisme. Sampah merupakan salah satu bentuk konsekuensi aktivitas manusia yang volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Setiap saat sampah terus bertambah tanpa mengenal hari libur karena manusia secara terus-menerus akan memproduksi sampah. Sampah selalu menjadi momok menakutkan akibat dampak negatif yang ditimbulkan.Selain menurunkan higienitas dan
kualitas
lingkungan,
keberadaan
sampah
senantiasa
menimbulkan
problematika sosial yang cukup pelik diberbagai pihak. Dalam hal ini alam memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara otomatis terutama sampah organik. Akan tetapi kerja keras alam dalam pengolahan sampah secara natural sangat
tidak
berimbang
dibanding
berjuta
ton
volume
sampah
yang
diproduksi.Selain itu sampah tidak selalu harus dibuang karena dengan sedikit kreatifitas dan kerja keras manusia, sampah yang tidak layak pakai dapat berubah menjadi barang kaya manfaat. Pertanian organik memiliki tujuan penting guna memasok produk-produk pertanian, khususnya bahan pangan yang aman untuk kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak mencemari lingkungan. Pola hidup sehat ini sudah melembaga secara internasional yang menjadikan syarat perlindungan kalau produk pertanian mesti ramah lingkungan, mengandung nutrisi, dan aman dikonsumsi. Pentingnya pertanian organik untuk menjamin kesehatan konsumen khususnya, membuat permintaan terhadap produk pertanian organik dunia meningkat dengan pesat. Berdasarkan uraian diatas, pembuatan POC (Pupuk Oganik Cair) ini sengatlah penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya sendiri karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan sangat mudah disediakan, bersumber dari bahan yang hendak dibuang atau limbah yang tidak bisa dikonsumsi lagi. Disisi yang sama petani juga nantinya akan membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
1.2
Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengertian dari POC
(Pupuk Organik Cair), mengetahui cara pembuatan POC (Pupuk Oganik Cair), mengetahui manfaat dan keunggulan POC (Pupuk Oganik Cair), serta ciri-ciri POC (Pupuk Organik Cair) yang telah jadi. Kegunaan pada praktikum pembuatan POC (Pupuk Oganik Cair) untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menambah wawasan mengenai pertanian organik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 POC Secara Umum Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi (Sundari, 2012). Pupuk organik cair sangat penting karena mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013). 2.1.1 Pengertian POC Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013). Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk yang dapat memberikan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada air maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman yang diberikan (Susetya, 2012).
2.1.2 Manfaat POC Pupuk organik cair memiliki manfaat bagi tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas produk (Suriadikarta, 2009). Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organk basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N ratio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain memudahkan untuk proses dekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Djuarni, 2009). Kandungan dan Manfaat Gula Merah, Gula merah sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka).Gula merah adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Gula Merah mengandung energi sebesar 368 kilokalori, protein 0 gram, karbohidrat 95 gram, lemak 0 gram, kalsium 75 miligram, fosfor 35 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam Gula Aren juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Gula Merah, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100% (Litbang, 2011). Kandungan Buah Yang Digunakan, Buah yang digunakan dalam praktikum pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) ini adalah dari buah-buahan yang telah busuk dan mudah untuk difermentasikan dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Hasil dari MOL ini dapat disemprotkan langsung ke tanaman dan dapat digunakan sebagai dekomposer dalam pengomposan .Hampir semua buah bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan MOL, misalnya buah nangka, nanas, pisang, apel, peer, pepaya dan sebagainya. Selain itu, MOL yang terbuat dari buah berfungsi sebagai perangsang pembentukan bunga dan buah. Pengaruh MOL buah pada tanaman adalah menghambat perkembangan vegetatif (Yanihesti,2015).
2.2 Kandungan Unsur Hara POC Menurut Priambono (2015), Pupuk organik cair mengandung unsur hara makro dan mikro esensial ( N,P,K,Ca,Mg,S,B, Mo,Cu,Fe,Mn dan bahan organik ). Aplikasi pupuk organik cair biasanya disemprotkan pada daun dan tanah disekitar tanaman. Pada daun fungsi pupuk ini adalah untuk mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil sedangkan pada tanah pupuk ini bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah dan memacu aktivitas mikroorganisme tanah. Unsur hara makro banyak sekali terdapat pada limbah sayur dan buah pada pembuatan POC diataranya : a. Nirogen Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara di dalam tanah yang sangat berperan bagi pertumbuhan tanaman. Transformasi nitrogen sangat kompleks. Lebih dari 98% unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organik atau terjerat dalam mineral liat. Karena itu, penggunaan bahan organik yang sudah ditransformasi menjadi pupuk dapat membantu menyediakan N bagi tanaman. Suplai unsur N melalui pemupukan sangat diperlukan karena N merupakan unsur yang paling banyak hilang dari lahan setelah dipanen. Pasalnya, tanaman yang kekurangan N akan terus mengecil, bahkan secara cepat berubah menjadi kuning karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk protein dan klorofil. Selain itu, kekurangan klorofil akan menyebabkan berkurangnya kemampuan tanaman untuk memproduksi karbohidrat. Sementara itu, kekurangan protein dapat mempengaruhi pertumbuhan sel vegetatif. Padahal, protein berperan penting sebagai katalisator dan pengatur metabolisme. b.
Fosfor Selain unsur N, bahan organik juga membantu menyediakan unsur fosfor atau
P. Unsur P merupakan zat yang penting, tetapi biasanya selalu dalam keadaan kurang di dalam tanah. Unsur P sangat penting sebagai sumber energi. Karena itu, kekurangan unsur P dapat menghambat pertumbuhan maupun reaksi metabolisme tanaman Sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman membantu dalam pertumbuhan bunga, buah dan biji, serta mempercepat pematangan buah. Jika tanaman
kekurangan unsur ini biasanya menyebabkan mengecilnya daun dan batang, perubahan warna daun menjadi hijau tua keabu-abuan, mengilat, dan terlihat pigmen merah di daun bagian bawah. Selain itu, pembentukan bunga terhambat dan produksi buah atau bijinya kecil. Kondisi tersebut lama- kelamaan menyebabkan tanaman mati. c.
Kalsium Penyerapan air sangat dibantu oleh kalsium. Kalsium juga berperan dalam
mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Kalsium bisa digunakan untuk menetralkan kondisi senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. Kekurangan unsur ini dapat menghambat pertumbuhan pucuk, ranting, dan batang tanaman. Bahkan, jika kekurangannya parah, ujung akar dan akar rambut akan mati sehingga pada akhirnya tanaman mati. d.
Kalium Kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Selain itu,
unsur ini juga berperan penting dalam pembentukan antibodi tanaman untuk melawan penyakit. Ciri fisik tanaman yang kekurangan kalium yaitu daun tampak keriting dan mengilap. Lama-kelamaan, daun akan menguning di bagian pucuk dan pinggirnya. Bagian antara jari-jari daun juga menguning. Sementara itu, jarijarinya tetap hijau. Ciri fisik lain kekurangan unsur ini adalah tangkai daun menjadi lemah sehingga mudah terkulai dan kulit biji keriput. 2.3 Kandungan Mikroba POC Penggunaan POC aman, karena berbahan dasar dari bahan organik atau larutan mikroorganisme lokal yang ramah lingkungan. Selain itu bahan dasar MOL didapat dari limbah yang ada di sekitar dan mudah membuatnya. POC dapat meningkatkan aktifitas kimia, biologi, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman (Juarsah, 2014). POC memiliki keunggulan dibandingkan pupuk padat, yakni hara yang terkandung
dalam
pupuk
lebih
mudah
diserap
oleh
tanaman.
MOL
(mikroorganisme lokal) merupakan kumpulan mikroorganisme yang bisa diternakkan, yang berfungsi sebagai starter dalam pembuatan bokasi atau pada umumnya MOL adalah berbagai sumber daya yang tersedia di sekitar lingkungan, seperti nasi, bonggol pisang, urin sapi, limbah buah-buahan, limbah sayuran dan
lain-lain.
Bahan-bahan
tersebut
merupakan
tempat
yang
disukai
oleh
mikroorganisme sebagai media untuk hidup dan berkembangbiak yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai pupuk hayati, dan pestisida organik (Purwasasmita, 2009 dalam Handayani 2015). 2.4 Keberhasilan POC 2.4.1 Ciri-ciri Pupuk Organik Cair yang berhasil Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pupuk organik cair ini adalah dengan melihat hasil dari proses fermentasinya, dimana indikator keberhasilan proses fermentasi ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan, cairan yang berwarna kuning kecoklatan, serta menimbulkan aroma atau bau yang khas seperti bau tape (Suriadikarta, 2009). Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walapun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan dapat langsung digunakan oleh tanaman (Siboro,2013). 2.4.2 Faktor yang mempengarui keberhasilan POC Menurut Rino (2014) Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pupuk Organik Cair antara lain : 1. Aerasi Timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan kelegasan. Apabila terlalu naerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob saja, mikrobia anaerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikomposkan umunya menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap NH3. 2. Bahan yang digunakan jangan bahan yang sudah busuk, karena bahan yang sudah busuk terdapat bakteri yang nantinya bakteri tersebut dapat mengganggu perkembangan dari bakteri EM4 dalam mendekomposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair.
3. Dalam pembuatan pupuk organik cair, bakteri EM4 harus sudah siap hidup dilingkungan yang berbeda, hal ini penting dalam pembuatan pupuk cair. 4. Pemotongan bahan yang digunakan, potongan bahan yang baik digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair adalah yang potongannya kecil. Hal ini dikarenakan agar bakteri EM4 lebih mudah dalam mendengkomposisi bahan tersebut. Karena bakteri EM4 mudah dalam memotong rantai karbon pada bahan tersebut sehingga membentuk rantai karbon yang lebih sederhana. 5. Kegiatan dan kehidupan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang cukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang. Peletakan tempat pembuatan pupuk cair, dalam pembuatan pupuk cair sebaiknya ditempat yang teduh agar bakteri EM4 tidak terkena sinar matahari langsung, apabila bakteri EM4 terkena sinar matahari, maka bakteri tersebut akan mati akibat sinar inframerah dari matahari. Untuk penyimpanan bahan yang telah dibuat sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh agar suhu dan temperatur dari pupuk organik cair yang dibuat dapat sesuai dengan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan bakteri EM4.
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dilaksanakan pada Selasa, 19 Februari 2019 pukul 16.00- selesai. Tempat di Teaching Farm Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ember berukuran 20 liter, botol bekas berukuran 1,5 liter, pisau, lakban, karung berukuran 50kg, selang kecil berukuran 1,5meter, sabun colek dan trashbag. Bahan yang digunakan yaitu buah pepaya,daun gamal, EM4, air gula merah, terasi, air cucian beras, dan air 3.3 Cara Kerja 3.3.1. Pembuatan POC 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Mencacah buah pepaya dan daun gamal. 3. Memasukkan seluruh bahan yang sudah dicacah kedalam kantong plastik, kemudian kantong tersebut diikat dengan erat. 4. Membuat lubang atau celah pada kantongan menggunakan pisau dengan cara menusuk-menusuk beberapa sisi kantongan. 5. Mengisi ember dengan air 3/4 bagian. 6. Memasukkan kantong plastik kedalam ember yang berisi air. 7. Menambahkan air cucian beras, gula merah cair, dan EM4. 8. Mengoleskan mulut ember dengan sabuncolek. 9. Menutup rapat ember, kemudian merekatkan dengan lakban agar udara tidak masuk. 3.3.2. Pengadukan Pupuk Organik Cair (POC) 1. Melepaskan perekat pada penutup ember 2. Membuka tutup ember 3. Mengaduk POC dengan menggunakan kayu setiap dua minggu sekali 4. Menutup ember kembali dan merekatkan kembali dengan sabun colek dan lakban
3.3.3 Pemananenan Pupuk Organik Cair (POC) 1. Melepaskan perekat dan membuka penutup ember 2. Mencium bau POC, apabila berbau busuk maka POC dinyatakan gagal namun jika tercium bau harum seperti tape maka POC dinyatakan berhasil 3. Mengambil POC dengan gayung lalu memasukkannya ke dalam botol dengan menggunakan corong dan saringan. 3.3.4 Parameter Pengamatan 1. Mencium aroma pada pupuk organik cair 2. Melihat perubahan warna yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Djuarni, Nan.Ir, M.Sc., Kristian.,Setiawan,BudiSusilo.(2009). Cara Membuat Kompos. Jakarta:AgroMedia.Hal 36-38
Cepat
Huda, Muhammad Khoirul. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dai Urin Sapi Dengan Aditif Tetes (Molasse) Metode Fermentasi. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Litbang Pertanian. 2011. Peran dan Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) Mendukung Pertanian Organik. http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019 di Makassar. Parman, Sarjana. 2011. Pengaruh Pertumbuha Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Semarang: Labolaratorium Biolagi Struktur Dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas FMIPA UNDIP Priambono.2015.Kandungan unsur hara makro pada pupuk organik cair . Universitas Sanata Dharma .Yogyakarta Rino. 2014. Jenis-Jenis Pupuk Organik. Universitas Sumatera Utara. Volume 2, Nomor III. 7 hlm Sundari, E., E. Sari, dan R. Rinaldo. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair Menggunakan Bioaktivator Biosca dan EM4. Prosiding STNK TOPI 2012, Pekanbaru, 11 Juli 2012. 93-97 hal Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2009. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2. Susetya, D. 2012. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Jakarta: Penerbit Baru Press. 54 hlm Yanihesti. 2015.Uji Kualitas Pupuk Organik Cair dari Berbagai Macam Organisme Lokal (MOL). http://download.portalgaruda.org/article. Diakses pada tanggal 28 Maret 2019 di Makassar.