PENGUJIAN PEMUPUKAN UREA, TSP, KLISERIT DAN PUPUK ORGANIK PADA PEMBIBITAN UTAMA KELAPA SAWIT VARIETAS PPKS-540
LAPORAN OLEH: ANGGI RAMADINI / 170301022 FEBRYANTI FRISKILA SILAEN / 170301023 AGROTEKNOLOGI – 1 KELOMPOK 13
PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat–Nya.sehinggapenulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun judul laporan adalah “Pengujian Pemupukan Urea, TSP, Kliserit dan Pupuk Organik pada Pembibitan Utama Kelapa Sawit Varietas PPKS 540” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian Mata kuliah Perkebunan A: Kelapa Sawit Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar mata kuliah Perkebunan A: Kelapa Sawit yaitu yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta membantu dalam menyempurnakan laporan ini . Akhir kata , penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................... 1 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2 Kegunaan Penulisan....................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani ...................................................................................................................... 3 Syarat Tumbuh .............................................................................................. 4 Iklim ....................................................................................................... 5 Tanah ...................................................................................................... 5 METODE PERCOBAAN Waktu dan Tempat Percobaan ....................................................................... 7 Bahan dan Alat Percobaan ............................................................................ 7 Pelaksanaan Percobaan ................................................................................. 7 Persiapan Lahan ...................................................................................... 7 Persiapan Media Tanam .......................................................................... 8 Aplikasi Pupuk N P K Mg ...................................................................... 8 Pemeliharaan Tanaman .................................................................................. 8 Penyiraman .............................................................................................. 8 Pemupukan .............................................................................................. 8 Pengamatan ..................................................................................................... 8 Tinggi Tanaman ..................................................................................... 8 Diameter Batang...................................................................................... 8 Jumlah Daun ........................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ............................................................................................................. 9 Pembahasan ................................................................................................. 10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................................. 13 Saran ............................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN GAMBAR
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil.Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika Selatan sedangkan speseis E. guineensis berasal dari Afrika.Kelapa sawit merupakan subfamili Cocoideae yang paling besar habitusnya.Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang (Lubis dan Iskandar, 2018). Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak
makanan,
minyak
industri,
maupun
bahan
bakar
nabati
(biodiesel).Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen sawit dunia.
Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit
dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi (Dewi, 2015). Luas areal, produksi dan ekspor komoditas kelapa sawit di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian (2011) produksi CPO (Crude Palm Oil) di Indonesia sebesar 19.844.901 ton dengan luas areal sebesar 8.430.206 ha. Upaya menjamin kestabilan produksi kelapa sawit harus diikuti peningkatan pemeliharaan di lapang dengan penerapan teknologi budidaya yang baik (good agricultutral practices) yang termasuk didalamnya aspek pemeliharaan, memegang peranan penting dalam pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas.Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mempelajari teknik budidaya kelapa sawit secara umum dan secara khusus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit (Lubis dan Iskandar, 2018).
2
Pekebun kelapa sawit di Indonesia menguasai sekitar 44 persen dari keseluruhan lahan yang digunakan untuk budidaya sawit, setara dengan 4,4 juta hektar pada tahun 2014. Namun pekebun hanya menyumbang sekitar 27 hingga 38 persen dari keseluruhan produksi minyak sawit Indonesia.Produktivitas pekebun kelapa sawit di Indonesia sangat rendah, rata-rata di bawah pekebun plasma atau pekebun yang bekerjasama dengan perusahaan perkebunan (Harahap, 2006). Beberapa faktor teknik budidaya yang mempengaruhi produksi kelapa sawit antara lain: pembibitan kelapa sawit, pembukaan lahan, penanaman dan perawatan tanaman yang benar. Perawatan tanaman meliputi: penyulaman, penanaman tanaman penutup tanah (Cover Crop), pemberantasan gulma, penunasan, pemupukan, kastrasi, penyerbukan buatan, pengendalian hama dan penyakit (Sihombing dan Fifi, 2015). Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Urea, TSP, Kliserit dan Pupuk Organik terhadap pertumbuhan bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah perkebunan A : Kelapa Sawit serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Dewi (2015), adapun sistematika tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :Kingdom : Plantae, Division : Spermatophyta, Subdivision :Angiospermae, Class : Monocotyledonae, Ordo : Palmaceae, Famili : Palmales, Genus : Elaeis, Spesies : Elaeis guineensis Jacq. Akar tanaman kelapa sawit bermula tumbuhdari calon akar yang keluar dari benih kelapa sawit yang dikecambahkan atau yang disebut dengan radikula.Panjang radikula kira-kira 10 - 15 mm. Radikula berkembang menjadi akar primer. Akar primer tumbuh dari pangkal batang (bole) dan mempunyai diameter antara 8 - 10 mm serta panjangnya dapat mencapai 18 m. Akar sekunder tumbuh dari akar primer dan mempunyai diameter antara 2 - 4 mm. Dari akar sekunder tumbuh akar tersier dan mempunyai diameter 0.7 - 1.5 mm serta panjangnya sekitar 15 cm. Akar kuarter berdiameter 0.1 - 0.5 mm tumbuh dari akar tersier dan panjangnya sekitar 1 - 4 mm. Akar tersier dan kuarter berjumlah sangat banyak dan membentuk masa yang sangat lebat dekat permukaan tanah. Tanaman kelapa sawit tidak mempunyai rambut akar, sehingga diperkirakan bahwa penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar kuarter (Harahap, 2017). Batang kelapa sawit tumbuh tegak ke atas dengan diameter batang antara 40 - 60 cm. Pohon kelapa sawit hanya memiliki satu titik terminal ujung batang berbentuk kerucut diselimuti oleh daun-daun muda yang masih kecil dan lembut.Pertambahan tinggi batang baru terlihat secara jelas sesudah tanaman berumur empat tahun.Pertambahan tinggi tanaman kelapa sawit dapat mencapai 25-45 cm pertahun (Syakir et al., 2012).
4
Daun pertama kelapa sawit yang tumbuh pada stadia bibit berbentuk lanset, kemudian tumbuh daun berbelah dua (bifurcate) dan menyusul bentuk daun menyirip (pinnate). Pada bibit yang berumur 5 bulan akan dijumpai 5 daun yang berbentuk lanset, 4 daun berbelah dua dan 10 daun berbentuk menyirip. Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang daun sejajar.Panjang pelepah daun dapat mencapai 7.5 - 9 m jumlah anak daun perpelepah adalah 250 - 400 helai (Syahfitri, 2007). Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah.Jumlah buah per tandan dapat mencapai 1 600 buah, berbentuk lonjong sampai membulat.Panjang buah berkisar 2 - 5 cm danberatnya sampai 30 gram.Bagian-bagian buah terdiri atas eksokarp (kulit buah), mesokarp (sabut), dan biji.Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp sedangkan biji terdiri atas endokarp (cangkang) dan inti (kernel).Inti (kernel) terdiri atas endosperm (putih lembaga) dan embrio.Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), haustorium, dan bakal akar (radicula).Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak adalah mesokarp dan inti.Buah kelapa sawit mencapai kematangan (siap untuk panen) sekitar 5 -6 bulan setelah terjadinya penyerbukan.Warna buah bergantung pada varietas dan umurnya (Ariyanti et al., 2017). Syarat Tumbuh Iklim Kelapa
sawit
termasuk
tanaman
daerah
tropis.Komponen
yang
menentukan persyaratan agronomis untuk kelapa sawit meliputi curah hujan, bulan kering, dan ketinggian dari permukaan laut (Adiwiganda, 2007).Iklim dan
5
media tumbuh yang baik merupakan syarat umum bagi tanaman tahunan untuk dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik.Kelapa sawit dapat tumbuh baik di daerah antara 16° LU dan 10° LS. Suhu optimal untuk pertumbuhan sekitar 24 28°C tetapi dapat juga tumbuh pada kisaran antara 18 - 32°C dengan kelembaban tinggi yaitu 80% dan curah hujan rata-rata tahunan berkisar2 000-2 500 mm per tahun. Suhu rendah (<27°C) dapat meningkatkan aborsi tandan bunga sebelum anthesis dan memperlambat pemasakan tandan buah, suhu tinggi (>35°C) berpengaruh sebaliknya (Wigena et al., 2009). Tanah Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit yang terbaik didapat pada lahan dengan elevasi 0 - 100 m di atas permukaan laut.Pada lahan-lahan tertentu walaupun ketinggian tempat lebih dari 500 m di atas permukaan laut asalkan mendapatkan pengaruh iklim mikro yang lebih hangat, kelapa sawit masih dapat tumbuh dan berproduksi.Bentuk wilayah sangat erat kaitannya dengan kedalaman efektif tanah.Pada lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 persen umumnya memiliki kedalaman efektif tanah yang tebal.Sebagian besar lahan kelapa sawit berada pada wilayah berombak sampai bergelombang dengan kemiringan lereng 3-15 persen dengan
kedalaman
efektif
berkisar
antara
80
(Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008). Kelapa sawit tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Regosol, dan tanah Aluvial. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, dan permeabilitas sedang, tekstur tanah ringan dengan komposisi pasir 20 - 60 %, debu 10 - 40 % dan liat 20 - 50 persen. Sifat kimia tanah yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk
6
tumbuh baik meliputi pH tanah antara 4.0 - 6.5 dengan pH optimum 5.0 - 5.5, rasio C/N mendekati 10 dengan kandungan C ± 1% dan N ± 0.1%, kapasitas tukar K+ dan Mg2+ berada pada batas normal sekitar 0.15 - 1.20 me/100 gram untuk K+, sedangkan Mg2+ 0.4 - 1.0 me/100 gram (Wigena et al., 2009).
7
METODOLOGI PERCOBAAN Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 m dpl. Percobaan ini dilakukan pada hari kamis pukul 15.00 WIB sampai selesai , dilakukan mulai bulan September sampai bulan Desember 2018. Bahan dan Alat Percobaan Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah bibit pre nursery tanaman kelapa sawit sebagai objek pengamatan yang akan diamati, topsoil, subsoil, pasir sebagai media tanam, pupuk Urea, TSP, Kliserit dan Pupuk Organik untuk meningkatkan pertumbuhan kelapa sawit, polyag yang digunakan sebagai wadah penanaman, air untuk menyiram tanaman, label nama untuk menandai perlakuan setiap polybag dan buku data untuk mencatat data. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul untuk mencampurkan media tanam serta untuk meratakan lahan, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, gembor untuk menyiram tanaman, buku data yang digunakan sebagai tempat penulisan data, kalkulator untuk menghitung rataan data, dan kamera sebagai dokumentasi pada percobaan. Pelaksanaan Percobaan Persiapan Lahan Pengelolaan lahan dengan membentuk ulangan dengan ukuran 100x50 cm. gulma dibersihkan dan tanah diratakan, dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk
8
menghindari
adanya
genangan
air
disekitar
areal
percobaan.
Aplikasi Pupuk NPKMg Aplikasi pupuk diberikan pada saat dipindahkan tanaman dari pre nursery ke main nursery. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap 2 kali sehari, selanjutnya dikurangi tergantung keadaan cuaca (hujan). Pemupukan PemupukanUrea, TSP, Kliserit dan Pupuk Organikyang dilakukan hanya sekali saja. Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm) Dihitung sekali seminggu dengan menggunakan penggaris atau meteran. Diameter Batang (mm) Dihitung setiap minggu, dari pangkal tanaman (1 cm) diatas permukaan tanah menggunakan jangka sorong. Jumlah Daun (helai) Jumlah daun diukur sekali seminggu.Daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tinggi Tanaman Adapun percobaan yang dilakukan didapati data tinggi tanaman sesuai dengan berikut : Tabel 2. Tinggi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) MST
Tinggi Tanaman (cm)
1
22
2
22,8
3
23,3
4
23,7
5
24
6
24,9
7
25,7
8
26,3
9
27,2
Jumlah daun Adapun percobaan yang dilakukan didapati data jumlah daun tanaman sesuai dengan berikut : Tabel 3. Jumlah Daun Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) MST
Jumlah Daun (helai)
1
3
2
3
3
4
4
4
5
4
6
5
7
5
8
6
9
6
10
Diameter Batang Adapun percobaan yang dilakukan didapati data diameter batang sesuai dengan berikut : Tabel 4. Diameter Batang Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) MST
Diameter Batang (cm)
1
0,83
2
0,90
3
1
4
1,10
5
1,19
6
1,22
7
1,30
8
1,37
9
1,49
Pembahasan Pembibitan utama (Main Nursery) merupakan tahap kedua dari sistem pembibitan double stage yang berlangsung 6-9 bulan.Main nursery merupakan kegiatan transplanting/pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery seperti yang terdapat pada literatur Harahap (2017) dilakukan ketika bibit sudah berusia 3-4 bulan atau ketika bibit sudah memiliki 4-5 helai daun. Keberhasilan rencana penanaman dan produksi ditentukan oleh pelaksanaan pembibitan utama dan kualitas bibit yang dihasilkan. Media tanam yang digunakan adalah tanah dari lahan yang dicampurkan dengan topsoil hingga struktur menjadi cukup remah dan di letakkan ke polibag yang telah di lubangi seperti yang terdapat pada literatur Dewi (2015) yang menyatakan bahwa ppzolibag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam dengan panjang 42 cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. Polibag
11
diberi lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur remah atau gembur. Polibag diisi media tanam hingga penuh, lalu hentakkan tiga kali agar media tanam memadat.Pengisian polibag harus selesai dikerjakan dalam waktu dua minggu sebelum pemindahan dari prenursery. Pengendalian gulma di lakukan selama 1 minggu sekali selama pengambilan data. Pengendalian gulma bertujuan agar bibit tanaman terhindar dari hama dan penyakit yang gulma sebagai inangnya dan juga menghindari dari perebutan unsur hara. Seperti yang terdapat pada literatur Syahfitri (2017) pengendalian gulma bisa dilakukan baik pada pembibitan awal maupun pembibitan utama.Pengendaliannya dapat dilakukan dengan manual dengan tangan yakni mencabut gulma pada kantong plastik sekali dalam dua minggu atau dengan kored dan garu untuk wilayah di sekitar kantong bibit dengan siklus 2-3 minggu. Persediaan hara yang tersimpan dalam biji segera habis pada awal pertumbuhan kecambah bibit, sehingga kebutuhan unsur hara selanjutnya harus dipenuhi dengan pemupukan
Pemberian pupuk pada bibit sangat jelas
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan namun jika pemberian berlebihan akan berpengaruh menekan pertumbuhan seperti yang terdapat pada literatur Dewi (2015) yang menyatakan bahwa interaksi antara unsur N, P, K,Mg sangat nyata berbeda dan bibit sangat peka terhadap perubahan perimbangan antara unsurunsur hara. Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan banyak pupuk.Pupuk yang digunakan bisa pupuk tunggal maupun majemuk.
12
Kegiatan praktikum kali ini menggunakan bibit kelapa sawit Varietas Langkat dengan masing – masing dosis pupuk urea 2 gr, TSP 1,5 gr, KCl 1 gr, kieserit 1 gr dan pupuk organik. Menunjukkan respon yang sinergis makin cepatya pertumbuhan tinggi tanaman dan tanah di sekitar polibag ditumbuhi hulma yang banyak dan harus disiangi secara teratur seperti yang terdapat pada literatur yang menyatakan bahwa Penggunaan pupuk anorganik di pembibitan sangat dianjurkan pada pembibitan tanaman tahunan seperti kelapa sawit, dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kelapa sawit. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Macam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq).
13
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Main nursery merupakan kegiatan transplanting/pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery 2. Media tanam yang digunakan adalah tanah dari lahan yang dicampurkan dengan topsoil hingga struktur menjadi cukup remah dan di letakkan ke polibag 3. Pengendalian gulma bertujuan agar bibit tanaman terhindar dari hama dan penyakit yang gulma sebagai inangnya dan juga menghindari dari perebutan unsur hara. 4. Bahwa interaksi antara unsur N, P, K, Mg sangat nyata berbeda dan bibit sangat peka terhadap perubahan perimbangan antara unsur-unsur hara. Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan banyak pupuk. 5. Penggunaan pupuk anorganik di pembibitan sangat dianjurkan pada pembibitan tanaman tahunan seperti kelapa sawit, dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kelapa sawit. Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah, dalam memberi pupuk pafa tanaman harus dengan pupuk dan dosis yang sesuai agar tanaman kelapa sawit dapat bertumbuh dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA Ariyanti, M., Gita, N dan Cucu, S. 2017. Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Asal Pelepah Kelapa Sawit dan Pupuk Majemuk NPK. Universitas Padjajaran. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dewi, A. M. 2015. Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Beberapa Tingkat Kemiringan Lahan Hutan Harapan Jambi. Departemen Agronomi dan Hortikultura.IPB. Harahap, I.Y. 2006.Penataan Ruang Pertanaman Kelapa Sawit Berdasar Pada Konsep Optimalisai Pemanfaatan Cahaya Matahari.Warta PPKS. Medan. Vol.14 (1): 9-5. Harahap, S. R. 2017. Strategi Pengembangan Usaha Petani Kelapa Sawit Di Desa Marsonja Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.Medan. Lubis, M. F dan Iskandar, L. 2018. Analisis Produksi Kelapa Sawit Di Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau. Departemen Agronomi dan Hortikultura.IPB. Sihombing, D dan Fifi, P. 2015.Kajian Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)Petani Swadaya Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak Provinsi Riau. Universitas Riau. Syahfitri, E. D. 2007. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Pembibitan Utama Akibat Perbedaan Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Pelengkap Cair. Universitas Bengkulu. Syakir, M., Elna, K dan David, A. 2012.Budidaya dan Pascapanen Kelapa Sawit. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.Jakarta : IAARD Press. Wigena, I. G. P., Sudradjat., Santun R.P. S dan H. Siregar. 2009. Karakterisasi Tanah dan Iklim serta Kesesuaiannya untuk Kebun Kelapa Sawit Plasma di Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
15
LAMPIRAN GAMBAR