Laporan Pkd Illa Zainal.docx

  • Uploaded by: illa zainal
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pkd Illa Zainal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,896
  • Pages: 23
LAPORAN KASUS PRAKTEK KLINIK DASAR

AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO JAKARTA Tahun 2019

KONGJUTIVITIS AKIBAT PENGGUNAAN LENSA KONTAK

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Ahli Madya Refraksionis Optisien

Oleh :

NAMA

: ILLA ZAINAL PUTRI

NIM

: 16065

AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO JAKARTA

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN KASUS

Nama

: ILLA ZAINAL PUTRI

Nim

: 16.065

Tahun Akademik

: 2018/2019

Mata Kuliah

: LENSA KONTAK

Judul Karya Tulis

: KONJUTIVITIS AKIBAT PENGGUNAAN LENSA KONTAK

Ciputat, 23 Maret 2019 Disetujui oleh Pembimbing Materi Dan Teknis

DR.ROSMERRY SIMANJUNTAK,AMd.RO

Menyetujui, Direktur Akademi Refraksi Optisi Leprindo

Dian Leila Sari, A.Md.RO.,Spd.,M.Kes

TANDA PERSETUJUAN PENGUJI LAPORAN KASUS

NAMA

: ILLA ZAINAL PUTRI

NIM

: 16.065

TAHUN AKADEMIK

: 2018 – 2019

JUDUL LAPORAN KASUS

: KONGJUTIVITIS AKIBAT LENSA KONTAK

Jakarta, 23 Maret 2019 Penguji 1

Penguji 2

Penguji 3

Menyetujui, Direktur Akademi Refraksi Optisi Leprindo

Dian Leila Sari, A.Md.RO.,Spd.,M.Kes

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus ini.Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di program Diploma III Akademi Refraksi Optisi LEPRINDO Jakarta.Laporan kasus ini berjudul “KONGJUTIVITIS AKIBAT PENGGUNAAN LENSA KONTAK, yang datanya diambil dari pelaksanaan praktek klinik dasar di Rumah Sakit Jakarta Eye Center Kedoya pada tanggal 4 februari 2019 sampai 15 februari 2019. Terselenggarakannya dan terselesaikannya laporan kasus ini ,tidak lepas dari bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis baik itu dari lingkungan akademik maupun dari lingkungan praktek klinik dasar.Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya 2. Ibu Dian Laila Sari, A.Md.RO.Spd. M.Kes. Selaku Direktur Akademi Refraksi Optisi Leprindo 3. Ibu Dr. Rosmerry Simanjuntak, Amd.RO selaku dosen pembimbing yang memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis. 4. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Akademi ARO Leprindo yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya yang sangat berguna selama proses pendidikan 5. Keluarga Bapak dan Ibu serta kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan moril serta materil dan do’a restu yang telah diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan , oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadi pedoman untuk masa depan. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan mahasiswa ARO Leperindo pada khususnya. Tangerang,23 maret 201 Illa Zainal Putri

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. A. Latar Belakang......................................................................................................................... 1 B. Tujuan dan Manfaat PKD........................................................................................................ 2 C.Tempat dan Waktu PKD............................................................................................................ 2 BAB II LAPORAN BERDASARKAN OBSERVASI TEMPAT DAN SISTEMATIKA KERJA DI TEMPAT PKD..............................................................................................................................

A. Observasi Tempat …………………………………………………………………………… 3 B. Sistematika Kerja di Lapangan……………………………………………………………….. 6 BAB III LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Konjungtivitis..................................................................................................

7

B. Faktor Penyebab konjungtivitis..........................................................................................

7

C. Gejala dan tanda-tanda konjungtivitis................................................................................

8

D. Klasifikasi dan penanganan konjungtivitis........................................................................

8

BAB IV PEMBAHASAN DETAIL SALAH SATU KASUS .............................................. 10 A. Data Pasien ………………………………………………………………………………….. 11 B. Pemeriksaan Objektif ……………………………………………………………………… 12 C. Edukasi………………………………………………………………………………………..13 BAB V PENUTUP .....................................................................................................................14 A. Kesimpulan.............................................................................................................................14 B. Saran........................................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia pastinya ingin memiliki sepasang mata yang indah ,dilihat oleh orang yang memandang terlihat menarik, tanpa ada kekurangan,tanpa ada kecacatan. Karena dari mata kita juga bisa melihat jendela jiwa , melalui mata individu dapat mengenal dan mengetahui banyak hal. Bagaimana jika kondisi di mata terlihat ada sesuatu yang berbeda di bandingkan mata normal pada umumnya. Terasa mengganjal apalagi hal ini juga mengganggu dalam tajam penglihatan yang optimal. Hal ini berhubungan dengan pembahasan kasus mengenai konjungtivitis. Konjungtivitis adalah peradangan yang terjadi pada konjungtiva atau selaput mata bening yang melapisi bagian depan mata .Pada saat terjadinya peradangan pada pembuluh darah kecil di konjungtiva ,bagian mata yang seharusnya berwarna putih akan terlihat merah. Peradangan yang terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi baik bakteri maupun virus .Namun reaksi alergi juga dapat memicu terjadinya mata merah .Konjungtivitis awalnya bisa terjadi hanya menjangkiti di satu mata ,namun biasanya setelah beberapa jam akan menjangkiti kedua mata. Selain alergi dan infeksi terjadinya konjungtivitis juga bisa di sebabakan karena masuknya benda asing ke dalam mata seperti ketika menggunakan lensa kontak sembarangan terlebih jika lensa kontak tersebut dalam keadaan kotor. Pemakaian lensa kontak yang tidak tepat inilah yang menyebabkan terjadinya infeksi pada mata. Dari hasil Praktek Klinik Dasar penulis melakukan observasi pasien di RS JEC KEDOYA yang mengalami konjungtivitis akibat penggunaan lensa kontak bernama Nn Davina Nur Azizah ,umur : 29 tahun , Pekerjaan : Karyawan Swasta , Alamat : Jl Salamun No.17 dari hasil anamnesa diketahui bahwa pasien mengalami kemerahan pada mata kanan dan kiri , sehingga menimbulkan gangguan penglihatan.

1

B. TUJUAN 1. Melatih mahasiswa/i untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang selama ini didapat dilingkungan kampus ke lingkungan yang lebih professional 2. Mengetahui sistema kerja yang ada diberbagai tempat pelayanan pemeriksaan refraksi 3. Memenuhi salah satu syarat pembelajaran sebagai Ahli Madya Refraksionis Optisien di Akademi Refraksi Optisi Leprindo Jakarta.

C. MANFAAT Berdasarkan tujuan tersebut maka manfaat dari pembuatan laporan kasus ini diantaranya : 1. Bagi institusi : penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi mengenai kasus konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak 2. Bagi masyarakat : laporan ini diharapkan menjadi informasi mengedukasi masyarakat tentang konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak 3. Bagi penulis lainnya : laporan ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk kepentingan penulis lainnya yang akan menganalisa kasus dengan tema konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak.

C. Tempat dan waktu praktek klinik dasar Dalam melengkapi penyusunan makalah laporan PKD ini penulis melakukan observasi pasien konjungtivitis akibat pengunaan lensa kontak di Rumah Sakit JEC Kedoya Jakarta pada tanggal 4 februari 2019 sampai dengan 15 februari 2019.

2

BAB II LAPORAN OBSERVASI DAN SISTEMATIKA KERJA A. TEMPAT PRAKTEK KLINIK DASAR Rumah sakit Jakarta Eye Center (JEC) merupakan pusat pengobatan spesialis mata yang telah berstandart internasional berada di Jl. Terusan Arjuna Utara No.1 kedoya Jakarta barat, JEC juga selalu berupaya untuk bisa menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan khususnya buat pasien yang mengalami gangguan mata seperti kelainan refraksi maupun kelain organic. JEC berkembang menjadi rumah sakit mata yang kini melayani tujuh layanan gangguan kesehatan mata. Tujuh layanan tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Katarak dan bedah katarak service (lasik dan transplantasi kornea) 2. Vitreoretina service 3. Glukoma serve 4. Okuloplasti service (bedah plastic mata dan tumor) 5. Lensa kontak sevice 6. Children eye and squint clinic 7. Low vision care Fasilitas pada pelayanan kesehatan mata pada rumah sakit Jakarta eye center kedoya adalah sebagai berikut : 1. BDR / BASIC DIAGNOSTIC ROOM Alat yang tersedia untuk pemeriksaan refraksi adalah sebagai berikut : a. Auto- Refraktometer b. Tonometri c. Phoroptor d. Chart proyektor e. Pupilometer f. Retinoscop g. Lensometer h. Reading chart i.

Penlight 3

2. CDC / COMPREHESIVE DIAGNOSTIC CENTER a. Biometri b. Funduscopy c. Slitlamp

3.

CESC / CHILDREN EYE AND SQUINT CLINIC . . . . . . . . . .

Autoref- Refraktometer Tonometri Trial set lens Trial frame Chart proyektor Lensometer Retinoscopi Penlight Prisma bar

B. SISTEMATIKA KERJA Dirumah sakit JEC memiliki dokter spesialis mata profesional yang tentunya sudah punya pengalaman dan jam terbang tinggi di bidangnya. Didukung oleh staf yang andal dan terampil serta fasilitas dan saran kesehatan mata terlengkap dan memadai. Selama 33 tahun sejak berdiri pada 1 Februari 1984, JEC berkembang menjadi Rumah Sakit mata paling lengkap dan paling modern yang berstandart internasional. Untuk bisa lebih baik dalam melayani masyarakat, JEC memiliki sistem dan mekanisme kerja sebagai berikut : 1. Kedatangan pasien maka pasien akan disambut oleh bagian resepsionis untuk mengambil nomor antrian registrasi 2. Jika pasien baru maka pasien akan mengisi formulir data tetapi jika pasien sudah pernah melakukan pengobatan di JEC maka pasien hanya menyiapkan kartu untuk berobat karena data pasien sudah dapat diakses dikomputer di JEC 3. Kemudian pasien menunggu panggilan dari petugas administrasi untuk menuju ke ruangan praktek dokter 4

4. Pemeriksaan awal dilakukan diruangan BDR / badan diagnostic room pemeriksaan dilakukan staf refraksionis optision untuk anamnesa dan pemeriksaan refraksi 5. Kemudian pemeriksaan selanjutnya dilakukan diruangan dokter 6. Jika pasien hanya mengalami kelainan refraksi maka tidak dilakukan pemeriksaan lanjutan, pasien langsung menuju kasir untuk registrasi pembayaran 7. Jika pasien mengalami kelainan organic maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan diruangan CDC (comprehensive diagnostic center) untuk pemeriksaan lanjutan dan 8.

kemudian dapat dilihat hasil serta dapat dilakukan diagnosis oleh dokter Dokter akan melakukan perencanaan tindakan yang dilihat dari hasil diagnostic dan kelainan.

5

C. BAGAN SISTEM KERJA

6

BAB III LANDASAN TEORITIS

A. PENGERTIAN KONJUNGTIVITIS Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi selaput transparan yang berada di permukaan dalam kelopak mata dan yang mengelilingi bola mata bagian luar. Bila pembuluh darah halus yang berada dalam konjunctiva meradang, maka pembuluh darah ini akan nampak. Penyakit ini ditandai dengan munculnya kotoran pada mata dalam jumlah banyak dan diikuti oleh berubahnya warna putih mata menjadi merah. Pada kondisi akut, konjungtivitis akan membuat mata mengeluarkan air dan membengkak hingga sulit dibuka. Sebenarnya, konjungtivitis terjadi karena konjungtiva atau selaput bening pada mata mengalami infeksi atau peradangan. Kondisi ini membuat pembuluh darah tampak lebih jelas, sehingga mata menjadi merah. Dari banyaknya gangguan kesehatan yang terjadi pada mata, konjungtivitis adalah yang paling sering terjadi, bahkan penularan penyakit ini terjadi sangat cepat.

Kondisi mata akibat konjungtivitsi

mata normal tanpa konjungtivitis

7

B. FAKTOR PENYEBAB KONJUNGTIVITIS 1. Bersentuhan dengan benda yang menyebabkan alergi. 2. Bersentuhan dengan penderita konjungtivitis virus dan bakteri.

3. Mengunakan lensa kontak, sehingga mata dapat memberikan reaksi peradangan mata.

C. GEJALA DAN TANDA KONJUNGTIVITIS 1. Mata terasa kasar dan gatal, merah dan mungkin berair. 2. Kelopak mata menempel sewaktu bangun tidur . 3. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. 4. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. 5. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. 6. Gejala lainnya adalah:- mata terasa nyeri - pandangan kabur - peka terhadap cahaya -keluarnya kotoran mata dari satu mata atau kedua mata yang dapat membentuk kerak pada malam hari sehingga pada pagi pagi hari kelopak mata tidak dapat dibuka

D . KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS DAN PENANGANAN 1.KONJUNGTIVITIS ALERGI Merupakan bentuk peradangan konjungtiva akibat reaksi alergi. Pada keadaan ini dapat diberikan bermacam obat untuk mengatasi keadaan alergi penderita, termasuk pemberian obat seperti tablet anti histamin, obat untuk mengatasi keadaan peeradanan seperti decongestan, obat stereoid dan tetes mata yang mengandung anti peradangan .penyakit dapat diredakan dengan menghindari penyebab keadaan alergi .

8

2. KONJUNGTIVITIS VIRUS Merupakan bentuk peradangan yang disebabkan oleh virus . Virus yang menyebabkan konjungtivitis adalah virus herpes zoster . Tidak ada obat khusus untuk mengatasi keadaan ini.

Penyakit ini sering dimulai dari satu mata dan menyebar ke mata yang lain dalam beberapa hari. Dokter akan memberi tetes mata untuk membantu meningkatkan kelembapan mata digabung dengan kompres hangat untuk mengurangi bengkak. 3. KONJUNGTIVITIS BAKTERI Bila penyakit ini disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan memberikan pengobatan tetes mata yang mengandung antibiotika. Infeksi akan sembuh dalam beberapa hari. Salep mata antibiotika biasanya diberikan untuk penderita anak-anak. Pemberian Salep mata lebih mudah diberikan kepada anak-anak dari pada pemberian tetes mata. Meskipun demikian, pemberian salep mata akan membuat penglihatan kabur selama 20 menit setelah diberikan. 4. KONJUNGTIVITIS ZAT KIMIA Keadaan ini diatasi dengan pencucian pada larutan larutan ringer laktat atau cairan Garam fisiologis (NaCl 0,8%). Luka karena zat kimia, terutama akibat bahan Alkali, merupakan keadaan gawat darurat karena dapat menimbulkan kecacatan mata dan kerusakan di dalam bola mata. Penderita dengan konjungtivitis zat kimia ini tidak boleh menyentuh mata yang sakit karena dikhawatirkan dapat menyebar ke mata yang lainnya.

9

BAB IV PEMBAHASAN DETAIL KASUS PASIEN

A. IDENTIFIKASI DATA PASIEN · · · · · ·

Nama : Davina Nur Azizah Umur : 29 Tahun Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat : Jl Salamun No.17 Jenis kelamin : Perempuan Tanggal pemeriksaan : 24 Januari 2019

Dari hasil anamnesa diperoleh data sebagai berikut : · · · · ·

Keluhan utama pasien adalah kondisi mata kanan (OD) dan mata kiri (OS) bengkak. adanya rasa mengganjal seperti kemasukan benda asing di mata, sekitar mata sakit pembengkakan pada mata dan juga munculnya rasa gatal dan berair di mata Penglihatan buram dan silau Mata terasa perih

B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF ,SUBJEKTIF DAN TINDAKAN DOKTER. Rekap pemeriksaan pasien dapat disajikan sebagai berikut :

·

Tanggal 24 Janari 2019 Pasien datang pertama kali ke RS JEC jam 11.00 WIB untuk memeriksakan kondisi mata

· ·

pasien bengkak dan merah. Pasien mengeluhkan kondisi mata kanan dan kiri mengganjal , bengkak, dan perih Data pemeriksaan objektif dan subjektif sebagai berikut : 1O

Refraksi Objektif Tgl 24/012019

OD OS

OUTOREF S -9.00 C-0.50 X10 S -6.25 C-0.50 X 170

Refraksi Subjektif

KERATO KOD 43.25/44.75 @100 KOS 45.00/44.50 @80

Tgl 24/01 -2019

OD OS

SC 1/60 0.05

DESKRIPSI S -7.00 S-4.00

CC 0.8 0.8

PD 63

Diagnosa oleh dokter di dapat sebagai berikut : Tgl 24/01

DESKRIPSI Konjungtivitis

LOKASI PRIMER

ODS

-2019

Tindakan oleh dokter didapat sebagai berikut : ·

Pasien pulang kerumah dengan diberi obat tetes mata yaitu Lfx mini dose, Cenfresh untuk mata kanan dan kiri ditetes setiap 3 jam sekali.

·

Kontrol Kedua Konsultasi 2 pada tanggal 07 februari 2019 Seminggu setelah di berikan obat tetes pasien disarankan mengecek kondisi mata dan visus. Prosedur pemeriksaan dilakukan oleh tenaga medis RO (Refraksionis optision) diantaranya : - tes tajam penglihatan (visus) - slitlamp

11

Refraksi Objektif Tgl 07/022019

OD OS

OUTOREF S -7.00 C-0.25 x5 S -4.00 C-0.25X175

KERATO KOD 43.75/44.00 @28 KOS 43.75/44.00 @130

Refraksi Subjektif Tgl 07/02

OD OS

SC 1/60 2/60

DESKRIPSI S -6.00 S -3.00

CC 1.0 1.0

PD 63

-2019

Diagnosa oleh dokter didapat sebagai berikut : Tgl 07/012019

OD OS

LENSA Lensa mata normal Lensa mata normal

KORNEA NORMAL NORMAL

RETINA NORMAL NORMAL

Tindakan oleh dokter didapat sebagai berikut : ·

Pasien diberikan obat tetes mata Lfx tobroson 2 tetes setiap 3 jam sekali pada mata kanan dan kiri.

12

C. EDUKASI ·

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, rencana pengobatan ,serta komplikasi

· ·

yang dapat terjadi. Menjelaskan perlunya kontrol rutin Menyarankan menghindari debu ,daerah kering dan berangin, serta paparan sinar

·

matahari. Menyarankan memakai kacamata hitam atau topi lebar saat beraktifitas diluar rumah saat

· ·

siang hari. Menyarankan untuk tidak menggunakan lensa kontak . Cuci tangan dan cuci mata sebelum menggunakan obat tetes mata. Pasien diberikan obatobatan tersebut digunakan setiap 3 jam sekali sebanyak 2 tetes pada mata kanan dan kiri,

pasien dilarang untuk menggunakan lensa kontak hingga keadaan kedua matanya ·

membaik. Dan pasien diinformasikan bagaimana cara perawatan agar tidak terkena konjungtivitis akibat lensa kontak : 1) Lepaskan lensa kontak sebelum mandi atau berenang. Usahakan agar lensa kontak tidak terkena air. 2) Usahakan untuk selalu melepas lensa kontak sebelum tidur.Sangat tidak disarankan untuk mengenakan lensa kontak secara terus-menerus. Saat kita menutup mata dengan adanya lensa kontak yang tetap berada di dalam mata, jumlah oksigen ke mata semakin menipis. Hal ini menyebabkan permukaan mata menjadi rentan mengalami infeksi. Selain itu, kuman yang ada di lensa akan menempel di kornea selama kita tidur. 3) Gunakan cairan pembersih steril khusus untuk lensa kontak yang disarankan dokter atau praktisioner untuk membersihkan dan merendam lensa kontak Anda. Jangan gunakan air atau cairan lainnya, karena air laut, air kolam, bahkan air sulingan sekali pun, bisa mengandung organisme acanthamoeba yang dapat menyebabkan mata mengalami infeksi. 13

4) Gosok dengan lembut saat Anda membersihkan lensa kontak dengan menggunakan cairan pembersih. Hati-hati agar tidak merobek lensa kontak. 5) Bersihkan lensa kontak usai digunakan dan ganti kotak penyimpanan lensa kontak tiga bulan sekali agar tetap terjamin kebersihannya. 6) Pastikan untuk mengganti lensa kontak dan cairan pembersih lensa kontak sesuai batas waktunya.

14

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi selaput transparan yang berada di permukaan dalam kelopak mata dan yang mengelilingi bola mata bagian luar. Bila pembuluh darah halus yang berada dalam konjunctiva meradang, maka pembuluh darah ini akan nampak. Penyakit ini ditandai dengan munculnya kotoran pada mata dalam jumlah banyak dan diikuti oleh berubahnya warna putih mata menjadi merah. Pada kondisi akut, konjungtivitis akan membuat mata mengeluarkan air dan membengkak hingga sulit dibuka sehingga mengganggu penglihatan dan estetika. Pada kasus pasien Nn Devina Nur Azizah dimana di diagnosa oleh Dokter RS Jakarta Eye Center konjungtivitis yang disebabkan penggunaan lensa kontak maka di berikan tindakan dengan menggunakan obat tetes mata setelah konjungtivitis membaik barulah di lakukan pemeriksaan tes tajam penglihatan sehingga dianjurkan menggunakan kacamata sesuai hasil akhir.

B . SARAN

·

Pasien disarankan perlunya pemakain kacamata hitam disiang hari .

· ·

Perlunya kesadaran untuk melakukan kontrol rutin . Pemberian lensa kacamata berubah warna seperti lensa photocromic adalah pilihan yang

·

baik untuk pasien dalam beraktifitas di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Sangat disarankan ketika akan menggunakan lensa kontak sebaiknya konsultasikan



terlebih dahulu dengan dokter mata atau praktisioner. Mentaati cara pemakaian dan perawatan lensa kontak dengan baik dan benar sesuai anjuran apabila pasien mengabaikan prosedur penggunaan lensa kontak yang benar kemungkinan akan terjadinya komplikasi pada mata penggunannya yang akan jauh lebih besar. 15

DAFTAR PUSTAKA · · · · · ·

American Academy Of Opthalmology. External Disease and Cornea Section

San Fransisco :

MD Association, 2005-2006 Ilyas DSM,Sidarta,,Ilmu Penyakit Mata.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.1998 James,Brus,dkk,Lecture Notes Oftalmologi.Erlangga.Jakarta.2005 Perdami,,Ilmu Penyakit Mata Untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran,Jakarta.2002 Vaughan,Daniel G , dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika Jalarta.2000 Wijaya. N . Ilmu Penyakit Mata.Edisi 3 Jakarta : Balai Penerbit Fk UI ;1983

LAMPIRAN KONDISI MATA PASIEN

LAMPIRAN OBAT YANG DIGUNAKAN PASIEN

·

Lfx Eye Drops 5 ML digunakan setiap 3 jam x 2 tetes pada mata kanan dan kiri.

· Cenfresh Eye Drops 3 jam x 2 tetes sehari pada mata kiri dan kanan.

·

Lfx tobroson 3jam x 2 tetes sehari pada mata kanan dan kiri.

Related Documents

Pkd Illa.docx
April 2020 23
Resume Illa
June 2020 17
Pkd Ipa.docx
July 2020 14
Illa Hayrina
April 2020 7
Makalah Pkd
September 2019 40

More Documents from "siska"

Pkd Illa.docx
April 2020 23
October 2019 15
October 2019 22
Skema Jawapan.docx
October 2019 15
October 2019 9