ACARA I PENGENALAN UNSUR-UNSUR INTERPRETASI I.
Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengenal unsur-unsur interpretasi pada citra/ foto udara. 2. Mahasiswa dapat menggunakan unsur-unsur interpretasi untuk keperluan identifikasi dan pengenalan objek yang tergambar pada citra/ foto udara.
II.
Alat dan bahan 1. Hasil foto udara pankromatik 2. Mika plastik 3. Spidol OHP ukuran F warna hitam,merah,biru dan hijau 4. Pulpen 5. Tipe-x 6. Penggaris 7. Hvs
III.
Dasar Teori Definisi penginderaan jauh Menurut Lillesand dan Kiefer (1979) penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji.Sedangkan menurut Lindgren (1985) dalam Sutanto (1986:3), penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.
Definisi citra Citra merupakan salah satu dari beragam hasil proses penginderaan jauh.Definisi citra banyak dikemukakan oleh para ahli,salah satu diantaranya pengertian tentang citra menurut Hornby (1974) dalam Sutanto (1986:5) dapat dibagi menjadi lima,tiga diantaranya : 1. Likeness or copy of someone or something, especially one made in wood, stone, etc. Keserupaan atau tiruan seseorang atau suatu barang,terutama yang dibuat dari kayu,batu,dsb. 2. Mental pictures or idea, concept of something or someone. Gambaran mental atau gagasan,konsep tentang sesuatu barang atau seseorang. 3. Reflection seen in a mirror or through the lens of a camera. Gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.
Definisi interpretasi citra Menurut Estes dan Simonett (1975) dalam Susanto (1986:7) interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.Di dalam interpretasi citra,penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi,mengidentifikasi,dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra.Dengan kata lain, maka penafsir citra berupaya untuk
mengenali
menterjemahkannya
obyek ke
yang
dalam
tergambar disiplin
ilmu
pada
citra
tertentu
dan
seperti
geologi,geografi,ekologi dan disiplin ilmu lainnya.
Tahapan kegiatan interpretasi citra Menurut Lintz Jr. Simonett (1976) dalam Sutanto (1986:7),di dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan,yaitu :
1. Deteksi ialah pengamatan atas adanya suatu obyek,misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air. 2. Identifikasi ialah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.Sehubungan dengan contoh
tersebut
maka
berdasarkan
bentuk,ukuran
dan
letaknya,obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu dayung. 3. Analisis ialah dikumpulkan keterangan lebih lanjut,misalnya dengan
mengamati
jumlah
penumpangnya,sehingga
dapat
disimpulkan bahwa perahu tersebut berupa perahu dayung yang berisi tiga orang.
Pengertian kegiatan penafsiran foto udara Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatankegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek. Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek. Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objekobjek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis
informasi
spasial
diatas
dilakukan dengan
teknik
interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan
cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
Unsur-unsur interpretasi citra
1.
Rona dan Warna Rona (tone/color tone/grey tone) adalah tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan obyek pada citra yang menggunakan sprektrum lebar 0,4 – 0,7 μm (hitam-putih) . Berkaitan dengan penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak dengan warna kuning. Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada
tingkat kegelapan di dalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan pembedaan objek pada foto hitam putih. Contoh permukaan atap gudang yang terbuat dari seng akan terlihat lebih cerah. Rona dan warna disebut unsur dasar. Tiap obyek tampak pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang
sama
dikelompokkan
dan
diberi
garis
batas
untuk
memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya. 2.
Bentuk Bentuk merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek,
sehingga dapat mencirikan suatu penampakan yang ada pada citra dapat di identifikasi dan dapat dibedakan antar objek. Dari penampakan pada foto udara dapat di identifikasi bentuk massa bangunan, maupun bentuk dasar fisik alam lainnya seperti jalan, sungai, hutan dll. Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedangkan form merupakan susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci. Contoh shape atau bentuk luar adalah bentuk bumi bulat. Sedangkan contoh form atau bentuk rinci adalah pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti gunung berapi, dataran pantai, tanggul alam, dsb. 3.
Ukuran Ukuran ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Karena ukuran obyek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya. Dengan kata lain ukuran merupakan
perbandingan yang nyata dari objek-objek dalam citra maupun foto udara, yang menggambarkan kondisi lapangan. Contohnya perbedaan ukuran lapangan sepak bola dengan stadion. 4.
Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan
Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975). Tekstur merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan serta rona. Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang. Misalnya tekstur sawah akan kelihatan halus berbeda dengan kebun ataupun hutan. 5.
Pola Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi
banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah. Pengulangan bentuk tertentu dalam hubungan merupakan karakteristik bagi objek alamiah maupun bagunan akan memberikan suatu pola dalam mengenali objek. Misalnya pola perumahan yang teratur menunjukkan obyek tersebut merupakan perumahan yang dibangun oleh developper. 6.
Bayangan Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada
di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya. Dengan bantuan unsur bayangan dapat menentukan arah mata angin serta pengenalan terhadap suatu obyek. 7.
Situs Situs atau lokasi suatu obyek dalam hubungannya dengan obyek
lain dapat membantu dalam menginterpretasi foto udara ataupun citra ikonos. Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah
morfologi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor situs, seperti beda tinggi, kecuraman lereng, keterbukaan terhadap sinar, keterbukaan terhadap angin dan ketersediaan air di permukaan dan air tanah. Situs ini sering dikaitkan antara obyek dengan melihat obyek lain. Misalnya situs pemukiman memanjang pada umumnya terletak disepanjang tepi jalan. 8.
Asosiasi Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu
dengan obyek lain. Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain. Misalnya stasiun kereta api sering berasosiasi dengan jalan kereta api yang bercabang.
IV.
Langkah kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2. Meletakkan hasil foto udara di atas meja/papan/bidang datar lainnya. 3. Meletakkan mika plastik di atas foto udara tersebut kemudian menjepitnya dengan paper clip agar posisinya tidak berubah. 4. Mengidentifikasi kenampakan-kenampakan yang ada pada hasil foto udara. 5. Mendeliniasi sesuai hasil foto udara menggunakan spidol OHP(hitam
untuk
garis
tepi/lahan
kosong,biru
untuk
laut/sungai,hijau untuk hutan dan merah untuk pemukiman) di atas mika tersebut. 6. Membuat tabel pengenalan unsur-unsur interpretasi. 7. Menguraikan hasil dari deliniasi ke dalam tabel pengenalan unsurunsur interpretasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Penafsiran Citra Foto Udara. Diakses pada hari Minggu,07 Oktober
2018
pukul
13.30
WIB
di
http://infoserbaguna.blogspot.com/2013/06/penafsiran-citra-foto udara.html?m=1
Lillesand, Thomas M. dan Ralph W. Kiefer. 1990.Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nawang,Putri. 2013. Unsur-Unsur Interpretasi Foto Udara. Diakses pada hari Minggu,07
Oktober 2018 pukul 14.00 WIB di
https://blog.ub.ac.id/putrinawang/2013/04/04/unsur-unsur-interpretasifoto-udara/
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Fakultas Geografi Gadjah Mada University Press.