Laporan Phlebotomi Print Dapus.docx

  • Uploaded by: Tia Fitria Thamrin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Phlebotomi Print Dapus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,202
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Farmasi adalah jika dalam bahasa Yunani disebut dengan “Farmakon” (medika/obat). Farmasi sendiri yaitu seni dan ilmu dalam penyediaan bahan-bahan sumber alam dan bahan sintetis yang sesuai untuk didistribusikan dan juga dipakai dalam pengobatan serta pencegahan suatu penyakit. Pada umumnya, Farmasi meliputi pengetahuan mengenai identifikasi, kombinasi, analisa dan juga standarisasi obat serta pengobatan. Termasuk juga ilmu kimia dan pelayanan klinis pada pasien. Kimia klinis juga dikenal sebagai kimia patologi, biokimia klinis atau medis biokimia, adalah bagian dari patologi klinis yang umumnya berkaitan dengan analisis cairan tubuh. Pengujian ini berasal dari akhir abad ke-19 dengan penggunaan tes kimia sederhana untuk berbagai komponen darah dan urin. Namun saat ini, teknik lain yang diterapkan termasuk penggunaan dan pengukuran aktivitas enzim, spektrofotometri, elektroforesis, dan immunoassay. Seiring berkembangnya waktu, laboratorium modern sekarang benar-benar dibuat semaksimal mungkin dengan beban kerja yang tinggi. Pengujian dilakukan dengan pepantauan dan kontrol kualitas. Keterkaitan farmasi dan kimia klinis yaitu Untuk mengetahui kondisi tubuh kita, maka salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah melalui pengukuran kadar senyawa-senyawa kimia yang ada dalam tubuh kita. Senyawa-senyawa tersebut, misalnya enzim, hormon dan elektrolit, memainkan peran penting dalam sistem tubuh kita. Untuk melaksanakan peran vital tersebut, maka kadar senyawa tersebut mesti dijaga agar tetap berada pada kadar normalnya, Salah satunya yaitu cara pengambilan darah pada pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat elastic. Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung,. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Lokasi pengambilan darah vena umumnya didaerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau daerah dekat pergelangan tangan.

Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphenamagna / vena supervisiallain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spoit atau vacutainer. Pemeriksaan Laboratorium dirancang untuk tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan juga sebagai panduan untuk mempermudah Dokter dalam menentukan jenis pemeriksaan bagi pasien. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Pengambilan atau pengumpulan specimen darah menggunakan teknik tertentu disebut dengan Phlebptomi. Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar sehingga komponen analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini untuk mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga tidak mengganggu hasil pemeriksaan laboraturium .Phlebotomis adalah istilah tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan pengambilan sampel darah baik itu dari vena,arteri, maupun kapiler. Mahasiswa melakukan praktikum ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara yang benar dalam melakukan pengambilan sampel spesimen (flebotomy) darah Vena dengan menggunakan sistem Spoit (sryng). 1.2 Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui daerah vena yang baik 2. Untuk mengetahui pembendungan darah yang baik 1.3 Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa mengetahui pengambilan specimen darah vena 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara pembendungan yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Flebotomi berasal dari kata yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris atau memotong (cutting). Dulu dikenal istilah vena sectie (blood), venesection atau veni section (ing) (Arif, M. 2011). Flebotomist adalahh seorang tenaga medic yang telah mendapat latian untuk mengeluarkan dan menampung spesimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah untuk didonorkan (Bakta, I. 2006). Cairan darah tersusun atas dua bagian utama yaitu benda-benda darah yan terdiri dari sel darah meah (SDM), sel darah puti (SDP), dan keping darah (platelets, trombocytes), dan bagian kuning jerni yang disebut plasma (Hardjoeno, H. 2007). Ada beberapa pengambilan darah yaitu pengambilan darah vena, pengambilan darah kapiler, dan pengambilan darah arteri. 1. Darah vena : Pada fossa cubiti mediana paling ideal karena dasar keras sehingga tidak muda bergerak. a) Vena

cephalica merupakan vena pengambilan darah yang baik jika pada

saatpengambilan darah vena mediana cubiti tidak memungkinkan. b) Vena digitalis mengalir sepanjang sisi lateral jari tangan dan dihubungkan kevena

dorsalis ole cabang-cabang penyambung. c) Vena dorsalis superfisialis (metakarpal atau tangan) berasal dari gabungan vena

digitalis. d) Vena sefalika terletak dilengan bagian bawah pada posisi radial lengan (ibu jari). Vena

ini berjalan keatas sepanjang bagian luar dari lengan bawah dalam region antekubiti. Vena sefalika lebi kecil dan biasanya lebi melengkung dari vena basilika. e) Vena basilika ditemukan pada sisi ulnaris lengan bwa, berjalan keatas pada bagian

posterior atau belakang lengan dan kemudian melengkung kearah permukaan anteior atau region antekubit. Vena ini kemudian berjalan lurus keatas dan memasuki jaringan yang leb dalam(Hartono, 2006).

2. Darah arteri : Lazim untuk pemeriksaan analisis gas darah (AGD) biasanya diambil dari arteri radialis, dan arteri femoralis. 1. Femoralis relatif mudah karena diameter artei besar tetapi berbahaya karena jika terjadi

pedarahan, sering tdak segera diketahui karena arteri femoralis terletak didaera tertutup (selimut, pakaian), seingga harus selalu dilakukan penekanan yang cukup lama. 2. Radialis perlu dilakukan tes allen(Hartono, 2006).

3. Darah kapiler Merupakan campuran darah arteri dan vena dengan komponen arteri lebh banyak tempat pengambilannya diujung jari 2-4, biasanya dilakukan pada anak. Ada beberapa perbedaan dalam pengambilan darah vena, arteri, dan kapiler yaitu : 1. Pengambilan dara vena untuk pengambilan darah vena sanagatla muda karena terletak

dipermukaan kulit, cukup besar, dan tidak dekat dengan syaraf. 2. Pengambilan dara arteri untuk pengambilan darah arteri sangatlah sulit karena letaknya

didalam dari permukaan kulit, kecil, dan dekat dengan syaraf. Dalam pengambilan darah ini dilakukan oleh tenaga ali yang telah menangani pengambilan dara arteri karena jika kesalahan pengambilan maka darah akan mengalir sangat cepat dan susa dientikan. 3. Pengambilan dara kapiler untuk pengambilan darah kapiler basanya dilakukan diujung

jari pada pemeriksaan menggunakan darah kapiler biasanya tdak memungkinkan untuk pemeriksaan dara secara lengkap(Hartono, 2006). Dalam pengambilan darah ada beberapa hal yang menyebabkan adanya hemolisis yaitu: a. Ukuran jarum tidak sesuai dengan volume darah yang diambil. b. Mengisap dara terlalu cepat, dara bercampur dengan gelembung udara. c. Semprit basa. d. Botol penampung basah. e. Dara dipindakan dengan cara disemprotkan.

Dari beberapa penyebab emolisis ada beberapa hal yang harus perlu dihindari seingga mencegah terjadinya hemolisis yaitu : a. Perhatikan ukuran jarum spoit. b. Lepas jarum dari spoit, saat masukan sampel dara kedalam tabung.

c. Hindari

terbentuknya

gelembung

udara

karena

mempermudah

terjadi

hemolisis(Hartono, 2006). Dalam Flebotomi terdapat beberapa komplikasi yang berkenaan dengan tindakan dalam pengambilan darah vena: a) Syncope Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat,pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang percaya diri Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya.Penampilan dan prilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan prilaku seorang flebotomis

harus

sedemikian

rupa

sehingga

tampak

berkompetensi

dan

Fropesional(Mahendra, 2008). Cara mengatasi a. Hentikan pengambilan darah b. Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi c. Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala ) d. Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang e. Minta pasien menarik nafas panjang f. Hubungi dokter g. Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang(Mahendra, 2008). Cara Pencegahan Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan b) Rasa Nyeri

Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa timbul akibat alkosol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat Cara pencegahan a. Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mengering sebelum pengambilan darah dilakukan. b. Penarikan jarum tidak terlalu kuat c. Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya (memberi contoh ) c) Hematoma Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah : a. Jarum terlalu menungkin sehingga menembus dinding vena b. Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena c. Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan d. Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket)belum dikendurkan e. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket. Cara mengatasi Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan jarum segera 1) Lepaskan turniket dan jarum 2) Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa 3) Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit) 4) Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri d) Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya.Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karena terganggunya system kouglasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena : a. Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah

b. Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia,defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia ) c. Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukanprotrombin, fibrinogen terganggu ) Cara Mengatasi : a. Tekan tempat pendarahan b. Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan a. Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien b. Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama(Mahendra, 2008). e) Allergi Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotomi, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang adapada sarung tangan, turniket atau plester.Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock)\ Cara mengatasi : a. Tenangkan pasien, beri penjelasan b. Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan a. Wawancara apa ada riwayat allergi b. Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex(Mahendra, 2008). f) Trombosis

Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempatyang sama sehingga menimbulkan kerusaka dan peradangan setempatdan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena. Cara pencegahan a. Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama b. Pembinaan peninap narkotika(Mahendra, 2008). g) Radang Tulang

Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yangsempit dan pemakaian lanset yang berukuran panjang Cara mengatasi: Mengatasi peradangan tulang Cara Pencegahan: a. Menggunakan lanset yang ukurannya sesuai. Saat ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia. b. Setiap kejadian komplikasi Flebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat dalam buku catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang diberikan(Mahendra, 2008). h) Amnesia

Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukanyang 12 bulan kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam 18-20 bulan(Mahendra, 2008). i)

Komplikasi neuologis Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri ataukesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang ( seizures) dapat pula terjadi. Penanganan : a. Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan. b. Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit. c. Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter d. Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien(Mahendra, 2008). Dalam kegiatan pengambilan darah terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya

kegagalan pengambilan darah antara lain :

a. karena jarum kurang dalam. b. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah, vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapatterjadi bila menarik penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yangterlalu besar atau jarum terlalu kecil. c. Hemokonsentrasi Hemoknsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasanganturniket yang ketat dan lama ( > 1 menit), atau mengepal telapak tangandengan pemijatan atau massage. Hal ini akan menyebabkan peningkatankadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein total,GTO,lipid total,kolestrol dan besi (Fe). Mengepalkan tangan berulang akan meningkatkan kalium, Flosfat dan lakat. d. Hemodilusi Terjadi karena pengambilan darah dilengan dimana terdapat pemberian cairan intra vena (infus ). Pengambilan darah di sisi influs harus di hindari sebisanya, jika tidak memungkinkan, hentikan infuse 3-5menit, ambil darah dibagian distal tempat infuse dan buang 3-5 cc darahyang pertama diambil. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hemodilusi antara lain : a. Kontaminasi oleh cairan interstitial / cairan jaringan pada pengambilan darah didaerah udem atau pada pasien obeis. b. Kontaminasi alcohol yang belum kering pada pengambilan darah kapiler c. Rasio darah : antikoagulan yang tidak sesuai e. Hemolisis Terjadi karena pengambilan darah dengan jarum yang terlalu kecil, pengambilan darah yang sulit dimana dilakukan manipulasi jarum, menarik penghisap terlalu cepat, Mengeluarkan darah dari jarum dengan menekan secara keras/kasar,mengocok tabung dengan kuat, kontaminasi alcohol dan pemakaian torniket terlalu lama. Hemolisis akan menyebabkan peninggian analit-analit yang banyak terdapat intrasel seperti LDH, kalium, magnesium, Fedan Fosfor anorganik. Masuknya factor jaringan Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena yang kecil, orangtua, anak kecil dan pasien dengan udem atau obesitas, atau manupulasi terlalu banyak akan menyebabkan pelepasan factor jaringan yang akan mengaktifkan factor pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan nilai

pemeriksaan hemostasisi. Sebaiknya pengambilan darah untuk koagulasi dilakukan dengan dua tabung. f. Kontaminasi Pada pemeriksaan kultur darah, tindakan asepsis yang tidak adekuat atau pengambilan darah pada lokasi yang mengalamiperadangan akan menimbulkan kontaminasi. Plasma adalah cairan darah yang terdiri atas air yang di dalamnya terlarut zat organik, anorganik, dan zat-zat sisa yang tidak berguna,sedangkan serum adalah salah satu bagian dari plasma darah, yaitu padaprotein. Protein memiliki molekul yang cukup besar, jika darah diputar dalam sentifuge, maka zat protein tersebut akan mengendap, sisanya berupa cairan bening atau jernih yang disebut serum(Mahendra, 2008). 2.2 Uraian Bahan Alkohol Nama resmi

: aethanolum

Nama lain

: alcohol

Rumus molekul

: C2H6O

Berat molekul

: 46,07

Pemeriaan

: cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah terbakar.

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan dalam eter p.

Kegunaan

: sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman.

BAB III METODE KERJA 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang digunakan Adapun alat - alat yang digunakan dalam percobaan kali ini antara Spoit, Tabung vakum, Turniket. 3.1.2 Bahan yang digunakan Bahan – bahan yang digunakan pada saat percobaan kali ini yaitu hanscoon, kapas alkohol, kapas kering, plester. 3.2 Cara Kerja Flebotomi dengan spoit - Siapkan alat dan bahan - Kenakan sarung tangan dan pastikan semua peralatan terjangkau - Tentukan vena yang dipilih, dan bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70% - Pasangkan turniket kurang lebih 3 jari di atas siku - Tusukkan jarum dengan sudut 30 derajat atau kurang - Lepaskan turniket saat vena diakses - Lepaskan jarum setelah spesimen darah yang diperlukan telah cukup - Letakan kapas kering di atas bekas suntikan untuk menekan bagian tersebut,dan tutup dengan plester

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan VOLUME PROBANDUS

FLEBOTOMIS

ALAT YANG

DARAH YANG

DIGUNAKAN

DIPEROLEH

AFRIDIANTO

PIDYA

SPOIT

-

PIDYA

AFRIDIANTO

SPOIT

-

RIFKA

DEA

SPOIT

-

DEA

RIFKA

SPOIT

-

TIA

IKA

SPOIT

-

4.2 Pembahasan Fhlebotomi berasal dari kata yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong. Jadi Flebotomi adalah tekni mengumpulkan darah dengan membuat sayatan pada vena menggunakan jarum. Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menam[pung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri, atau kapiler. Pada praktikum fhlebotomi kali ini dilakukan percobaan untuk pengambilan sampel darah divena pada masing-masing praktikan dengan menggunakan metode spoit. Dimana sebelum melakukan pengambilan darah, disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan, alat berupa spoit (syring) 3 ml dan turniket sedangkan bahan yang digunakan berupa kapas, sarung tangan (Handscoon), plester dan Alkohol 70%. Setelah semua alat dan bahan yang dibutuhkan telah siap proses pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan metode spoit, dimana setiap praktikan memiliki kesempatan untuk mengambil darah dan diambil darahnya. Dalam pengambilan darah flebotomis

mengenakan sarung tangan dan memastikan semua peralatan terjangkau setelah itu ditentukan vena yang telah dipilh dan bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan Alkohol 70%, tujuan penggunaan Alkohol sebagai desinfektan adalah agar daerah vena yang akan diambil darahnya tidak terkontaminasi dengan pengotor disekitar kulit. Pengambilan darah pada vena umumnya diambil dari vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Apabila tidak memungkinkan seperti terdapat luka pada daerah tersebut maka vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Tetapi pengambilan darah pada vena basilica harus lebih hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachilias dan syaraf median. Setelah itu turniket dipasang kurang lebih 3 jari diatas siku, pemasangan turniket tidak boleh dalam waktu lama (lebih dari 2 menit) karena dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit dan elemen sel) dan peningkatan kadar substrat (protein total, besi, kolestrol, dan lipid total). Kemudian ditusukkan jarum dengan sudut 15-30 derajat. Dalam penusukan jarum berkali-kali dapat menyebabkan hematoma (terkumpulnya massa darah dalam jaringan) selain itu tusukan jarum yang tidak tepat masuk kedalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma dan kulit yang ditusuk dalam keadaan masih basah oleh Alkohol akan menyebabkan hemolisis. Setelah itu, Saat vena ditemukan, turniket dilepas, Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma. Jarum dilepaskan apabila specimen darah yang diperlukan telah cukup. Kemudian kapas kering diletakkan diatas bekas suntikan untuk menekan bagian tersebut dan tutup menggunakan plester. Dimasukkan specimen darah kedalam tabung dan diberi label. Setelah dilakukan pengambilan darah kepada semua probandus tidak didapatkan specimen darah hal ini disebabkan tidak tepatnya metode flebotomi yang diterapkan oleh praktikan dan ketidaksiapan praktikan ketika mengambil darah dan diambil darahnya.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan ditarik kesimpulan yaitu : 1. Vena yang umumnya diambil dalam pengambilan specimen darah yaitu dari vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. 2. Dalam pembendungan tidak boleh terlalu lama karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan akibat terjadinya hemokonsentrasi 5.2 Saran

1. Untuk laboratorium agar dapat dilengkapi lagi alat dan bahan-bahannya agar praktikan tidak kesusahan saat memerlukan alat dan bahan. 2. Untuk asisten diharapkan terus membimbing dan mengontrol praktikan selama proses praktikum berlangsung agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan dan dalam pengumpulan data. 3. Untuk praktikan agar dapat melaksanakan praktikum dengan tertib sesuai kesepakatan yang telah dibuat baik itu tentang syarat masuk dalam laboratorium, maupun kebersihan laboratorium. Selain itu praktikan diharapkan lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan specimen darah agar didapatkan hasil yang dinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. 2011. Dasar-Dasar Flebotomi. Makassar: LEPHAS Bakta, I. 2006 . Hematologi Klinik ringkas. Jakarta : EGC (Hardjoeno, H. 2007).., 2010. Clinical Chemistry, Principles, Procedures, Correlations. 6th ed. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia Kahar, Hartono. 2006. Keuntungan dan Kerugian Penjamin Mutu Berdasarkan Uji Memastika Kecermatan ( POCT). Indonesia Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 13, No. 1 Mahendra, dkk. 2008. Care Your Self. Diabetes Melitus. Jakarta : penebarplus.

LAMPIRAN 1. Alat yang digunakan

Turniket

Spuit

Tabung Vakum 2. Bahan Yang Di Gunakan

Alkohol

Kapas

Plester 3. Prosedur Kerja

Proses pengambilan darah pada probandus 1

Related Documents

Print Laporan Dikusi.docx
December 2019 9
Print
October 2019 73
Print
June 2020 42

More Documents from "Yanto Guru Tik"

Tgs Kimlik Kamus.docx
April 2020 0
Edaran Stimulan.pdf
May 2020 28
4. Contoh Lhk.docx
December 2019 42
Bap 2017.docx
December 2019 31