Nama:Galatia A.S.T
NPM:240210070056
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan tentang sifat kimiawi dan ekstraksi suatu bahan pengemasan. Sampel kemasan yang digunakan dalam praktikum ini adalah PP (Polipropilen) 0.1, PP (Polipropilen) 0.3, HDPE (High Density Polyethylene) , LDPE (Low Density Polyethylene), dan PVC (Polivinil Khlorida). Kemudian zat kimia yang digunakan adalah larutan sabun 1%, asam sitrat 10%, NaOH 10%, H2O2 10%, dan minyak goreng. Setiap sampel direndam dalam masing-masing larutan selama 24 jam, lalu diamati perubahan yang terjadi. Perubahan ditunjukkan oleh perubahan berat, warna, kilap, dan tekstur. Pengujian sampel dengan menggunakan kelima larutan ini karena mewakili beberapa jenis senyawa kimia pada bahan pangan yang sering berhubungan dengan kemasan plastik pada saat pengemasan: •
Sabun dan detergen yang merupakan pelarut organik
•
Asam sitrat yang bersifat asam
•
NaOH yang bersifat basa
•
H2O2 yang bersifat atau berperan sebagai oksidator Sampel plastik yang akan dimasukkan ke dalam 10 ml dari setiap larutan
tersebut harus kering, telah dipotong dengan ukuran 1 cm kali 6 cm, dan sudah ditimbang. Sampel plastik haruslah kering agar proses perendaman menjadi lebih akurat. Kemudian perendaman dilakukan selama 24 jam dan sebelum kembali ditmbang harus dicuci terlebih dahulu menggunakan air dan alkohol (khusus plastik yang direndam dalam minyak goreng) . Berikut ini merupakan data pengamatan berat sebelum dan sesudah perendaman pada sampel-sampel plastik yang digunakan, beserta dengan besarnnya perubahan berat yang terjadi setelah proses perendaman dilakukan :
Sampel plastik PP 0.1 Sebelum Setelah % gram PP 0.3 Sebelum Setelah % gram LDPE Sebelum Setelah % gram HDPE Sebelum Setelah % gram PVC Sebelum Setelah % gram
Larutan kimia yang digunakan untuk perendaman Sabun 1 Asam sitrat NaOH 10% H2O2 10%
Minyak
%
10%
goreng
0.0071 0.0077 8.4507
0.0089 0.0094 5.6179
0.0078 0.0085 8.9743
0.0082 0.0082 0
0.0091 0.0105 15.3846
0.017 0.0171 0.5882
0.0156 0.0153 -1.9231
0.0153 0.0152 -0.6536
0.0191 0.0194 1.5706
0.018 0.0183 1.6667
0.008 0.0093 16.25
0.0084 0.0089 5.9523
0.0096 0.0115 19.7917
0.0072 0.0073 1.3889
0.0078 0.011 41.0256
0.0202 0.0216 6.9306
0.0204 0.0203 -0.4902
0.0219 0.0221 0.9132
0.0191 0.0195 2.0942
0.0209 0.0212 1.4354
0.0372 0.0373 0.2688172
0.0333 0.0338 1.5015
0.0309 0.0309 0
0.0315 0.0319 1.26984
0.0379 0.0380 0.26385
Tabel 5.1 perubahan berat berbagai jenis macam kemasan plastik setelah perendaman
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, perubahan yang lebih mencolok terlihat adalah pada perubahan berat dari masing-masing kemasan plastik bila dibandingkan dengan pengamatan perubahan fisik dan visual yang terjadi. Adannya perubahan pada berat seperti penurunan atau kenaikkan berat yang terjadi dapat menunjukkan tingkat kelarutankemasan plastik terhadap berbagai senyawa kimia atau dapat meresapnnya suatu larutan ke dalam suatu kemasan plastik. Bila dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan plastik PP baik PP 0.1 atau PP 0.3 cenderung mengalami peningkatan berat hal ini dapat disebabkan oleh adannya senyawa kimia yang dapat meresap masuk ke dalam kemasan plastik, di mana untuk PP 0.1 atau PP 0.3 minyak goreng sangat mudah meresap ke dalamnya yang ditunjukkan dengan peningkatan berat dengan tingkat penambahan berat yang paling besar dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya. Namun untuk PP 0.3 mengalami kelarutan pada senyawa asam sitrat dan NaOH, yang menunjukkan bahwa plastik PP 0.3 tidak cocok untuk membungkus jenis makanan yang bersifat asam dan basa. Plastik polietilen baik HDPE maupun LDPE merupakan jenis plastik yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh sebagai hasil samping industri arang dan minyak. Jenis plastik ini paling banyak digunakan karena tahan terhadap berbagai bahan kimia. Namun dari data pengamatan di atas terjadi penurunan berat pada plastik HDPE terhadap senyawa asam sitrat hal ini menunjukkan terjadinya kesalahan atau kecerobohan praktikan ketika melakukan penimbangan atau pembersihan sampel. Selain itu pada plastik LDPE menunjukkan perubahan massa yang begitu besar pada perendaman di dalam minyak goreng. Untuk PVC merupakan sampel yang mengalami perubahan massa yang paling konstan dibandingkan dengan sampel lainnya. Bila dilihat dari data yang didapatkan, setiap kemasan plastik memiliki tingkat kelarutan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan monomer dan susunan polimer molekul.
VI .KESIMPULAN Dari praktikum yang dilakukan dapat diambil dari beberapa kesimpulan: •
perubahan pada berat seperti penurunan atau kenaikkan berat yang terjadi dapat menunjukkan tingkat kelarutan kemasan plastik terhadap berbagai senyawa kimia atau dapat meresapnnya suatu larutan ke dalam suatu kemasan plastik
•
minyak goreng sangat mudah meresap ke dalam plastik jenis PP (polipropilen)
•
plastik PP 0.3 tidak cocok untuk membungkus jenis makanan yang bersifat asam dan basa.
•
Plastik polietilen baik HDPE maupun LDPE merupakan jenis plastik yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh sebagai hasil samping industri arang dan minyak
•
setiap kemasan plastik memiliki tingkat kelarutan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan monomer dan susunan polimer molekul
DAFTAR PUSTAKA Syarief Rizal, Sassya Santausa, S. Isyana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan Laboratorium rekayasa Proses Pangan Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. PAU. UGM. Yogyakarta. Herudiyanto, M. 2003. Pengemasan. Program Studi Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pertanian Faperta UNPAD.