Laporan Pendahuluan.docx

  • Uploaded by: Anonymous b1Hk72WKRF
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,760
  • Pages: 12
KATA PENGANTAR Assalamua’laikum warahmatullahiwabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Kebutuhan Dasar Manusia II yaitu makalah Asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan Ulkus Diabetes Melitus Grade II Di Ruang SS RSUP Seger Waras. Makalah ini dapat terwujud atas bimbingan Ibu Agnes E,S.Kep.,Ns, selaku guru pengampu mata pelajaran Kebutuhan Dasar Manusia II. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Agnes E,S.Kep.,Ns, yang selalu memberikan bimbingan kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih, semoga makalah tentang Asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan Ulkus Diabetes Melitus Grade II Di Ruang SS RSUP Seger Waras bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembacanya. AamIIn Wassalamua’laikum warahmatullahiwabarakatuh

Yogyakarta, 19 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………. KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………..

1

2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… …. 3 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………… 4 2. Rumusan ………………………………………………………………………………………… …… 4 3. Tujuan ………………………………………………………………………………………… ………. 5 BAB II TINJAUAN TEORI 1. Gambaran Umum Diabetes Melitus………………………………………………………….. 6 2. Gambaran Umum Asuhan Keperawatan ………………………………………………….. 15 BAB III TINJAUAN KASUS (Asuhan Keperawatan pada Ny. Y Dengan Ulkus Diabetes Melitus Grade II di Ruang SS RSUP.Seger Waras) 1. Pengkajian ………………………………………………………………………………………… …. 16 2. Analisi Data…………………………………………………………………………………… …….. 22 3. Prioritas Masalah………………………………………………………………………………… …. 24 4. Interverensi Keperawatan ………………………………………………………………………. 25 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………… ….. 31 2. Saran…………………………………………………………………………………… …………………. 31 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………

3

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II, sesuai dengan namanya, adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderita diabetes dan merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri. Diabetes Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki diabetik mendekati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.2 Sekitar 15% penderita DM di kemudian hari akan mengalami ulkus pada kakinya. Insiden ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5 – 7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati perifer. Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia. Sebanyak 85% amputasi pada ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus pada kaki. Oleh sebab itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-lesi kaki merupakan hal yang terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, tetapi terutama adalah neuropati.

1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang asuhan keperawatan di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Apakah pengertian dari ulkus? 2. Bagaimana etiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade III? 3. Bagaimana tanda dan gejala dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II 4. Bagaimana patofisiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade III? 5. Bagaimana manifestasi klinis dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade III? 6. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada Ny. Y dengan ulkus diabetes melitus grade III?

1. Tujuan Berikut merupakan tujuan dari penyusunan Askep pada pada Ny. Y dengan ulkus diabetes melitus grade II, yaitu : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari asuhan keperawatan keluarga ini adalah diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita ulkus diabetikum. 2. Tujuan Khusus 3. Untuk mengetahui pengertian dari ulkus. 4. Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II. 5. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II. 6. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II. 7. Untuk mengetahui bagaimanamanifestasi klinis dari ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus grade II. 8. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga Pada Ny. Y dengan ulkus diabetes melitus grade II.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Gambaran Umum Diabetes Mellitus 2. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demam tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein (Brunner & Suddarth, 2000). 2. Definisi Ulkus Ulkus merupakan luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan usus adalah kematian jaringan yang luas disertai invasive kuman saprofit (Zaidah, 2008). Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer, (Andyagreeni, 2010). Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya ulkus diabetic melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah 2005). Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas akibat Diabetes Mellitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010). 3. Anatomi dan Fisiologi 4. Anatomi Pankreas Pankreas adalah sebuah organ yang terletak di daerah perut. Bagian ini memainkan peran penting dalam mengubah makanan yang kita makan menjadi bahan bakar bagi sel-sel dalam tubuh. Fungsi pankreas ada 2 yaitu:  

Fungsi eksorin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama,yaitu : 1. Sel-sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20-40 % ; memproduksi glukagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “. 2. Sel-sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60-80 % , membuat

3. Sel-sel D (delta), jumlahnya sekitar 5-15 %, membuat somatostatin yang menghambat pelepasan insulin dan (Tambayong, 2001).

1. Fisiologi Kadar glukosa dalam darah sangat dipengaruhi fungi hepar, pankreas, adenohipofisis dan adrenal. Glukosa yang berasal dari absorpsi makanan dIIntestin dialirkan ke hepar melalui vena porta, sebagian glukosa akan disimpan sebagai glikogen. Pada saat ini kadar glukosa di vena porta lebih tinggi daripada vena hepatica, setelah absorsi selesai gliogen hepar dipecah lagi menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa di vena hepatica lebih tinggi dari vena porta. Jadi hepar berperan sebagai glukostat. Pada keadaan normal glikogen di hepar cukup untuk mempertahankan kadar glukosa dalam beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar terganggu akan mudah terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi. Sedangkan peran insulin dan glucagon sangat penting pada metabolisme karbonhidrat. Glukagon menyebabkan glikogenolisis dengan merangsang adenilsiklase, enzim yang dibutuhkan untuk mengaktifkan fosforilase. Enzim fosforilase penting untuk gliogenolisis. Bila cadangan glikogen hepar menurun maka glukoneogenesis akan lebih aktif. Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang dipergunakan oleh jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologis beberapa hormon antara lain : 

Hormon yang dapat merendahkan kadar gula darah yaitu Kerja insulin yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan cara membantu glukosa darah masuk kedalam sel.

1. 2. 3. 4.

Glukagon yang disekresi oleh sel alfa pulau lengerhans. Epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan Glukokortikoid yang disekresikan oleh korteks adrenal. 4). Growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.



Glukogen, epineprin, glukokortikoid, dan growth hormone membentuk suatu mekanisme counfer-regulator yang mencegah timbulnya hipoglikemia akibat pengaruh

4. Etiologi 5. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI) 

Faktor genetic

Penderitadiabetes tidakmewarisi diabetes tipe itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggungjawab atas antigen tranplantasi dan proses imunlainnya.



Faktor imunologi

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. 

Faktor lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksisel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksisel β pancreas. 1. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:    

Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun) Obesitas Riwayat keluarga Kelompok etnik

5. Patofisiologi Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energy supaya sel tubuh dapat berfungsi

dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsure karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999). Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia. Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bias menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).

6. Klasifikasi Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance: 1. Klasifikasi Klinis 

Diabetes Mellitus

1. Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I 2. Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami obesitas , dan DMTTI dengan obesitas) 

Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)



Diabetes Kehamilan (GDM)

1. Klasifikasi risiko statistik  

Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa

Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.

7. Manifestasi Klinis MenurutAskandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala,yaitu: 1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan. 2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl 3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.

8. Komplikasi Beberapakomplikasidari Diabetes Mellitus (Mansjoerdkk, 1999) adalah : 1. Akut o o

Hipoglikemia dan hiperglikemia Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler). o Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati. o Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990). 2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus o Neuropati diabetik o Retinopati diabetik o Nefropati diabetik o Proteinuria o Kelainan koroner o Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)

Terdapatlima grade ulkus diabetikum antara lain:      

Grade 0 : tidak ada luka Grade I :kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit Grade II :kerusakan kulit mencapai otot dan tulang Grade III :terjadi abses Grade IV :Gangren pada kaki bagian distal Grade V :Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

9. Kaki Diabetes 10. Pengertian Kaki diabetes adalah kelainan pada ekstrimitas bawah yang merupakan komplikasi kronik DM. manifestasi kelaianan kaki diabetes dapat berupa: dermopati, selulitis, ulkus, osteomilitis dan gangrene. 1. Faktor Penyebab Kaki DM 

Faktor endogen:

1. Neuropati Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan otonom/simpatis yang dimanifestasikan dengan peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan hilangnya tonus vaskuler. 1. Angiopati Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain. 1. Iskemia Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah) pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan memperberat timbulnya gangrene yang luas. Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor:  

Adanya hormone aterogenik Merokok



Hiperlipidemia

Manifestasi kaki diabetes iskemia:Kaki dingin, Nyeri nocturnal, Tidak terabanya denyut nadi, Adanya pemucatan ekstrimitas inferior, Kulit mengkilap, Hilangnya rambut dari jari kaki, Penebalan kuku, Gangrene kecil atau luas. 

Faktor eksogen : Trauma, Infeksi

10. Grade Ulkus Diabetikum Terdapat lima grade ulkus diabetikum/kaki diabetes antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Grade 0 : Grade I : Grade II : Grade III : Grade IV : Grade V :

tidakadaluka kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit kerusakan kulit mencapai otot dan tulang terjadiabses Gangren pada kaki bagian distal Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

11. Pedoman evaluasi kaki diabetes 12. Evaluasi vaskuler  



palpasi pulsus perifer ukur waktu pengisian pembuluh darah vena dengan cara mengangkat kaki kemudian diturunkan, waktu lebih dari 20 detik berarti terdapat iskemia atau kaki pucat waktu diangkat. Ukur capillary reffile normal 3 detik atau kurang.

1. Evaluasi neurologik, meliputi pemeriksaan sensorik dan motorik 2. Evaluasi muskuloskeletal, meliputi pengukuran luas pergerakan pergelangan kaki dan abnormalitas tulang.

12. Pendidikan kesehatan perawatan kaki 13. Hiegene kaki:      

Cuci kaki setiap hari, keringkan sela-sela jari dengan cara menekan, jangan digosok Setelah kering diberi lotion untuk mencegah kering, bersisik dan gesekan yang berlebih Potong kuku secara teratur dan susut kuku jangan dipotong Gunakan sepatu tumit rendah, kulit lunak dan tidak sempit Gunakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit Bila terdapat callus, hilangkan callus yang berlebihan dengan cara kaki direndam dalam air hangat sekitar 10 menit kemudian gosok dengan handuk atau dikikir jangan dikelupas.

1. Alas kaki yang tepat 2. Mencegah trauma kaki 3. Berhenti merokok 4. Segera bertindak jika ada masalah 5. Prinsip Penanganan Ulkus Kaki Diabetes 6. Perawatan luka 7. Antibiotika 8. Pemeriksaan radiologis 9. Perbaikan sirkulasi dan nutrisi 10. Meminimalkan berat badan 11. Gambaran Umum Asuhan Keperawatan 12. Pengertian Proses Keperawatan Proses keperawatan adalah suatu langkah yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan meliputi pengakajian, diagnosa keperwatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 2. Langkah Proses Keperawatan 3. Pengkajian Mencakup data biolgrafi atau identitas, keluhan masuk rumah sakit, data fisiologi dasar, konsep diri dan data penunjangnya. 1. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan diperoleh dari hasil analisa data sehingga muncul prioritas masalah dan diagnosa keperawatan. 1. Perencanaan Berupa rencana keperawatan sesuai dengan permasalahan yaitu: tujuan, kriteria hasil, rencana tindakan, dan rasionalisasi yang berkaitan dengan teori. 1. Implementasi Berisi catatan perkembangan dalam melaksanakan kegiatan keperawatan 1. Evaluasi Evaluasi hasil dilakuakan setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan yang dituliskan pada catatan perkembangan.

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"