Laporan Pendahuluan.docx

  • Uploaded by: Nurul Hikmah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,422
  • Pages: 8
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)

A. DEFINISI Pengertian dengan harga diri rendah disampaikan oleh beberapa sumber harga diri rendah merupakan kiat (2006) digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri dan harga diri merasa gagal mencapai keinginan selain itu juga harga diri rendah adalah evaluasi dari atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (nanda 2005 dalam direja, 2011). Menurut kiat (2010),harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berfikir adalah hal negatif dari diri sebagai individu yang gagal,tidak mampu,dan tidak berprestasi. Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan dan gambaran – gambaran negatif tentang dirinya (barry,dalam fitria 2009). Berdasarkan tiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga diri merasa gagal mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang negatif dan merasa dirinya lebih rendah dibandingkan orang lian.

B. RENTANG RESPON KONSEP DIRI Rentang respon konsep diri

Respon adaptif Aktualisasi dirinya

Konsep diri Harga positif rendah

a. Respon Adaptif

Respon maladaptif diri Keracunan Depersonalisasi identitas

Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya 1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima 2. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014) b. Respon Maladaptif Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi. 1. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain. 2. Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan. 3. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)

C. TANDA DAN GEJALA  Mengejek dan mengkritik diri  Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri  Mengalami gejala fisik, missal ;tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat  Menunda keputusan  Sulit bergaul  Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas  Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi  Merusak diri;harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup  Merusak atau melukai orang lain  Perasaan tidak mampu  Pandangan hidup yang pesimis  Tidak menerima pujian  Penurunan produktivitas  Penolakan kemampuan terhadap diri  Kurang memperhatikan perawatan diri  Berpakaian tidak rapi

   

Berkurang selera makan Tidak berani menatap lawan bicara Lebih bannyak menunduk Bicara lambat dengan nad suara lemah

D. TAHAP – TAHAP 1. Tahap pra interaksi Perawat perlu ;  Mengevaluasi diri  Menetapkan perkenalan interaksi dengan pasien  Mempersiapkan rencana interaksi 2. Tahap perkenalan Merupakan kegiatan yang perawat lakukan saat pertama kali bertemu pasien Perawat perlu;  Memberi salam  Mengevaluasi kondisi pasien  Menyepakati pertemuan atau kontrak  Melengkapi kontrak  Menyepakati masalah pasien 3. Tahap orientasi Dilakukan pada awal pertemuan kedua dan seterusnya Tujuan tahap orientasi ;  Mengevaluasi kondisi pasien  Mengevaluasi rencana yang sudah di tetapkan  Mengevaluasi hasil tindakan yang lalu lanjutkan Tahap orientasi Perawat perlu ;  Memberi salam  Memvasilidasi dan mengevaluasi keadaan pasien  Mengingatkan kontrak  Mengingat kontrak 4. Tahap kerja Merupakan inti dari hubungan perawat dan pasien yang terkait dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai 5. Tahap terminasi

Merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien Terbagi menjadi 2; Terminasi sementara ; akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien Terminasi akhir ; terjadi jika pasien dan keluargannya telah mampu menyelesaikan masalahnya.

E. POHON MASALAH Resiko perilaku kekerasan ; amuk

Resiko isolasi sosial ; menarik diri

Gangguan konsep diri ; harga diri rendah

Koping keluarga tidak efektif

F. YANG PERLU DI KAJI 1. Isolasi sosial : menarik diri Ds : Klien mengatakan lebih baik sendiri Do : Klien terlihat lebih sering menyendiri Klien terlihat melamun!. Harga diri rendah 2. Harga diri rendah Ds ; Klien mengatakan gagal dalam menggapai cita – citanya Klien malu karna tubuh gemuk Do ; Klien selalu gagal dalam cita – citanya

Klien merasa citra tubuh kurang ideal 3. Berduka disfungsional Ds ; Klien merasa bersedih karna bercerai dengan suaminya Do ; Klien terlihat sedih Klien terlihat melamun

G. RENCANA KEPERAWATAN Isolasi sosial berhubungan denga harga diri rendah kronik Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif a. Tujuan Umum Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal b. Tujuan Khusus 1. TUK 1 :Klien dapat membenina hubungan saling percaya Kreteria hasil : a. Ekspresi wajah klien bersahabat b. Menunjukan rasa tenang dan ada kontak mata c. Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama d. Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat e. Mau mengutamakan masalah yang dihadapi Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan rama dan baik secara verbal dan non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dengan nama panggilan yang disukai klien. d. Jelaskan tujuan pertemuan. e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasr untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya. (Kartika, 2015:54) 2) 2. TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Kreteria evaluasi : Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien : a. Kemampuan yang dimiliki klien. b. Aspek positif keluarga

c. Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien Intervensi : a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Rasional : Mendiskusikan tingkat kemampuan klien menilai realitas, control diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya. b. Setiap bertemu hindarkan dari memberi nilai negatif Rasional : Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien c. Usahakan memberikan pujian yang realistik Rasional : Pujian yang reaslistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya ingin mendapatkan pujian. (Kartika, 2015:54-55) 3) 3. TUK III : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan Kreteria evaluasi : Klien menilai kreteria yaang dapat digunakann Intervensi : a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan dalam sakit. Rasional : Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah b. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilanjutkan penggunaannya. Rasional : Pengertian tentang kemampuan yang masih dimiliki klien memotivasi ubtuk tetap mempertahankan penggunaannya.(Kartika, 2015:55) 4) 4. TUK IV :Klien dapat merencanakan kegiatan dengan kemampuan yang dimilik. Kreteria Evaluasi ; Klien membuat rencana kegiatan harian Intervensi a. Rencanakan bersama klien aktivitasyang dapat dilakukan setiap hari sesuai denagan kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagaian kegiatan yang membutuhkan bantuan total. Rasional : Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri. b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Rasional : Klien perlu bertindak secara realistik dalam kehidupannya

c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakuak klien. Rasioanal : Contoh perilaku yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan. (Kartika, 2015:56) 5) 5. TUK V : Klien dapat melaksanakan kegiatan yang boleh dilakuakan Kreteria Evaluasi : Klien melakuka kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya Intervensi : a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncakan. Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan haarga diri klien b. Beri pujian atas keberhasilan klien c. Diskusikan kemngkinan pelaksanaan di rumah Rasionak : Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan. (Kartika, 2015:56-57) 6. TUK VI : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga. Krteria evaluasi Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga Intervensi a. Beri pendiidkan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. Rasional : Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah. b. Banntu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat Rasional : Support sytem keluarga akan sangat mempengaruhi dalam mempercepat proses penyembuhan klien c. Bantu keluargamenyiapkan lingkungan rumah Rasional : Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah. (Kartika, 2015:57)

DAFTAR PUSTAKAN Herdman. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama. Keliat. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa : edisi 2. Jakarta: EGC.

Keliat, C. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC. Prabowo, E. (2014). Konsep&Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. Yogyakarta : Nuhamedika. Sundeen, S. &. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Townsend. (2008). Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. jakarta: EGC. Sari, Kartika. (2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV.Trans Info Media

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"