LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Disusun oleh: Nama : Desty Natalia Damayanthi NIM : PO.62.20.1.16.129
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA DIV KEPERAWATAN REGULER III 2019
KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P. Siagian) Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2012). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber- sumber yang ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat, Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkun bagi individu, keluarga dan masyarakat. B. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol yang menyebutkan, bahwa ada lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Kelima fungsi tersebut jika lebih sederhana diringkas menjadi empat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Planning,Organizing, actuating dan controlling) atau terkenal dengan singkatan POAC. Fungsi perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan, pengembangan hirarki rencana menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan kegiatankegiatan. Fungsi pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi yang dilengkapi dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas dikelompokan siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil.
Fungsi pengarahan meliputi proses pengarahan dan koordinasi, penyelesaian konflik dengan saluran komunikasi efektif. Fungsi pengendalian adalah pemantauan, perbandingan, pengoreksian untuk menjamin organisasi berjalan sesuai rencana. 1. Fungsi Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang-matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan
oleh
organisasi
dalam
rangka
pencapaian
tujuan
yang
telah
ditentukan(Siagian, 1990). Suatu rencana dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut : a. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat, artinya suatu rencana tidak hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan apa, dimana, bilamana, bagaimana, siapa, dan mengapa, tetapi juga penjabarannya dalam bentuk program kerja yang mendetail yang menyangkut semua segi kehidupan organisasional antara lain : 1) Tata ruang, 2) Metode kerja, 3) Sumber dana dan alokasinya, 4) Target waktu, 5) Target hasil, 6) Standar mutu yang harus terpenuhi, 7) Kriteria pengukuran hasil dan prestasi kerja. singkatnya, suatu rencana tidak hanya merupakan keputusan tentang apa yang akan dikerjakan di masa depan, tetapi juga memberikan petunjuk operasionarisasinya b. Kesederhanaan artinya berbagai hal seperti teknik penyusunan, bahasa yang digunakan, sistematik, format, penekanan berbagai prioritas, dan sebagainya harus jelas. Bahkan idealnya suatu rencana sudah harus demikian jelasnya sehingga dapat dipahami oleh orang lain, terutama para pelaksana dan memperoleh pengertian yang sama dengan yang dimaksudkan oleh para perencana. Hanya saja penting diperhatikan bahwa kesederhanaan tidak mengurangi pentingnya kelengkapan rencana tersebut. c. Fleksibilitas,
artinya suatu rencana merupakan keputusan yang akan
dilaksanakan di masa depan, tidak mustahil terjadi perubahan-perubahan tertentu di dalam dan di luar organisasi yang mengharuskan peninjauan terhadap bagian-bagian tertentu dari rencana itu. Peninjauan kembali harus mungkin
untuk dilakukan tanpa harus mengubah pola dasarnya. Misalnya, sejumlah kegiatan tertentu direncanakan akan dilaksanakan, akan tetapi jika ternyata jumlah dana diperhitungkan tidak tersedia, maka sangat mungkin berakibat pada berkurangnya jumlah kegiatan yang akan diselenggarakan. Fleksibilitas juga mungkin dituntut karena berbagai faktor lainnya, seperti tidak tersedianya tenaga kerja yang diperlukan, menurunnya kegiatan ekonomi, dan bergantinya kebijaksanaan pimpinan organisasi dalam hal pemanfaatan teknologi. Jelasnya, fleksibilitas berarti
memperhitungkan apa yang mungkin dilaksanakan,
tergantung pada keadaan nyata yang dihadapi. d. Rencana yang pragmatic, artinya bentuk dan sifat rencana merupakan pencerminan dari filsafat manajemen yang dianut oleh pimpinan organisasi. untuk kepentingan perencanaan, intinya terletak pada penggabungan pandangan yang idealistik dengan yang pragmatik. Memang benar bahwa suatu organisasi yang ingin maju dan berkembang adalah organisasi yang memiliki idealisme. Dengan menetapkan tujuan, terutama jangka panjang yang bersifat ideal, organisasi
ditantang untuk berbuat yang terbaik dengan mengerahkan
segala kemampuan yang ada. Akan tetapi, idealisme perlu dibarengi oleh sikap yang realistik dengan memperhitungkan bukan hanya keterbatasan kemampuan organisasi, akan tetapi juga dengan secara teliti memperhitungkan faktor-faktor eksogenus yang pasti mempunyai dampak terhadap jalannya roda organisasi yang bersangkutan. e. Rencana
sebagai
instrumen
peramalan masa
depan,
artinya
bahwa
merencanakan tidak berarti menggunakan bola kristal yang bentuk, jenis, dan sifat masa depannya akan terlihat. Akan tetapi, rencana harus merupakan suatu keputusan yang di dalamnya telah tergambar situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dihadapi di masa depan dan memberikan petunjuk tentang caracara yang dipandang tepat untuk menghadapinya. Fungsi perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan, pengembangan hirarki rencana menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan
kegiatan-
kegiatan.
Dalam
manajemen
keperawatan,
perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka ingini dan butuhkan dengan memuaskan. Selama perencanaan perawat manajer menganalisa dan mengkaji sistem, menyusun strategi dan rencana operasional
dan memprioritaskan aktivitas yang akan dilakukan.
Langkah pengumpulan data terdiri dari pengumpulan informasi tentang pasien, lembaga, masyarakat, tenaga kerja dan desakan-desakan lingkungan. Data yang terkumpul akan menjadi suatu pijakan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang diambil selama tahap perencanaan. 2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Suatu rencana yang telah dirumuskan akan ditetapkan sebagai
hasil
penyelenggaraan fungsi organik perencanaan, dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam satuan- satuan kerja tertentu. Diperlukan berbagai pengaturan yang menetapkan bukan saja wadah tempat berbagai kegiatan akan diselenggarakan, tetapi juga tata karma yang harus di taati oleh setiap orang dalam organisasi dengan orang-orang lain, baik dalam satu satuan kerja tertentu maupun antar kelompok yang ada. Pengorganisasin adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki
oleh sebuah organisasi. Istilah organisasi
mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah rumah sakit, puskesmas, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan dan lain sebagainya. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama.
kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa,
Dalam sistem
siapa bertanggung
jawab atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan. 3. Pengarahan (actuating) Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi,
pengembangan motivasi yang efektif.
pengarahan (actuating) merupakan fungsi
yang paling
Pelaksanaan
fundamental dalam
manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Hakikat dari pengarahan adalah sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan produktif. Para anggota organisasi akan bersedia mengerahkan segala kemampuan, tenaga, keahlian, keterampilan, dan waktunya bagi kepentingan pencapaian tujuan organisasi apabila kepada mereka diberikan penjelasan yang lengkap tentang hakikat, bentuk, dan sifat tujuan yang hendak dicapai.
Usaha meyakinkan para anggota organisasi untuk memahami dan menerima tujuan dan berbagai sasaran tersebut diperkirakan akan lebih mudah apabila para manajer berhasil pula meyakinkan para bawahannya bahwa dalam mengemudikan organisasi, para manajer tersebut akan menggunakan gaya manajerial yang mencerminkan pengakuan atas harkat dan mahabat para bawahannya sebagai insan yang ada. Pimpinan organisasi perlu menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasional yang sekaligus berusaha memuaskan berbagai kebutuhan para bawahan tersebut. Para manajer perlu menjelaskan bentuk pewadahan kegiatan yang dianggap paling tepat untuk digunakan dalam penekanan diberikan pada interaksi positif antara orang-orang dalam satu satuan kerja dan antar satuan kerja dalam organisasi berdasarkan kebiasaan, norma-nonna, dan kultur organisasi yang telah disepakati bersama. Dalam menggerakkan para bawahan, para manajer harus selalu mempertimbangkan pandangan para bawahan tentang organisasi kemampuan yang dimiliki oleh organisasi, dan situasi lingkungan yang turut berpengaruh. Dengan demikian, seluruh jajaran organisasi akan siap menyelenggarakan semua kegiatan operasional yang diharapkan atau diharuskan untuk dilakukan. Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi, manajemen konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya. a. Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement ) pada setiap orang yang bekerja bersama- sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing anggota.
b. Manajemen konflik,
perubahan kemungkinan menimbulkan konflik yang
disebabkan oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan keperawatan bagi semua SDM yang ada.
Komunikasi
yang terbuka diarahkan kepada
penyelesaian konflik dengan win-win solution. c. Supervisi / pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang berlangsung, misalnya perawat
pelaksanan
sedang
melakukan
ganti
balutan,
maka
katim
mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan apakah standar kerja dijalankan. Pengawasan terkait pula dengan kinerja dan kompetisi perawat, yang akan berguna dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui pelaporan atau dokumen yang menguraikan tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan. Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam pelaksanaan kegiatan atau tindakan. Agar hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut
dapat
keterampilan,
berupa promosi
penghargaan, untuk
penambahan
pengetahuan
atau
tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan
pengawasan dapat direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan. Di ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat. Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat pelaksana dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan katim. 4. Pengendalian
Pengendalian (controlling)
adalah proses untuk mengamati secara terus-
menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Pengawasan (controlling) dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar jika terjadi kekeliruan-kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan dan petunjuk-petunjuk yang tidak efektif hingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari pada tujuan yang ingin dicapai. Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan eksis tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan sebelumnya.
C. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsipprinsip manajemen keperawatan sebagai berikut: 1. Manajemen keperawatan adalah perencanaan 2. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif 3. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan 4. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat 5. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan sosial 6. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian 7. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin. 8. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi 9. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan 10. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin 11. Manajemen keperawatan memotivasi 12. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif 13. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.
D. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN 1.
Perencanaan kegiatan keperawatan Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000). Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masingmasing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi. Pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan yang meransang dalam praktik keperawatan. Prinsipprinsip pengorganisasian menurut Swanburg (2000) adalah : a. Prinsip rantai komando Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana. b.
Prinsip kesatuan komando Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
c. Prinsip rentang komando Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.
3. Pengarahan Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan. Motivasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan. 4.
Pengendalian Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program. Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program. Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah : a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur. b. Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. c. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
E. BENTUK PENGORGANISASIAN Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan,
badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen. Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian pengorganisasian sebagai berikut: 1. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah enititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan. 2. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. 3. T. Hani handoko(1999): sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan. 4. Kamus lengkap bahasa Indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur. Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.
Unsur-Unsur Pengorganisasian Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendirisendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci
dapat di
jabarkan sebagai berikut: 1. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers).
Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi. 2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatantingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi. 3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. 4. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung, bangunan, kantor). 5. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunga adalah: a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan. b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi. c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi :
Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang
harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna. F. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain. Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu: a. Model praktek Keperawatan Profesional III Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis. b. Model Praktek Keperawatan Profesional II Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer.Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan. c. Model Praktek Keperawatan Profesional I Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer. d. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju profesional I. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:
a. MPKP I MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan tetapi Kepala Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan. b. MPKP II MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa. c. MPKP III MPKP
Advance
yang semua tenaga minimal
Sarjana Ners
keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.
G. PERAN-PERAN DALAM PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN Peran Karu, Perawat primer dan perawat asosiat dalam MPKP(metode primary team) yang dilaksanakan di ruangan. 1. Peran Kepala Ruang -
Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
-
Orientasi dan merencanakan karyawan baru
-
Menyusun jadual dinas
-
Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
-
Evaluasi kerja
-
Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf
2. Peran Perawat Primer -
Menerima pasien
-
Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
-
Membuat tujuan
-
Membuat rencana keperawatan
-
Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan kepada PA yang menjadi anggota timnya.
-
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas bersama PA yang menjadi anggota timnya.
-
Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
-
Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan keperawatan.
-
Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
-
Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
-
Menerima dan menyesuaikan rencana
-
Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
-
Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan, catatan tindakan keperawatan)
3. Peran Perawat Asosiat -
Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang asuhan yang direncanakan oleh PP.
-
Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP
-
Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP tentang klien untuk keperluan asuahan keperawatan selanjutnya.
-
Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika Pujihastuti, Apriani. 2012. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan. Dikutip 31 Maret 2019 dari
Konsep
Dasar
Manajemen
Keperawatan
:
https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-dasar-manajemenkeperawatan/ Setiadi, 2014. Konsep 2019
Manajemen dari
Keperawatan. Konsep
Manajemen
Dikutip
31 Maret
Keperawatan
https://www.academia.edu/35246217/Konsep_manajemen_Keperawatan.pdf
: