Laporan Pendahuluan Retinoblastoma.docx

  • Uploaded by: Riezkya SiiKeke 'TaliaRegazze'
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Retinoblastoma.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,620
  • Pages: 19
Laporan pendahuluan RETINOBLASTOMA

A. Pengertian Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokular yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor berasal dari jaringan retino embrional (Mansjoer, 2005).Retinoblastoma adalah suatu tumor ganas yang mengenai retina pada suatu atau kedua mata( Suriadi dan Rita Yuliani ).Retinoblastoma adalah Tumor ganas dalam bola mata pada anak dan bayi sampai 5 tahun ( Sidarta Ilyas, 2002 ). Retinoblastoma adalah tumor masa anak-anak yang jarang tetapi dapat patal. (Daniel G. Vaughan, Taylor Asbury dan Paul Riordan-Eva).Retinoblastoma adalah tumor ganas elemen-elemen embrional retina. Gangguan ini merupakan tumor ganas utama intra okuleryang terjadi pada anak-anak terutama pada umur dibawah 5 tahun dan sebagian besar didiagnosis antara usia 6 bulan dan 2 tahun. ( Ns. Indriana N. Istiqomah, S.Kep).Retinoblastoma adalah kanker salah satu atau kedua mata yang berasal di jala, terang sensitif lapisan mata yang memungkinkan mata untuk melihat dan terjadi pada anak-anak muda. (Abramson DH, 1985).Retinoblastoma adalah tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah 5 tahun. (Wijaya N, 1993).

B. Anatomi dan Fisiologi Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakanuntuk memberikan pengertian visual. 1. Organ luar  Bulu mata berfungsi menyaring cahaya yang akan diterima.  Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.  Kelopak mata ( Palebra) berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata. 2. Organ dalam Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagianbagian tersebut adalah:



Kornea



Sklera



Pupil dan iris



Lensa mata



Retina atau Selaput Jala



Saraf optik

1. Kornea Kornea adalah lapisan pelindung terluar mata. Fungsinya adalah mencegah kotoran dan benda asing serta menyaring sinar UV yang masuk ke mata. Kornea adalah bagian mata yang penting karena menentukan seberapa baik tingkat fokus mata terhadap suatu objek. Kornea merupakan bagian bening yang bersifat tembus pandang dan terletak di lapisan terluar. Kornea berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya pertama kali, sebelum akhirnya cahaa dapat masuk ke sel-sel penerima di bagian dalam.Kalau kita lihat mata seseorang, akan ada bagian bola hitam (pupil) dan bagian yang terlihat berwarna abu-abu, atau cokelat, atau biru, berbeda tergantung faktor genetik seseorang (iris). Nah, kornea ini hanya menutupi bagian pupil dan iris tersebut.Faktanya, kornea adalah lapisan bening pada mata yang berisi oleh berbagai jaringan. Tak seperti bagian tubuh lain, kornea tidak memiliki pembuluh darah. Jadi, sebagai penggantinya, kornea mendapatkan ‘makanan’ dari air mata.

Kornea merupakan jaringan yang sangat kompleks. Pada kornea, tidak terdapat pembuluh darah, sehingga nutrisi kornea diperoleh dari air mata dan aqueous humor. Kornea memiliki tiga lapisan yaitu:  Epitelium (ephitelium) adalah lapisan terluar kornea. Berfungsi untuk mencegah masuknya benda asing, serta menyerap oksigen dan nutrisi dari air mata.  Stroma, terletak setelah epitelium. Stroma adalah lapisan tengah paling tebal dan tersusun atas air dan protein sehingga berbentuk padat dan elastis.  Endotelium (endothelium), terletak di belakang stroma. Lapisan ini berfungsi untuk memompa kelebihan cairan pada stroma. Gangguan fungsi endotelium dapat menyebabkan stroma penuh dengan cairan sehingga menyebabkan penglihatan kabur.

2. PUPIL Pupil, yang merupakan bagian lingkaran hitam di bola mata kita, sebenarnya adalah tempat lewatnya cahaya ke dalam mata. Pupil berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk. Misalnya, ketika kita terpapar banyak cahaya, maka secara otomatis pupil akan mengecil sehingga cahaya yang masuk ke dalam mata tidak terlalu banyak. Begitu pula sebaliknya. 3. IRIS Iris merupakan bagian berwarna yang berada di sekitar pupil. Kalau kamu melihat orang yang punya warna mata berbeda (Maksudnya bukan yang punya mata sharingan kayak Sasuke ya. Kalau itu pakai softlens). Nah, iris ini lah yang berperan memberi warna pada mata. Maka dari itu, iris terkadang disebut sebagai “selaput pelangi”. 4. Retina Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 – 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub

belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk dinamakan eksvakasi foali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik. Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan, ditambah 4 jenis neuron: 1. Sel bipolar 2. Sel ganglion 3. Sel horizontal 4. Sel amakrin Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel muller. Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor.Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan: 1) Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut. 2) Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi. 3) Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid. 1) Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal. 2) Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. 3) Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar, sel amakrin dengan sel ganglion. 4) Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua. 5) Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina. 6) Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca. Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia dan merah pada hyperemia.

Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan subjektif retina seperti: tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah: 

Elektroretino-gram (ERG)



Elektro-okulogram (EOG)



Visual Evoked Respons (VER)

1. Fungsi Retina Fungsi retina pada dasarnya adalah menerima bayangan visual yang dikirim ke otak. Bagian sentral retina atau daerah makula mengandung lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada bagian perifer retina. 1) Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi untuk sensasi yang nyata (penglihatan yang paling tajam) dan penglihatan warna. 2) Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya remang. Sel ini mengandung pigmen visual ungu yang disebut rhodopsin. Bola mata terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu : 1. Tunica Fibrosa Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera dan bagian anterior yang transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran cavum subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan intraokular meningkat, lamina fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus menjadi cekung bila dilihat melalui oftalmoskop. Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya pada batas limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea (epithelium anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia propria, terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan (4) endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humour.

Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya pada batas limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea (epithelium anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia propria, terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan (4) endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humour.

2. Lamina vasculosa Dari belakang ke depan disusun oleh sama dengan : (1) choroidea (terdiri atas lapis luar berpigmen dan lapis dalam yang sangat vaskular) (2) corpus ciliare (ke belakang bersambung dengan choroidea dan ke anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri atas corona ciliaris, procesus ciliaris dan musculus ciliaris (3) iris (adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi ruang diantara lensa dan kornea menjadi camera anterior dan posterior, serat-serat otot iris bersifat involunter dan terdiri atas serat-serat sirkuler dan radier.

3. Tunica sensoria (retina) Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan luarnya melekat pada choroidea dan permukaan dalamnya berkontak dengan corpus vitreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior membentuk cincin berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf berakhir. Bagian anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel pigmen dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris. Di pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan, macula lutea, merupakan daerah retina untuk penglihatan paling jelas. Bagian tengahnya berlekuk disebut fovea sentralis. Nervus opticus meninggalkan retina lebih kurang 3 mm medial dari macula lutea melalui discus nervus optici. Discus nervus optici agak berlekuk di pusatnya yaitu tempat dimana ditembus oleh a. centralis retinae. Pada discus ini sama sekali tidak ditemui coni dan bacili, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan disebut

sebagai bintik buta. Pada pengamatan dengan oftalmoskop, bintik buta ini tampak berwarna merah muda pucat, jauh lebih pucat dari retina di sekitarnya.

5. LENSA MATA Lensa mata adalah bagian yang bersifat lunak dan transparan. Posisinya berada di belakang iris. Bagian mata ini berfungsi untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya agar bayangan suatu benda dapat jatuh di tempat yang tepat. 6. SARAF OPTIK Fungsinya untuk meneruskan informasi visual benda yang diterima retina menuju ke otak. Nah, saraf optik ini lah yang membuat kita dapat mengetahui bagaimana bentuk suatu benda yang kita lihat. Oleh karena itu, jika saraf optik ini rusak, maka kita tidak akan bisa melihat. C. Etiologi Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Sekitar 10% penderita retinoblastoma memiliki saudara yang juga menderita retinoblastoma dan mendapatkan gennya dari orang tua. Kanker bisa menyerang salah satu maupun kedua mata. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus).

D. Patofisiologi Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang diwariskan melalui kromosom. Massa tumor dapat tumbuh ke dalam vitreous (endofilik) dan tumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang sub retina (endofilik). Kadang-kadang tumor berkembang difus. Pertumbuhan endofilik lebih umum terjadi. Tumor endofilik timbul dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid. Perluasan retina okuler ke dalam tumor vitreous dapat terjadi pada tipe endofilik dan dapat timbul sebaran metastase lewat spatium subretina atau melalui tumor vitreous. Selain itu tumor dapat meluas lewat infiltrasi pada lamina cribrosa langsung ke nervus optikus dengan perluasan ke lapisan koroid dapat ditemukan infiltrasi vena-vena pada daerah tersebut disertai metastasis hematogen ke tulang dan sumsung tulang. Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing: 

Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang).



Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.



Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus yang dipotong saat enuklasi.



Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak. Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan, sering terjadi

perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan retinoblastoma.

E. Manifestasi Klinis Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. a) Strabismus karena penurunan penglihatan dan apabila letak tumor di makula. b) Kadang mata merah yang nyeri c) Massa tumor yang makin membesar akan memperlihatkan leukokoria

Tanda Funduskopi dengan pupil yang dilebarkan memperlihatkan massa merah muda keputihan yang menonjol keluar dari retina ke dalam ruang vitreous. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glukoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak melalui sklera ke jarinngan orbita dan sinus pranasal, metastasis jauh kes sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat,

dapat

menonjol

kedalam

badan

kaca.

Dipermukaan

terdapt

neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. a) Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan. b) Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal. c) Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis. d) Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata. e) Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat. f) Tajam penglihatan sangat menurun. g) Nyeri h) Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

F. Pencegahan Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit retino blastoma dapat dilakukan dengan cara terapi.Beberapa cara terapi adalah : 1) Enukleasi mengangkat bola mata dan dioganti dengan bola mata prothese (buatan).

2) Penyinaran bola mata. Retino blastoma bersifat radiosensitif, sehingga terapi ini sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak akibat penyinaran. 3) Photocoagulation : terapi dengan sinar Laser ini sangat efektip pada ukuran Kanker yang kecil. 4) Cryotherapy : terapi dengan cara pendinginan (pembekuan) pada kanker ukuran kecil terapi ini berhasil baik. 5) Chemotherapy : diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat mengecilkan ukuran kanker.

G. Penatalaksanaan Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakkukan terutama untuk klien dengan metastasis keluar, misalnnya dengan gejala proptosis bola mata. Jika satu mata yang terserang, pengobatan tergantung pada klasifikasi tumor : a) Golongan I atau II dengan pengobatan local (radiasi, cryotherafy, fotokoagulasi laser). Kadang-kadang digabung dengan kemoterapi. b) Jika tumor besar (golongan IV atau V), mata harus dienukleasi segera. Mata yang tidak terkena dilakukan radiasi sinar-X dan kemoterapi.

Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol, dilakukan enukleasi. Jika tumor telah keluar bulbus okuli tetapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioteraapi dan kemoterafi. Klien harus dievaluasi seumur hidup katena 20-90 % klien ratinnoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer terutamaasteosarkoma.

H. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis

pasti

retinoblastoma

intaokuler

dapat

ditegakkan

dengan

pemeriksaan patologi anatomi. Karena tindakkan biopsi merupakan kontraindikasi, maka untuk menegakkan diagnosis digunakan bebrapa pemeriksaan sebagai sarana penunjang:

1. Fundus Okuli : Ditemukan adanya massa yang menonjol dari retina disertai pembuluh darah pada permukaan ataupun didalam massa tumor tersebut dan berbatas kabur 2. X Ray : Hampir 60 – 70 % penderita retinoblastoma menunjukkan kalsifikasi. Bila tumor mengadakan infiltrasi ke saraf optik foramen : Optikum melebar. 3. USG : Adanya massa intraokuler 4. LDH : Dengan membandingkan LDH aqous humor dan serum darah, bila ratsio lebih besar dari 1,5 dicurigai kemungkinan adanya retinoblastoma intaokuler (Normal ratsio Kurang dari 1) 5. Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata. 6. Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina. 7. Elektro-okulogram (EOG). 8. Visual

Evoked

Respons

(VER),

berguna

untuk

mengetahui

adanya

perbedaan rangsangan yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang. I. Komplikasi

Komplikasi pada retinoblastoma adalah lepasnya Retina (ablasio retina), peninggian tekanan bola mata (glucoma).Komplikasi lain berupa terhambatnya pematusan aqous humor sehingga timbul glaukoma sekunder.Metastase melalui beberapa jalan antara lain: 1. Lamina kribosa, saraf optik kemudian mengadakan infiltrasi ke arah vaginal sheat subarachnoid untuk menuju ke intracranial. 2. Jaringan choroid, dengan melalui pembuluh darah tumor menyebar ke seluruh tubuh. 3. Pembuluh emisari, tumor menyebabr ke bagian posterior orbita.

Komplikasi dari penyakit retinoblastoma adalah : a) Ablasio Retina (Lepasnya Retina)Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata

yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. b) Glukoma (Peninggian tekanan bola mata) Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. c) Kebutaan d) Adanya metatase ke : 1. Lamina kribosa, saraf optik yang infiltrasi ke vaginal scheat sampai ke subarachnoid dan intrakranial menjadi tumor otak. 2. Jaringan koroid (metastase melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh) 3. Pembuluh emisari/tumor menjalar ke posterior orbita. e) Infiltrasi sel tumor f) DM tipe I

J. KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA

Klasifikasi Retinoblastoma MenurutIndriana N Istiqomah : a. Golongan I Tumor soliter/multipel kurang dari 4 diameter papil. Terdapat pada atau di belakang ekuator. Prognosis sangat baik. b. Golongan II Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil.Prognosis baik. c. Golongan III Tumor ada di depan ekuator atau tumor soliter berukuran > 10 diameter papil. Prognosis meragukan. d. Golongan IV Tumor multipel sampai ora serata. Prognosis tidak baik. e. Golongan V Setengah retina terkena dengan benih di badan kaca. Prognosis baik.

Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan berdasarkan tempat utama dimana retinoblastoma menyebar sebagai berikut : 1. Derajat I intraokular a. tumor retina. b.

penyebaran ke lamina fibrosa.

c. penyebaran ke ueva. 2. Derajat II orbita a. Tumor orbita : sel sel episklera yang tersebar, tumor terbukti dengan biopsi. b. Nervous optikus. Klasifikasi ekstraokuler menurut Retinoblastoma Study Committee : Group I : saat enukleasi tumor ditemuka disklera, atau sel tumor ditemukan di emisaria sklera Group II : tepi irisan N II tidak bebas tumor Group III : biopsi mengungkapkan tumor sampai dinding orbita Group IV : tumor ditemukan di cairan serebrospinal Group V : tumor menyebar secara hematogen ke organ dan tulang panjang.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Gangguan rasa nyaman nyeriberhubungandenganproses penyakitnya. 2) Gangguan presepsi sensori penglihatanberhubungandengangangguanpenerimaan sensori dari organ penerima. 3) Gangguan rasa aman cemasberhubungandenganperubahan status kesehatan, adanya nyeri, dan kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan. 4) Resiko tinggi terhadap cidera berhubungandengan keterbatasan lapangpandang. 5) Kurangnya pengetahuan berhubungandengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya

L. INTERVENSI KEPERAWATAN 1) Gangguan rasa nyaman nyeriberhubungandenganproses penyakitnya. N INTERVENSI RASIONAL O 1 Tentukanriwayatnyerimisalnyalokasin Informasimemberikan data yeri, frekuensi, durasi, danintensitas dasaruntukmengevaluasi. (skala 0-10 )tindakanpenghilangan Kebutuhanintervensi yang dilakukan. :pengalamnnyeriadalah individual yang digabungkandenganbaik, responbaikdanemosional. 2 Evaluasi, sedariterapitertentumisalnya,pembedah an, kemoterapi, radiasi, bioterapi, ajarkanpasienatau orang terdekatapa yang diharapkan.

Ketidaknyamananrentangmasalahadalah umum (nyeri, insis, sakitkepalatergantungpadaprosedur/ agen yang digunakan)

3 Berikantindakankenyamanandasarmisa l, reposisiaktivitashiburan.

Meningkatkanrelaksasidanmembantumemfo kuskankembaliperhatian.

Dorongpenggunaanketerampilanmanaj 4 emennyeri(misal, teknikrelaksasi, visualisasi, bimbinganimaginasi,tertawa, music dansentuhanterapeutik).

Memungkinkanpasienuntukberpartisipasise caraaktifuntukmeningkatkan rasa Kontrol.

Evaluasipenglihatannyeri/control 5 nilaiaturanpengobatanbilaperlu.

Kol: 6 kembangkanrencanamanajemennyerid enganpasiendandokter

Tujuanadalah control nyerimaksimumdanpengaruh minimum pada AKS. Rencanaterorganisasimengembangkankese mpatanuntuk control nyeripertamadannyerikronis. Komplikasiseringdarikankermeskisetiap individual berbeda.

Berikan analgesic sesuaiindikasimisal, 7 morfindanmetadon.

2) Gangguan presepsi sensori penglihatanberehubungandengangangguanpenerimaan sensori dari organ penerima. N INTERVENSI RASIONAL O 1 Tentukanketajamanpenglihatancatat apakah 1 atau ke-2 mataterlibat.

Kebutuhanindividudanpilihanintervensibervar iasisebabkehilanganpenglihatanterjadilambatd anprogresif.

2 Orientasikanpasienterhadaplingkung Memberikanpeningkatankenyamanandankekel an, staff, orang lain uargaansertamenurunkancemas. dilingkungannya. 3 Letakkanbarang yang Memungkinkanpasienmelihatobjeklebihmuda dibutuhkan/posisibelpemanggildala ndanmemudahkanpanggilanuntukpertolongan mjangkauan. biladiperlukan.

4 Dorongmenekspresikanperasaantent angkehilangan/ kemungkinankehilanganpengluhata n.

Sementaraintervensidinimencegahkebutuhan, pasienmenghadapikemungkinanataumengala mikehilanganpenglihatansebagianatau total. Meskipunkehilanganpenglihatantelahterjadida ntakdapatdiperbaiki, kehilanganlanjutdapat di cegah.

5 Lakukantindakanuntukmembantupa sienuntukmenanganiketerbatasanpe nglihatancth, aturperabot/ mainan, perbaikisinarsuramdanmasalahpengl ihatanmalam.

Menurunkanbahayakeamanansehubunganden ganperubahanlapangpandang/kehilanganpengl ihatandanakomodasi pupil terhadapsinarlingkungan.

Kol 6 :siapkanintervensibedahsesuaiindika Pengangkatan bola matadilakukanapabila si, enkulasi. tumor telahmencapaiseluruh vitreous atauvisus 0, dilakukanuntukmencegah tumor bermetastasislebihjauh.

7 Pelaksanaankrioterapi,

fotokoagulasileserataukombinasisito Dilakukanapabila tumor masihintraokuler, statik. untukmencegahpertumbuhan tumor akanmempertahankanvisus.

3) Gangguan rasa aman cemasberhubungandenganperubahan status kesehatan, adanya nyeri, dan kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan. N INTERVENSI RASIONAL O 1 Kajitingkatansietas, Factor derajatpengalamannyeri/timbulnyagejalatibainimempengaruhipresepsipasient tibadankondisipengetahuansaatitu. erhadapancamandiridanpotensia nsietas. 2 Berikaninformasiakurandanjujur, diskusikandengankeluargabahwapengawasandan pengobatandapatmencegahkehilanganpengkihata ntambahan.

Menurunkanansietassehubungan denganketidaktahuan/harapan yang akan dating danmemberikandasarfaktauntuk membuatpilihaninformasitentang pengobatan.

3 Dorongpasienuntukmengakuidanmengekspresika nperasaan.

Memberikankesempatankepadap asienmenerimasituasinyata, mengklarifikasisalahkonsepsidan pemecahanmasalah. Memberikankeyakinanbahwapas ientidaksendiridalammenghadapi masalah.

4 Identifikasisumber/orang yang menolong.

4) Resiko tinggi terhadap cideraberhubungandengan keterbatasan lapangpandang. N INTERVENSI RASIONAL O 1 Orientasikanpasienterhad Memberipeningkatankenyamanan, aplingkungan, staf, dan memudahkanadaptasiterhadaplingkunagannyadanmenge oranglain yang ada di tahuitempatuntukmemintabantuanpadasaatmembutuhka areanya n. 2

Anjurkankeluargamembe Menurunkanresikomemecahkanmainandanjatuhdaritem rikanmainan yang pattidur. aman(tidakpecah) danpertahankanpagartem pattidur

3

Arahkansemuaalatmainan Memfokuskan lapang pandang dan mencegah cedera yang dibutuhkan klien pada saat berusaha untuk menjangkau mainan. pada tempat sentral pandangan klien, dan mudah untuk dijangkau.

Kol :pemberiananalgesic,cth, acethaminophen(tyenol), empirin, dengankodein.

Digunakanuntukmengatasiketidaknyamanan ,meningkatkanistirahatdanmencegahgelisah.

5) Kurangnya pengetahuan berhubungandengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya. N INTERVENSI RASIONAL O 1 Beripenjelasantentangkondisi, pasien, Meningkatkanpemahamandanmeningk prognosis, danpengobatannya. atkankerjasamadalampemberiantindak 2 an. Tekankanpentingnyaevaluasirutin. 3 Pengawasanperiodikmenurunkanresik Diskusikanpadakeluargatentangpentingny okomplikasiserius. amenghindari/mengurangisituasipencetus

4

stress.

Stress dapatmenambahketeganganpadamatad Ajarkan cara mengatas inyeri dengan anmemperburukkeadaannya. teknik relaksasi, tertawa. Music. Dan sentuhan terapeutik. Dapat mengurangi nyer iapabila nyeri pada klien timbul.

DAFTAR PUSTAKA Istiqomah, Indriana, N., 2005, Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata, editor, Monica Ester. EGC, Jakarta. Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta. Ilias S, Kedaruratan dalam ilmu penyakit mata, Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985. Prof.dr.Sidarta Ilyas SpM dkk, 2002, sagung seto. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedoteran edisi 2, Suddarth & Brunner, Keperawatan Medikal Bedah, 2002. EGC: Jakarta Istiqomah, Indriana N. (2004). Klien dengan Gangguan Penglihatanedisi 3.Jakarta : EGC Doenges, Marilynn, E., et. al., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta. Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta. Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI, Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Dwi suci rhamdanita"