LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL
DISUSUN OLEH : NURUL HIDAYAH NIM : PO.7120.116.151
SEMESTER 4
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN T.A 2018
A. Definisi
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
B.Etiologi Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011) 1.Teori penurunan hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun. 2.Teori placenta menjadi tua Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim. 3.Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta. 4.Teori iritasi mekanik Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus. 5.Induksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
C.Tanda-Tanda Permulaan Persalinan 1.Lightening atau settling atau dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. 2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. 3.Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. 4.Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains).
Tanda-Tanda In Partu : 1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur. 2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian servik. 3. Kadang-kadang ketuban pecah 4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar D.Faktor Persalinan 1.Passage (Jalan Lahir) Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
A. Pintu Panggul a.Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. b.Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet d.Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
B.Bidang-bidang : a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. c.
Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
2.Kekuatan(power) Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari : a. His (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks. b. kontraksi otot-otot dinding perut c.
kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Perubahan-perubahan akibat his : a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi). b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah. c.
Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia
janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
3.Passanger Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4.Psikis(Psikologi) Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual Pengalaman bayi sebelumnya Kebiasaan adat Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh: Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan Persalinan sebagai ancaman pada self-image Medikasi persalinan Nyeri persalinan dan kelahiran
5.Penolong Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
F.Kala Persalinan Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu: 1. Kala I (kala pembukaan) In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a.
Fase laten Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam, cepat
menjadi 9 cm. b. Fase aktik Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase : 1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. 2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm. 3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm. Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
2. Kala II (pengeluaran janin) His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
3. Kala III (pengeluaran plasenta) Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan
retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
G. Pemeriksaan Penunjang
USG
Pemeriksaan Hb
H. Pengkajian 1. Kala 1 1. Pengkajian a.
Anamnesa
Nama, umur, dan alamat
Gravida dan para
Hari pertama haid terakhir (HPHT)
Riwayat alergi obat
Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
Riwayat kehamilan sebelumnya
Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)
Pemeriksaanfisik
Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan
pemeriksaan
TD
Pemeriksaan abdomen
Menentukan tinggi fundus
Kontraksi uterus
dan
nadi
diantara
dua
kontraksi.
b. Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi 1. Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit) 2. Menentukan presentasi (bokong atau kepala) 3. Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan dalam a) Nilai pembukaan dan penipisan serviks b) Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul c) Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
Kala II 1.Pengkajian a.Aktivitas /istirahat adanya kelelahan,
ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.
Letargi. Lingkaran
hitam di bawah mata.
b.Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi. c. Integritas Ego Respon Dapat
emosional dapat meningkat.
merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat
mengejan secara aktif. d. Eleminasi. Keinginan Dapat
untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
mengalami rabas fekal saat mengejan.
Distensi
kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya
mendorong. e. Nyeri/ Ketidak nyamanan Dapat
merintih/ meringis selama kontraksi.
Amnesia
diantara kontraksi mungkin terlihat.
Melaporkan Kaki
rasa terbakar/ meregang dari perineum.
dapat gemetar selama upaya mendorong.
Kontraksi
uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.
Dapat
melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran
anak. f. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan. g. Keamanan Diaforesis
sering terjadi.
Bradikardi
janin dapat terjadi selama kontraksi
h. Sexualitas Servik
dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
Peningkatan Penonjolan
penampakan perdarahan vagina.
rectal/ perineal dengan turunnya janin.
Membrane mungkin Peningkatan Crowning
rupture pada saat ini bila masih utuh.
pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertex
Kala III 1. Pengkajian a.Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan. b.Sirkulasi Tekanan
darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali ke tingkat
normal dengan cepat. Hipotensi
dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
Frekuensi
nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml. d. Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada. e. Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular. f. Pemeriksaan fisik Kondisi
umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh), status mental
klien. Inspeksi: Palpasi:
perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah melahirkan plasenta.
tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun sesudah
pengeluaran plasenta.
Kala IV 1.Pengkajian a.Aktivitas / Istirahat Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk b.Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia / anastesia, atau
meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah), atau dapat jugap
pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml untuk kelahiran
per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
c. Integritas Ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau kecewa
Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
d.Eleminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol
Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter urinarius mungkin Dipasang
Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
e. Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual f. Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan menetapnya
hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara) g. Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor dengan “menggigil” h. Keamanan
Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
i. Seksualitas Fundus
keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi umbilikus
Drainase vagina
atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya beberapa
bekuan kecil Perineum
bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
Striae mungkin
ada pada abdomen, paha, dan payudara
Payudara lunak
dengan puting tegang
j. Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu dan jumlah k. Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik.
I.Diagnosa Kala I a .Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan b. Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan Kala II a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama, hiperventilasi maternal. b.Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Kala III a.Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta. b.Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan. Kala IV a. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
J. Perencanaan Kala I a. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan Intervensi: Kaji
kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan
gambaran ketidaknyamanan) Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu Kaji
tentang metode pereda nyeri yang diketahui dan dialami
Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda–beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan Kurangi
dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
Rasional: tidak menambah nyeri klien
b.Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan Tujuan : Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan dengan kriteria evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup tenaga Intervensi: Kaji
tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indicator terhadap status hidrasi dan energy ibu. Anjurkan
untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk persalinan
Kala II a.Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif Tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan kriteria evaluasi : Mengungkapkan penurunan nyeri Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri. Istirahat diantara kontraksi Intervensi : Identifikasi
derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat. Pantau
dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu identifikasi pola kontraksi abnormal Berikan
dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah dilakukan berarti. Anjurkan
klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efeknegatif berkenaan dengan penurunan kadar oksigen ibu dan janin.
b.Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban Tujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi. Intervensi : Lakukan
perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya infeksi uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin rentan pada infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
Catat
tanggal dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi . Lakukan
pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan tehnik aseptik
R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi endometrial.
Kala III a.Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta. Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal dengan kriteria evaluasi:
Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
Kesadaran pasien bagus.
Intervensi : Palpasi
fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta. Masase fundus
secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus. Kaji
irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
b.Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan. Tujuan : diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria evaluasi :
Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
Wajah tampak tenang.
Wajah tampak tidak meringis.
Intervensi : Bantu
dengan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan bila tepat.
R/ Pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi. Berikan
kompres es pada perineum setelah melahirkan.
R/ Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema dan memberikan kenyamanan dan anastesi lokal. Ganti
pakaian dan linen basah.
R/ Meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
Kala IV a. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang Kriteria Evaluasi :
Pasien melaporkan nyeri berkurang
Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2)
Intervensi : Kaji
sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian intrapartal, lama
persalinan, dan pemberian anastesia atau analgesia Rasional : Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat ketidaknyamanan nyeri Berikan
informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode pascapartum
Rasional : Informasi dapat mengurangi ansietas berkenaan rasa takut tentang ketidaktahuan, yang dapat memperberat persepsi nyeri Inspeksi
perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan perbaikan luka, perhatikan
adanya edema, hemoroid Rasional : Trauma dan edema meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan dapat menyebabkan stress pada garis jahitan
Daftar Pustaka Buku ajar keperawatan edisi 4,bobak, lowdermik, Jensen 2012 Carpenito, L,J 2009 Diagnosa Keperawatan edisi 9. Jakarta EGC