Laporan Pemeriksaan Feses_nada Siti Nabilah.docx

  • Uploaded by: Nada
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pemeriksaan Feses_nada Siti Nabilah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,183
  • Pages: 8
LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN FESES

NAMA PRAKTIKAN : NADA SITI NABILAH NIM

: 061711075

KELOMPOK

:5

PROGRAM DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA 2019

Judul Acara Praktikum

: Pemeriksaan Feses

Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis (sel epitel, makrofag, leukosit, eritrosit, kristal-kristal, sisa makanan) dan melakukan interpretasi hasil pemeriksaan Metode pemeriksaan

: Makroskopis (Visual) dan Mikroskopis (Natif)

Prinsip pemeriksaan

:

1. Makroskopis Melakukan pengamatan sampel feses secara visual atau makroskopis 2. Mikroskopis Prinsip dasar pembuatan sediaan dengan cara langsung yang membuat sediaan setipis mungkin yang tidak ada gelembung udara di dalamnya. Dasar Teori

:

Tinja atau feses adalah produk buangan saluran pencernaa hewan yang dikeluarkan melalui anus. Proses pembuangan kotoran pada manusia dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari. Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekuensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi atau sembelit, menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekuensi buang air besar disebut dengan diare atau mencret. Feses normal terdiri dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna, air, bermacam produk hasil pencernaan makanan, dan kuman-kuman nonpatogen. Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktifitas bakteri. Bakteri menghasilkan senyawa seperti indole, skatole, dan thiol (senyawa mengandung belerang), dan juga gas hydrogen sulfide. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas feses atau tinja. Pemeriksaan feses atau tinja adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama dikenal untuk membantu klinis menegakkan diagnosis suatu penyakit. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium modern, dalam beberapa kasus pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit yang memerlukan pemeriksaan feses, cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksaan dan interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinis. Feses adalah salah satu parameter yang digunakan untuk membantu dalam penegakan diagnosis suatu penyakit serta menyelidiki suatu penyakit secara lebih mendalam. Pemeriksaan feses dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya sel epitel, makrofag, leukosit, eritosit, kristal-kristal, sisa makan, telur cacing atau larva infektif. Pemeriksaan ini juga dimaksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang diperiksa fesesnya.

Alat dan Reagen

:

Alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan feses yaitu lidi kayu, kaca preparat, kaca penutup, pipet tetes, mikroskop, tabung reaksi, wadah feses. Reagen yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan feses yaitu larutan NaCl 0,9% atau larutan eosin 1-2%, larutan asam asetat 10% Bahan pemeriksaan

:

Bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan feses yaitu feses segar Cara kerja

:

Pemeriksaan makroskpis feses. Sampel feses yang ingin diamati disiapkan. Kemudian perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir, nanah, cacing. Pemeriksaan mikroskopis metode ulas basah. Pada kaca preparat tetesi di sebelah kiri dengan 1 tetes NaCl 0,9% dan sebelah kanan dengan 1 tetes larutan eosin 1-2%. Kemudian menggunakan lidi, diambil sedikit tinja di bagian tengahnya atau pada bagian yang mengandung lendir/nanah/darah dan dicampurkan dengan tetesan larutan sampai homogen, dan buang bagian-bagian kasar yang terdapat pada sediaan. Kemudian, tutup dengan kaca penutup sehingga tidak terbentuk gelembung-gelembung udara dan periksa secara sistematik dengan menggunakan pembesaran rendah (objektif 10x/Lapangan Pandang Kecil=LPK), kemudian dengan objektif 40x/Lapangan Pandang Besar=LPB. Jumlah unsur-unsur yang nampak dilaporkan secara semikuantitatif, yaitu jumlah rata-rata per LPK atau per LPB (untuk eritrosit dan leukosit). Unsur-unsur yang kurang bermakna seperti epitel dan kristal dilpaorkan dengan + (ada), ++ (banyak). +++ (banyak sekali). Hasil pemeriksaan dan Pembahasan

:

1. Hasil pemeriksaan Pemeriksaan Feses (Makroskopis dan Mikroskopis) Data Pasien Nama : Fadel Umur : 20 tahun Alamat : Bekasi Data Pengamatan Makroskopis Hasil Warna Coklat Tua Bau Normal Bentuk dan Konsistensi Lunak Lendir Tidak Berlendir, Berserat Darah (-) Negatif Mikroskopis Hasil Sel Epitel Tidak Ditemukan

Leukosit Makrofag Eritrosit Sisa Makanan Kristal Telur Cacing

(-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif (+) Positif (-) Negatif (-) Negatif

Pemeriksaan Feses Positif (Mikroskopis) Data Pasien Nama : Tn. X Umur : Alamat : Data Pengamatan Makroskopis Hasil Tidak Ditemukan Sel Epitel (-) Negatif Makrofag (-) Negatif Leukosit (-) Negatif Eritrosit Sisa Makanan (+) Positif (-) Negatif Kristal (+) Positif Sel Telur Telur Ancylostoma duodenale, Telur Trichuris trichiura, Telur Necator americanus, Telur Ascaris lumbricoides 2. Pembahasan Pemeriksaan awal yaitu pemeriksaan makroskopis yaitu, melihat konsistensi dari feses secara visual dengan mata. Pengujian berupa warna, konsistensi, dan ada tidaknya darah dan lendir. Pada pemeriksaan warna yang terlihat adalah coklat tua, warna tinja bisa dipengaruhi oleh terbentuknya urobilin dan berbagai jenis makanan, kelainan dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan. Kemduian bau feses yang khas disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat. Darah dapat ada pada feses dikarenakan adanya luka pada saluran pencernaan.Darah itu mungkin terdapat di bagian luar tinja atau bercampur dengan tinja. Konsitentisnya adalah lunak, yang artinya adalah feses normal.pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair. Lendir dapat disebakan adanya infeksi dan iritasi pada saluran pencernaan. Tetapi terkadang lendir dapat saja muncul pada keadaan normal karena usus dapat menghasilkan lendiri sebagai pelumas. Pada pemeriksaan sampel 1 atas nama fadel setelah diamati diperoleh hasil negatif yang disebabkan antara lain sampel feses yang diperoleh dari orang yang sehat (tidak terinfeksi cacing parasit), kurangnya pemahaman praktikan pada bentuk morfologi telur maupun larva cacing parasit, praktikan kurang paham tentang urutan kerja pada masing-masing metode dan pada saat diambil fesesnya, cacing belum bertelur sehingga tidak ditemukan telur pada feses Pemeriksaan mikroskopis feses terdiri dari atas pemeriksaan terhadap sel epitel, leukosit, eritrosit, kristal, makrofag, telur cacing. Pada pemeriksaan

mikroskopis pada sampel positif dapat ditemukan adanya beberapa bentukan dari telur Ancylostoma duodenale antara lain fertil. Dengan ciri-ciri berbentuk oval, dinding 1 lapis tipis dan transparan yang isi telurnya berisi > 4 sel yang menandakan bahwa pasien dapat dikatakan positif mengalami infeksi parasit cacing Ancylostoma duodenale. Selain itu pada sediaan juga ditemukan adanya telur cacing Trichuris trichiura. Telur cacing berbentuk lonjong, mempunyai 2 lapis yaitu lapis luar berwarna kekuningan dan lapisan dalam transparan pada kedua ujung telur terdapat tonjolan yang disebut mucoid plug. Ditemukan juga Ascaris lumbricoides, telur tersebut memiliki ciri-ciri berebentuk oval, memiliki dinding yang terdiri dari tiga lapis. Lapisan telur terluar memiliki permukaan yang tidak rata, bergerigi, warnanya kecoklat-coklatan karena pigmen empedu, lapisan ini dinamakan lapisan albumnoid. Lapisan tengah berupa lapisan kitin sedangkan lapisan dalam berupa membran vitelin.

Kesimpulan

:

Makroskopis Jadi, pada sampel atas nama Fadel didapatkan feses berwarna coklat tua, berbau khas normal, bentuk dan konsistensi lunak, tidak berlendir, berserat, tidak ditemukan adanya campuran darah atau parasit. Mikroskopis Pada hasil pengamatan pada sampe positif didapatkan telur cacing Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Trichuris trichiura, dan Ascaris lumbricoides. Terutama pada sediaan feses Ascaris didapatkan telur yang bersifat fertil dan pada sediaan Trichuris trichiura didapatkan telur yang berbentuk oval dan transparan dengan 2 mukoid plug. Daftar Pustaka

:

1. Gandahusada S.W. Pribadi dan DI Heryy.2000.Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultak Kedokteran UI 2. Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2007, Mikrobiologi Kedokteran, ed 23𝑟𝑑 , Jakarta : EGC 3. Natadisastra, Djaenudin dan Agoes, Ridad, 2005, Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. EGC : Jakarta

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Penilaian feses secara makro

Gambar 3. Sampel Feses

Gambar 4&5. Hasil Negatif

Gambar 2. Penilaian warna feses

Gambar 6&7. Telur Ancylostoma duodenale

Gambar 8&9. Telur Necator americanus

Gambar 10&11. Telur Trichuris trichiura

Gambar 12&13. Telur Ascaris lumbricoides

Related Documents


More Documents from ""