Laporan Pembuatan Preparat Squash.docx

  • Uploaded by: efrialda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pembuatan Preparat Squash.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,539
  • Pages: 7
Pembuatan Preparat Squash A. Tujuan Membuat preparat untuk mengamati pembelahan mitosis pada akar bawang Allium cepa dan untuk menghitung jumlah kromosomnya. B. Metode 1. Alat dan Bahan Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah silet, petridish, kuas, mikroskop, botol flakon, kulkas, pipet tetes, penangas air, gunting, gelas benda dan penutupnya. Sedangkan bahan yang digunakan adalah umbi bawang merah, botol plastik, lidi, akuades, pewarna, tissue, plastik wrap, larutan AAG, Etanol dan pewarna acetocarmin 2.

Cara Kerja

Untuk memperoleh akar bawang merah yang akan dijadikan preparat, bawang merah ditusuk dengan lidi dan ditempatkan di botol plasitik dengan posisi seperti pada gambar 1.1 dan selanjutnya botol diisi akuades sampai bagian bawah bawang terendam untuk merangsang pertumbuhan akar ( bawang ditaman pada pukul 09.00 WIB). Bawang dibiarkan dalam posisi tersebut selama 2×24 jam atau selama 2 hari sampai hingga terdapat akar yang muncul berwarna putih dengan panjang ± 1 cm. Gambar 1

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 1. akar bawang dirangsang untuk tumbuh dengan media air (1.1, 1.2) ; Akar bawang sudah tumbuh pada hari ke 1 (1.3) ; akar bawang setelah 28 jam (1.4). Setelah 48 jam, akar bawang kemudian dipotong dengan hati-hati sepanjang ± 1 cm dengan silet dan dimasukkan ke dalam botol flakon berisi campuran larutan AAG dan etanol (AAG 1 ml, Etanol 3 ml). Botol flakon lalu ditutup rapat dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin sampai waktu pembuatan preparat (1 hari).

Gambar 2

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar

Gambar 2.4

Gambar 2. Akab bawang merah setelah 48 jam (2.1); Akar bawang merah dipotong (2.2); Akar bawang merah dimasukkan ke dalam campuran AAG dan Etanol dalam botol flakon (2.3); Akar disimpan dalam lemari pendingin (2.4). Akar bawang merah yang telah diperoleh dikeluarkan dari kulkas, lalu larutan di dalamnya dibuang dan diganti dengan laruran AAG 45% baru sampai setengah bagian botol. Penangas air disiapkan atau dipanaskan terlebih dahulu, selanjutnya botol berisi akar dan larutan AAG dimasukkan ke dalam penangas dan dipanaskan selama 10 menit pada suhu 60 o C. Setelah 10 menit botol berisi akar dikeluarkan. Gambar 3

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 3.3

Gambar 3.4

Gambar 3. Campuran larutan AAG dan etanol dalam botol dibuang (3.1); AAG 45% ditambahkan ke dalam botol (3.2); Akar dalam botol dimasukkan ke dalam penangas (3.3 dan 3.4). Akar Allium cepa kemudian diwarnai dengan Asethokarmin dan dibiarkan selama 3 menit. Lalu akar Allium cepa dicuci sebanyak 3 kali. Satu akar diambil kemudian diletakan di gelas benda. Lalu potong bagian yang paling hitam. Potongan yang hitam dipakai dan yang sisannya dibuang. Lalu diberi air dengan pipet tetes. Setelah itu kaca penutup ditutup dan ditekan – tekan sampai mendapatkan struktur akar yang tipis dan jelas diamati menggunakan mikroskop. Kemudian preparat tersebut diamati dengan menggunakan mikroskop.

Gambar 4

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7 Gambar 4. 1. Pewarnaan akar dengan acetocarmin; 2. Pencucian akar dengan air; 3. Pengambilan akar ke atas gelas benda; 4. Pemotongan bagian hitam; 5. Penutupan dan penekanan dengan kaca penutup; 6. Preparat yang siap diamati; 7. Pengamatan preparat di bawah mikroskop

C. Hasil dan Pembahasan Alasan penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah karena akar merupakan salah satu jaringan tumbuhan yang sel-sel penyusunnya berupa sel-sel somatik, dan khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya

terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatarbelakangi digunakannya akar dalam praktikum mitosis ini. Selanjutnya alasan pemotongan akar bawang merah yang dilakukan pada pukul 09.00 pagi adalah karena mitosis pada akar bawang merah terjadi pada jam-jam tersebut. Proses mitosis pada tanaman umumnya terjadi selama antara 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatau proses yang berputar dan terus-menerus (melalui fase-fase yang terus berjalan) dan pada akar bawang merah (Allium cepa) ini mitosis terjadi pada pagi hari. Akar bawang merah digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik akan lebih mudah didapatkan.

Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang mempunyai kariotipe kromosom yang identik dengan kariotipe kromosomal sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi duplikasi kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses pembelahan ini terjadi melalui beberapa fase yaitu Profase yang ditandai dengan pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromosom. Sentriol membelah menjadi dua dan masing-masing bergerak bersama mikrotubul menuju kutub masing-masing. Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel tersebut, dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase ditandai dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan replikasi kromatin (Shelby). Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel dimana kromosom anak identik dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak berjumlah dua, pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak (Gerking Shelby, 1969). Pada pengamatan tahap mitosis ini beberapa fase terlihat dengan jelas pada preparat yang telah dibuat. Fiksasi juga merupakan langkah awal yang penting dalam membuat sediaan utuh maupun sediaan sayatan. Tujuan fiksasi adalah menghentikan proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan, mengawetkan komponen-komponen sitologis dan

histologis, mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek sehingga akan terjadi koagulasi protoplasma maupun elemen-elemen di dalam protoplasma, jaringan dapat diwarnai sehingga bagian-bagian dari jaringan dapat mudah dikenali. Secara ringkas fiksasi terdiri dari dua proses yang jelas, yaitu mematikan dan menetapkan (Gunarso 1986). Dalam membuat preparat segar hal yang membuat preparat tersebut memiliki kualitas yang baik adalah tahap fiksasi Setelah dilakukan praktikum menggunakan metode squash, dapat dibuat preparat mitosis akar bawang merah (Allium cepa) yang representatif sebab ketika dilakuakan visualisasi menggunakan mikroskop cahaya dapat ditemukan fase-fase pembelahan mitosis dengan jelas serta dapat dibeda bagian stu dengan bagian lain. Meskipun begitu, apabila dilihat dengan seksama, ada beberapa sel yang mengalami lisis atau peca. Hal ini kemungkinan disebabkan karena saat tahap hidrolisis pemanasan dilakukan terlalu lama yang mengakibatkan sel-selakar menjadi sangat lunak, ketia melakukan squashing sel mengalami lisis, atau preparat terlalu lama diamati sehingga menyebabkan sel-sel kekeringn dan akhirnya rusak. Fase-fase yang dapat termati dari preparat squash akar bawang merah adalah interfase (Gb.1), profase (Gb.2), metaphase (Gb.3), anaphase (Gb.4), dan telophase (Gb.5).

1 2 3 4 5 Pada pembuatannya, akar daun bawang yang telah dipotong kemudian direndam dalam larutan AAG 45% dan alkohol absolute disebut dengan tahap fiksatif. Rendaman tersebut disimpan di dalam refrigerator dengan suhu 4-6oC selama kurang lebih 24 jam, perendaman ini melunakkan dinding sel akar bawang sehingga dapat mempermudah penyerapan zat warna (acetocarmine) serta untuk menghilangkan bahan-bahan yang akan mengganggu dalam pengamatan kromosom. Penyimpanan dalam suhu rendah ini dapat menekan aktivitas seluler yang ada karena suhu yang relative rendah biasanya mampu menggiring tumbuhan untuk melakukan aktivitas dormansi, dengan kata lain metabolisme lambat laun akan terhenti. Perendaman menggunakan HCL 1M dilakukan sebagai tahap hidrolisis, botol flakon yang berisi akar dan larutan tersebut dipanaskan hingga suhu 60oC dalam penagas air dan didiamkan selama 10 menit. Tahap hidrolisis ini menyebabkan jaringan menjadi lunak dan diharapkan akan menjadi selapis saja, sedangkan pemanasan dilakuan untuk membantu proses reaksi pelunakan menggunakan HCL 1M sebab peningkatan suhu berbanding lurus dengan peningkatan kecepatan reaksi. Sedangkan pewarnaan acetocarmine selama sekitar 5 menit agar seluruh jaringan terwarnai dengan sempurna sehingga ketika preparat diamati di bawah mikroskop menunjukkan hasil yang bagus.

Penanaman bawang merah dilakukan pada pukul 09.00 selama 24 jam kemudian akar bawang merah juga dipanen pada pukul 09.00, sehingga dapat dikatakan bahwa pada pukul 09.00 terjadi pembelahan mitosis pada akar bawang putih sebab setelah akar-akar bawang merah dipotong kemudian langsung direndam dalam larutan alkohol absolute dan AAG 45%. Kedua larutan tersebut menyebabkan terhentinya aktivitas seluler dan mengawetkan proses yang terjadi pada sel ujung akar ketika akar tersebut dipotong pada pukul 09.00. Penanaman pada waktu ini didapatkan fase-fase mitosis akar bawang merah yang lengkap, sehingga dari percobaan dapat diketahui bahwa di ujung-ujung akar bawang merah membelah secara efektif pada jam 09.00 pagi. D. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa akar bawang merah (Allium cepa) tepat untuk dijadikan bahan pembuatan preparat squash sebab akar merupakan salah satu jaringan yang tersusun atas sel sel somatic dan bersifat meristematik sehingga mudah diamati proses pembelahn selnya, Pembelahan sel secara mitosis pada akar bawang terjadi secara efekif pada pagi hari yaitu pukul 09.00 dibuktikan dengan berhasil teramati nya fase – fase proses pembelahan sel secara lengkap yaitu profase metaphase, anaphase, Profase yang ditandai dengan pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromosom.. Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel tersebut, dimana masingmasing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase ditandai dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis.

E. Daftar Pustaka

Gerking, Shelby.1969. BIOLOGICAL SYSTEMS. Arizona: Arizona State University Press. Gunarso W. 1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada Pembuatan Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik Parafin. Bogor: IPB Press.

Related Documents


More Documents from "M. Zaqqi Rahmat"