Laporan Pelatihan.docx

  • Uploaded by: siti mardiyah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pelatihan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,751
  • Pages: 15
LAPORAN PELATIHAN PENGENALAN DASAR TUGAS POKOK DAN FUNGSI KOMITE GENDER

Dibuat Oleh : Nama : Siti Mardiyah NIK : 2012 06 3134

Tanggal 17 Juli 2018 SD 18 Juli 2018 (Gedung Trainning Center Kebun Mesuji)

DAFTAR ISI PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 3 1 Latar Belakang ............................................................................................................................................ 3 TUJUAN ...................................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5 KONSEP GENDER ................................................................................................................................ 5 1.

Seks/kodrat .................................................................................................................................... 5

2.

Gender ........................................................................................................................................... 6

BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER .................................................................................. 7 Dampak dari Ketidakadilan Gender .............................................................................................................. 8 STRATEGI MEMPERKECIL KETIDAKADILAN GENDER : ................................................................ 9 ISTILAH-ISTILAH .................................................................................................................................... 10 PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN .................................................................................................... 11 Latihan Memahami Gender ........................................................................................................................ 12 KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 13 HARAPAN & KEKHAWATIRAN ........................................................................................................... 14 VISI & MISI KOMITE GENDER.............................................................................................................. 15

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Gender bisa diartikan sebagai ide, harapan dalam arti luas yang bisa dipertukaran antara laki-laki dan perempuan, ide tentang karakter feminism dan maskulin, kemampuan dan harapan tentang bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperilaku dalam berbagai situasi. Ideide ini disosialisasikan lewat perantara keluarga, teman, agama dan media. Lewat perantaraperantara ini, gender terefleksikan kedalam peran-peran, status social, kekuasaan politik dan ekonomi antara perempuan dan laki-laki (Bruynde, Jackson, Wijermans, Konought dan Berkven, 1997:7 Gender adalah sifat dan peran-peran yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang di konstruksi secara social budaya sedangkan seks/kodrat adalah perbedaan laki- laki dan perempuan secara biologis. (Faqih, 1996) Istilah gender menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Sedangkan menurut Caplan (1987) menegaskan bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses social dan cultural/budaya. Gender dalam ilmu sosial diartikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing- masing (Zainuddin, 2006: 1). Salah satu isu sensitif gender yang sampai saat ini masih menjadi perhatian adalah tindakan kerasan terhadap perempuan. Isu sensitif gender ini kini telah menjadi ranah publik dan sudah menjadi isu yang diperhatikan oleh beberapa kalangan masyarakat yang menuntut tercapainya kesetaraan maupun keadilan gender baik pada tingkat nasional maupun internasional. Perhatian terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan pada tingkat internasional ini sudah dilakukan sejak lama. Ajakan untuk memperhatikan kasus kekerasan terhadap perempuan pada tingkat internasional berawal dari Konvensi PBB mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women). Konvensi ini telah diterima dalam Sidang Umum PBB pada 18 Desember 1979 yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia pada 24 Juli 1984 melalui UndangUndang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984

II. TUJUAN Tujuan analisis gender antara lain; 1. Mengidentifikasi aspek kesenjangan Gender (peran, akses, kontrol, manfaat) 2. Merumuskan permasalahan kesenjangan gender dan upaya mengatasinya 3. Mengidentifikasi langkah-langkah intervensi tindakan yang diperlukan 4. Mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan Gender 5. Mengetahui perbedaan tingkat kesetaraan (equity) dan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan (gender equality)

PEMBAHASAN  KONSEP GENDER Apa itu konsep gender. konsep gender itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu gender dan seks/kodrat pada prinsipnya konsep seks/kodrat adalah yang membedakan jenis kelamin manusia berdasarkan perbedaan alat-alat biologis manusia Sedangkan gender membedakan manusia berdasarkan peran-peran sosial yang bersumber dari bentukan atau konstruksi sosial masyarakat. Adapun penjelasanya 1. Seks/kodrat Seks/kodrat pada umumnya tidak bisa berubah (kecuali operasi), bersifat universal dan berlaku dimana-mana No

PEREMPUAN

LAKI - LAKI

1

Vagina

Penis

2

Sel Telur

Sel Sperma

3

Rahim

Testis (buah zakar)

4

Haid

-

5

Kelenjar Mamae

Kelenjar Prostat

6

Hormon Progesteron

Hormon Testoteron

Tabel 1.1 Contoh seks/kodrat

Pada table di atas terlihat Perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis (perbedaan organ-organ biologis dan fungsinya). Ciri-cirinya sebagi berikut  Seks/kodrat (biologis) :

- Tidak bisa berubah - Bersifat umum/ universal - Berlaku dimana-mana - Kodrat Tuhan (alamiah) 2. Gender Pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara social Pembedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi sifat, peran, posisi yang dibentuk atau dikonstruksi secara sosial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu budaya, agama, sosial, politik, hukum, pendidikan,dll sifat-sifat yang ideal yang harus dimiliki dan perannya dalam masyarakat sebagaimana dibawah ini: Perempuan SIFAT

Laki Laki

Lembut, pemalu, cengeng, sabar, pendiam, Berani, penakut, manja, cerewet, penggosip

PERAN

POSISI

Reproduktif,;

merawat,

bertanggungjawab,

pintar,

agresif, kasar, mandiri, tegar, tegas

menyususi, Produktif;

pencari

nafkah

melahirkan, mengurus rumah tangga,

pelindung, menjadi panutan

Ibu rumah tangga, yang dipimpin

Kepala keluarga, pemimpin

utama,

Table 1.2 Contoh berdasarkan sifat

Pada table di atas terlihat Perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara social Ciri-cirinya sebagi berikut :  Gender (konstruksi budaya) : -

Bisa berubah sesuai konteks waktu, tempat, budaya

-

Bukan bawaan sejak lahir (bukan kodrat Tuhan

-

BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER I. Marginalisasi Proses pemiskinan perempuan yang mengakibatkan kemiskinan perempuan secara sosial maupun ekonomi Contoh: •

Tenaga kerja perempuan lebih sedikit dibanding laki-laki (terjadi kesenjangan gender di bidang ketenagakerjaan)



Perempuan memiliki ketergantungan ekonomi kepada suami karena adanya anggapan bahwa suami bertugas sebagai pencari nafkah



Perempuan tersingkir dari akses ekonomi misalnya akses untuk bekerja di sektor publik, akses terhadap kredit, akses terhadap pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus

II.

Sub-ordinasi Adalah menempatkan posisi perempuan dibawah laki-laki atau menempatkan perempuan sebagai warga negara kelas dua Contohnya : -

Perempuan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan

-

Perempuan tidak dipromosikan dalam jabatan-jabatan tertentu di perusahaan

-

Adanya anggapan perempuan tidak mampu menjadi pemimpin karena dianggap irasional dan emosional

III.

Urusan politik dianggap bukan wilayah perempuan Stereotipe Adalah pelabelan negatif terhadap jenis kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan. Contohnya:

-

Perempuan korban perkosaan dianggap sebagai kesalahan perempuan itu sendiri karena dianggap pengumbar nafsu sex

-

Istri yang dipukul, dianggap kesalahan si istri karena tidak melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri

-

IV.

Multi Beban Adalah beban perempuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik didalam rumah tangga sekaligus pekerjaan publik untuk menghasilkan pendapatan. Contohnya: -

Istri yang bekerja di publik ketika pulang ke rumah memiliki kewajiban menjalankan pekerjaan-pekerjaan domestik tanpa dibantu oleh suami

V.

Kekerasan Adalah serangan terhadap fisik, psikis dan seksual perempuan di dasarkan pada keperempuanannya. Tindak kekerasan terhadap perempuan ini berakibat timbulnya kesengsaran atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/ atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan. Contoh: -

VI.

kasus pemerkosaan, KDRT, Pelecehan seksual, penelantaran rumah tangga, dll Diskriminasi Adalah pembedaan perlakuan terhadap seseorang atau sekelompok orang dikarenakan jenis kelamin, ras, agama, status sosial atau suku. Contohnya:

-

Mengutamakan anak laki-laki untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi dibandingkan anak perempuan

-

Mendahulukan laki-laki untuk makan daripada perempuan. Perempuan makan setelah laki-laki selesai makan

Dampak dari Ketidakadilan Gender

-

Posisi-posisi strategis dalam perusahaan di dominasi oleh laki-laki

-

Diskriminasi upah antara buruh perempuan dan laki-laki

-

Tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi

-

Kemiskinan didominasi oleh perempuan khususnya keluarga yang dikepalai perempuan

STRATEGI MEMPERKECIL KETIDAKADILAN GENDER : 1. WID (akhir dekade 60-an hingga 1970-an) Strategi ini di bangun atas asumsi bahwa permasalahan kaum perempuan berakar pada rendahnya kualitas kaum perempuan itu sendiri sehingga tidak mampu bersaing dengan laki-laki. -

Kebutuhan Praktis tapi tidak strategis

-

Pembentukan organisasi kewanitaan (persatuan istri-istri) spt PKK, Darma Wanita, Darma Pertiwi

-

Proyek Peningkatan Peran Perempuan dalam Pembangunan seperti P2W

-

Kementerian Peranan Wanita

-

Kebijakan P2W ( Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangunan)

2. GAD (1980) = -

Kebutuhan praktis dan strategis

-

Koncensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi pada perempuan (CEDAW Convention)

3. Gender Mainstreaming atau Pengarusutamaan Gender (PUG) -

Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan nasional

-

Permendagri No. 15/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengarusutamaan Gender

dalam pembangunan daera -

Strategi Nasional percepatan PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran Responsive Gender

Pengarusutamaan Gender adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di daerah. (Permendagri No.15/ 2008)

ISTILAH-ISTILAH 1) BUTA GENDER Kondisi/ keadaan seseorang yang tidak memahami tentang pengertian atau konsep gender. Dalam arti bahwa tidak melihat adanya perbedaan kepentingan/ kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan serta kelompok marginal lainnya. 1) BIAS GENDER Kebijakan/ program/ kegiatan atau kondisi yang memihak pada salah satu jenis kelamin. 2) SENSITIF GENDER Kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan menilai hasil/ manfaat pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender (dalam arti disesuaikan dengan kepentingan/kebutuhan yang berbeda antara laki-laki,perempuan dan kelompok marginal lainnya) 3) NETRAL GENDER Kebijakan/ program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak pada salah satu jenis kelamin (melihat bahwa kebutuhan laki-laki dan perempuan adalah sama, dan menganggap tidak ada ketimpangan atau masalah yang terjadi 4) RESPONSIF GENDER Kebijakan/ program/ kegiatan atau kondisi yang sudah memperhitungkan kepentingan/ kebutuhan laki- laki dan perempuan 5) KESETARAAN GENDER adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.

6) KEADILAN GENDER Suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan

PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN

BUTA GENDER

BIAS GENDER

NETRAL GENDER

SENSITIF GENDER

RESPONSIF GENDER/ KEADILAN GENDER

Latihan Memahami Gender NO

KEGIATAN

GENDER

1

Ibu-ibu Desa Sawah sedang bermain bola



2

Reni kini menjadi pilot pesawat



3

Budi sedang membantu ibu memasak di dapur



4

Ayah sedang mengganti popok adik



5

Indah sedang menstruasi (datang bulan )

6

Laki-laki tidak memiliki rahim



7

Bibi sedang memanjat kelapa



8

Iwan di terima menjadi sekretaris di perusahaan



9

Ayah adalah suami yang lembut dan sabar terhadap istri



SEKS/KODRAT



KESIMPULAN

Bedasarkan konsep gender di atas, umumnya perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat dibedakan secara segi, sifat, peran, posisi, yang dibentuk atau dikonstruksi secara social yang dipengaruhi oleh faktor budaya, agama, social, politik, hukum, pendidikan dll. Sedangkan dari segi seks/kodrat perbedaan perempuan dan laki-laki dibedakan secara biologis (perbedaan organ-organ biologis dan fungsinya). umumnya tidak bisa diubah (kecuali operasi), bersifat universal dan berlaku dimana-mana.

HARAPAN & KEKHAWATIRAN

Harapan kami setelah mengikuti pelatihan ini 

Agar bisa memahami arti dari komite gender



Jika ada masalah agar dapat di selesaikan bersama



Komite gender bisa berkelanjutan (ada kegiatan positif)

Kekhawatiran kami setelah mengikuti pelatiahan ini 

Belum bisa mentransfer atau berbagi ilmu pengetahuan yang diperoleh di pelatihan kepada yang lain



Ada kekhawatiran penentangan dari laki-laki



Ada kecemasan untuk keluarga di tanggani oleh komite gender

VISI & MISI KOMITE GENDER

VISI : Terwujudnya kesetaraan & keadilan gender di lingkungan perusahaan MISI : -

Meningkatkan Pengetahuan perempuan tentang hak-haknya sebagai karyawan di perusahaan

-

Memperkuat kapasitas karyawan perempuan untuk memperoleh keadilan

-

Mendorong kebijakan yang responsive gender di perusahaan

-

Mendampingi perempuan korban kekerasan di perusahaan

-

Advokasi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan

-

Meningkatkan partisipasi karyawan perempuan pada pengambilan keputusan

-

Meningkatkan kesejahteraan karyawan perempuan di perusahaan

KEGIATAN : Mengumpulkan isu-isu di sekitar lingkungan kerja yang menyangkut 3 hal yaitu -

Kekerasan terhadap wanita

-

Pelecehan seksual terhadap wanita

-

Hak-hak Produktif yang berlaku dalam Perjanjian kerja bersama di perusahaan

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"