Laporan Osmosis Pada Cacing.docx

  • Uploaded by: nia artika
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Osmosis Pada Cacing.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,885
  • Pages: 13
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

OSMOSIS

DISUSUN OLEH :

RAFIA WARDANI DAULAY PRATIWI MIRA RAMADANI WIDIA ULAN PUTRI SARMINA KHOFIFAH HASIBUAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TUJUAN a. Untuk mengetahui efek pemberian garam pada cacing tanah b. Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada cacing tanah c. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap berat cacing tanah d. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada organisme khusus nya cacing tanah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OSMOSIS Osmosis adalah peristiwa perpindahan masa dari lokasi dengan potensi solvent tinggi, menuju lokasi berpotensi solvent rendah melalui membran semi permeable, umumnya yang disebut solvent disini adalah air dapat dikatakan bahwa peristiwa osmosis adalah transfer solvent (dan bukan salut) sedangkan transfer salut dikenal sebagai dialysis (arah aliran dari titik berpotensi solut tinggi menuju ke rendah Menurut Svendsen dan Anthony (1974), osmosis ialah perpindahan molekul pelarut melewati membran menuju ke daerah yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi untuk membran yang tidak dapat ditembus. Perpindahan ini dapat dihalangi dengan pemindahan tekanan yang lebih pada zat pelarut Osmosis adalah peristiwa perpindahan masa dari lokasi dengan potensi solvent tinggi, menuju lokasi berpotensi solvent rendah melalui membran semi permeable, umumnya yang disebut solvent disini adalah air dapat dikatakan bahwa peristiwa osmosis adalah

2

transfer solvent (dan bukan salut) sedangkan transfer salut dikenal sebagai dialysis (arah aliran dari titik berpotensi solut tinggi menuju ke rendah (Svendsen dan Anthony (1974). Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi. (http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/osmosis.html)

2.2. LALULINTAS YANG MELINTASI MEMBRAN Membran biologis merupakan contoh sempurna dari struktur supramolekulbanyak molekul yang disusun ke dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi dengan sifat-sifat yang baru muncul melebihi sifat-sifat molekul individunya. Kemampuan untuk mengatur transport melintasi batas seluler, suatu fungsi yang mendasar untuk keberadaan sel sebagai sistem terbuka. Model mosaik fluida membantu menjelaskan bagaimana membran mengatur lalu-lintas molekul sel. Suatu lalu lintas yang tunak dari molekul dan ion kecil bergerak melintasi membran plasma dalam dua arah. Perhatikan pertukaran kimiawi antara sel otot dan 3

fluida ekstraseluler yang membasahinya, gula, asam amino, dan nutrien lain memasuki sel, dan produk limbah metabolisme meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbondioksida.. Inti hidrofobik membran menghalangi transport ion dan molekul polar, yang bersifat hidrofilik. Molekul hidrofibik, seperti hidrokarbon, karbondioksida, dan oksigen, dapat larut dalam membran dan melintasinya dengan mudah. Molekul yang sangat kecil polar tetpi tidak bermuatan juga dapat lewat melalui membran dengan cepat. Contoh-contohnya ialah air dan etanol, yang cukup kecil untuk dapat lewat diantara lipid-lipid membran. Bilayer lipid tidak sangat permeabel terhadap molekul polar, tak bermuatan yang lebih besar, seperti glukosa dan gula lain. Bilayer ini juga relatif tidak permeable terhadap semua ion, sekalipun ion itu kecil seperti H+ dan Na+. Atom atau molekul bermuatan dan lapisan airnya sulit menembus lapisan hidrofobik membran. Akan tetapi, bilayer lipid hanyalah salah satu bagian cerita tentang permeabilitas selektif membran. Protein yang ada di dalam membran memainkan peran penting dalam pengaturan transpor( Campbell. 2002).

4

BAB III METODE KERJA 3.1. WAKTU DAN PELAKSANAAN Dilaksanakan di laboratorium fisiologi hewan universitas negeri Medan pada hari selasa tanggal 10 februari 2015 dengan jumlah mahasiswa 40 0rang 3.2. ALAT DAN BAHAN a. Alat No

Nama alat

Jumlah

1.

Timbangan analitik

1 buah

2.

Cup

5 bauh

3.

pinset

1 buah

4.

Stop wach

1 buah

5.

Pipet volum

1 buah

6.

Pipet tetes

1 buah

Nama bahan

jumlah

Garam ( NaCl)

Seperlunya

b. Bahan No 1.

dengan

berbagai

konsentrasi yaitu 100 %, 70%, 50%, 25%,12,5%

5

2.

air

seperlunya

3.3. PROSEDUR KERJA Prosedur kerja a. Peraktikan menyiapkan alat dan bahan yang di perlikan untuk melakukan praktikum Osmosis. b. Praktikan menimbang masing-masing cacing tanah sebanyak 4 ekor satu persatu menggunakan timbangan analitik. c. Kemudian peraktikan mencatat hasil berat awal cacing di laporan sementara. d. Lalu praktikan larutan garam dengan berbagai konsentrasi kedalam cup yaitu konsentrasi 100 % di cup 1,konsentrasi 70 % di cup 2, konsentrasi 50 % di cup 3, konsentrasi 25 % di cup 4 dan terakhir konsentrasi 12,5 d cup 5. Kegunaan larutan garam di sini merupakan sebagai zat yang dapat menyebabkan stress osmotik sehingga terjadi proses osmosis. e. Kemudian praktikan memasukkan masing masing cacing kedalam kup tersebut. f. Tunggu selama 10 menit sambil praktikan mengamati perubahan apa yang terjadi pada cacing tanah. g. Setelah mengamati selama 10 menit timbang kembali berat cacing tersebut Kemudian catat hasilnya di aporan sementara

6

Penuangan cairan garam kepada cacing

BAB IV PEMBAHASAN 6.1 HASIL PENGAMATAN Tabel hasil pengamatan osmosis pada cacing tanah KONSENTRASI N O

BERAT

Berat hilang

AWAL

AKHIR

12,5 %

2,9 gr

2,8 gr

0,1 gr

2.

25 %

2,5 gr

2,2 gr

0,3 gr

3.

50 %

2,8 gr

2,5 gr

0,3 gr

4.

75 %

3,3 gr

2,6 gr

0,7 gr

5.

100 %

3,0 gr

1,7 gr

1,3 gr

1.

7

Penjelasan tabel Dari praktikum yang kami lakukan dapat di lihat bahwa semua cacing mengalami penurunan berat badan setelah di beri larutan garam dengan konsentrasi yang berbeda-beda.  Pada larutan garam dengan konsentrasi 100 %, berat awalnya adalah 3,0 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit dengan konsentrasi 100% beratnya menjadi 1,7 gr itu berarti berat yang hilang 1,3 gr.  Pada larutan garam dengan konsentrasi 75 %, berat awalnya adalah 3,3 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit dengan konsentrasi 75 % beratnya menjadi 2,6 gr itu berarti berat yang hilang 0,7 gr.  Pada larutan garam dengan konsentrasi 50 %, berat awalnya adalah 2,8 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit dengan konsentrasi 50 % beratnya menjadi 2,5 gr itu berarti berat yang hilang 0,3 gr.  Pada larutan garam dengan konsentrasi 25 %, berat awalnya adalah 2,5 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit dengan konsentrasi 25 % beratnya menjadi 2,2 gr itu berarti berat yang hilang 0,3 gr.  Pada larutan garam dengan konsentrasi 12,5%, berat awalnya adalah 2,9 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit dengan konsentrasi 12,5 % beratnya menjadi 2,8 gr itu berarti berat yang hilang 0,1 gr. 6.2 Grafik hubungan konsentrasi larutan dengan berat cacing Grafik perbandingan konsentrasi larutan dengan berat cacing tanah

8

3.5 3 B e r a t

c 2.5 a c 2 i 1.5 n 1 g 0.5

berat awal berat akhir

0 100%

75%

50% 25% Konsentrasi

12.50%

Penjelasan grafik Dari hasil grafil di atas dapat di lihat bahwa cacing yang paling berat berada pada konsentrasi 75 % dan paling ringan adalah 25 %. Namun setelah terjadi proses osmosis yang paling berat adalah 12, 5 % dan yang paling ringan adalah yang 100 %. Itu tndanyaproses osmosis paling banyak terjadi pada konsentasi 100 % sedangkan yang paling sikit terjadi osmasis adalah yang konsentrasinya 12 %. Itu karena jumlah NaCl yang ada pada 100% lebih banyak dibanding yang konsentrasinya 12,5 %. Grafik Perbandingan konsentrasi dengan berat yang hilang

Series 1 1.4 B 1.2 e r h 1 a i 0.8 t l 0.6 a 0.4 y n 0.2 a g 0 n g

100%

75%

50% konsentrasi

Penjelasan grafik

9

25%

12.50%

Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa cacing dengan konsentrasi 100 % mengalami penurunan yang lebih besar 1,3 gram kemudian di susul oleh konsentrasi 75 % yaitu 0,7 kemudian di susul dengan konsentrasi 50 % yaitu 0,3 Berikutnya dengan konsentrasi 25 % berat hilangnya 0,3 gr dan 12,5 % sebesar 0,1 gr. 6.3 perubahan yang terjadi pada cacing tanah

Gambar 2: cacing yang menggeliat Sumber : gambar pribadi pemakalah Yang terjadi saat cacing di masukkan kedalam larutan garam adalah: Awalnya cacing akan menggeliat geliat terutama pada larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu 100 %. Kemudian selagi dia menggeliat-geliat cacing tanah tadi akan mengeluarkan cairan berwarna putih dari mulutnya atau bahkan kulitnya.

Gambar 3 : cacing yng mengeluarkan cairan putih Sumber : gambar pribadi pemakalah

10

kenapa demikian? si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. namun karena konsentrasi yang begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi (mengkerutnya sel). 4.4 faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis faktor yang mempengaruhi Osmosis : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat. 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah. http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

11

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari praktikum yang kami lakukan dapat di simpulkan bahwa: Sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi zat maka semakin banyak juga berat badan cacing yang hilang. sehingga dalam praktikum ini dengn konsentrasi 100 % lah yang paing banyak menghilangkan berat badan yaitu sebesar 1,3 gr. 100 % > 75 % > 50 % > 25 % > 12,5 % Faktor yang mempengaruhi osmosis adalah ukuran molekul yang meresap, keterlarutan lipid, luas permukaan membran, ketebalan membran, dan suhu.

12

Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut melewati membran menuju ke daerah yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi untuk membran yang tidak dapat ditembus. konsentrasi 100 % mengalami penurunan yang lebih besar 1,3 gram kemudian di susul oleh konsentrasi 75 % yaitu 0,7 kemudian di susul dengan konsentrasi 50 % yaitu 0,3 Berikutnya dengan konsentrasi 25 % berat hilangnya 0,3 gr dan 12,5 % sebesar 0,1 gr. 5.2 KESAN Kesan yang kami rasakan selama praktikum adalah kurang nya alat dan bahan membuat kami terkendala selama praktikum. Terutama alat ukur seperti pipet volum dan timbangan analitik membuat kami sering salah ukur dan medapatkan hasil yang tidak sesuai denga literatur.

DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Terj. dari Biology; oleh Lestari, R. dkk. Erlangga, Jakarta: xxi + 438 hlm. John W. Kimball. 1983.Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga Svenclsen and Anthony MC. 1984. An Introduction to Animal. Phsycology. MTP Press. Limited USA. http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/osmosis.html http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

13

Related Documents

Osmosis
June 2020 10
Osmosis
May 2020 8
6 Osmosis
November 2019 19
Osmosis Practice
November 2019 13

More Documents from "meliana gita"