Laporan Observasi Kel.5.docx

  • Uploaded by: Nandya Nurula
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Observasi Kel.5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,878
  • Pages: 15
PENDIDIKAN INKLUSIF LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH SMPN 47 BANDUNG Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Inklusif Yang diampu oleh: Dr. Tjutju Soendari, M.Pd. dan dr. Euis Heryati, M.Kes.

Disusun oleh: Dera Rahmah Putri Surahman

(1805958)

Nandya Nurul Awaliah

(1806815)

Novia Augusty Putri

(1807315)

M. Rasyad Tamzami

(1807267)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Hasil Observasi di Sekolah SMPN 47 Bandung”. Kami juga berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Tjutju Soendari, M.Pd. dan dr. Euis Heryati, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Inklusif yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini dan seluruh pihak yang membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Kami pun menyadari bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun demi perbaikan laporan yang akan kami buat di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Bandung, 9 Desember 2018

Tim Penyusun

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Hasil Observasi di Sekolah SMPN 47 Bandung”. Kami juga berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Tjutju Soendari, M.Pd. dan dr. Euis Heryati, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Inklusif yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini dan seluruh pihak yang membantu dalam proses pembuatan laporan ini. Kami pun menyadari bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun demi perbaikan laporan yang akan kami buat di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Bandung, 9 Desember 2018

Tim Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………............ i DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………..…… 2 C. Tujuan Observasi……………………………………………….... 2 D. Kegunaan Observasi………………………………………….….. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Waktu Dan Tempat Observasi……………………………. ….... 4 B. Responden Data………….………………………………………. 4 C. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...…. 4 D. Deskripsi Tempat Observasi…………………………………… . 4 E. Pembahasan Hasil Observasi……………………...…………….. 4 BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan …………………………………………………….… 8 B. Saran …………………………………………………………….. 8 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 10 LAMPIRAN…………………………………………………………………. 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga berhak mendapatkan pendidikan”; UndangUndang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (2) yang menegaskan “setiap warga anak wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan inklusi ditengah masyarakat. Dengan adanya pendidikan inklusif diharapkan agar anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak normal lainnya guna mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan adanya pendidikan inklusi merupakan usaha mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai perbedaan dan tidak diskriminasi terhadap semua peserta didik. Selain itu juga dengan adanya pendidikan inklusi yang akan mencampurkan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak normal diharapkan anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa bersosialisasi dengan baik. Begitu pula dengan anak normal, dengan adanya anak berkebtuhan khusus (ABK) diharapkan bisa menumbuhkan sikap saling menghormati satu sama lain dan akan membawa kesiapan bagi peserta didik dalam kehidpan bermasyarakat nantinya.

B. Rumusan Masalah 1. Apa latar belakang pendidikan inklusif di SMP Negeri 47 Bandung? 2. Apa saja fasilitas yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar di sekolah inklusif SMP Negeri 47 Bandung? 3. Apa upaya sekolah dalam menyediakan lingkungan belajar yang mendukung siswa? 4. Bagaimana proses penerimaan siswa berkebutuhan khusus? 5. Apa hambatan atau tantangan apa saja dalam pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus? 6. Apa kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 47 Bandung? 7. Apa program pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus? 8. Bagaimana persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas? 9. Bagaimana pelaksaan pembelajaran bagi ABK di kelas? 10. Apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan atau tantangan dalam pembelajaran bagi ABK?

C. Tujuan Observasi 1. Mengetahui latar belakang pendidikan inklusif di SMP Negeri 47 Bandung 2. Mengetahui fasilitas yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar di sekolah inklusif SMP Negeri 47 Bandung 3. Mengetahui upaya sekolah dalam menyediakan lingkungan belajar yang mendukung siswa 4. Mengetahui bagaimana proses penerimaan siswa berkebutuhan khusus 5. Mengetahui hambatan atau tantangan apa saja dalam pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus 6. Mengetahui kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 47 Bandung 7. Mengetahui program pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus 8. Mengetahui persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas 9. Mengetahui pelaksaan pembelajaran bagi ABK di kelas 10. Mengetahui apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan atau tantangan dalam pembelajaran bagi ABK

D. Kegunaan Observasi Manfaat diadakannya observasi ini adalah penulis menjadi tahu pelaksaan sekolah inklusif berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Meliputi latar belakang pendidikan inklusif, fasilitas yang mendukung kelancaran proses belajar, apa saja upaya sekolah dalam menyediakan lingkungan belajar yang mendukung, hal apa saja yang menghambat dalam pembelajaran bagi siswa ABK, kurikulum apa yang digunakan. Selain itu manfaat dari kegiatan observasi ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga, serta memperoleh masukan atas diadakannya pendidikan inklusif.

BAB II PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Observasi Hari, tanggal

: Jum’at, 7 Desember 2018

Waktu

: 09.00 WIB

Tempat

: SMP Negeri 47 Bandung

B. Responden Data 1. Nama Jabatan 2. Nama Jabatan

: Hj. Irnani, S.Pd. : Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum : Yulian Diliwiyana Biduanda, S.Sos. : Koordinator Inklusi

C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam observasi ini adalah menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. D. Deskripsi Tempat Observasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 47 Bandung berdiri pada tahun 1965 yang dulu bernama SMP negeri Pasir Kaliki Cimahi yang berlokasi di Jalan Budi Cilember. Pada tahun 1978 berubah nama menjadi Sekolah Menengah Pertama Negeri 47 Bandung. Yang mempunyai Visi yaitu, “Mewujudkan sekolah unggul dalam prestasi dalam wawasan lingkungan berlandaskan keimanan dan ketaqwaan digerbang barat Kota Bandung.” E. Pembahasan Hasil Observasi 1. Latar belakang pendidikan inklusif di SMP Negeri 47 Bandung SMP Negeri 47 Bandung merupakan sekolah reguler pertama yang di tunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan program pendidikan inklusif. Berawal dari kebijakan pemerintah yang ingin adanya sekolah inklusif. Oleh sebab itu, dimulai dari tahun 2006 SMP Negeri 47 Bandung dijadikan percontohan sekolah inklusif oleh pemerintah.

2. Fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran proses belajar di sekolah inklusif Pemerintah memfasilitasi berupa adanya ruang inklusif, buku-buku yang mendukung proses pembelajaran dan alat-alat yang digunakan sebagai prasarana pembelajaran. Di SMP Negeri 47 Bandung juga terdapat 2 Guru pembimbing khusus untuk mendampingi para siswa ABK

3. Upaya sekolah dalam menyediakan lingkungan belajar yang mendukung Sekolah mengupayakan semaksimal mungkin untuk memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik untuk siswa ABK. Seperti, jika ada anak ABK yang sudak tidak nyaman dalam satu kelas reguler, maka dia di perbolehkkan untuk pindah dan melanjutkan pembelajaran di ruang inklusif bersama guru pendamping khusus. Dan para guru memberikan sosialisasi kepada siswa reguler lainnya agar tidak membully, mengejek, menjaili serta membuat siswa ABK tidak nyaman.

4. Proses penerimaan siswa berkebutuhan khusus Penerimaan siswa berkebutuhan khusus di SMP Negeri 47 Bandung sudah 2 tahun ini dibatasi yaitu maksimal hanya 3 orang saja karena itu merupakan peraturan dari walikota, SMP Negeri 47 Bandung tidak mempunyai syarat-syarat yang khusus dalam penerimaan siswa berkebutuhan khusus

5. Hal yang menghambat dalam pembelajaran Terdapat banyak hal yang mengambat pembelajaran bagi ABK baik itu dari internal ataupun eksternal, seperti guru guru yang belum memiliki skill untuk mengajar siswa ABK, karena memang pada dasarnya guru tersebut tidak memiliki dasar pendidikan khusus,

kurangnya fasilitas yang memadai di lingkungan sekolah dan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lalu ada hambatan dari orang tua ABK itu sendiri, seperti kurang memahami kondisi anak, dan menganggap anak mengidap suatu penyakit bukan memiliki keterhambatan, dan orang tua yang meyerahkan anak itu sepenuhnya pada pihak sekolah. Dan ada hambatan dari kurangnya fasilitas yang di berikan oleh pemerintah sehingga sekolah hanya dapat memberikan fasilitas seadanya

6. Kurikulum yang digunakan Menggunakan kurikulum yang sama dengan siswa reguler, tetapi RPP nya yang dimodifikasi disesuaikan dengan IQ kemampuan anak berkebutuhan khusus tersebut. Untuk mengetahui berapa IQ nya dan kemampuan di per mata pelajarannya harus memiliki profil anaknya, assessment, identifikasi, serta keterangan dari psikolog anak tersebut.

7. Program pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus Program pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut, yaitu dilihat dari IQ mereka sendiri, maka dengan itu harus menggunakan RPP yang di modifikasi dari indikatornya yang dirubah atau diturunkan. Pembelajaran inklusi itu harus berpusat pada anak, jadi kurikulum yang harus menyesuaikan anak. Tapi jika kemampuan anaknya minim, harus di buat PPI (Program Pembelajaran Individual).

8. Persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru mata pelajaran menanyakan kepada siswa berkebutuhan khusus tersebut apa dia mau mengikuti pelajarannya atau tidak, karena biasanya ABK itu hanya mau mengikuti proses pembelajaran yang sesuai dengan mood atau keinginan mereka.

9. Pelaksaan pembelajaran bagi ABK di kelas Disamakan waktu belajarnya dengan siswa reguler, tetapi yang dibedakan hanya bagian tempat duduknya saja, untuk anak tunarungu dan low vision mereka duduk dibagian depan karena lebih membantu mereka dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sedangkan untuk anak autis tempat duduk mereka diubah-ubah sesuai dengan kenyamanan mereka agar betah didalam kelas dan mau bersosialisasi dengan yang lain.

10. Apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan atau tantangan dalam pembelajaran bagi ABK Upaya mengatasi hambatan atau tantangan dalam pembelajaran bagi ABK, yaitu dengan adanya kerjasama antara guru pendamping khusus dengan guru mata pelajaran, karena GPK (Guru Pendamping Khusus) itu lebih mengetahui profil dari siswa berkebutuhan khusus tersebut, mengetahui juga bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, dan tahu bagaimana solusinya agar tidak terjadi kembali, maka sangat dibutuhkan sekali kerjasama tersebut agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan semestinya.

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan Dengan adanya pendidikan inklusi merupakan usaha mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai perbedaan dan tidak diskriminasi terhadap semua peserta didik. Selain itu juga dengan adanya pendidikan inklusi yang mencampurkan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak normal diharapkan anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa bersosialisasi dengan baik. Salah satu sekolah di Bandung telah menyelenggarakan sekolah inklusi dan ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan sekolah inklusi pada tahun 2006.

B. Saran 1. Saran untuk sekolah SMP Negeri 47 Bandung diharapkan dapat menjadi sekolah inklusi yang lebih baik lagi, dengan memperbaiki kekurangan yang masih ada, baik dari para pengajar/pembimbingnya maupun fasilitas yang ada, serta dapat mempertahankan adanya pendidikan inklusif di sekolah ini dengan meningkatkannya ke arah yang lebih baik dan dapat memberikan contoh yang baik kepada sekolah-sekolah yang baru menjalankan sistem sekolah inklusi 2. Saran untuk guru Guru diharapkan dapat lebih memahami apa yang dimaksud dengan inklusi, mengetahui kurikulum apa yang digunakan, memahami bagaimana cara mengajar didalam kelas 3. Saran untuk masyarakat Masyarakat diharapkan dapat memahami dan menjadi pendukung pendidikan inklusif di Indonesia agar lebih terealisasi ke depannya.

4. Saran untuk mahasiswa Mahasiswa

diharapkan

dapat

menjadi

pelopor

utama

dalam

pengembangan pendidikan inklusif, dan dapat mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai apa itu inklusi.

DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195412071981121 -AHMAD_NAWAWI/PENDIDIKAN_INKLUSIF.pdf

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from "ErwinKSjahAlam"