Laporan Magno Btul.docx

  • Uploaded by: herna
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Magno Btul.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,077
  • Pages: 26
A. JUDUL

: MAGNOLIOPSIDA

B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk mengidentifikasi spesimen tumbuhan dari kelas Magnoliopsida. 2. Untuk mengklasifikasikan spesimen tumbuhan dari kelas Magnoliopsida. 3. Untuk menjelaskan struktur spesimen tumbuhan dari kelas Magnoliopsida beserta fungsinya. C. MANFAAT 1. Untuk mengidentifikasi spesimen tumbuhan dari kelas Magnoliopsida. 2. Untuk mengklasifikasikan spesimen tumbuhan dari kelas Magnoliopsida. 3. Untuk menjelaskan struktur spesimen tumbuhan dari kelas Magnoliopsida beserta fungsinya. D. DASAR TEORI 1. Magnoliopsida Tumbuhan magnoliopsida merupakan bagian dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Secara morfologi sistem perakaran tumbuhan magnoliopsida bertipe akar tunggang, daunnya cenderung memiliki pertulangan daun menjari atau menyirip dan batang pertumbuhan

sekunder. Pertumbuhan

sekunder

mengalami

adalah pertumbuhan

menebal yang dihasilkan oleh meristem lateral, terjadi pada batang akar tumbuhan berkayu. Pertumbuhan sekunder akan membentuk kambium vaskular dan kambium gabus. Kambium vaskular menambahkan xilem sekunder dan floem sekunder, sehingga meningkatkan aliran vaskular dan

dukungan

bagi

sistem

tunas. Sedangkan

kambium

gabus

merupakan bagian dari korteks, aktivitasnya menghasilkan jaringan gabus ke arah luar yang disebut felem dan ke arah dalam yang akan menghasilkan lapisan kulit bergabus disebut feloderm. 2. Ciri Umum Magnoliopsida Subkelas Magnoliidae adalah subkelas yang punya variasi dari cirinya yang unik. Diantaranya pada perhiasan bunga adalah perigonium, beberapa sudah ada yang dapat dibedakan antara sepal dengan petal, sebagian sudah tereduksi dari bunganya dan tidak memiliki perhiasan bunga. Kalau dilihat

1

dari keprimitifan subkelas ini yaitu kebanyakan adalah uniaperture, gynoeciumnya apocarpus dan berstamen banyak dalam rangkaian sentripetal. Ciri lainnya adalah semua dari subkelas ini adalah berkeping dua (dikotil) masih ada karakteristik dari sifat kekunoannya ini bisa dilihat dari morfologi ataupun anatomi dan tidak terkait erat dengan kelompok yang lebih maju dari tanaman berbunga. Dari segi ilmu terkait seperti biokimia, subkelas ini dijelaskan mempunyai elemen penting seperti zat benzylisoquinoline atau aporphine alkaloid, adalah bagian dari metabolit sekunder fungsi sebagai pertahanan dalam tubuh tumbuhan itu sendiri dan jarang terjadi di kelompok lain. Ada beberapa zat lain seperti zat tanniferous, betalains, senyawa iridoid, atau minyak mustard. Tetapi jarang yang ada di Magnoliidae ini. Kebanyakan tumbuhan ini memiliki karakteristik seperti pohon yang gugur dan semak-semak sedangkan habitusnya, seperti pohonnya tahunan (abadi), herbal dan beberapa tumbuhan tahunan. Beberapa ordo dari subkelas ini ada ciri tersendiri seperti pohon, semak, dan tanaman merambat yaitu Laurales, Illiciales, dan Ranunculales dan yang mengandung herbal adalah Aristolochiales. Nymphaeales digolongkan dalam tumbuh-tumbuhan air. sedangkan Papaverales hanya tumbuh-tumbuhan dan semak softberhutan. Piperales berisi pohon, semak, dan tumbuh-tumbuhan. 3. Klasifikasi (Taksonomi) Kelas Magnoliopsida terdiri dari 6 anak kelas, yaitu anak kelas Magnoliidae, Hamamelidae, Caryophyllidae, Dilleniidae, Rosidae dan Asteridae. a. Anak kelas Magnoliidae Magnoliidae terdiri dari 8 bangsa, 39 suku dan sekitar 11.000 jenis. Merupakan tumbuhan berkeping biji dua yang mempunyai satu atau beberapa sifat-sifat primitif. Munculnya kira-kira 122 juta tahun yang lalu pada periode Kretaseus bawah. Bunga umumnya mempunyai beberapa tepal, sering terdiferensiasi menjadi sepal dan tepal, tetapi

2

kadang-kadang apetal. Stamen banyak daun matang dalam pola sentripetal, pollen binucleate dan monosulcate. Gymnoecium apokard dengan ovul bitegmic dan crassinucellate. Magnoliales adalah bangsa terbesar, semua suku dalam anak kelas ini mempunyai biji dengan endosperm, kecuali suku Lauraceae. Anak kelas Magnoliidae mempunyai senyawa-senyawa kimia untuk pertahanan diri, sebagian besar taksa menghasilkan alkaloid isoquinolin. b. Anak kelas Hamamelidae Mamamelidae terdiri dari 11 bangsa, 24 suku dan kira-kira 3.400 jenis. Merupakan anak kelas terkecil dalam Magnolipsida. Muncul sekitar 100 juta tahun yang lau pada periode Kretaseus bawah dan ditandai oleh karakter seperti penyerbukan oleh angin dan bunga yang tereduksi, sering unisexual. Umumnya berupa tumbuhan berkayu kecuali beberapa taksa dari bangsa Urticales dan anggota dari suku-sukunya biasanya jumlahnya relatif sedikit. Pada kelompok yang telah maju, bunganya tersusun dalam pembungaan spika, perhiasan bunga tidak ada atau tidak berkembang. Buah denga ovul tunggal. Dalam beberapa fase dari evolusinya, Mamamelidae mulai menggunakan tannin sebagai senyawa kimia untuk pertahanan diri terhadap herbivora. c. Anak kelas Caryophyllidae Caryophyllidae terdiri dari 3 bangsa, 14 suku, dan kira-kira 1.000 jenis. Umumnya berupa herba, beberapa tumbuhan sukulen dan halofit. Dari catatan fosil diketahui bahwa Caryophyllidae mulai muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu. Perhiasan bunga secara morfologi lebih kompleks dan beragam. Jenis yang masih primitif, hanya mengandung 1 lingkaran perhiasan bunga dan dari sini termodifikasi menjadi perhiasan bunga yang berkembang menjadi sepal dan petal yang jelas. Stamen yang masak urutan sentrifugal dan menghasilkan pollen yang trinukleat. Placenta central sampai basal, ovul bitegmic dan crassinucellate. Betalain (sejenis

pigmen)

ditemukan

pada

3

banyak

suku

dalam

bangsa

Caryophyllales. Bangsa Caryophyllales (sering disebut Centrospermae), merupakan bangsa yang terbesar yaitu sekitar 10.000 jenis. d. Anak kelas Dilleniidae Dilleniidae terdiri dari 13 bangsa, 78 suku, dan sekitar 25.000 jenis. Anak kelas Dilleniidae mempunyai gynoecium yang sinkarp kecuali ada bangsa Dilleniales yang apokard. Stamen masak secara centrifugal dengan pollen yang binukleat kecuali pada suku Cruciferae yang trinukleat. Ovul unitegmic atau bitegmic dengan endosperm yang crassinucellate sampai tenuinucellate. Umumnya anggotanya berupa tumbuhan berkayu. Pollen yang mewakili anak kelas Dilleniidae ditemukan berupa fosil sekitar 100 juta tahun yang lalu pada awal periode kretaseus bawah. e. Anak kelas Rosidae Rosidae terdiri dari 18 bangsa, 49 suku dan sekitar 56.000 jenis. Merupakan anak kelas terbesar kedua dalam Magnoliopsida. Sekitar sepertiga dari jumlah jenisnya termasuk dalam suku Astereceae (Compositae). Bunga simpetal, jarang sekali apetal atau polypetal. Stemen sedikit, berselingan dengan petal. Gynoecium biasanya dengan 2 carpel dengan ovul yang unitegmic dan tenuinucellate. Asteridae merupakan anak kelas dari Magnoliopsida yang paling maju secara evolusi dan bukti-bukti sekarang memperkuat dugaan bahwa Asteridae diturunkan dari garis Rosidae. Asteridae adalah anak kelas paling muda, dimana mulai muncul sekitar 65 juta tahun yang lalu tetapi beru melimpah sekitar 30 juta tahun yang lalu. f. Anak kelas Asteridae Asteridae terdiri dari 11 bangsa, 49 suku dan sekitar 56.000 jenis. Merupakan anak kelas terbesar kedua dalam Magnoliopsida. Sekitar sepertiga dari jumlah jenisnya termasuk dalam suku Asteridae (Compositae). Bunga simpetal, jarang sekali apetal atau polipetal. Stamen sedikit, berselingan dengan petal. Gynoecium biasanya dengan 2 carpal dengan ovul yang unitegmic dan tenuinucellate. Asteridae

4

merupakan anak kelas dari Magnoliopsida yang paling maju evolusi dan bukti-bukti sekarang memperkuat dugaan bahwa Asteridae diturunkan dari garis Rosidae. Asteridae adalah anak kelas paling muda, dimana mulai muncul sekitar 65 juta tahun yang lalu tetapi beru melimpah sekitar 30 juta tahun yang lalu. E. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Alat tulis menulis b. Alat dokumentasi (Kamera dan Handphone) 2. Bahan a. Annonamuricata (Sirsak) b. Artocorupus heterophyllus (Nangka) c. Amarantnus spinosus (Bayam duri) d. Carica papaya (Pepaya) e. Rosa hybrid (Mawar)/Caesalpinia pulcherrima (Kembang merak) f. Lantara camara (Tembelekan) F. PROSEDUR KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Mengamati spesimen tumbuhan: Annonamuricata (Sirsak), Artocorupus heterophyllus (Nangka), Amarantnus spinosus (Bayam duri), Carica papaya (Pepaya), Rosa hybrid (Mawar)/ Caesalpinia pulcherrima (Kembang merak) dan Lantara camara (Tembelekan) dalam hal habitus, pola percabangan dan bentuk atau segi penampang. 3. Mengamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya. 4. Mengamati dan membandingkan alat reproduksinya, yaitu letak dan bentuk strobilusnya. 5. Mengamati dan membandingkan letal dan bentuk mikrosporofil dan makrosporofilnya.

5

6. Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian kedua tumbuhan tersebut, setelah melakukan pengamatan yang telah dijelaskan pada langkah sebelumnya. 7. Menyusun urutan klasifikasi dari tiap spesimen tumbuhan tersebut.

6

G. HASIL PENGAMATAN 1. Pengamatan Annonamuricata (Sirsak) Gambar

Keterangan

a. Daun

1. Tangkai daun 2. Tulang daun 3. Bentuk bulat telur

b. Buah

1. Kulit buah 2. Duri 3. Warna hijau

c. Bunga

1. Mahkota

7

2. Pengamatan Artocorupus heterophyllus (Nangka) Gambar

Keterangan

a. Daun

1. Tangkai daun 2. Tulang daun 3. Bentuk

b. Buah

1. Kulit buah 2. Duri 3. Warna hijau

c. Bunga

1. Bunga jantan 2. Bunga betina

8

3. Pengamatan Amarantnus spinosus (Bayam duri) Gambar

Keterangan 1. Daun 2. Tunas 3. Meristem apikal 4. Duri 5. Batang

9

4. Pengamatan Carica papaya (Pepaya) Gambar

Keterangan

a. Daun

1. Tangkai daun 2. Tulang daun 3. Bentuk

b. Buah

1. Kulit buah Warna hijau kekuningkuningan

c. Bunga

1. Gamet jantan 2. Gamet betina 3. Bunga banci

10

5. Pengamatan Rosa hybrid (Mawar) Gambar

Keterangan 1. Tangkai daun 2. Tulang daun 3. Bentuk 4. Bunga

11

6. Pengamatan Lantara camara (Tembelekan) Gambar

K

Keterangan 1. Tangkai daun 2. Tulang daun 3. Betuk 4. Bunga

12

H. PEMBAHASAN 1. Pengamatan Annonamuricata (Sirsak) Adapun klasifikasi dari Annonamuricata (Sirsak), yaitu: Kingdom

: Plantae

Sub kingdom

: Vascular Plants

Super divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Magnoliidae

Genus

: Annona L

Species

: Annona muricata L.

a. Daun Tanaman sirsak memiliki daun berwarna hijau mudah dan tua dengan panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm, berbentuk bulat telur, ujung lancip dan ada juga yang tumpul, daun bagian atas mengkilap hujau dan gundul kusam di bagian bawah daun. Daun tanaman sirsak ini memiliki bau yang sangat menyengat dengan tangkai 3-10 mm. Sirsak (Annonamuricata) termasuk ke dalam habitus pohon, dengan percabangan simpodial, jenis daun tunggal, dengan daun berbentuk bulat telur agak tebal dan permukaan pada bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawahnya mempunyai warna yang lebih muda. Duduk daun tersebar, pertulangan daun brachidodromous, perbungaan majemuk, jenis kelamin biseksual, calyx/corolla lepas dengan stamen lepas, dan karpel banyak dan lepas-lepas. Ovarium superum, simetri bunga aktinomorp, kelamin tumbuhan monoecius, perlekatan karpel apokarp, jenis buah majemuk dengan tipe plasenta parietalis. Akar buah sirsak berupa akar tunggang, mempunyai batang berkayu dan dapat hidup menahun bunga tunggal dalam berkas 1-2 berhadapan/disamping daun mahkota daun mahkota segitiga, berbentuk majemuk agregat.

13

b. Buah Tanaman sirsak memiliki buah berwarna hijau kekuningan jika mulai matang dan hijau muda ketika masih mudah atau mentil. Bentuk buah sirsak oval dan juga yang loncong, dengan struktur kulit berduri kehitaman dan tidak terlalu tajam. Bagian dalam buah ini lembek, berwarna putih dan memiliki biji berwarna kehitaman. c. Bunga Bunga tanaman sirsak termasuk jenis (flo simplex), artinya dalam satu bunga terdapat bayak putik sehingga seringkali juga dinamakan bunga berpistil majemuk. bagian bunga tersusun secara spiral atau terpencar dalam ingkaran. Mahkota bunga sirsak berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari 2 lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal dan kaku, berwarna kuning keputih-putihan. Setelah tua dan mekar, mahkota bunga kmudian lepas dari dasar bunganya. Bunga keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon. Bunga sirsak umumnya sempurna, tetapi kadang hanya ada bunga jantan dan bunga betina saja dalam satu pohon. bunga sirsak melakukanpenyerbukan silang karena biasanya tepung sari matang terlebih dahulu sebelum putiknya 2. Pengamatan Artocorupus heterophyllus (Nangka) Adapun klasifikasi dari Artocorupus heterophyllus (Nangka), yaitu: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Hamamelidae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae

Genus

: Arthocarpus

Spesies

: Arthocarpus heterophyllus

14

a. Daun Daun tanaman nangka tergolong daun tunggal yang tumbuh berselang-seling pada bagian ranting tanaman. Permukaan daun nangka bagian atas dan bawah memiliki penampilan yang berbeda. Permukaan daun bagian atas memiliki warna hijau cerah dengan tekstur yang licin, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau tua dengan tekstur yang kasar. Pangkal daun memiliki penumpu berbentuk segitiga dengan warna kuning kecoklatan. Daun pada tanaman nangka merupakan daun tunggal (folium komplek) dan berbentuk bulat memanjang (oblongus). Memiliki ujung daun (apex folii) berbentuk meruncing (acuminatus), memiliki tepi daun (margo folii) berbentuk rata (integer), serta memiliki tulang daun (nervatio/veneratio) bertulang menyirip (penninervis). Selain itu, memiliki daging daun (intervenum) yang tipis lunak (herbaceus), dan juga permukaan atas daun licin (laevis) dan mengkilap (nitidus) dengan warna hijau tua. Sedangkan permukaan bawah daun kasar (scaler) dan berwarna hijau muda. Daun pada tanaman nangka juga memiliki daun penumpu yang berbentuk segitiga dengan warna kecoklatan. b. Buah Buah pada tanaman nangka merupakan buah majemuk (syncarp) dan berbentuk gelendong memanjang. Pada sisi luar membentuk duri pendek yang lunak. Daging buah yang sesungguhnya merupakan perkembangan dari tenda bunga. Daging Buah ini berwarna kuning keemasan apabila telah masak, berbau harum-manis, berdaging, dan kadang-kadang berisi cairan (nektar) yang manis. Namun ketika buah nangka masuh muda, buahnya berwarna putih dan coklat, biasanya dimanfaatkan untuk sayuran. Buah nangka ini tumbuh pada batang dan juga percabangan. Di dalam buah nangka, terdapat dami–dami yang sebetulnya itu adalah buah nangka yang tidak diserbuki.

15

c. Bunga Tanaman nagka memiliki bunga dalam satu rumah hanya satu, yaitu dapat diartikan bahwa tanaman nangka memiliki bunga jantan dan bunga betina. bunga jantan ini memiliki ciri khas berwarna hijau tua dan juga membengkok, sedangkan bunga betina memiliki bentuk yang silindris. Proses pembuahan ini sering terjadi dikelopak bunga dan benang sari, dalam penyerbukan ini biasanya di bantu dengan angin dan juga binatang disekitarnya. 3. Pengamatan Amarantnus spinosus (Bayam duri) Adapun klasifikasi dari Amarantnus spinosus (Bayam duri), yaitu: Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Hamamelidae

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: Amaranthaceae

Genus

: Amaranthus

Spesies

: Amaranthus spinosus L

Akar tanaman bayam duri sama seperti akar tanaman bayam pada umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang. Batang tanaman bayam duri ini kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi ciri khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang tanaman ini. Memiliki daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2 cm. Ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun berbentuk bulat dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri penninervis dan tepi

16

daunnya repandus. Bunga terdapat di axilaar batang. Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. Setiap bunga memiliki 5 mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat

pada

ketiak

batang.

Bunga

ini

termasuk

bunga

inflorencia. Buahnya berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm. Bijinya berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 – 1 mm. Bayam duri, terkadang dianggap sebelah mata. Di bandingkan bayam sayur biasa, meski rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh. Padahal, banyak yang tidak menyadari, selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti disentri, bisul, keputihan, gangguan pernafasan, bronchitis, serta mperlancar dan memperbanyak produksi ASI. Tanaman ini juga mempunyai sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat : Rasa manis, pahit dan sejuk. 4. Pengamatan Carica papaya (Pepaya) Adapun klasifikasi dari Carica papaya (Pepaya), yaitu: Kingdom

: Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Violales

Famili

: Caricaceae

Genus

: Carica

Spesies

: Carica papaya L.

17

a. Pengamatan Pepaya Spesies ini memiliki habitus herba, pola percabangan monopodial, bentuk penampangnya bulat silindris berlekuk tegak,

Daun pepaya

merupakan jenis daun tunggal menjari, bentuk daun bercangap dan memiliki bagian yang sudah lengkap yaitu adanya pelepah atau upih daun, tangkai daun dan helaian daun. Daun pepaya ini mempunyai bangun bulat atau orbicularis, ujung daun meruncing (acuminatus), tangkai daun panjang dan berongga, pangkal daun memerisai (peltatus) dengan duduk daun menyebar, bunga tunggal atau dalam perbungaan simosa, aktinomorf, kelamin tumbuhan monoecous. Jus daun pepaya mengandung enzim tertentu yang memiliki sifat melawan kanker terhadap berbagai tumor seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker hati, kanker paru-paru dan kanker pankreas tanpa efek toksik pada tubuh. Hal ini membuat ekstrak daun pepaya ini, sering direkomendasikan sebagai bagian dari kemoterapi di beberapa bagian penduduk dunia. Dengan mengatur T-sel, ekstrak daun pepaya meningkatkan respon sistem kekebalan terhadap kanker dan buah pepaya dapat diguankan sebagai masker wajah karena memilki banyak kandungan

yang

dapat

menghilangkan

jerawat,

flek

hiitam

menghaluskan wajah, dan mencerahkan wajah (Billyardi dalam Prayogi, 2012). b. Buah Bentuk buah pepaya bulat sampai lonjong. Saat masih muda, buah pepaya berwarna hijau. Sementara saat sudah matang, buah pepaya berwarna kuning hingga jingga. Daging buah berwarna jingga dan rasanya manis, segar dan bergizi. Tekstur buah pepaya lembut dan lunak. Buahnya mengandung getah. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzimpapain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang. Daun pepaya

18

juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan. c. Bunga Berdasarkan tipe bunganya, bagian-bagian bunga pepaya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pepaya jantan, pepaya betina dan pepaya hermafrodit. Pepaya jantan memiliki bunga jantan yang majemuk dan tersusun menggantung pada malai. Bunganya berwarna putih atau kuning cerah dengan mahkota berbentuk terompet dan benang sari tersusun sempurna yang melekat pada leher tabung mahkota. Pepaya betina memiliki bunga betina yang dapat soliter atau berada dalam karangan. Bunganya bertangkai pendek dengan mahkota berwarna hijau kekuningan yang melekat pada bagian dasar bunga, tidak memiliki benang sari serta mempunyai bakal buah yang besar dan sempurna. Sedangkan pepaya hermafrodit memiliki bunga sempurna dengan benang sari dan bakal buah. 5. Pengamatan Rosa hybrid (Mawar) Adapun klasifikasi dari Rosa hybrid (Mawar), yaitu: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rosanales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Rosa

Spesies

: Rosa hybrida

Bunga mawar memiliki bentuk daun yang hampir bulat dengan lapisan bunga yang terdiri sekitar 20-25 lapis atau bahkan lebih, hal ini tergantung dari ukuran bunga tersebut. Bunga mawar dapat dikatakan bunga majemuk, dimana bunga-bunganya terkumpul dalam satu ruang, tepatnya berada diatas benang sari dan putik. Adapun satuan pada bunga yang menyusun bunga majemuk disebut sebagai floret.

19

Bunga pada bunga mawar bertugas sebagai penghasil biji untuk penyerbukan. Penyerbukan pada bunga mawar terjadi di bunga itu sendiri, dimana setelah terjadi pembuahan, maka bunga tersebut akan berubah menjadi buah yang merupakan struktur untuk membawa biji bunga. Ovarium pada bunga mawar berada di bagian bawah kelopak dan mahkota bunga. Daun pada bunga mawar juga tergolong majemuk, dimana pada satu cabang batang terdapat sekitar 5-9 anak daun. Bentuk daunnya sedikit oval dan kecil dengan panjang 2-3 cm yang memiliki gigi disekitar daun. Manfaat daun pada tumbuhan hijau ini tentunya untuk melakukan prses fotosintesis pada tumbuhan. Batang yang dimiliki bunga mawar memiliki bentuk yang tidak beraturan dan memanjang yang disertai dengan duri-duri tajang disekitar batang tersebut. Fungsi batang pada tumbuhan bunga mawar ini tidak lain adalah untuk menopang cabang dan juga bunga mawar itu sendiri. Selain itu, duri yang terdapat pada cabang tersebut adalah untuk melidungi dari serangan serangga. Akan tetapi pada beberapa jenis bunga mawar durinya ada yang tidak seruncing dan berkembang seperti bunga mawar pada umumnya. kar yang terdapat pada bunga mawar adalah jenis akar serabut dengan bentuk bulat memanjang dan memiliki warna coklat muda bercampur coklat tua. Bentuknya yang serabut itulah yang kemudian disebut sebagai akar serabut dengan nama latinradix adventicia. (Gembong dalam Putri, 2015). Bunga mawar dimnafaatkan oleh banyak orang sebagai tanaman hias, obat kecantikan, pengharum ruangan maupun pakaian, penambah aroma makanan serta dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. 6. Pengamatan Lantara camara (Tembelekan) Adapun klasifikasi dari Lantara camara (Tembelekan), yaitu: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Eudikotil

Subkelas

: Asteridae

Ordo

: Lamiales

20

Famili

: Verbenaceae

Genus

: Lantara

Spesies

: Lantara camara

Tanaman Tembelekan dapat ditemui di dataran rendah sampai ketinggian 1700 m diatas permukaan air laut. Tembelekan umumnya tumbuh liar di tempat tandus, masyarakat banyak menggunakannya sebagai tanaman pagar atau tanaman hias. Adapaun morfologi tanaman tembelekan sebagai berikut: 1. Termasuk habitus perdu, tanaman tegak atau setengah merambat, mempunyai banyak cabang, dan ranting berbentuk segi empat. 2. Tinggi tanaman sekitar 2 m, varietas berduri dan ada yang tidak berduri. 3. Ciri daun tanaman berbentuk bulat telur, ujungnya meruncing, pinggir daun tampak bergerigi, tulang daun menyirip. Permukaan atas daun berambut banyak, terasa kasar bila diraba, dan bagian bawah daun berambut jarang. Daun tembelekan berbau harum dan duduk saling berhadapan. 4. Ciri bunganya berwarna putih, merah muda, jingga, kuning, dan warna lain sesuai varietas. Bunga berbentuk rangkaian yang bersifat rasemos, bergerombol dan tampak bulat. 5. Ciri buah tembelekan seperti buah buni, tampak hijau jika masih muda dan berwarna hitam mengkilat jika sudah matang. Daun tembelekan merupakan daun tidak lengkap kerna tidak memiliki upih, hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun, bentuk helaian daun bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tulang daun menyirip permukaan daun berambut banyak, daun ipis lunak warnanya hijau kekuning-kuningan. Habitus atau perawakannya batang berkayu (lignosus) yang kuat dan keras dengan bentuk perdu (frutices) yaitu tinggi mencapai dua

meter,

jelas

batang

pokoknya,

dan

percabangan

dekat

ke

tanah.Tumbuhan ini memiliki daun bewarna hijau tua dan termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) sehingga disebut daun bertangkai. Daun ini bertipe

21

tunggal dan tata letak (filotaksis) pada buku terdapat dua helai daun yang berhadapan (folio opposita).Bangun daunnya, bulat telur (ovatus), dimana bagian yang terlebar terdapat pada bagian bawah tengah-tengah daun dengan pangkal daun yang tidak bertoreh. Ujung daun dikatakan meruncing (acuminatus) karena pertemuan tepi daun berada di bawah puncak daun. Selain itu, pangkal daun ini tumpul (obtusus) serta memiliki pertulangan daun menyirip (penninervis) dimana cabang tulang keluar di sepanjang ibu tulang daun (Gembong dalam Putri 2015). Tepi helaian daunnya bertoreh (divisus) dengan torehan merdeka (tidak mempengaruhi bangun daun) bergerigi (serratus) karena sinus dan angulusnya sama-sama runcing. Daging daunnya tipis lunak (herbaceous) dan permukaan daun berambut (pilosus).Lantanacamara memiliki bunga dengan tipe majemuk tak berbatas (racemosa), karena bunga yang jauh dari sumbu tumbuhan labih dahulu mekar. Perhiasan bunga terdiri atas kelopak (sepal) yang bewarna hijau dan mahkota (petal) yang bewarna orange dan kuning. Daun kelopak berjumlah dua saling berlekatan dan daun mahkota berjumlah empat juga saling berlekatan.Kedudukan perhiasan bunga yaitu epigynus dimana perhiasan bunga lebih tinggi dari putik.putik (pistillum) berjumlah satu,letak bakal buah tenggelam (inferus),jumlah ruang yang terdapat dalam bakal buah ada tiga.Jumlah stamen empat tampak duduk menempel pada mahkota dengan tipe antera menempel. Herba akar tembelekan berasa manis dan sejuk. Manfaat akar tembelekan berkhasiat untuk menurunkan panas (antipiretik), penawar racun (antitoksik), penghilang rasa sakit (analgesik), menghentikan pendarahan (hemostatik). Selain itu juga berguna untuk mengobati influenza, TBC, gondongan (parotitis epedemica), rematik, keseleo, memar (haematoma). Juga digunakan untuk mengobati sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi (neurodermatitis), keputihan (leucorrhea), gonorrhoea, sering buang air kecil.

22

Herba daun terasa pahit, sejuk, berbau, dan bersifat agak beracun. Manfaat

daun

tembelekan

berkhasiat

untuk

menghilangkan

gatal

(antipruritus), antitoksik, menghilangkan pembengkakan (antiswelling), perangsang muntah (emetikum). TBC yang disertai batuk darah, mengobati batuk anak-anak dan menyembuhkan asma. Herba bunga terasa rasa manis dan sejuk. Manfaat bunga tembelekan digunakan untuk menghentikan pendarahan (hemortatik). Menyembuhkan sakit kulit, bisul (furunculus), radang kulit (dermatitis), gatal-gatal (pruritus), memar (haematoma), luka dan keseleo, rematik, panas tinggi. Juga digunakan untuk merangsang muntah untuk keracunan makanan, mengobati batuk, dan sering buang air kecil.

23

I. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sirsak (Annonamuricata) termasuk ke dalam habitus pohon, dengan percabangan simpodial, jenis daun tunggal, dengan daun berbentuk bulat telur agak tebal dan permukaan pada bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawahnya mempunyai warna yang lebih muda. Duduk daun tersebar, pertulangan daun brachidodromous, perbungaan majemuk, jenis kelamin biseksual, calyx/corolla lepas dengan stamen lepas, dan karpel banyak dan lepas-lepas.. 2. Nangka merupakan daun tunggal (folium komplek) dan berbentuk bulat memanjang (oblongus). Memiliki ujung daun (apex folii) berbentuk meruncing (acuminatus), memiliki tepi daun (margo folii) berbentuk rata (integer), serta memiliki tulang daun (nervatio/veneratio) bertulang menyirip (penninervis). Selain itu, memiliki daging daun (intervenum) yang tipis lunak (herbaceus), dan juga permukaan atas daun licin (laevis) dan mengkilap (nitidus) dengan warna hijau tua. 3. Amaranthus spinosus L mempunyai habitus herba batangnya tidak berkayu,

agak lunak sering berwarna hijau dan berumur panjang, bentuk batangnya bulat dan memilki percabangan monopodial, daunnya majemuk, letak daun tersebar, bentuk daun bulat telur dengan pertulangan menyirip, tepi daun rata, ujung daun akutus dengan pangkal daun obtutus. 4. Pepaya memiliki habitus herba, pola percabangan monopodial, bentuk penampangnya bulat silindris berlekuk tegak, Daun pepaya merupakan jenis daun tunggal menjari, bentuk daun bercangap dan memiliki bagian yang sudah lengkap yaitu adanya pelepah atau upih daun, tangkai daun dan helaian daun. Daun pepaya ini mempunyai bangun bulat atau orbicularis, ujung daun meruncing (acuminatus), tangkai daun panjang dan berongga, pangkal daun memerisai (peltatus) dengan duduk daun menyebar, bunga tunggal atau dalam perbungaan simosa, aktinomorf, kelamin tumbuhan monoecous.

24

5. Mawar memiliki habitus perdu pola percabangan simpodial, bentuk penampangnya bulat, memiliki daun majemuk menyirip tunggal (pinnatus) dengan letak filotaksisnya berhadapan (oposite), bentuk daun bulat telur terbalik. Memiliki pertulangan daun menyirip (pinnate). 6. Tembelekan merupakan daun tidak lengkap kerna tidak memiliki upih, hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun, bentuk helaian daun bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tulang daun menyirip permukaan daun berambut banyak, daun ipis lunak warnanya hijau kekuning-kuningan. Habitus atau perawakannya batang berkayu.

25

J. DAFTAR PUSTAKA Ferial, Eddyman. 2013. Dasar-dasar Botani Tingkat Tinggi. Makassar : FMIPA Universitas Hasanuddin. Kimbal. 1983. Biologi Universitas. Jakarta : Erlangga Minha. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan pdf. (Online). (www. Praktikum-Fisiologi-Tumbuhan.html.). Diakses pada hari Sabtu, 2 Juni 2018, pukul 20.00). Premus. 2013. Penuntun Praktikum Magnoliopsida pdf. (Online). (www. praktikum Magnoliopsida .html.). Diakses pada hari Sabtu, 2 Juni 2018, pukul 20.00).

26

Related Documents

Laporan Magno Btul.docx
November 2019 15
Alejandro Magno
June 2020 14
Alejandro Magno
June 2020 6
Alejandro Magno
May 2020 5
Tomas Magno
May 2020 8
Alejandro Magno
June 2020 7

More Documents from "rosita_pc1"