Laporan Lab Baja.docx

  • Uploaded by: sitirosyidah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Lab Baja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,845
  • Pages: 59
LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baja merupakan logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja antara 0,2 % hingga 2,1 % berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras, dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan, krom, vanadium, dan tungsten (Tarkono dkk, 2012). Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dengan ukuran yang berbeda pula, sangat mustahil apabila baja dibuat dalam keadaan pasif. Untuk membuat bentuk yang diinginkan, kita perlu membuat sambungan pada baja. Sambungan pada baja yaitu bisa menggunakan sambungan paku keling, sambungan baut dan dapat disambung dengan cara di las. Pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam khusunya baja untuk menghasilkan sebuah konstruksi mesin dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Baja mempunyai jenis yang seragam tidak semua baja mempunyai sifat mampu las yang baik. pada proses pengelasan, timbulnya lonjakan tegangan yang besar dibandingkan dengan sambungan paku keling maupun sambungan baut. 1.2 Tujuan 1. Agar mahasiswa tau alat-alat pada las gas dan las listrik 2. Agar mahasiswa tau alat-alat keselamatan dalam proses pengelasan 3. Agar mahasiswa bisa mengelas dengan baik dan benar 4. Mengetahui cara pengelasan yang benar menggunakan las listrik dan las gas. 5. Mengetahui hasil dari pengelasan yang baik dan benar. 6. Mengaplikasikan cara pengelasan menggunakan las listrik dan las gas pada abutment atau pilar jembatan. 7. Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dalam proses pengelasan

1

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Las Pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam khusunya baja untuk menghasilkan sebuah konstruksi mesin dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Definisi lain menyebutkan bahwa proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. Menurut Welding Handbook, proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan dengan cara memanaskannya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau tanpa pengisian bahan pengisi. Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas acetylene yang kemudian dikenal sebagai las karbit atau las gas. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih mulai langka. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacammacam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktik, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.Untuk memperoleh sambungan las yang memuaskan, gabungan dari banyak individu diperlukan, mulai dari perencanaan las sampai operasi pengelasan.

2

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.2 Las Gas Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencairoleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.

Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dengan air (H20). CaC2 + 2 H2O → Ca(OH)2 + C2H2 Nyala las karbit atau las gas ada 3 jenis yaitu :

3

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

1. Nyala inti atau nyala netral adalah nyala permulaan terbakarnya zat arang (karbon) dari asetelin. Nyala netral adalah nyala yang mempunyai perbandingan yang sama antara gas asetelin dan gas oksigen. Kegunaan dari nyala ini adalah untuk pengelasan biasa dan untuk mengelas baja dan besi tuang. 2. Nyala karburasi adalah besar nyala dengan jumlah gas asetelin yang sangat dominan atau lebih banyak daripada gas oksigen. Kegunaan dari nyala ini adalah untuk memanaskan dan juga untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih. 3. Nyala oksidasi adalah besar nyala dengan jumlah gas oksigen yang keluar lebih besar. Nyala inti jadi lebih pendek dan berbentuk meruncing ke ujungnya. Ada suara mendesis yang lebih keras dibandingkan dengan desisan suara pada nyala netra. Nyala ini sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan dan terkadang digunakan untuk brazing. Dalam las gas ada dua teknik pengelasan yang biasa dipakai yaitu sebagai berikut :

a. Teknik pengelasan maju (dari arah kanan ke kiri), bahan tambah yaitu kawat mendahului brander. Sudut pengelasan 60˚ - 70˚. Teknik pengelasan maju banyak digunakan untuk mengelas baja (bukan baja paduan) dengan tebal sama atau lebih kecil dari 3 mm. b. Teknik pengelasan mundur (dari arah kiri ke kanan), brander las mendahuluai bahan tambah. Brander dituntun lurus bergerak mundur, sedangkan bahan tambah diselam dalah kampuh las sambil mengaduk-aduk (berbentuk spiral). Sudut pengelasan 60˚ -80˚, sudut bahan tambah 30˚.

Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium Karbit dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan

4

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

menyebabkan ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas Asetilen dalam tabung logam. Keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin adalah : 1. Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit, 2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari 3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkelbengkel karena peralatannya kecil dan sederhana, 4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan. 2.3 Las Listrik Proses pengelasan yang paling umum, terutama untuk mengelas baja struktural memakai energi listrik sebagai sumber panas yang paling banyak digunakan adalah busur listrik (nyala). Busur nyala adalah pancaran arus listrik yang relatif besar antara elektroda dan bahan dasar yang dialirkan melalui kolom gas ion melalui pemanasan. Las listrik adalah adalah proses pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik yang menimbulkan panas yang tinggi sehingga dapat mencairkan logam yang dilas dan bersama dengan itu, loncatan busur yang terdiri dari tetesan logam elektroda akan bersatu dengan benda kerja, dan membentuk suatu kampuh atau kubungan las yang dilindungi oleh terak yang ditimbulkan oleh pembungkus elektroda yang mencair bersama dengan logam pengisinya. Jenis-jenis mesin las busur listrik yaitu : 1. Mesin las arus bolak balik (Mesin AC) Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan. Alat yang digunakan untuk mengatur tegangan yang digunakan untuk pengelasan adalah transformator atau trafo. Kelebihan dari mesin las arus searah (AC) 1. Perlengkapan dan perawatan lebih murah 2. Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan 3. Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las

5

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

Kekurangan dari mesin las arus searah AC 1. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda 2. Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam 2. Mesin las arus searah (Mesin DC) Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: 1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil, 2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC, 3. Tingkat kebisingan lebih rendah, 4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah. 5. Dapat digunakan untuk menegelas plat yang tipis Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak seperti mesin las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik – balik). Berikut ini adalah polaritas mesin las DC : a. Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP) DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang pada benda kerja dengan kutub negatif dan kabel elektroda dihubungkan dengan kutub positif. Pada hubungan DCRP, panas yang diberikan oleh mesin las didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga panas yang diberikan mesin las ke elektroda lebih banyak daripada panas yang diberikan ke benda kerja. b. Hubungan arus polaritas lurus (DCSP) DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan kabel las dengan menghubungkan antara benda kerja dengan kabel positif dan kabel elektroda dengan kutub negatif. Pada hubungan DCSP, panas yang diterima benda kerja lebih banyak daripada panas yang diterima elektroda dengan perbandingan 2/3 banding 1/3.

6

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3. Mesin las ganda (Mesin AC/DC) Jenis yang terakhir ialah mesin las ganda, dimana mesin las ini mampu mengelas dengan menggunakan sumber listrik arus searah (DC) maupun dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah penyearah atau rectifier dalam satu unit mesin. 2.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam bekerja faktor yang paling utama adalah memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap lingkungan. Penyebab utama kecelakaan pada umumnya disebabkan karena kurangnya kehati-hatian, cara pemakaian alat yang salah, pemakaian pelindung yang kurang baik dan kesalahan lainnya. Untuk menghindari kecelakaan tersebut perlu pengetahuan tertentu dan mengetahui tindakantindakan apa yang harus diambil, dan di bawah ini beberapa sumber kecelakaan dan bagaimana cara menghindarinya. 2.4.1 Pelindung Pernapasan Untuk mengatasi debu asap dan gas pada waktu pengelasan berlangsung, diperlukan ventilasi yang baik agar di dalam ruang kerja tetap bersih. Dan apabila pembersih udara dengan ventilasi tidak ada, sehingga diperkirakan dapat membahayakan pekerja maka pekerja–pekerja di tempat las diharapkan memakai alat pernapasan pelindung gas dan debu. Alat pernapasan pelindung debu harus memenuhi

persyaratan yang telah

ditentukan dan dalam pemilihannya harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut : a. Harus mempunyai daya tampung yang tinggi. b. Sesuai dengan bentuk muka. c. Tidak mengganggu pernapasan. d. Tidak menggangu pekerjaan.

7

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

e. Kuat, ringan dan mudah dirawat. Hal – hal lainnya yang perlu diperhatikan. 1) Jangan menggunakan rokok untuk menyalakan las gas. 2) Hati – hati ketika menyalakan pembakar las gas jangan sampai ditujukan pada orang lain. 3) Jangan menyimpan pemantik api las di tempat yang mudah dijangkau oleh api las. 4) Jangan menggantungkan pembakar (brander las) yang menyala pada tabung gas. 5) Pakailah tang jepit atau alat lainnya untuk memindahkan benda kerja yang masih panas. 6) Bila las gas sudah tidak dipakai untuk pengelasan maka tutuplah katup tabung dan buanglah sisa gas yang masih ada pada saluran slang. 7) Pada waktu memindahkan /mengangkat tabung gas jangan sampai terjatuh dan gunakan kereta dorong untuk mempermudah pengangkutan. Serta ikatlah tabung gas pada waktu pengangkutan maupun pada waktu disimpan. 8) Bila terpaksa memindahkan tabung gas dengan jarak yang cukup jauh maka bukalah lebih dulu regulatornya supaya tidak terjadi kerusakan. 9) Bila terpaksa mengelas atau memotong logam dengan las gas di atas lantai lindungilah lantai tersebut dengan papan yang dilapisi asbes dan tampunglah sisa-sisa pembakaran dengan bak logam berpasir. 10) Pada waktu mengelas atau memotong logam dengan las gas akan terjadi beberapa hal seperti : nyala balik yaitu nyala api kembali ke dalam brander /pembakar, nyala balik terjadi bila oksigen dan asetilin berada dalam satu tempat atau satu saluran yang mana kalau keduanya bercampur peka terhadap api dan mudah meledak. Nyala api balik terjadi secara serempak dan tiba-tiba. Nyala api balik dapat terjadi di dalam pembakar,slang las, regulator bahkan mungkin sampai tabung gas dan ini bisa fatal akibatnya. Dan agar nyala api balik tidak terjadi pada selang maupun tabung maka brander las gas harus dipasang katup anti nyala balik (safety valve). Usaha untuk menghindari nyala api balik selain memakai safety valve yaitu dengan cara

tekanan kerja harus sesuai dengan mulut

pembakar,instalasi peralatan las gas dalam kondisi baik. 11) Bila pada waktu mengelas dengan las gas terjadi letupan dan mengganggu jalannya pengelasan ini disebabkan beberapa hal yaitu karena tekanan asetilin terlalu kecil tidak sesuai dengan mulut pembakar,oleh karena itu tekanan asetilin harus disesuaikan. Ujung pembakar/nozzel terlalu panas karena terlalu lama dipakai, ujung pembakar/nozzel terlalu

8

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

dekat dengan kawah las dan nozzel tersumbat oleh percikan las . Cara mengatasinya jarak nozzel dirubah posisinya serta nozzel yang kotor dibersihkan. 12) Slang jangan sampai terkena api atau benda kerja yang panas/membara. 2.4.2 Kecelakaan karena Cahaya, Sinar dan Cara Pencegahannya. Selama proses pengelasan akan timbul cahaya dan sinar yang dapat membahayakan juru las dan pekerja yang ada di sekitar pengelasan. Cahaya tersebut meliputi cahaya yang dapat dilihat/tampak, sinar ultraviolet dan sinar infra merah. Karena hal ini maka pencegahan terhadap bahaya dari cahaya harus dipersyaratkan. 6. Sinar Ultraviolet Sinar Ultraviolet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Bila sinar ultraviolet terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah tertentu, maka mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di dalamnya dan dalam waktu antara 6 sampai 12 jam mata akan menjadi sakit sekitar 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam. 7. Cahaya Tampak. Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea ke retina mata, bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama akan menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit ini sifatnya sementara. 8. Sinar Inframerah. Adanya sinar inframerah tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak telihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah terhadap mata sama dengan pengaruh panas,yaitu menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea mata dan terjadinya kerabunan. Maka akibat dari sinar inframerah jauh lebih berbahaya dari pada kedua cahaya yang lainnya. Cara pencegahannya : 1. Memakai pelindung mata . Pelindung mata atau gogel harus mampu menurunkan kekuatan pancaran cahaya tampak dan harus dapat menyerap atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan inframerah. Untuk keperluan ini maka pelindung mata harus mempunyai warna tranmisi tertentu, misalnya waran abu-abu,coklat atau hijau.

9

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012 Hal –hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih gogel yaitu : a.

Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.

b.

Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.

c.

Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.

d.

Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah.

e.

Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.

2. Memakai pelindung muka. Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit akibat dari cahaya busur, percikan dan yang lainnya. 3. Pelindung lainnya Untuk melindungi pekerja lainnya biasanya tempat mengelas di dalam bengkel harus dipisahkan dari tempat pekerjaan lainnya. Bila pengelasan dilakukan di tempat berpindah-pindah, maka harus digunakan tabir pelindung mata. 2.4.3 Kecelakaan karena Listrik Banyak sekali kecelakaan yang ditimbulkan oleh aliran listrik dan akibatnya bisa menimbulkan kematian, oleh karena itu bila bekerja menggunakan listrik kita harus hatihati. Besarnya kejutan yang ditimbulkan oleh listrik tergantung pada besarnya arus dan kondisi badan orang yang terkena listrik tersebut. Tingkat dari kejutan dan hubungannya dengan besar arus adalah sebagai berikut : a. Arus 1 mA hanya menimbulkan kejutan yang kecil saja dan relatif tidak membahayakan. b. Arus 5 mA akan memberikan reaksi yang cukup tinggi

pada otot dan

menimbulkan rasa sakit. c. Arus 10 mA akan menimbulkan rasa sakit yang hebat. d. Arus 20 mA akan menyebabkan terjadinya pengerutan pada otot, sehingga orang yang terkena tidak bisa dirinya tanpa bantuan orang lain e. Arus 50 mA sudah sangat berbahaya. f. Arus 100 mA akan mengakibatkan kematian. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang ditimbulkan oleh listrik perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

10

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

i.

Juru las harus memakai sarung tangan , sepatu yang berisolator dan memakai pakaian kerja. Bila berkeringat harus dikeringkan dulu memakai lap.

ii.

Mesin las harus dilengkapi alat penurun tegangan.

iii.

Harus menggunakan kabel dan pemegang elektroda yang berisolat baik.

iv.

Pemegang elektroda harus diletakkan atau digantungkan pada tempat yang aman bila tidak sedang dipakai.

v.

Penggantian elektroda harus dilakukan dengan hati-hati.

vi.

Dalam keadaan istirahat atau tidak sedang dipakai mengelas mesin las harus dimatikan. Pemegang elektroda harus seluruhnya tertutup oleh isolator kecuali pada bagian yang

berhubungan elektroda. 2.4.4 Bahaya Percikan dan Terak Las 1. Pelindung mata. Selama mengelas relatif tidak terjadi kecelakaan karena percikan dan terak las, sebab orang yang mengelas memakai gogel. Tetapi pada waktu pembersihan hasil lasan yaitu percikan dan terak las dapat dan sering masuk ke mata yang dapat menimbulkan pembengkakan. 2. Pelindung kulit Untuk pelindung kulit digunakan sarung tangan dan baju las atau apron. 3. Bahaya jatuh. Bila pekerjaan pengelasan dilakukan di tempat yang tinggi, misalnya pengelasan untuk gedung bertingkat atau yang lainnya, akan selalu ada bahaya jatuh atau kejatuhan. Bahaya ini dapat menimbulkan luka-luka berat atau kematian, karena itu usaha pencegahannya harus betul-betul diperhatikan. Untuk menghindari bahaya tersebut harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Pekerja di tempat tinggi harus memakai tali pengaman (safety belt). b. Semua pekerja harus memakai topi pengaman untuk melindungi kepala terhadap bahaya terjatuh atau kejatuhan. c. Harus ada fasilitas lain misalnya tangga dan alat bantu lainnya. d. Alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan di tempat yang tinggi harus diikat atau diletakkan di tempat yang aman.

11

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

e. Tidak membebani pelataran kerja melebihi batas kemampuan yang diijinkan.

12

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

BAB III PRAKTIKUM 3.1 Las Gas 3.1.1 Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek : Membuat Jalur Las Tanpa Bahan Tambah/Mencairkan Plat No. Job : 1 (Satu) Semester : Genap 3.1.1.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.1.1.1.1 Waktu Waktu yang di berikan 3 hari kerja las gas (27-28 Februari, 01 Maret 2019) 3.1.1.1.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Gas. 3.1.1.2 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan dapat menyetel perlengkapan las gas. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengatur jenis-jenis api untuk pengelasan las gas. 3. Mahasiswa diharapkan dapat mencairkan benda kerja sebagai dasar awal pengelasan las gas. 4. Agar mahasiswa diharapkan bisa mempraktekkan teori yang didapat, sehingga bisa memahami tingkat kemudahan dan kesulitan yang ada dalam praktek. 3.1.1.3 Syarat 1. Telah mempelajari teori praktek las gas. 2. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh pengajar praktek.

13

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.1.1.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.1.1.4.1 Peralatan No.

Nama

Gambar

Keterangan

1.

Satu set peralatan las gas

Untuk menghasilkan campuran gas guna mengelas

2.

Pemantik Api

Untuk menyalakan api di nozzle

3.

Pembersih Nozzle

Untuk membersihkan ujung nozzle dari kotoran

4.

Blade Gergaji Bekas

Untuk memberi tanda garis pada pelat

5.

Penggaris Besi

Untuk mengukur pelat

6.

Slip Joint

Untuk memegang/mengambil plat yang panas/baru dilas

14

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

7.

Sikat Kawat

Untuk membersihkan pelat

3.1.1.4.2 Bahan No

Nama

1.

Plat

Gambar

Keterangan

Ukuran 120 x 100 x 2 mm

3.1.1.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

2.

Apron

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

15

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3

Sarung Tangan 3

4

4 Kaca Mata 4

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

3.1.1.5 Langkah Kerja 1. Mempelajari lembar kerja (job sheet). 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. 3. Memakai pakaian keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Memasang / menyetel perlengkapan las gas

seperti pada job 1.

Bila sudah

terpasang dilanjutkan ke langkah berikutnya. 5. Bukalah katup tabung oksigen dan asetilin pada tabung dengan ketentuan gas oksigen 2.5 – 5 kg/cm2 dan asetilin 0.25 – 0.5 kg/cm2. 6. Letakkan benda kerja di atas meja kerja yang dialasi dengan batu tahan api atau batu bata merah. 7. Bukalah katup pada brander,untuk katup oksigen diputar sedikt dan untuk katup asetilin lebih banyak memutarnya dari pada oksigen dan nyalakan mulut nozzel tersebut memakai pemantik api. Bila tidak nyala atur kembali pengeluaran gas hingga nyala. 8. Setelah api las nyala,atur nyala api hingga netral. 9. Peganglah brander pada posisi 600 – 700 terhadap permukaan benda kerja (arah maju pengelasan) dan 900 terhadap arah lain seperti yang terlihat pada gambar kerja.

16

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

10. Panaskan benda kerja sampai mencair mulai dari tepi kanan dan arahkan inti nyala api yang berwarna biru pada satu tempat hingga timbul kawah las,dan atur inti nyala sekitar 2 –3 mm di atas bahan yang akan dicairkan /dilas. 11. Tunggulah hingga kawah las mencapai diameter  5mm dan doronglah kawah las tersebut sambil memasukkan bahan tambah berupa kawat berdiameter 2-3 mm pada posisi 300 –400 terhadap permukaan benda kerja,putar – putarlah ujung nozzel secara kontinyu dengan tujuan untuk mendapatkan lebar las yang sama. 12. Bila sudah selesai praktek semua peralatan dan lokasi kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dalam kondisi utuh semula.. Catatan :  Untuk membuat garis las pada benda kerja pakailah meteran plat dan penggores/blade gergaji bekas.  Bila pada penyalaan las terjadi letupan kecil maka bersihkan lubang nozzel dengan jarum pembersih dan perbesar gas asetilin hingga tidak terjadi letupan. 3.1.1.6 Gambar Kerja

17

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.1.2 Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek : Membuat Jalur Las dengan Memakai Bahan Tambah No. Job : 2 (Dua) Semester : Genap 3.1.2.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.1.2.1 Waktu Waktu yang di berikan 3 hari kerja las gas (27-28 Februari, 01 Maret 2019) 3.1.2.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Gas. 3.1.2.2 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan dapat menyetel perlengkapan las gas. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengatur jenis-jenis api untuk pengelasan las gas. 3. Mahasiswa diharapkan dapat membuat rigi-rigi las sebagai dasar kedua pengelasan las gas. 4. Agar mahasiswa diharapkan bisa mempraktekkan teori yang didapat, sehingga bisa memahami tingkat kemudahan dan kesulitan yang ada dalam praktek. 3.1.2.3 Syarat 1. Telah mempelajari teori praktek las gas. 2. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh pengajar praktek. 3.1.2.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.1.2.4.1 Peralatan No.

Nama

1.

Satu set peralatan las gas

Gambar

Keterangan

Untuk menghasilkan campuran gas guna mengelas

18

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Pemantik Api

Untuk menyalakan api di nozzle

3.

Pembersih Nozzle

Untuk membersihkan ujung nozzle dari kotoran

4.

Blade Gergaji Bekas

Untuk memberi tanda garis pada plat

5.

Penggaris Besi

Untuk mengukur plat

6.

Slip Joint

Untuk memegang/mengambil plat yang panas/baru dilas

7.

Sikat Kawat

Untuk membersihkan plat

19

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

8.

Untuk menahan plat yang akan disambung

Klem

3.1.2.4.2 Bahan No.

Nama

1.

Plat

2.

Kawat

Gambar

Keterangan

Ukuran 120 x 100 x 2 mm

Sebagai bahan tambah untuk dileburkan di atas pllat

3.1.2.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

20

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Apron

3

Sarung Tangan 3

4

4 Kaca Mata 4

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

3.1.2.5 Langkah Kerja 1. Mempelajari lembar kerja (job sheet). 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan 3. Memakai pakaian keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Memasang / menyetel perlengkapan las gas

seperti pada job 1.

Bila sudah

terpasang dilanjutkan ke langkah berikutnya 5. Bukalah katup tabung oksigen dan asetilin pada tabung dengan ketentuan gas oksigen 2.5 – 5 kg/cm2 dan asetilin 0.25 – 0.5 kg/cm2. 6. Letakkan benda kerja di atas meja kerja yang dialasi dengan batu tahan api atau batu bata merah. 7. Bukalah katup pada brander,untuk katup oksigen diputar sedikt dan untuk katup asetilin lebih banyak memutarnya dari pada oksigen dan nyalakan mulut nozzel

21

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

tersebut memakai pemantik api. Bila tidak nyala atur kembali pengeluaran gas hingga nyala. 8. Setelah api las nyala,atur nyala api hingga netral. 9. Peganglah brander pada posisi 600 – 700 terhadap permukaan benda kerja (arah maju pengelasan) dan 900 terhadap arah lain seperti yang terlihat pada gambar kerja. 10. Panaskan benda kerja sampai mencair mulai dari tepi kanan dan arahkan inti nyala api yang berwarna biru pada satu tempat hingga timbul kawah las,dan atur inti nyala sekitar 2 –3 mm di atas bahan yang akan dicairkan /dilas. 11. Tunggulah hingga kawah las mencapai diameter  5mm dan doronglah kawah las tersebut sambil memasukkan bahan tambah berupa kawat berdiameter 2-3 mm pada posisi 300 –400 terhadap permukaan benda kerja,putar – putarlah ujung nozzel secara kontinyu dengan tujuan untuk mendapatkan lebar las yang sama. 12. Bila sudah selesai praktek semua peralatan dan lokasi kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dalam kondisi utuh semula. Catatan :  Untuk membuat garis las pada benda kerja pakailah meteran plat dan penggores/blade gergaji bekas.  Bila pada penyalaan las terjadi letupan kecil maka bersihkan lubang nozzel dengan jarum pembersih dan perbesar gas asetilin hingga tidak terjadi letupan.  Untuk mengurangi deformasi akibat panas maka harus digunakan klem dan las catat (las pendek).

22

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.1.6 Gambar Kerja

23

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.1.3 Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek ; Membuat Sambungan Plat dengan Plat No. Job

: 3 (Tiga)

Semester

: Genap

3.1.3.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.1.1.1 Waktu Waktu yang di berikan 3 hari kerja las gas (27-28 Februari, 01 Maret 2019) 3.1.1.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Gas. 3.1.3.2 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan dapat menyetel perlengkapan las gas. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengatur jenis-jenis api untuk pengelasan las gas. 3. Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan plat dengan plat sebagai dasar ketiga pengelasan las gas. 4. Agar mahasiswa diharapkan bisa mempraktekkan teori yang didapat, sehingga bisa memahami tingkat kemudahan dan kesulitan yang ada dalam praktek. 3.1.3.3 Syarat 1. Telah mempelajari teori praktek las gas. 2. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh pengajar praktek. 3.1.3.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.1.3.4.1 Peralatan No.

Nama

1.

Satu set peralatan las gas

Gambar

Keterangan

Untuk menghasilkan campuran gas guna mengelas

24

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Pemantik Api

Untuk menyalakan api di nozzle

3.

Pembersih Nozzle

Untuk membersihkan ujung nozzle dari kotoran

4.

Blade Gergaji Bekas

Untuk memberi tanda garis pada plat

5.

Penggaris Besi

Untuk mengukur plat

6.

Slip Joint

Untuk memegang/mengambil plat yang panas/baru dilas

7.

Sikat Kawat

Untuk membersihkan plat

8.

Klem

Untuk menahan plat yang akan disambung

25

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.1.3.4.2 Bahan No.

Nama

1.

Plat

2.

Kawat

Gambar

Keterangan

Ukuran 120 x 30 x 2 mm

Sebagai bahan tambah untuk dileburkan di atas pllat

3.1.3.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

2.

Apron

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

26

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3

Sarung Tangan 3

4

4 Kaca Mata 4

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

3.1.3.5 Langkah Kerja 1. Mempelajari lembar kerja (job sheet). 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan 3. Memakai pakaian keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Memasang / menyetel perlengkapan las gas

seperti pada job 1.

Bila sudah

terpasang dilanjutkan ke langkah berikutnya 5. Bukalah katup tabung oksigen dan asetilin pada tabung dengan ketentuan gas oksigen 2.5 – 5 kg/cm2 dan asetilin 0.25 – 0.5 kg/cm2. 6. Letakkan benda kerja di atas meja kerja yang dialasi dengan batu tahan api atau batu bata merah. 7. Bukalah katup pada brander,untuk katup oksigen diputar sedikt dan untuk katup asetilin lebih banyak memutarnya dari pada oksigen dan nyalakan mulut nozzel tersebut memakai pemantik api. Bila tidak nyala atur kembali pengeluaran gas hingga nyala. 8. Setelah api las nyala,atur nyala api hingga netral. 9. Peganglah brander pada posisi 600 – 700 terhadap permukaan benda kerja (arah maju pengelasan) dan 900 terhadap arah lain seperti yang terlihat pada gambar kerja. 10. Panaskan benda kerja sampai mencair mulai dari tepi kanan dan arahkan inti nyala api yang berwarna biru pada satu tempat hingga timbul kawah las,dan atur inti nyala sekitar 2 –3 mm di atas bahan yang akan dicairkan /dilas.

27

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012 11. Tunggulah hingga kawah las mencapai diameter  5mm dan doronglah kawah las tersebut sambil memasukkan bahan tambah berupa kawat berdiameter 2-3 mm pada posisi 300 –400 terhadap permukaan benda kerja,putar – putarlah ujung nozzel secara kontinyu dengan tujuan untuk mendapatkan lebar las yang sama. 12. Bila sudah selesai praktek semua peralatan dan lokasi kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dalam kondisi utuh semula. Catatan :  Untuk membuat garis las pada benda kerja pakailah meteran plat dan penggores/blade gergaji bekas.  Bila pada penyalaan las terjadi letupan kecil maka bersihkan lubang nozzel dengan jarum pembersih dan perbesar gas asetilin hingga tidak terjadi letupan.  Untuk mengurangi deformasi akibat panas maka harus digunakan klem dan las catat (las pendek). 3.1.3.6 Gambar Kerja

3.2 Las Listrik 3.2.1 Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek : Membuat Jalur Las No. Job : 1 (Satu) Semester : Genap 3.2.1.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.2.1.1.1 Waktu

28

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

Waktu yang di berikan 3 hari kerja las gas (04-05 Maret 2019) 3.2.1.1.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Listrik. 3.2.1.2 Tujuan : 1. Mahasiswa diharapkan dapat menyetel perlengkapan las listrik. 2. Mahasiswa diharapkan dapat membuat jalur las tanpa ayunan sebagai dasar awal pengelasan las listrik elektroda terbungkus. 3. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkannya dalam kondisi tertentu pada konstruksi baja. 4. Mahasiswa diharapkan mengenal tingkat kesulitan pada pekerjaan las sehingga dapat mengatasi dari kesulitan tersebut dan dapat mengenal las yang baik maupun yang kurang baik secara pengamatan visual. 3.2.1.3 Syarat : 1. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Telah mempelajari teori praktek las listrik. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh Instruktur. 3.2.1.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.2.1.4.1 Peralatan No.

Nama

1.

Satu set peralatan las listrik

Untuk mengelas dengan sumber listrik

Palu Terak

Untuk membersikan terak terak setelah selesai pengelasan atau pada waktu akan menyambungkan suatu jalur las yang terputus

2.

Gambar

Keterangan

29

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.

Blade Gergaji Bekas

Untuk memberi tanda garis pada plat

4.

Penggaris Besi

Untuk mengukur plat

5.

Slip Joint

Untuk memegang/mengambil plat yang panas/baru dilas

6.

Sikat Kawat

Untuk membersihkan plat

3.2.1.4.2 Bahan No.

Nama

1.

Plat

Gambar

Keterangan

Ukuran 30 x 120 x 3 mm

30

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Sebagai bahan untuk pengelasan

Elektroda

listrik

3.2.1.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

2.

Apron

3

Sarung Tangan 3

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

31

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

4

4 Topeng las 4

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

3.2.1.5 Langkah kerja : 1. Mempelajari lembar kerja (job sheet). 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. 3. Memakai pakaian keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Memasang / menyetel perlengkapan las listrik dengan langkah sebagai berikut : a). Pasang kabel elektroda dan massa pada mesin las,yang mana kabel elektroda dan massa untuk jenis elektroda yang akan dipakai bisa dihubungkan pada kutub positif atau negatif (DC±). b). Pasang kabel mesin las pada jaringan yang telah disediakan. c). Tempatkan benda kerja pada meja las yang terbuat dari baja. d). Pasang elektroda pada penjepit elektroda dan pasang klem massa pada meja las. 5. Atur handle amper yang ada pada mesin las sesuai dengan kebutuhan,dalam hal ini amper yang akan digunakan antara

70 – 120 Amper. Pengelasan pada plat tipis

yaitu 3mm digunakan amper sekitar 70 – 80 amper untuk diameter elektroda 2,6mm 6. Nyalakan/ hidupkan mesin las. 7. Tempatkan elektroda di atas benda kerja sekitar 10mm,dan tutup tutuplah muka dengan topeng las kemudian mulailah menyalakan elektroda dengan cara digoreskan atau dihentakan pada daerah benda kerja yang akan dilas. 8. Setelah nyala atur posisi pengelasan 70 –800 ke arah jalur yang akan dilas (lihat gambar kerja),dan aturlah jarak busur elektroda terhadap benda kerja sekitar diameter elektroda yang dipakai. Gerakan ujung elektroda lurus atau zig-zag. Ukuran lebar manik atau rigi-rigi las sekitar 3mm.

32

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

9. Apabila elektroda habis sebelum jalur las selesai,maka harus diadakan penyambungan jalur las,maka bersihkan daerah yang akan disambung dari terak dengan memakai palu terak dan sikat kawat. 10. Bila sudah selesai praktek matikan mesin las,dan semua peralatan berikut lokasi kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dengan kondisi utuh seperti semula. 3.2.1.6 Gambar Praktek 1:

Gambar Kerja Praktek 2 :

3.2.2

33

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek : Membuat Sambungan Tumpu No. Job : 2 (Dua) Semester : Genap 3.2.2.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.2.2.1.1 Waktu Waktu yang di berikan 3 hari kerja las gas (04-05 Maret 2019) 3.2.2.1.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Listrik. 3.2.2.2 Tujuan : 1. Mahasiswa diharapkan dapat menyetel perlengkapan las listrik. 2. Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan tumpul sebagai dasar ketiga pengelasan las listrik elektroda terbungkus. 3. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsif pengelasan sambungan tumpul pada konstruksi baja dan mengerti tentang penerapan simbol las. 4. Mahasiswa diharapkan mengenal tingkat kesulitan pada pekerjaan las sehingga dapat mengatasi dari kesulitan tersebut dan dapat mengenal las yang baik maupun yang kurang baik secara pengamatan visual. 3.2.2.3 Syarat : 1. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Telah mempelajari teori praktek las listrik. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh Instruktur. 3.2.2.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.2.2.4.1 Peralatan No.

Nama

1.

Satu set peralatan las listrik

Gambar

Keterangan

Untuk mengelas dengan sumber listrik

34

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Palu Terak

Untuk membersikan terak terak setelah selesai pengelasan atau pada waktu akan menyambungkan suatu jalur las yg terputus

4.

Blade Gergaji Bekas

Untuk memberi tanda garis pada plat

5.

Penggaris Besi

Untuk mengukur plat

6.

Slip Joint

Untuk memegang/mengambil plat yang panas/baru dilas

7.

Sikat Kawat

Untuk membersihkan plat

8.

Klem

Untuk menahan plat yang akan disambung

35

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.2.2.4.2 Bahan No.

Nama

1.

Plat

2.

Elektroda

Gambar

Keterangan

Ukuran 30 x 120 x 3 mm

Sebagai bahan untuk pengelasan listrik

3.2.2.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

2.

Apron

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

36

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3

Sarung Tangan 3

4

4 Topeng Las 4

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

3.2.2.5 Langkah kerja : 1. Mempelajari lembar kerja (job sheet). 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. 3. Memakai pakaian keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Memasang / menyetel perlengkapan las listrik dengan langkah sebagai berikut : a). Pasang kabel elektroda dan massa pada mesin las,yang mana kabel elektroda dan massa untuk jenis elektroda yang akan dipakai bisa dihubungkan pada kutub positif atau negatif (DC±). b). Pasang kabel mesin las pada jaringan yang telah disediakan. c). Tempatkan benda kerja pada meja las yang terbuat dari baja. d). Pasang elektroda pada penjepit elektroda dan pasang klem massa pada meja las. 5. Atur handle amper yang ada pada mesin las sesuai dengan kebutuhan,dalam hal ini amper yang akan digunakan antara 70 – 120 Amper. Pengelasan pada plat tipis yaitu 3mm digunakan amper sekitar 70 – 80 amper untuk diameter elektroda 2,6mm.

37

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

6. Klem kedua plat yang akan disambung dengan menggunakan alat bantu klem dan plat pembantu. 7. Nyalakan/ hidupkan mesin las dan tempatkan elektroda di atas benda kerja sekitar 10mm,dan tutup tutuplah muka dengan topeng las kemudian mulailah menyalakan elektroda dengan cara digoreskan atau dihentakan pada daerah benda kerja yang akan dilas. 8. Setelah nyala atur posisi pengelasan 70 –800 ke arah jalur yang akan dilas (lihat gambar kerja), dan aturlah jarak busur elektroda terhadap benda kerja sekitar diameter elektroda yang dipakai. Gerakan ujung elektroda setengah melingkar. Ukuran lebar manik

melingkar atau

atau rigi-rigi las sekitar
elektroda yang digunakan. 9. Apabila elektroda habis sebelum jalur las selesai, maka harus diadakan penyambungan jalur las,maka bersihkan daerah yang akan disambung dari terak dengan memakai palu terak dan sikat kawat. 10. Bila sudah selesai praktek matikan mesin las,dan semua peralatan berikut lokasi kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dengan kondisi utuh seperti semula. 3.2.2.6 Gambar Praktek 2 :

38

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.2.3 Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek : Membuat Sambungan Lewatan No. Job : 3 (Tiga) Semester : Genap 3.2.3.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.2.3.1.1 Waktu Waktu yang di berikan 3 hari kerja las gas (04-05 Maret 2019) 3.2.3.1.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Listrik. 3.2.3.2 Tujuan : 1. Mahasiswa diharapkan dapat menyetel perlengkapan las listrik. 2. Mahasiswa diharapkan dapat membuat sambungan tumpul sebagai dasar ketiga pengelasan las listrik elektroda terbungkus. 3. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsif pengelasan sambungan tumpul pada konstruksi baja dan mengerti tentang penerapan simbol las. 4. Mahasiswa diharapkan mengenal tingkat kesulitan pada pekerjaan las sehingga dapat mengatasi dari kesulitan tersebut dan dapat mengenal las yang baik maupun yang kurang baik secara pengamatan visual. 3.2.3.3 Syarat : 1. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Telah mempelajari teori praktek las listrik. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh Instruktur. 3.2.3.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.2.3.4.1 Peralatan No.

Nama

1.

Satu set peralatan las listrik

Gambar

Keterangan

Untuk mengelas dengan sumber listrik

39

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Palu Terak

Untuk membersikan terak terak setelah selesai pengelasan atau pada waktu akan menyambungkan suatu jalur las yg terputus

4.

Blade Gergaji Bekas

Untuk memberi tanda garis pada plat

5.

Penggaris Besi

Untuk mengukur plat

6.

Slip Joint

Untuk memegang/mengambil plat yang panas/baru dilas

7.

Sikat Kawat

Untuk membersihkan plat

8.

Klem

Untuk menahan plat yang akan disambung

40

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.2.3.4.2 Bahan No.

Nama

1.

Plat

2.

Elektroda

Gambar

Keterangan

Ukuran 30 x 120 x 3 mm

Sebagai bahan untuk pengelasan listrik

3.2.3.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

2.

Apron

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

41

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3

Sarung Tangan 3

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

4 4

4.

Topeng Las

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

4 4 4 3.2.3.5 Langkah kerja : 1. Mempelajari lembar kerja (job sheet). 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. 3. Memakai pakaian keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Memasang / menyetel perlengkapan las listrik dengan langkah sebagai berikut : a). Pasang kabel elektroda dan massa pada mesin las,yang mana kabel elektroda dan massa untuk jenis elektroda yang akan dipakai bisa dihubungkan pada kutub positif atau negatif (DC±). b). Pasang kabel mesin las pada jaringan yang telah disediakan. c). Tempatkan benda kerja pada meja las yang terbuat dari baja. d). Pasang elektroda pada penjepit elektroda dan pasang klem massa pada meja las. 5. Atur handle amper yang ada pada mesin las sesuai dengan kebutuhan,dalam hal ini amper yang akan digunakan antara 70 – 120 Amper. Pengelasan pada plat tipis yaitu 3mm digunakan amper sekitar 80 – 90 amper untuk diameter elektroda

42

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2,6mm. Klem kedua plat yang akan disambung dengan menggunakan alat bantu klem . 7. Nyalakan/ hidupkan mesin las dan tempatkan elektroda di atas benda kerja sekitar 10mm,dan tutup tutuplah muka dengan topeng las kemudian mulailah menyalakan elektroda dengan cara digoreskan atau dihentakan pada daerah benda kerja yang akan dilas. 8. Setelah nyala atur posisi pengelasan 70 –800 ke arah jalur yang akan dilas dan 450 miring terhadap plat yang disambung ,dan aturlah jarak busur elektroda terhadap benda kerja sekitar diameter elektroda yang dipakai. Gerakan ujung elektroda melingkar atau setengah melingkar. Ukuran kaki las sekitar tebal plat atau tebal plat dikurangi 1mm. 9. Apabila elektroda habis sebelum jalur las selesai,maka harus diadakan penyambungan jalur las,maka bersihkan daerah yang akan disambung dari terak dengan memakai palu terak dan sikat kawat. 10. Bila sudah selesai praktek matikan mesin las,dan semua peralatan berikut lokasi kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dengan kondisi utuh seperti semula. 3.2.3.6 Gambar Praktek 3 :

43

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.3 Job Aplikasi Mata Kuliah : Laboratorium Konstruksi Baja Judul Praktek : Membuat abutment No. Job : Semester : Genap 3.3.1 Waktu dan Tempat Pengerjaan 3.3.1.1 Waktu Waktu yang di berikan 2 hari kerja pengelasan job aplikasi (06 Maret dan 08 Maret 2019) 3.1.1.2 Tempat Tempat melaksanakan pengerjaan las gas di Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung di Laboratoriuum Baja bagian Kerja Las Gas. 3.3.2 Tujuan Mahasiswa/i dapat mengetahui bagaiamana cara menggunakan las listrik yang baik dan benar. 2. Mahasiswa/i dapat mengenal dan menggunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan kegunaan masing-masing alat. 3. Mahasiswa/i dapat mengaplikasikan pekerjaan dari apa yang sudah dilakukan. 1.

3.3.3 Syarat 1. Telah mempelajari teori keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Telah mempelajari teori praktek las listrik dan mengetahui cara menyolder. 3. Pakailah peralatan sesuai fungsinya. 4. Mengikuti arahan yang dijelaskan oleh Instruktur. 3.3.4 Peralatan, Bahan, dan K3 3.3.4.1 Peralatan No.

Nama

1.

Satu Set Peralatan Las listrik

Gambar

Keterangan

Digunakan untuk menyambungkan potonganpotongan baja

44

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Mesin potong (Sheet Shear)

Digunakan ntuk memotong baja (skala besar)

3.

Gergaji besi

Digunakan ntuk memotong baja (skala kecil)

4.

Roll Meter

Digunakan untuk mengukur

5.

Palu Terak (Slag Hammer)

Digunakan untuk memukul terak

6.

Sikat Kawat

Digunakan untuk membersihkan baja

7.

Slip Joint

Digunakan untuk memegang baja yang panas

45

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

8.

Digunakan untuk menahan dua baja yang akan disambung

Klem

3.3.4.2 Bahan No.

Nama

Gambar

Keterangan

1.

Baja Profil L

Untuk bahan abutment

2.

Elektroda E6013

Untuk bahan pengelasan las listrik

3.3.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) No.

Nama

1.

Over All

Gambar

Keterangan

Untuk melindungi badan dari nyala api

46

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

2.

Apron

3

Sarung Tangan 3

4

4 Topeng Las 4

Untuk melindungi badan bagian depan dari nyala api

Untuk melindungi tangan dari panas dan nyala api

Untuk melindungi mata dan cahaya dan percikan api

3.3.5 Langkah Kerja 1. Buat gambar rencana kerja pembuatan abutment jembatan 2. Membuat cutting list sesuai dengan ukuran pada gambar yang telah dibuat 3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 4. Di area yang berbeda, buatlah garis sesuai dengan yang direncanakan untuk menyambungkan bagian-bagian abutment jembatan yang akan dibuat 5. Potong baja profil L sesuai dengan ukuran-ukuran di cutting list. 6. Rangkai bagian-bagian yang telah dipotong di area yang telah dibuat garis sesuai dengan yang direncanakan. 7. Rangkai satu persatu bagian dengan menggunakan las titik terlebih dahulu.

47

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

8. Kemudian cek ukuran setiap bagian. Jika sudah benar, maka kencangkan dengan menggunakan las yang kuat. 9. Cek semua bagian dan pastikan semua bagian yang disambung benar-benar tersambung dengan benar. 10.

Berdirikan abutment yang telah tersambung dan cek kembali.

11.

Tutup sekeliling abutment menggunakan plat sesuai ukuran luas bagian pada

abutment dengan mengambil plat yang ada lalu mengukur dan memotong plat. 12.

Pasangkan plat pada bagian abutment dengan las titik dan di klem terlebih dahulu

agar rapat dan jika perlu menggurinda bagian yang tidak rata pada batang profil. 13.

Bila sudah selesai praktek matikan mesin las,dan semua peralatan berikut lokasi

kerja dibersihkan, serta peralatan dikembalikan kepada teknisi dengan kondisi utuh seperti semula. 3.3.6 Sketsa AutoCad Job Aplikasi

48

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

49

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

50

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.3.7 Cutting List Job Aplikasi Tabel 3.1. Cutting List Rangka Baja Untuk Tower Air Jenis Profil L No.

Nama Profil L

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18

V1 V2 V3 H1 H2 H3 H4 H5 H6 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8

1 (50x50x5)

2 (40x40x3)

3 (30x30x3)

Panjang (cm)

Jumlah (potong)

100 115.5 11.5 65 37 14.5 100 100 100 100 110 140 140 125.6 125.6 152.5 152.5

4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2

Jumlah Profil L yang dibutuhkan 1. Profil L 1 (50x50x5) = 2374 cm = 23.74 m = 3.95 lente = 4 lente 2. Profil L 2 (40x40x3) = 1868 cm = 18.68 m = 3.1 lente = 4 lente 3. Profil L 3 (30x30x3) = 502.4 cm = 5.1 m = 0.8 lente = 1 lente

51

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.3.8 Perhitungan Kebutuhan Plat Baja 3.3.8.1 Tampak Samping Plat

Perhitungan : = 1/2 x (A + B) x t = 1/2 x (11,5 + 14,5) x 5547,13 x 2 = 11094,26 cm2

3.3.8.2 Tampak Depan

Perhitungan : = 115 x 110 = 12650 cm2

3.3.8.3 Tampak Belakang

Perhitungan : = 100 x 110 = 11000 cm2

52

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3.3.8.4 Tampak Bawah Atas Perhitungan : = 110 x 11,5 = 1265 cm2 3.3.8.5 Tampak atas Perhitungan : = 110 x 14,5 = 1595 cm2

3.3.8.6 Tampak Menurun Perhitungan : = 110 x 20 = 2200 cm2

Jumlah kebutuhan plat baja untuk abutmen : = 11094,26 cm2 + 12650 cm2 + 11000 cm2 + 1265 cm2 + 1595 cm2 + 2200 cm2 = 39804,26 = 2 lembar plat ukuran 120 x 240 cm Karena membuat 2 abutmen maka plat yang dibutuhkan, yaitu 2 x 2 = 4 lembar plat

53

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang tidak singkat. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati. Saat penyambungan dua buah benda diusahakan pada bagian sambungan tidak ada rongga, maka hasil lasan akan rapih dan kuat. Pengelasan sudut dalam dan sudut luar harus memperhatikan lelehan elektroda agar memperoleh sambungan yang baik dan rapih. Untuk proses pengelasan menggunakan las oxy-aseteline didapat kesimpulan diantaranya adalah: 1. Pada pengelasan menggunakan las oxy-aseteline ada 3 macam nyala yang dihasilkan yaitu nyala karburasi, nyala netral dan nyala oksidasi. 2. Nyala yang sering digunakan pada saat mengelas menggunakan las oxy-aseteline adalah menggunakan nyala netral. Dikarenakan nyala netral yang menghasilkan nyala yang stabil untuk proses pelelehan benda kerja atau bahan tambah berupa kawat

54

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

3. Proses penyambungan dua benda kerja berupa plat saat menggunakan las oxy-aseteline harus memperhatikan tingkat kemetangan lelehan benda kerja atau bahan tambah yang berupa kawat. 4. Penyambungan sudut luar dan sudut dalam menggunakan las oxy-aseteline diperoleh dari pelelehan bahan tambah yang optimal serta tingkat kerapatan sambungan yang akan dilas. 5. Penggunaan alat bantu dan alat keselamatan kerja juga perlu diutamakan, karena pada dasarnya jika kita mengindahkan keselamatan kerja maka akan diperoleh hasil yang baik pada saat praktek. 4.2 Saran Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah keselamatan (safety first), dengan menggunakan pengaman mata, tangan dan tubuh. dan juga menjaga dan merawat semua peralatan las yang digunakan agar tidak rusak dan tahan lama (awet).

55

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

DAFTAR PUSTAKA

http://hendrisetiawan95.blogspot.com/2015/06/las-gas-las-asetilin.html http://islamiksenter.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-proses-manufaktur-las.html http://rozaqml.blogspot.com/2015/01/laporan-praktikum-pengelasan.html http://nandharheizkyr.blogspot.com/ http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_teknologi_baja/bab4_pengelasan.pdf https://media.neliti.com/media/publications/114517-ID-none.pdf https://id.wikipedia.org/wiki/Las https://id.wikipedia.org/wiki/Las_karbit http://www.niagamas.com/browse-categories/welding/ https://id.wikipedia.org/wiki/Las_listrik https://dyahayukrahmawati.wordpress.com/2013/06/28/macam-macam-mesin-las-listrik/

56

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

LAMPIRAN Las Gas :

57

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

Las Listrik :

58

LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jalan Geger Kalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kab. Bandung Barat 40012

LEMBAR ASISTENSI MATA KULIAH LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA

KELOMPOK 4 KELAS 2A TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG No.

Hari/Tanggal

Uraian

Paraf

59

Related Documents


More Documents from ""

Laporan Lab Baja.docx
November 2019 12