Laporan Kimal 4 Nadila.docx

  • Uploaded by: Iman Sulaiman
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kimal 4 Nadila.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,648
  • Pages: 8
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan. Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya itu (Ahmadi, 2015). Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan beberapa cara diantaranya molaritas, molalitas, normalitas dan lain (Amadi, 2015). Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit d an larutan elektrolit. Sifat larutan tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi dari tiap komponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph, warna, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut di dalam larutan (Ahmadi, 2015). B. Tujuan Tujuan praktikum kali ini adalah untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu pada labu ukur dan untuk mengeluarkan cairan permanen pada buret.

1

Universitas Sriwijaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan pelarut yang ada didalam larutan itu (Dedi, 2013). Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Dedi, 2013). Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.Umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol,massa rumus, dan ekivalen Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan tersebut (Dedi, 2013).

2

Universitas Sriwijaya

2.1 Molaritas Molaritas menyatakan banyaknya jumlah mol suatu zat terlarut per liter satuan, rumus ini sangat sering di gunakan karena merupakan langkah aawal dalam pembuatan larutan yang baik dan juga benar agar mendapatkan suatu hasil praktikum yang baik dan benar (Gunawan, 2012) 2.2 NaOH NaOH juga di kenal sebagai soda kaustik, soda api, sodium hidroksida adalah sejenis basa logam austik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam air. Naoh membentuk suatiu larutan alkalin yang kuat ketika di larutka ke dalam air. Ia di gunakan di berbagai macam bidang industri. Kebanyakan di gunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, airminum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum di gunakan dalam laboratorium kimia (Sutijono, 2012). 2.3 Normalitas Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut yang ada dalam setiap liter larutan. Dua senyawa dapat bercampur (miscible) lebih mudah bila gaya tarik antara molekul solut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya: air dan etanol), maka keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenisnya (misalnya:air dan heksana), maka tidak saling melarutkan. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran (Widhy, 2014).

3

Universitas Sriwijaya

BAB 3 METODELOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum kimia analitik ini dilakukan pada tanggal

08 Maret 2019

pukul10.00 – 12.00 WIB di Laboratorium kimia hasil pertanian jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian kampus Palembang. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1) beaker glass, 2) batang pengaduk, 3) labu ukur, 4) pipet tetes. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu : 1) aquadest, 2) HCL, 3) NaOH. 3.3 Cara Kerja Cara kerja pada praktikum ini adalah 1. Timbanglah NaOH sebanyak yang telah saudara hitung didalam gelas beaker 25 mL. 2. Tambahkan aquadest kedalam gelas beaker sebanyak 20 mL, dan aduk dengan pengaduk kaca hingga larut. 3. Siapkan labu takar 100 mL dan bilaslah labu tersebut dengan aquadest sebanyak 2 kali. 4. Tuanglah larutan NaOH yang telah larut tersebut ke dalam labu ukur dan bilas gelas beaker sebanyak 3 kali dengan sedikit aquadest dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur. 5. Tutuplah labu ukur dan gojog secara perlahan dengan posisi tutup labu ukur dibagian bawah. 6. Tambahkan aquadest kedalam labu ukur sampai batas tanda pada labu dam gojog kembali secara perlahan. 7. Apabila larutan ini akan digunakan maka perlu digojog kembali. 8. Letakkan hal yang sama untuk HCL (dikarenakan HCl berbentuk cairan maka dipipet dengan pipet ukur BUKAN DITIMBANG).

4

Universitas Sriwijaya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil yang didapat dalam praktikum ini adalah: Labu Ukur NaCl = 5 % =

100 mL

5 ×100=5 gr 100

Titrasi NaCl = 5 % =

100 mL

5 ×100=5 gr 100

5

Universitas Sriwijaya

4.2 Pembahasan Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent). Pada saat ingin membuat larutan terlebih dahulu kita harus menimbang larutan tersebut menggunakan neraca analitik sebagai berat awalnya kemudian ssetelah ditimbang masukkan NaOH kedalam beaker glass lalu tambahkan aquadest untuk melarutkannya, aduk menggunakan pengaduk kaca. Pada praktikum kali ini kami membuat larutan NaOH dengan konsentrasi 1 M dan larutan HCl dengan konsentrasi 1 M masing-masing sebanyak 100 mL. NaOH berbentuk padatan dan HCl pekat mempunyai kerapatan 1,19 g/mL dan 37% dari berat HCl. Pertama kami menghitung berat NaOH terlebih dahulu dengan rumus g = M.V.BM sehingga menghasilkan berat NaOH 4 gram. Setelah berat sudah didapatkan kami menimbang NaOH sebanyak 4 gram dan memasukkannya kedalam labu ukur lalu beaker glass yang digunakan untuk mengambil NaOH tdi kami bilas dengan aquadest dan air bilasanya kami masukkan ke labu hingga batas tanda digojog sampai homogen. Hasilnya larutan NaOH ini menjadi larutan yang homogen berdasarkan percobaan yang dilakukan. Percobaan kedua kami menghitung berapa mL HCl yang dapat digunakan untuk membuat larutan HCl, kami menghitung molalitas dengan rumus M = persentasi x Ro x1000 dibagi dengan Berat Molekul menghasilkan 12,06 M, lalu kami menghitung molalitas V1 dengan M2.V2 dibagi M1 menghasilkan 8,29 mL. Hasil perhitungan tersebut kami gunakan untuk membuat larutan HCl, kami mengambil HCl sebanyak 8,29 mL dengan gelas ukur kemudian memasukannya kedalam labu ukur, lalu kami tambahkan aquadest dengan membilas gelas ukur menggunakan aquadest dan airnya dimasukkan ke dalam labu sampai batas tanda dan gojog sama homogen. Dengan demikian percobaan konsentrasi larutan ini kami mendapatkan larutan NaOH dan HCl yang homogen, jika pada percobaan terdapat larutan yang tidak homogen atau terdapat larutan yang menggelembung itu karena terjadi kesalahan saat pencampuran bahannya, karena saat di campur bahan tersebut tidak digojog atau di aduk dengan rata sehingga hasilnya tidak

6

Universitas Sriwijaya

homogen dan juga karena saat memasukkan aquadest ke dalam labu melebihi batas dari tanda itu sehingga konsentrasi larutannya berubah menjadi tidak akurat. BAB 5 KESIMPULAN 1.

Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute.

2.

Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai standarisasi.

3.

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat.Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer..

4.

Suatu larutan dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan konsentrasi yang dapat dinyatakan dalam berbagai satuan.

5.

Suatu larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut.

7

Universitas Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2015. Makalah konsentrasi larutan. (Online). https://www.academia.edu/4755165/makalah_konsentrasi_larutan. (diakses pada tanggal 07 Maret 2019). Dedi,

A. 2013. Larutan NaOH. (Online). https://www.academia.edu/514015027/Larutan_NaOH. (diakses pada tanggal 07 Maret 2019).

Gunawan, I . 2012. Efektifitas Penembahan N-Karoten dan Glutathione pada bahan pengencer terhadap motilitas san daya hidup spermatozoa pada semen beku sampi. Indonsia Medicus Vitericus.1 (3):385-393. Setijono. H. 2012. Perancangan sistem pengukuran konsentrasi larutan gula. Jurnal Teknik Pomits. 1 (1): 1-5. Widhy, P. 2014. Alat dan Bahn Kimia Dalam Laboratorium Ipa. Jurnal Tekni Kimia Indonesia.11: (1). 121-125.

8

Universitas Sriwijaya

Related Documents

Laporan 4
May 2020 31
Laporan 4
May 2020 19
Laporan 4
May 2020 15
Laporan Lab 4.docx
July 2020 2
Laporan 4.docx
June 2020 13

More Documents from "Muhammad Fadhil"