RANGKUMAN MATERI SURABAYA CITY GOVERNMENT TEACHER CAPACITY DEVELOPMENT PROGRAMM ( 29 September 2014 – 27 Oktober 2014 )
A.
THE CURRENT STATUS OF EDUCATION FOR THE SCIENTIFICALLY GIFTED IN BUSAN ( Kondisi pendidikan terkini bagi siswa berbakata istimewa pada mata pelajaran sains di Busan ) Oleh : Kim, Seon Ae
I. KONDISI PENDIDIKAN TERKINI BAGI SISWA BERBAKAT ISTIMEWA DI MATA PELAJARAN SAINS Tujuan pendidikan di Busan adalah membangun lingkungan pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang berbasis pada pengetahuan, membangun kemampuan inquiri saintifik dan meningkatkan talenta siswa-siswa gifted dibidang sains, mempopulerkan sains dengan cara membangun lingkungan sains yang bersahabat dimasyarakat. Adapun agenda pemerintahan di Busan dalam hal ini adalah : 1. Membangun lingkungan penelitian dan eksperimen sains yang terpusat bagi pendidikan sains. 2. Memperkuat pendidikan untuk membiasakan siswa dengan sains sebagai mata pelajaran. 3. Mempopulerkan budaya yang bersifat ilmiah dalam kolaborasinya dengan organisasi atau agensi pendidikan yang terkait dengan budaya tersebut. 4. Mewujudkan praktek dan pengalaman nyata berdasarkan pendidikan yang berwawasan lingkungan. 5. Mengimplemantasikan pendidikan sains kelautan agar mampu mencirikan Busan sebagai pusat kota maritim di Republik Korea. 6. Membangun lebih lanjut pendidikan bagi anak berbakat istimewa (gifted). Tujuan utama pemerintah Busan dalam mengedepankan pendidikan sains di Busan adalah : 1. Membangun lingkungan pendidikan sains melalui kelas-kelas penelitian dan eksperimen sains. Dengan cara :
1
a. Menjalankan penelitian dan eksperimen sains yang berorientasi pada kurikulum, sebagai contoh memberlakukan jam eksperimen : menambahkan 25 % jam experimen diluar jumlah jam keseluruhan mata pelajaran sains di kurikulum dan rasio penerimaan skor eksperimen lebih dari 30%. b. Memperbarui materi-materi edukasional untuk sains dan laboratorium sains, sebagai contoh rasio untuk mendapatkan materi edukasi untuk sains adalah 95,3 % dan melengkapi peralatan laboratorium yang lebih modern. c. Mendukung pengembangan keahlian guru-guru sains, sebagai contoh: program pengembangan kapsitas guru sains sebanyak 1826 peserta untuk 13 pelatihan, dan program training dan pelatihan guru sains ke luar negeri.
2. Mengedepankan proyek-proyek yang ditujukan untuk peningkatan pendidikan sains lebih lanjut. Dengan cara : a. Mendukung memoderenisasi laboratorium sains. Sebagai contoh memoderenisasi 1.097 laboratorium sains disekolah-sekolah , SD (429), SMP (330), dan SMA (338). b. Mendirikan klub – klub sains, saat ini ada 126 klub. c. Menjalankan sekolah khusus sains dan sekolah sains unggulan. Ada 6 SMA khusus sains, 9 sekolah sains unggulan yang terdiri dari 5 SD dan 4 SMP. d. Mendukung klub penelitian guru untuk memantau siswa yang berbakat istimewa pada pelajaran sains, saat ini ada 18 klub guru, terdiri dari 11 dari tingkat SD, 4 dari tingkat SMP dan 3 dari tingkat SMA.
3. Memfokuskan pada penelitian dan pengalaman nyata di bidang sains, yang berorientasi pada pendidikan sains. Dengan cara : a. Mengoperasikan sekolah sains dan sekolah adiwiyata. Saat ini ada 5 sekolah dengan rincian 2 sekolah SD, 1 sekolah SMP dan 2 sekolah SMA. b. Menyelenggarakan Busan sains festival, dengan jumlah peserta 50.000 terdiri dari siswa dan masyarakat umum. c. Menjalankan pusat pendidikan untuk penemuan sains, terdapat 9 pusat pendidikan untuk penelitian dimana 27.000 peserta melakukan penelitian saintifik. d. Mejalankan pusat informasi pendidikan untuk sains, terdapat 5 pusat informasi pendidikan untuk sains dan 43.000 peserta.
2
4. Memperkuat pendidikan sains untuk membangun siswa yang berbakat istimewa dibidang sains. Dengan cara : a. Menyelenggarakan/berpartisipasi dalam olimpiade sains. Terdapat
859 tim yang
berpartisipasi dalam kompetisi regional di Busan dan 19 tim pada kompetisi tingkat nasional. b. Mengadakan kompetisi tingkat SMA untuk menyajikan proyek-proyek penelitian. Dalam kegiatan ini terdapat 44 tim yang berpartisipasi dalam tingkat regional di Busan dan terdapat 200 pemenang. c. Mengadakan olimpiade matematika/sains di Busan. Peserta dalam kegiatan tersebut adalah 1.426 siswa SMP dan 814 siswa SMA. d. Menyelenggarakan/berpartisipasi dalam pameran sains. Terdapat 141 proyek yang berpartisipasi dalam pameran di Busan dan 20 proyek pada tingkat nasional. e. Mengadakan kompetisi penemuan sains. Terdapat 150 proyek yang ikut serta pada kompetisi di Busan dan 20 proyek di tingkat nasional.
5. Penyebaran informasi dan promosi mengenai lingkungan atau kultur pendidikan secara luas untuk pendidikan sains dengan cara menjalankan organisasi atau agen pendidikan secara langsung yang bertanggungjawab terhadap budaya atau lingkungan. Untuk mempopulerkan lingkungan pendidikan sains, ditempuh beberapa cara : a. Mengoperasikan pusat pendidikan sains, dan children’s hall. b. Menggunakan laboratorium sains, kelas eco-sains dan perpustakaan. c. Memberikan pengalaman eksperimen kepada anak-anak dengan mengadakan festival sains. d. Mengadakan pelatihan untuk pengamatan astronomi. 6. Mempopulerkan lingkungan atau kultur pendidikan sains dalam kolaborasinya dengan organisasi/agen pendidikan yang berkaitan dengan kultur/lingkungan tersebut. a. Ikut serta dalam proyek-proyek secara kolektif ditingkat nasional untuk pendidikan sains. b. Menjalankan proyek-proyek sesuai kebutuhan daerah secara kolektif untuk pendidikan sains. c. Menyelenggarakan festival sains Busan ke 13. d. Menyelenggarakan even bulan sains.
3
7. Memusatkan pendidikan bagi siswa yang memiliki bakat istimewa dalam pendidikan sains. Manajemen pokok dari Science High School adalah: a. Merelokasi sekolah SMA khusus sains di Busan ke gedung baru. b. Mendirikan SMA khusus sains di Busan bagian selatan dengan tujuan untuk pemerataan kesempatan bagi siswa untuk belajar sains. c. Menjalakan program R&E, klub-klub sains secara insentif. d. Mengadakan perjanjian dengan organisasi pendidikan di luar negeri untuk pertukaran akademik dan melakukan studi banding. e. Memilih siswa melalui skrining pembelajaran self-regulated dan bridge program untuk siswa baru. f. Mempublikasikan thesis siswa yang berkualitas di jurnal daerah dan internasional yang prestisius, memberikan penghargaan kepada para ilmuwan. g. Menjalankan kurikulum berdasarkan pilihan siswa. Contohnya R&E, dan STEAM.
8. Mengimplementasikan pendidikan berbasis eco-marine. Dengan cara : a. Melaksanakan pendidikan lingkungan, contohnya : (1) Memfokuskan pada pendidikan yang berbasis lingkungan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. (2) Melakukan aktifitas khusus dengan menggunakan ruang eco-sains di pusat pendidikan sains. (3) Menemukan materi-materi yang luas dan seminar bagi pendidikan eco. (4) Mengembangkan eco school. b. Melaksanakan pendidikan kelautan (1) Mengunjungi Dokdo & Experiental Marine tour. (2) Menemukan dan menyebarluaskan materi-materi yang bentuk multimedia untuk pendidikan kelautan. (3) Berpartisipasi dalam program organisasi kelautan. (4) Menjalankan dewan pendidikan untuk pengembangan pendidikan kelautan, dalam hal ini terdapat 12 lembaga.
4
II. KONDISI PENDIDIKAN TERKINI (2014) DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN BAGI SISWA BERBAKAT ISTIMEWA PADA PELAJARAN SAINS DI BUSAN Tujuan umum pendidikan bagi siswa berbakat istimewa di Busan adalah meningkatkan daya saing nasional melalui pembangunan kreatifitas dan talenta berpola pikir global (global-minded). Adapun tujuan khususnya adalah meningkatkan feasibilitas/kemungkinan cara untuk memilih calon-calon siswa yang berbakat istimewa (gifted) dengan cara menerapkan sistem rekomendasi dari hasil observasi guru, dan mengembangkan pendidikan untuk siswa tersebut melalui manajemen lembaga pendidikan yang efisien. PENDIDIKAN BAGI SISWA BERBAKAT ISTIMEWA (GIFTED) DI KOREA Pelaksanaan pendidikan bagi siswa berbakat istimewa di Korea dilandasi oleh undang-undang, hasil rembuk komite dan hasil kajian dari lembaga penelitian. Pendidikan bagi siswa gifted ini diselenggarakan oleh pemerintah melalui dinas pendidikan, didukung sepenuhnya melalui departemen-departement terkait dan diawasi oleh pengawas tingkat propinsi dan kota. Pada
tingkatan
SD,
SMP
dan
SMA,
pemerintah
berusaha
menemukan,
mengembangkan dan memperluas dasar-dasar keistimewaan siswa gifted ini, sedangkan pada tingkat selanjutnya pemerintah akan mengembangkan kreatifitas kelompok-kelompok elit dari siswa tersebut dalam bidang-bidang khusus. Pendidikan bagi siswa ini diselenggarakan secara independen oleh pihak sekolah, memfokuskan pada kelas kolektif setelah jam pulang sekolah. Disamping itu pusat-pusat belajar, khusus untuk siswa gifted ini, diselenggarakan pula oleh institusi-institusi pendidikan atau universitas-universitas, dll. dengan mengintensifkan program-program belajar setiap minggu atau sepulang sekolah atau akhir pekan. Lebih lanjut pendidikan siswa ini didukung oleh institusi pendidikan yang lebih tinggi,
dan kampus-kampus
yang independent
dan terintegrasi
dengan program
BA/MA/Ph.D.
5
JALUR MASA DEPAN UNTUK PENDIDIKAN ANAK GIFTED PADA PELAJARAN MATEMATIKA DAN SAINS Ada dua jalur dalam hal ini, yakni: jalur pelaksanaan khusus dan umum. Pada pelaksanaan jalur khusus, pusat-pusat pendidikan siswa gifted akan mengarahkan mereka (anak-anak gifted) untuk belajar di sekolah sains dimana sekolahsekolah tersebut telah memiliki kerjasama dengan pusat-pusat pendidikan tersebut, seperti Busan Scince High School atau Busanil Science High School. Selanjutnya anak-anak ini akan diarahkan untuk belajar di Universitas-universitas ternama yang mengkhususkan pada bidang Natural Science. Kemudian dari sinilah, talenta dan kreatifitas anak-anak tersebut ditanamkan/dikembangkan untuk meraih Nobel Prize. Sama halnya dengan jalur khusus, untuk jalur umum, anak-anak yang telah belajar pelajaran lain (selain matematika dan sain) di pusat pendidikan anak gifted atau di kelas anak-anak gifted pada sekolah-sekolah umum akan diarahkan, melalui pusat pendidikan anak gifted regional, untuk belajar di sekolah sain atau sekolah biasa (namun mengambil program sains). Selanjutnya anak-anak ini akan diarahkan untuk belajar di Universitas-universitas ternama yang mengkhususkan pada bidang Natural Science. Kemudian dari sinilah, talenta dan kreatifitas anak-anak tersebut ditanamkan/dikembangkan untuk meraih Nobel Prize. B.
PEMAHAMAN KURIKULUM NASIONAL KOREA Oleh : Park, Chang Un Kurikulum di Korea Selatan mengalami beberapa kali perubahan sejak tahun 1945
sampai tahun 2009. Korea Selatan dapat maju dalam bidang pendidikan dikarenakan adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
Kekuasaan dan kewenangan pendidikan
dilimpahkan pada menteri pendidikan. Pemerintah Korea Selatan menyusun dan mengendalikan kebijakan pendidikan secara terintegrasi serta sistematik sejak pendidikan untuk anak usia dini sampai perguruan tinggi, baik di sekolah negeri maupun di sekolah swasta. Seperti halnya pendidikan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan dalam beberapa jenjang, yaitu jenjang pendidikan primer (primary education), pendidikan sekunder (secondary education), dan pendidikan tinggi (high education).
6
Pendidikan primer di Korea Selatan diwajibkan untuk anak-anak berusia 6 sampai 14 tahun. Pada jenjang pendidikan primer ini, prosesnya dilaksanakan di taman kanakkanak (usia 3-5 tahun) dan sekolah dasar (usia 6-14 tahun). Untuk sekolah TK, setiap siswa mendapatkan bantuan dana pendidikan dari pemerintah sehingga bisa dianggap pendidikan di TK tidak dipungut biaya.
Pendidikan sekunder di Korea selatan idealnya dilaksanakan selama 6 tahun, yaitu 3 tahun di sekolah menengah (setara dengan SMP di Indonesia) dan 3 tahun di sekolah atas (setara dengan SMA di Indonesia). Pada jenjang pendidikan sekunder ini, prosesnya dilaksanakan sekolah-sekolah kejuruan (setara dengan SMK di Indonesia). Selain itu, pada usia-usia sekolah menengah dan sekolah tinggi, anak-anak Korea Selatan melaksanakan beberapa pendidikan tambahan, yaitu melalui kegiatan kursuskursus tertentu. Ada dua pilihan pendidikan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (yunior college) atau universitas (senior college) yang kemudian dapat melanjutkan ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/dokter.
Pendidikan tinggi di Korea Selatan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan perkuliahan di beberapa perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
1. Sistem Penentuan Kurikulum Ada 3 tingkat kurikulum di Korea Selatan, yaitu: a.
Tingkat Nasional Kurikulum Korea Selatan tingkat nasional
memuat hal-hal yang mendasar
berdasarkan pada standar dan rincian kurikulum. b.
Tingkat Regional Kurikulum korea selatan tingkat regional memuat standard dan rincian yang ada pada keadaan nyata pada masing-masing daerah serta ruang lingkup kurikulum yang telah ditetapkan Kementrian Pendidikan
c.
Tingkat Sekolah Kurikulum Korea Selatan tingkat sekolah menekankan pada pelaksanaan kurikulum di tingkat sekolah
7
2. Perubahan Kurikulum Nasional Di Korea Selatan telah mengalami beberapa perubahan Kurikulum Nasional meliputi: a. Kurikulum pertama (1945-1954) b. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-1 (1954-1963) c. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-2 (1963-1973) d. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-3 (1973-1981) e. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-4 (1981-1987) f. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-5 (1987-1992) g. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-6 (1992-1997) h. Revisi Kurikulum Nasional yang ke-7 (1997-2007) i. Revisi Kurikulum Nasional Korea 2007 (2007-2009) j. Revisi Kurikulum Nasional Korea 2009 (2009-sekarang) Reformasi kurikulum pendidikan di Korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di daerahnya. 3. Kemajuan Kurikulum Nasional Tahun 2009 Perubahan kurikulum dilakukan dengan memberi kesempatan pada masing-masing daerah. Pemerintah pusat hanya menentukan tujuan pendidikan nasional, sementara pengembangan, pengelolaan, dan pembiayaan di serahkan pada daerah. Ada kebebasan yang diberikan pada sekolah untuk kewenangan dan pengelolaan sekolah dengan alasan karena sekolah yang tahu persis kondisi di lapangan. Guru harus mampu menumbuhkan kreativitas siswa dengan tidak hanya mengutamakan pendidikan sains, tetapi juga pendidikan seni dan olahraga.
8
FORUM
RENCANA KERJA
FORUM I : 2007
Dewan penasihat pendidikan, sains, teknologi
Petunjuk Umum Kurikulum 2009
Revisi kurikulum 2009 (B/S)
Kurikulum Mata Pelajaran 2011
FORUM II : 2008 Strategi perbaikan kurikulum (2008)
PEMBERITAAN
Revisi kurikulum 2009 oleh dewan penasihat pendidikan
Gambar 1. Skema Kemajuan Revisi Kurikulum Nasional 2009
Kurikulum Nasional 2009 dimulai dengan forum pertama yang diselenggarakan tahun 2007, sedangkan forum kedua berlangsung tahun 2008. Forum pertama dan kedua menghasilkan strategi kurikulum dan draft plan kurikulum 2009.
Forum pendidikan
melibatkan orang tua, siswa, guru, dan perusahaan. Satu kali forum mebutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk menghasilkan draft plan. Draft Plan ini kemudian dijadikan petunjuk umum pada tahun 2009 dan petunjuk mata peajaran pada tahun 2011. Draft plan yang sudah disepakati diberitakan di beberapa media seperti televisi untuk diketahui masyarakat umum dan didiskusikan.
4. Struktur Dokumen Kurikulum Nasional a.
Petunjuk umum mengatur lama jam pelajaran SD, SMP, dan SMA. Petunjuk umum meliputi: (1) Desain kurikulum secara umum, (2) Pengelompokkan kurikulum dan implementasinya sesuai dengan level sekolah, (3) Petunjuk umum kurikulum di level sekolah.
b.
Kurikulum mata pelajaran meliputi: (1) Objek tujuan pembelajaran, (2) Isi kurikulum, (3) Metode belajar mengajar, dan (4) Evaluasi.
9
5. Revisi Kurikulum Nasional 2009 a.
Kurikulum Nasional pada umumnya didesain untuk diimplementasikan selama 9 tahun, mulai dari kelas 1-9. Kurikulum pilihan didesain untuk diimplementasikan selama 3 tahun mulai dari kelas 10 sampai 12.
b.
Pembelajaran berdasarkan tingkatan rumpun (cluster) dan rumpun mata pelajaran (subject cluster) Kategori
Tingkatan 1-3 (sekolah menengah)
Mata
Bahasa Korea
442
Pelajaran
Pelajaran Sosial/ Edukasi Moral
510
Matematika
374
Sains Teknologi, ekonomi
646
Pendidikan Fisika
272
Seni (Musik/ Seni Rupa)
272
Bahasa Inggris
340
Kursus pilihan
204
Aktivitas kreatif
306
Total
3366
c. Adanya pengenalan aktivitas eksperimen kreatif.
Aktivitas pengayaan dan aktivitas
ekstrakurikuler diintegrasikan dalam aktivitas eksperimen kreatif.
Aktivitas eksperimen
kreatif meliputi kegiatan mandiri, kegiatan klub, pelayanan sosial, dan kegiatan karir. d. Promosi otonomi sekolah-sekolah lokal dan kontrol kualitas pendidikan. Kurikulum dirancang untuk mempromosikan otonomi sekolah-sekolah lokal dalam mengorganisir dan melaksanakan pendidikan di sekolah. Kurikulum dirancang untuk meningkatkan kontrol kualitas pendidikan. 6. Revisi Kurikulum Nasional Terbaru Kurikulum nasional direvisi terutama pada bagian-bagian berikut: a. Desain kurikulum :
menitik beratkan pada kombinasi mata pelajaran seni dan
sains kompetensi dasar berdasarkan kemanusiaan, sosial, sains kurikulum konvergen
10
b. Melaksanakan kegiatan forum pendidikan. Forum pertama dilakukan pada tahun 2013 dan forum kedua dilakukan pada tahun 2014. Sebelumnya, syarat untuk masuk perguruan tinggi harus memiliki nilai bahasa Inggris, bahasa Korea, dan Matematika yang bagus. Pada kurikulum 2009, siswa harus memiliki nilai bagus pada mata pelajaran bahasa Inggris, bahasa Korea, Matematika, Olah Raga, dan Seni. Ada beberapa pertimbangan atau kebijakan berkaitan dengan revisi kurikulum 200. 1) Tujuan revisi kurikulum 2009, yaitu: a. Menumbuhkan kreativitas dan membentuk karakter siswa. b. Merancang kurikulum dasar untuk SD, SMP, dan penjurusan siswa SMA. c. Mengatur kelas dalam kelompok untuk menumbuhkan kerjasama antara siswa. d. Mengelompokkan ulang mata pelajaran dari kurikulum umum ke dalam kelompok subjek berdasarkan kesamaan tujuan pendidikan. e. Memampatkan jumlah mata pelajaran tiap semester di tingkat SMP dan SMA. 2) Kebijakan PBM Kebijakan proses belajar dan mengajar dalam revisi kurikulum 2009, yaitu: a. Memperkuat pendidikan siswa SMP dan SMA b. Membuka kelompok aktivitas setelah pulang sekolah c. Memperkuat pendidikan kemasyarakatan setelah program sekolah. d. Pengembangan pendidikan kreatif dan pendidikan berkarakter. e. Mengurangi beban kerja administrasi guru dan menciptakan lingkungan belajar yang kreatif. 3) Strategi PBM Dalam revisi kurikulum 2009, pemerintah menerapkan strategi PBM antara lain: a. Mengembangkan materi program remedial untuk SD dan SMP b. Mengembangkan pendidikan untuk orang asing c. Program setelah sekolah (after school activity) d. Mendukung sistem cyber untuk pendidikan anak yang berada di pelosok e. Membiasakan siswa berbudaya karakter dalam bermasyarakat.
11
C.
PENDIDIKAN MATEMATIKA TERKINI Oleh : Kang, Mee Kwang
Berbagai inovasi dalam pembelajaran matematika di Korea, telah menghasilkan banyak prestasi, antara lain : Tahun 2011 mengikuti TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) Prestasi belajar : terbaik kedua dari 50 negara Minat : urutan ke 48 Kepercayaan diri : urutan ke 47 Tahun 2012 mengikuti IMO (International Mathematics Olympiad) Kelas pertama dalam kelompok Tahun 2013 mengikuti IMO (diikuti 97 negara ; 528 siswa) Kelas kedua dalam kelompok / hadiah pertama pada individu Inovasi yang dilakukan selama ini dipengaruhi oleh faktor : Revisi terbaru dari kurikulum matematika Tahun 2000 : perubahan ke 7 kurikulum matematika Tahun 2009 : revisi kurikulum Tahun 2011 : advanced plan matematika Berbagai kritik dalam pembelajaran matematika Bercerita dalam pembelajaran matematika seperti kentang panas Mengurangi konten belajar matematika dan membuat matematika lebih mudah bisa menjadi kebijakan pendidikan yang populer tanpa menghilangkan esensinya Matematika adalah pelajaran yang sulit, tetapi sangat diperlukan bagi siswa untuk menjadi orang yang kreatif. Penerapan Matematika dalam kehidupan nyata 1. Teknik pemotongan kertas Teknik pemotongan kertas yang efisien digunakan untuk optimalisasi penggunaan kertas. Kenapa hal ini diperlukan ? tujuannya adalah agar tidak ada kertas yang terbuang / tersisa saat proses pemotongan sehingga tetap memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sebagai contoh seandainya kita ingin mencetak (print out) teks pada kertas ukuran A4 tetapi kertas yang tersedia adalah kertas ukuran F4, maka pada kertas tersebut akan ada space (ruang kosong ) yang terlalu banyak. Sebaliknya, seandainya kita ingin mencetak (print out) teks pada kertas ukuran F4 tetapi kertas yang tersedia adalah kertas ukuran A4, maka sebagian teks pada hasil print out tersebut hilang. Hal ini menyebabkan kertas hasil print out tersebut tidak bisa dipakai dan harus dibuang (tidak ekonomis). Oleh karena itu, teknik yang benar dalam pemotongan kertas yaitu potongannya harus sebangun.
12
Teknik pemotongan kertas seri A (A0, A1, A2, A3, A4,.....) Contoh : pemotongan kertas ukuran
A3
dan
A4
Jika lebar A3 = x , dan panjang A3 = y; dimana y > x 1
Maka lebar A4 = 2 y, dan panjang A4 = x Berdasarkan prinsip kesebangunan, maka 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴3 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴4 𝑦 𝑥 𝑥
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝐴3
= 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝐴4
= 1/2𝑦
X2 = ½ y2 𝑥 𝑦
1
=
√2
Y = √2 x Sehingga luas daerah = xy = x.√2 x= √2 x2 Ukuran standard luas kertas = 1 m2, berarti : L = √2 x2 1 m2 = √2 x2 1
X2
=
2
=
2
X X X X
= 0,71 = √0,71 = 0,84 m = 84 cm
Y Y Y Y
= √2 x = √2 . 0,84m = 1,19 m = 119 cm
X
√2 √2 2
Sehingga diperoleh ukuran kertas sebagai berikut : A0 = 119 x 84 cm A1 = 84 x 59,5 cm A2 = 59,5 x 42 cm A3 = 42 x 29,7 cm A4 = 29,7 x 21 cm A5 = 21 x 14,8 cm 13
Teknik pemotongan kertas seri B (B0, B1, B2, B3, B4,.....) Pada prinsipnya sama dengan teknik pemotogan kertas seri A. Hanya saja ukuran standard luas kertasnya = 1,5 m2. Teknik pemotongan kertas seri C Kertas seri C didesain khusus sebagai amplop untuk kertas seri A dan B. Prinsipnya luas dari kertas seri C harus lebih besar dari kertas seri A dan B yang akan dimasukkan ke dalam amplop, sehingga kertas bisa masuk dengan sempurna. 2. Kurva parabola : y = Ax2 + Bx + C Contoh kurva parabola dalam kehidupan nyata adalah antene parabola
Prinsipnya : jika ada sinar datang sejajar dengan sumbu utama, maka sinar tersebut akan dipantulkan menuju titik fokus. 3. Sikloid Sikloid adalah kurva hasil penjejakan sebuah titik pada lingkaran yang menggelinding secara horizontal. Lintasan sikloid ini banyak diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Contohnya : gerak elang saat menangkap mangsa, atap rumah tradisional di korea Berdasarkan ujicoba di lapangan, dibuktikan bahwa jika ada sebuah benda diluncurkan pada: a. Lintasan lurus b. Lintasan parabola c. Lintasan sikloid d. Lingkaran Maka lintasan sikloid merupakan lintasan tercepat bila dilalui sebuah benda. Pada lintasan sikloid dikenal juga istilah Isokronisme, yaitu suatu kondisi apabila beberapa bola digelindingkan pada lintasan sikloid dari posisi yang berbeda, ternyata bola – bola tersebut sampai di ujung lintasan pada waktu yang sama.
14
4. Golden Ratio dan deret Fibonacci Mengapa golden ratio dan deret Fibonacci sering dijumpai di alam ? ternyata hal ini berkaitan dengan desain optimal tanaman. Contohnya : susunan daun mengelilingi ranting, susunan mahkota yang mengelilingi bunga, dll. Tanaman mencoba untuk tumbuh dengan tetap mempertahankan keoptimalan desainnya. Hal ini dikarenakan masing – masing daun harus mendapatkan paparan sinar matahari dan air hujan yang maksimal, dan hanya menebarkan sedikit bayangan di atas daun lain yang berada di bawahnya. Bagaimana daun disusun mengelilingi batang ? a. Pertumbuhan tanaman memiliki titik tumbuh pada ujung batang atau ranting. b. Daun tumbuh mengikuti model spiral c. Sudut rotasi diantara daun – daun yang baru adalah tetap. Sudut putar tetapnya 3
5
adalah 216˚=0,6= 5 / 225˚= 8 Susunan melingkar pada daun, mahkota dan biji akan lebih padat dan sangat kuat untuk menahan angin dan hujan deras daripada susunan yang lain. Susunan ini memiliki luas daerah yang maksimum dengan lingkar yang konstan. Bilangan irrasional merupakan bilangan terbaik sebagai sudut putar dari pertumbuhan daun, mahkota bunga, dan biji.
D. Inovasi Baru Model Pembelajaran: Flipped Learning Oleh : Jung, Ju Young 1. Pendahuluan Menurut NTL Institut, bahwa berdasarkan piramida belajar, pembelajaran dengan ceramah, siswa hanya mampu memahami kurang dari 10 %. Sedangkan dengan membaca, siswa akan memahami maksimal 10 %, selanjutnya belajar dengan audiovisual siswa akan dapat memahami 20 %, dengan demonstrasi, siswa akan memahami 30 %, dengan metode diskusi siswa akan memahami materi sebanyak 50 %. Sementara belajar dengan melakukan praktik langsung siswa akan mendapatkan 75 %, dan yang paling tinggi pemahaman siswa sebanyak 90% jika belajar dengan teknik teach other. Berdasarkan piramida belajar tersebut, maka model pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran tradisional selama ini membuat suasana belajar yang membosankan, siswa kurang termotivasi untuk belajar, hubungan guru dengan siswa di kelas menjadi kurang komunikatif. Karena itu, diperlukan model pembelajaran inovatif untuk 15
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dengan model Flipped Learning. Flipped learning merupakan model pembelajaran berbasis IT dengan menggunakaan jaringan internet. Untuk mendukung flipped learning, Korea Selatan menyediakan fasilitas online Open Course Ware (OCW) yang memuat berbagai macam video pembelajaran yang dibuat oleh guru. Dalam web tersebut, siswa dapat mengunduh atau menonton video sesuai pelajaran yang ingin dipelajari. Web tersebut juga sudah terjalin dengan beberapa sekolah dan universitas yang telah menggunakan model pembelajaran flipped learning. Amerika Serikat (AS) juga menerapkan flipped learning menggunakan fasilitas dengan nama MOOC (Massive, Open, Online, Course). Massive artinya jumlah siswa tidak terbatas, open berarti terbuka untuk semua orang tanpa biaya, online artinya berbasis web, dan course berarti objek belajar. Hampir sama dengan OCW, MOOC juga terjalin dengan berbagai sekolah atau universitas yang menyediakan berbagai macam materi pelajaran. Siswadapat mendapatkan kredit dari universitas tertentu, dengan mengikuti pembelajaran secara online dari universitas yang diikutinya 2. Konsep Menurut Graham Brent (2013) Flipped classroom merupakan strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan cara meminimalkan jumlah pembelajaran langsung dalam praktik mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Strategi ini memanfaatkan teknologi yang menyediakan tambahan yang mendukung materi pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses secara online. Hal ini membebaskan waktu kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk pembelajaran. Pembelajaran ini mengadopsi model flipped classroom untuk memberikan pembelajaran kelas atau konten instruksional sebagai pekerjaan rumah. Dalam persiapan untuk kelas, siswa diwajibkan untuk melihat video pembelajaran. Menurut Tucker dalam Amy Roehl (2013) siswa memanfaatkan waktu di kelas untuk bekerja menyelesaikan masalah, pengembangan konsep, dan terlibat dalam pembelajaran kolaboratif. Sedangkan menurut Natalie (2012) Strategi flipped classroom mendukung banyak manfaat. Sebagian besar tampaknya menjadi keuntungan yang masuk akal (misalnya meningkatkan waktu instruksi lebih menarik) terutama untuk mengajarkan mereka dalam pengaturan campuran yang terdiri dari beberapa kombinasi tatap muka dan instruksi online. 16
Namun strategi ini juga memiliki keterbatasan. Pertama, kualitas video mungkin sangat buruk. Kedua, mengingat bahwa siswa dapat melihat video ceramah pada komputer mereka sendiri, kondisi di mana mereka kemungkinan melihat video ceramah menjadi pembelajaran yang tidak efektif (misalnya siswa bisa melihat video sambil menonton permainan baseball atau mendengarkan musik). Ketiga, siswa tidak menonton atau memahami video karena itu mereka tidak siap atau belum cukup siap untuk kegiatan tatap muka. Keempat, siswa mungkin perlu banyak referensi pendukung untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan dalam video. Kelima, siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja. Walaupun ada banyak keterbatasan dengan strategi flipped classroom dan tidak ada penelitian empiris untuk mendukung penggunaannya, laporan anekdotal oleh banyak instruktur mempertahankan bahwa hal itu dapat digunakan sebagai strategi mengajar yang berharga pada setiap tingkat pendidikan, tergantung peserta didik, sumber daya, dan waktu seseorang. Apalagi tampaknya cocok untuk penegetahuan mengajar yang prosedural, salah satu dari empat jenis pengetahuan umum yang dijelaskan dalam Taksonomi Bloom yang telah diperbaiki menurut Anderson dkk dalam Natalie (2012). Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Oleh karena itu video ceramah flipped classroom tentang bagaimana memecahkan permasalahan di mana seorang instruktur menjelaskan dan model bagaimana memecahkan jenis masalah akan menjadi baik dalam penggunaan strategi ini. Pengetahuan prosedural yang kompleks juga dapat diajarkan menggunakan strategi flipped classroom meskipun penopang dan potongan konten akan sangat penting tidak hanya untuk memastikan bahwa video pendek, tetapi juga untuk memastikan bahwa semua langkah prosedur diperkenalkan memadai sehingga siswa benarbenar memahami. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangan penerapan flipped classroom, terutama untuk diterapkan di Indonesia Kelebihan flipped classroom, yaitu : 1. Siswa dapat mengulang-ulang video tersebut hingga ia benar-benar paham materi, tidak seperti pada pembelajaran biasa, apabila murid kurang mengerti maka guru harus menjelaskan lagi hingga siswa dapat mengerti sehingga kurang efisien.
17
2. Siswa dapat mengakses video tersebut dari manapun asalkan memiliki koneksi internet yang cukup, bahkan bisa didownload dan lebih puas untuk menontonnya berulang-ulang. 3. Efisien, karena siswa diminta untuk mempelajari materi di rumah dan pada saat di kelas, siswa dapat lebih memfokuskan kepada kesulitannya dalam memahami materi ataupun kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut. Kekurangan flipped classroom, yaitu : 1. Untuk menonton video, setidaknya diperlukan satu unit komputer atau laptop. Hal ini akan menyulitkan siswa yang tidak memiliki komputer/laptop, mereka harus ke warnet untuk mengakses video tersebut. 2. Diperlukan koneksi internet yang lumayan bagus untuk mengakses video tersebut. Terutama di Indonesia yang koneksi internetnya memasuki daftar lambat, terutama apabila filenya berukuran besar, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka atau mengunduhnya. Ada cukup banyak siswa yang gaptek sehingga mereka memerlukan waktu yang lebih untuk mengakses video tersebut. 3. Siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan dalam video dan siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja. 4. Dalam implementasiny di Indonesia, flipped classroom hanya bisa diterapkan di sekolah yang siswanya sudah memiliki sarana dan prasarana yang sudah memadai mengingat pada strategi ini menuntut siswa untuk menonton video tutorial di rumah. Langkah – langkah pembelajaran flipped classroom adalah sebagai berikut : 1. Sebelum tatap muka, siswa diminta untuk belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan berikutnya, dengan menonton video pembelajaran karya guru itu sendiri ataupun video pembelajaran dari hasil upload orang lain. 2. Pada pembelajaran di kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen. 3. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan metode kooperatif learning. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut. 4. Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka lakukan bukan hanya permainan, tetapi merupakan proses belajar, serta guru berlaku sebagai fasilitator
18
dalam membantu siswa dalam pembelajaran serta menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan materi. Kesimpulan Menurut Dean N. Shimamoto (2012) dalam jurnal internasional yang berjudul Implementing a Flipped Classroom: An Instructional Module menyimpulkan bahwa flipped classroomm memiliki kesempatan untuk menyebabkan pergeseran signifikan dalam cara pembelajaran yang disampaikan. Menggunakan teknologi, guru sekarang dapat memberikan alternatif untuk model belajar berbasis tradisional dengan menerapkan metode penggabungan pembelajaran yang menggabungkan manfaat dari pembelajaran langsung dan pembelajaran aktif untuk melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Amy Roehl dan Shweta Linga (2013) dalam jurnal internasional yang berjudul The Flipped Classroom: An Opportunity To Engage Millennial Students Through Active Learning Strategies menyimpulkan bahwa untuk memperkenalkan beberapa strategi baru yang ditransferkan dari pemikiran guru dan murid, guru harus melakukan penelitian dengan alternatif strategi di kelas. Sebagai instruktor yang akan menggunakan strategi baru, ini sangat penting dalam dunia pendidikan yang direfleksikan dalam pembelajaran yang efektif. Keaktifan belajar dan strategi pembelajaran flipped learning yang menggunakan teknologi, murid-murid akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mereka lebih tinggi. Beberapa faktor yang mungkin telah berkontribusi terhadap peningkatan nilai siswa termasuk: siswa dimediasi kontak dengan materi kuliah sebelum di kelas, patokan dan penilaian formatif diberikan selama modul, dan kegiatan kelas berjalan interaktif interaktif.
E.
NETHICS ( Internet Ethics ) Oleh : Jung, Young Mi
Nethics adalah pembelajaran mengenai etika bagi para pengguna internet. Ini diperlukan agar para pengguna dapat menggunakan internet secara bijak. Data jumlah pengguna internet dapat dilihat pada tabel berikut:
19
Tabel 1: Pengguna Internet di dunia (sumber: internet world stats, http://www.internetworldstats.com/stats.htm) Secara mendalam nethics membahas mengenai etika computer, privasi dan keamanan. Computer terlibat dalam hamper setiap aspek kehidupan kita. Bahkan diperlukan untuk tugastugas penting. Oleh karena itu kita perlu hati-hati mempertimbangkan isu-isu etika. Etika adalah standar perilaku moral yang meliputi : Standar perilaku yang benar, mengukur integritas pribadi, dasar kepercayaan dan kerjasama dalam hubungan dengan orang lain. Etika komputer adalah penggunaan secara moral yang dapat diterima.Standar atau pedoman penting dalam industri ini, karena perubahan teknologi melebihi kemampuan sistem hukum Empat isu utama yang dibahas dalam Nethics : a. Privasi - tanggung jawab untuk melindungi data tentang individu b. Akurasi - tanggung jawab pengumpul data untuk mengotentikasi informasi dan memastikan ketepatan c. Properti - yang memiliki informasi dan perangkat lunak dan bagaimana mereka bisa dijual dan dipertukarkan d. Akses - tanggung jawab pengumpul data untuk mengontrol akses dan menentukan informasi apa seseorang berhak untuk mendapatkan tentang orang lain dan bagaimana informasi dapat digunakan Permasalahan yang muncul dalam internet : a. b. c. d.
Pertukaran pesan melalui internet (email, chat room, dll) Surat berantai Hoax Virus warning "Spam" - yang tidak diminta, email massal
20
Konten internet dan kebebasan berbicara. a. Informasi di internet termasuk kebencian, kekerasan, dan informasi yang berbahaya bagi anak-anak b. Berapa banyak dari ini harus diatur? c. Apakah filter memecahkan masalah atau menciptakan lebih banyak? d. Apakah informasi situs web yang digunakan untuk program kerja dan penelitian handal? Informasi hak cipta. a. Secara ilegal menyalin perangkat lunak (membajak) b. Pelanggaran hak cipta dengan menyalin gambar atau teks dari halaman web c. Plagiarisme dengan menyalin teks dari sumber lain ketika karya asli diharapkan Penjahat komputer -menggunakan komputer untuk melakukan tindakan ilegal : Siapa penjahat komputer? a. Karyawan - puas atau tidak jujur --Kitab kategori terbesar b. Pengguna di luar - pelanggan atau pemasok c. "Hacker" dan "cracker" - hacker melakukannya "untuk bersenang-senang" tapi kerupuk memiliki niat jahat d. Kejahatan terorganisir - pelacakan perusahaan ilegal, pemalsuan, pemalsuan Etika pengguna computer : a. Kompeten bersaing dengan pengetahuan terbaru di bidang mereka dan melakukan kegiatan sesuai dengan kompetensinya. b. Profesional dibidang tanggung jawabnya dan loyal kepada klien atau karyawannya, dan mereka tidak akan mengungkapkan informasi rahasia. c. Profesional Integrity- mengekspresikan pendapat mereka berdasarkan fakta, dan mereka yang berimbang dalam penilaian mereka.
F.
STEAM Oleh : Ko, Chang Yong a.
Pendidikan STEAM
STΣ @ M : Sains & Teknologi, ditafsirkan melalui Mesin & Seni, semua didasarkan dalam unsur-unsur matematika yang membuat Sebuah kerangka kerja untuk mengajar yang didasarkan pada cara alami belajar, disesuaikan untuk semua jenis siswa dan program dan fungsional! b.
Kerangka Definis STEAM
Sains dan Teknologi dipahami sebagai dasar apa dunia harus maju dengan, untuk dianalisis dan dikembangkan melalui Teknik dan Seni, dengan pengetahuan bahwa segala sesuatu yang berbasis di elemen Matematika. Ini adalah kurikulum kontekstual di mana mata pelajaran dikoordinasikan untuk bekerja saling mendukung di bawah struktur 21
pendidikan formal bagaimana ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, matematika, dan spektrum yang luas dari seni semua berhubungan satu sama lain dalam kenyataan. Kerangka kerja ini tidak hanya mencakup seni estetika dan desain, tetapi juga bagian seni liberal, bahasa, musik, fisik dan manual. Struktur STEAM menjelaskan bagaimana semua bagian pendidikan dan pekerjaan hidup bersama-sama, oleh karena itu menawarkan tempat formal dalam struktur STEM untuk Seni Bahasa, Ilmu Sosial, dan integrasi tujuan dari mata pelajaran eksplorasi termasuk; Seni, Musik dan Divisi Pendidikan Jasmani pendidikan umum. Beralih ke perspektif STEAM berarti belajar memahami kontekstual; tidak hanya dalam hal memiliki kerangka yang menggambarkan di mana mata pelajaran tumpang tindih, tetapi juga dalam memberikan nafkah dan struktur pembelajaran beradaptasi untuk selalu berubah pembangunan global pribadi dan tak terduga. Bagian – bagian dari pendidikan STEAM: S T E A M c.
: Science : Technology : Engeneering : Art : Mathematic
: Ilmu pengetahuan : Teknologi :Teknik : Seni : Matematika
Kerangka Kerja Pembelajaran STEAM :
- Pemberian keadaan yang bisa digunakan murid untuk keperluan pemecahan masalah dengan terwujud - Perencanaan kreatif dari siswa sendiri untuk mencari cara dalam pemecahan masalah - Pengalaman sukses dari siswa yang memecah masalah sendiri - Berusaha untuk memecahkan masalah baru. d.
Pemahaman STEAM education Permintaan pembelajaran berbasis: ilmu pengetahuan, pembelajaran berbasis desain; techique dan rekayasa.
STEAM pembelajaran berbasis; akademik STEAM ilmu = mengapa (pengetahuan) + keterampilan dan teknik = bagaimana + engineering = melakukan STEAM = penciptaan
22
e.
S-T-E-M dengan A meliputi : • berbagi pengetahuan dengan komunikasi dan bahasa seni, "suara" berdampak daya ingat. • pengetahuan tentang seni manual dan fisik, termasuk bagaimana untuk kebugaran • lebih memahami budaya masa lalu dan sekarang dan estetika melalui seni rupa • Penggunaan ritmik dan emosional matematika dengan seni musik • memahami perkembangan sosiologis, etika natureand manusia dengan seni liberal
Penjelasan singkat dari program STEAM
Pengantar Siswa mulai pada titik piramida, berdasarkan perspektif mereka sebagai orang yang belajar secara holistik. Kursus ini mengajarkan mereka untuk mengevaluasi keterampilan dan minat mereka dalam struktur untuk inves dihadapi dalam bidang disiplin pendidikan untuk mempelajari lebih lanjut tentang luas dan kedalaman karier, hobi dan kehidupan pilihan. Ini menghadapkan siswa untuk berbagai macam keahlian dan pilihan karir melalui proyek-proyek yang mencakup penelitian dan pengembangan. Siswa terus-menerus mengevaluasi poin yang disukainya, pengalaman dan bakat dengan pengembangan portofolio berkelanjutan yang menjadi berguna untuk mendaftar ke kegiatan ekstrakurikuler dan pasca-kelulusan. Siswa mengevaluasi untuk peluang karir global dan saat ini perkembangan sejarah & potensial konteks dan menyelidiki spektrum karir dan keterampilan disiplin terkait yang diperlukan untuk mengejar perkembangan zaman 23
G.
MENYONGSONG PERPUSTAKAAN GEMBIRA Oleh : Kang, Bok Sung “ Buku adalah jendela dunia”, ungkapan itu dulu masih sering kita gunakan sebagai acuan dan motivasi bagi siswa supaya giat membaca buku. Adanya perpustakaan memudahkan kita untuk aktivitas tersebut. Di perpustakaan kita dapat membaca buku yang kita sukai dengan puas dan bahkan kita dapat meminjamnya untuk di bawa pulang dan di bawa di rumah. Namun pada era teknologi modern seperti saat ini, di mana kita dengan mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan yang kita inginkan melalui internet, dan bahkan melalui smartphone. Hal ini menyebabkan keberadaan perpustakaan semakin terlupakan karena kurangnya minat siswa dalam membaca buku padahal kita tahu bahwa salah satu pendukung dari sekolah dan sistem pembelajaran yang baik adalah keberadaan perpustakaan. Di Korea Selatan, banyak perpustakaan sekolah yang belum dioptimalkan keberadaannya . salah satu penyebab terjadinya hal ini adalah perpustakaan sekolah berdiri sendiri dan kurang sejalan dengan visi, misi sekolah. Dalam mewujudkan tujuan membangun perpustakaan yang berkualitas, ada beberapa kebijakan yang di ambil oleh Pemerintah Korea Selatan, antara lain : 1. Merancang ulang infrastruktur perpustakaan sekolah a. Tahap I tahun 2003-2008 Merancang luas ruangan untuk perpustakaan sekolah Pembangunan mencapai 96,5% b. Tahap II tahun 2009-20013, meliputi: Membuat program perpustakaan sesuai dengan kebutuhan sekolah Setiap sekolah menyusun kebijakan intern tentang perpustakaan sekolah dan pendidikan literasi di sekolah Merancang ulang denah perpustakaan sekolah yang lebih modern 2. Menciptakan program membaca kreatif Untuk menumbuhkan minat membaca siswa, maka perpustakaan sekolah membuat program membaca kreatif yag terdiri dari berbagai kegiatan, misalnya a. Book Photo Contest Selain membuat resume dari buku yag telah di baca, dalam kontes ini siswa berlomba untuk berfoto dengan buku yang telah mereka baca. Hal ini dapat meningkatkan kreatifitas siswa dan memacu semangat siswa untuk senang membaca buku. b. “ End of the Exam day “ Library party Kegiatan ini dilakukan pada hari terakhir ujian. Setelah merasa stress dengan ujian, siswa akan di ajak untuk bersenang-senang dalam kegiatan positif di perpustakaan sekolah. c. Menulis ” quotes “ dari buku 24
Setelah membaca sebuah buku, siswa akan di beri tugas untuk membuat poster atau tulisan kreatif yag berisi tentang “ quotes” atau ungkapan atau pesan moral dan nasehat yag mereka dapatkan setelah membaca sebuah buku. Hasil karya dapat di gunakan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain yang membacanya d. Memeriksa secara acak tas para siswa yang didalamnya terdapat buku yang di pinjam dari perpustakaan. Siswa yang kebetulan di dalam tasnya terdapat buku yang di pinjam dari perpustakaan akan mendapat reward. e. All night reading classes Kegiatan ini dilakukan selama dua hari satu malam di perpustakaan sekolah. Siswa secara bergantian menurut jenjang kelasnya akan menginap di perpustakaan sekolah dan akan membaca buku bersama-sama kemudian membuat resume. Ada juga kegitan menarik lainnya selama kegiatan ini berlangsung f. Kunjungan siswa pustakawan di Seoul dan Busan. Para siswa yang tergabung dalam klub aktivitas perpustaan sekolah mengadakan kunjungan ke beberapa kota besar di Korea Selatan. Tempat-tempat yang dikunjungi antara lain. Seoul - Perpustakaan anak dan remaja nasional - Pusat animasi / perpustakaan digital nasional - Perpustakaan Kongres Korea Busan - Toko buku Indigo - Pantai Heundae 3.
Mengoptimalkan pendukung perpustakaan 1. Merubah pandangan tentang perpustakaan Perpustakaan Konvensional ( tenang dan pasiv )
2.
3.
4.
5.
Perpustakaan modern ( aktif dan kreatif ) Buat bukumu sendiri. Siswa di beri tugas untuk membuat sebuah buku sesuai keinginan dan kreatifitas mereka. Buku ini bisa berisi rumus matematika, pelajaran sains, bahasa inggris, dll. Kegiatan ini dapat memudahkan siswa dalam belajar terutama dalam menghafalkan rumus. Membuat Koran. Siswa membuat Koran yang berisi tentang informasi yang telah mereka peroleh atau mereka ketahui. Analisa karir dan pekerjaan masa depan Di buat sebuah ruangan dalam perpustakaan yang berisi buku-buku tentang berbagai jenis profesi, dan setiap hari tertentu aka nada relawan yang memberikan konsultasi dan pemahaman tentang berbagai macam pekerjaan kepada para siswa Membuat buku social dan HAM 25
Siswa membuat buku kreatif yang berisi kata-kata atau kalimat bertemakan kemanusiaan dan hak azazi manusia. Kegiatan ini berhubungan dengan pelajaran social dan moral di sekolah 6. Membuat buku tentang IT Siswa membuat buku kreatif yang berisi tentang berbagai macam kemajuan teknologi informasi dan komunikasi . 7. Membuat buku tentang Dokdo ( sejarah teknologi ) 8. Presentasi dan Klub debat hari sabtu H.
OPERATION OF AFTER - SCHOOL CLUB ACTIVITIES IN SOUTH KOREA: CASE STUDIES Oleh : Kim Sung-su (Daeduk Woman’s High School)
Tujuan dari Club Activities adalah untuk : 1. Merevitalisasi kegiatan pengalaman untuk meningkatkan potensi bakat siswa, talenta dan jalur untuk meraih masa depan. 2. Mendorong siswa untuk menjadi kreatif 3. Menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan. Pelaksanaan School Club : 1.
Alokasi waktu untuk pelaksanaan Club Activities adalah selama 34 jam setahunnya dalam dengan satu jam pembelajaran dalam seminggu.
2.
Dinas Pendidikan Kota Busan sangatlah mendukung kegiatan Club Activies ini dalam hal pendanaannya
3.
Kegiatan Club Activities ini juga bekerja sama dengan komunitas sosial setempat
4.
Kegiatan Club Activivities ini berjalan diluar jam sekolah yang biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu selama satu jam
5.
Bahkan di daerah-daerah para mahasiswa membantu kegiatan Club Activities ini.
Menurut data dari Kantor Pendidikan Kota Busan Hanya 10% kelompok aktivitas yang dibiayai oleh kantor pendidikan dengan syarat kelompok tersebut juara 1, 2, dan 3 tingkat propinsi untuk tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Jumlah Sekolah
Jumlah siswa
Jumlah siswa yang berpartisipasi
Jumlah School Club
Rata-rata Partisipasi
SD
302
161.060
17.127
733
11 %
SMP
170
110.378
11.219
607
10 %
26
SMA
99
89.553
10.720
600
12 %
SMK
38
27.687
1.577
74
6%
Total
609
388.678
40.643
2.014
10 %
Di Korea Selatan ada 9 Program Utama Club Activities sekolah yang popular, diantaranya adalah sebagai berikut : 1.
Small Class - School Intensive Learning Club (Kelompok Kelas Kecil untuk Pembelajaran Intensive): Di dalam kelompok ini berisiskan anak-anak yang pintar dalam bidang tertentu. Misalnya “ Math Club “ yang perkumpulan untuk mengikuti kompetisi olimpiade Matematika baik tingkat kota, Provinsi, Nasional maupun Internasional. \ Salah satu contoh School Club adalah “FM.365” (Funny-Math-365 day) yang mempunyai filosofi bahwa matematika bukanlah yang sulit dan matematika selalu dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dan berikut adalah beberapa hal mengenai FM 365 : a) Susunan anggotanya adalah terdiri atas anak-anak yang kebanyakan perkembangan akademisnya lebih tinggi dibanding yang lainnya. b) Waktu Kegiatannya : Sepulang sekolah, hari Sabtu dan juga pada hari-hari libur. c) Kegiatan utama :
Pembelajaran Intensive 1. Membentuk kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 orang siswa dan memilih pokok bahasan yang akan diteliti. 2. Membuat rencana penelitian dan melakukan penelitian. 3. Melaporkan hasil dari seluruh penelitian dan menseleksi untuk mendapatkan hasil penelitian yang terbaik untuk diberikan kesempatan untuk dapat direkomendasikan mengikuti University Organized Science Competition.
Melakukan presentasi didepan umum berdasarkan hasil penelitian atau laporan yang telah dikumpulkan anggotanya. 1. Melakukan presentasi tentang penelitian yang dibuat di Busan Regional Research Competition. 2. Penilaian dilakukan oleh para ahli Science 3. Memberikan penghargaan kepada pemenang Regional untuk di rekomendasikan ke kompetisi tingkat nasional 4.
27
Mengundang dosen-dosen atau para ahli yang terkenal 1. Menghadiri kuliah umum oleh tokoh – tokoh terkenal yang diselenggarakan oleh Kantor Pendidikan setiap bulan. 2. Berbagi pengalaman antar anggota klub di dalam perkuliahan. 3. Sesekali menghadiri dan mendengarkan ceramah Adhoc guru tamu dari Universitas setempat.
Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan percobaan yang bertujuan meningkatkan minat para siswa di bidang matematika. 1. menampilkan berbagai karya dirancang berdasarkan teori matematika. 2. Menyediakan tempat khusus (membuka Center matematika) untuk kegiatan memfasilitasi partisipasi dari siswa yang lain 3. Mengikuti kompetisi tahunan untuk Club aktivity berprestasi di Kantor Pendidikan.
Mempublikasikan buku laporan kegiatan. 1.
Menerbitkan buku tahunan dengan mengumpulkan dan mengedit hasil kegiatan tahun klub.
2.
Buku tahunan ini adalah untuk disampaikan sebagai bagian dari catatan resmi untuk prestasi kegiatan sekolah Extra-Curriculum yang kemudian dibutuhkan dalam mempersiapkan ujian masuk universitas. Selain itu juga akan digunakan sebagai bahan arsip untuk membimbing siswa yang baru.
2.
Loving Nation and Cultural Club (Kelompok Cinta Bangsa dan Budaya): Didalam Kelompok ini anak-anak sering mengunjungi daerah-daerah untuk belajar budaya dan dan sejarah jaman dulu dengan tujuan untuk memberikan informasi dalam melestarikan adat dan kebudayaan bangsa Korea.
3.
Economy Club (Kelompok Ekonomi): Di dalam kelompok ini berusaha mengembangkan ketertarikan para siswa dan rasa ingin tahu mereka tentang ekonomi dan juga belajar kehidupan perekonomian sehari-hari. Sebagai contoh kegiatan adalah mereka mengunjungi pasar pasar tradisional, toko-toko supermarket untuk melihat secara langsung kegiatan perekonomian yang sebenarnya.
4.
Science Club (Kelompok Ilmu Pengetahuan): Mengembangkan budaya sains diantara Para siswa melalui percobaan yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pada setiap bulan April mereka mengadakan Science Festival
5.
International Observation into Birds Club (Kelompok Observasi Burung Internasional): Didalam kelompok ini mengorganisasi kegiatan-kegiatan lapangan yang mengamati perpindahan burung untuk mengetahui pentingnya ekosistem dlm kehidupan manusia. Sebagai contoh mereka mengkampanyekan dengan memberikan informasi jenis burung langka untuk melestarikannya.
28
6.
RSM Club (Kelompok Ilmu Pengetahuan Daerah) : Di dalam kelompok ini mereka Sering mengunjungi daerah-daerah untuk menunjukkan hasil penelitian mereka selama ini.
7.
Reading and Discussion Club (Kelompok Membaca dan Diskusi) : Di dalam kelompok ini para siswa berkumpul untuk membaca satu buku kemudian mendiskusikan hasil pemikiran mereka masing-masing. Kegiatan semacam ini bahkan dilakukan dengan sekolah lain.
8.
Music Club (Kelompok Music) : Didalam kelompok ini para siswa berlatih menyanyi dan memainkan alat-alat musik trasional.
9.
Future Career Path Club (Kelompok Penunujuk Pekerjaan Masa Depan) : Di dalam kelompok ini kemampuan para siswa dalam menyesuaiakan diri dengan perubahan lapangan pekerjaan ditingkatkan agar mereka mampu menemukan jalan untuk pekerjaan masa depan mereka sendiri.
Selain Sembilan kelompok aktivitas di atas, masih ada beberapa kelompok aktivitas sekolah yang lain, seperti School Club Activities di bidang olah raga. Jadwal Rutin untuk Club Activities setelah sekolah a. Pada bulan Maret mulai memperkenalkan program Club Activity pada siswa b. Bulan Maret – Juni mulai kegiatan pertama Club Activity setelah pembentukan club disekolah. c. Pada libur musim panas diadakan ulangan tengah semester dan juga memulai kegiatan yang kedua. d. Pada bulan September – November diadakan kompetisi internal dalam mempresentasikan club activity yang diadakan di masing-masing sekolah. e. Pada bulan Desember diadakan kompetisi dalam mempresentasikan club activity yang diadakan di kantor pendidikan kota Busan. Ringkasan dan saran A. Dampak positif 1. Kegiatan ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dan motivasi diri untuk kebiasaan belajar yang pasif. 2. Dapat meningkatkan potensi kemampuan siswa yang berhubungan dengan bidang mereka dengan cara merangsang rasa keingintahuan mereka. 3. Mengenalkan pendidikan yang melibatkan pengalaman dalam berdiskusi dan Presentasi. B.
Dampak Negatif 1. Jumlah siswa yang aktif dalam partisipasi dalam school Activities relatif kecil (perkiraan sampai 15 %) 2. Pada umumnya, para siswa tidak punya cukup waktu untuk Club Activities pada kondisi pendidikan saat ini. 3. Sebagian besar siswa umumnya diletakkan di bawah tekanan besar dari mempersiapkan Ujian masuk universitas. 29
4. Menggangu kesehatan karena terlalu banyak aktivitas kegiatan sampai larut malam sehingga kurang istirahat. C.
Langkah yang perlu diambil ke depan 1.
Meluangkan waktu lebih banyak setelah kegiatan sekolah di dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
2.
Memperluas dan mempromosikan lebih lanjut dan mengkolaborasikan kegiatan antara sekolah dan Universitas atau Sosial Community.
3.
Mengembangkan dan menyebarkan program yang lebih beragam terkait dengan AfterSchool Club Activities
I. MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Oleh : Lee, Jung Hee a. Kerangka definisi MBTI Test MBTI atau Myers Briggs Type Indicator, merupakan sebuah metode pengukuran berbentuk kuesioner yang digunakan untuk membaca kepribadian seseorang, khususnya untuk memahami bagaimana seseorang menilai sesuatu dan membuat keputusan, metode ini dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya Psychological Types (1921M). Instrument tes yang mulai dikembangkan pada masa Perang Dunia Ke-II ini pertama dipublikasikan pada 1962M, dengan tujuan awal untuk membuat teori kepribadian C.G Jung ini dapat diaplikasikan dalam penggunaan praktis dan lebih mudah dimengerti, sehingga dapat membantu para pekerja untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok dengan diri mereka. b.
DIMENSI MBTI
Metode MBTI sendiri terbagi atas 4 dimensi utama yang bersifat dikotomi atau saling berlawan, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dengan mengetahuinya kita dapat memaksimalkan potensi kelebihan yang kita miliki, serta memninimalisir potensi kekurangan yang mungkin ada dalam diri kita. Meskipun bersifat dikotomi , kita akan tetap memiliki kedua bagian dari masing-masing dimensi yang terdapat dalam MBTI, dengan salah satunya akan lebih cenderung daripada yang lainnya.
30
Extraversion (E) vs. Introvert (I): Orientasi Energi. Dimensi EI melihat bagaimana seseorang mendapatkan energi mereka, dan bagaimana mereka menyalurkan energi mereka. Apakah mereka mendapatkan energi lebih dominan dari Lingkungan luar, ataukah dari dalam diri mereka sendiri. Extraversion (E) mengambil energi dari lingkungan luar diri mereka (orang lain), mereka menyukai dunia luar, interaksi sosial atau bergaul adalah cara terbaik bagi mereka untuk menemukan energi mereka, mereka akan merasakan hidup saat semakin banyak orang yang berada di sekeliling mereka. Mereka berorientasi pada action, mereka akan lebih memilih untuk bertindak terlebih dahulu, lalu setelahnya barulah merefleksi apa yang mereka lakukan. Pribadi Extraversion dominan baik dalam hal berinetraksi dengan orang lain, serta hal-hal yang bersifat operasional. Sedangkan Introversion (I) adalah mereka yang mengumpulkan energi dari dalam diri mereka, mereka akan lebih memilih untuk memikirkan apa yang akan mereka lakukan, barulah melakukan hal tersebut. Mereka cenderung lebih senang menyendiri, dan merenung, tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang, dan mereka cenderung menjadi pencetus ide yang baik. Umumnya mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan focus.
31
1. Sensing (S) vs. Intuition (N): Cara Mengelola Informasi. Dimensi Sensing-intuiting (SN) melihat bagaimana individu memahami dan menilai sebuah informasi baru yang mereka terima. Seorang Sensing (S) umumnya sangat realistis, memandang imajinasi sebagai hal yang dramatis, dan banyak menghabiskan waktu. Mereka menilai sesuatu berdasarkan fakta yang jelas, realistis, mereka melihat informasi dengan apa adanya. Mereka berpedoman pada pengalaman, dan biasanya hanya menggunakan metodemetode yang telah terbukti. Fokus pada masa kini, sehingga baik dalam perencanaan teknis dan detail yang bersifat aplikatif. Sementara seorang Intuition (N) akan memproses data dengan melihat pola, dan hubungan, biasanya memiliki pemikiran yang abstrak, konseptual, serta melihat berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi. Mereka imajinatif, dan memilih cara untuk dan berfokus pada masa depan, yakni pada apa yang mungkin bisa dicapai di masa depan. Seorang intuiting adalah sosok yang inovatif, penuh inspirasi, ide unik. Mereka baik dalam menyusun konsep, ide, dan visi jangka panjang. 2. Thinking (T) vs. Feeling (F): Pengambilan Keputusan. Dimesi Thinking - Feeling (TF) adalah fungsi yang mengatur bagaimana seseorang dalam mengambil keputusan. Thinking (T) adalah mereka yang selalu menggunakan logika, dan kekuatan analisa dalam mengambil keputusan. Mengambil keputusan dengan rasional berdasarkan informasi yang diperoleh fungsi penerima informasi (SN) mereka. Mereka cenderung konsisten, lugas, dan objektif, sehingga terkesan kaku, dan keras kepala. Sementara feeling (F) adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang mereka yakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan. 3. Judgement (J) vs. Perception (P): Orientasi Pada Struktur. Dimensi keempat dari MBTI ini mendeskripsikan tingkat fleksibilitas seseorang, dan sering disebut sebagai orientasi seseorang pada Dunia Luar. Judgement (J) Judging adalah mereka yang memiliki gaya hidup yang terstruktur, dan mereka menentukan bagaimana mereka seharusnya hidup Beberapa pernyataan tentang seorang Judgement (J) dominan:
Lebih memutuskan memutuskan daripada mengikuti sebuah keputusan. Sosok yang berorientasi pada Tugas. Sering menyusun daftar tugas yang harus dilakukan.
32
Lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu daripada bersenang-senang. Merencanakan pekerjaan, agar tak terburu-buru ketika telah mendekati deadline. Terkadang ia memilik terlalu banyak fokus tujuan.
Perception (P) Perceiving adalah mereka yang lebih fleksibel, dan lebih mudah untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang ada disekeliling mereka. Beberapa pernyataan tentang seorang Perception (P) dominan:
J.
Bersifat terbuka dalam menanggapi apapun yang terjadi. Biasanya bekerja denngan semangat yang meledak-ledak. Deadline yang kian mendekat akan merangsang untuk bekerja lebih giat Tidak suka dengan terlalu banyak rencana, dan selalu nampak bebas dan santai Lebih menyukai pekerjaan sambil bersenang-senang.
ACTION LEARNING Oleh : Jung, Jo Young a.
Pendahuluan Istilah Action Learning kerap digunakan untuk menjelaskan berbagai variasi kegiatan training interaktif. Konsep ini sebenarnya sudah berumur 60 tahun lebih tetapi dinilai masih relevan dengan kondisi saat ini. Berikut ini adalah sebuah catatan ringkas bagaimana gagasan Action Learningdilahirkan dan disebarluaskan. Pada 1912, seorang anggota Badan Penyelidik Inggris, yang melakukan investigasi atas tenggelamnya kapal penumpang raksasa Titanic, menemukan bahwa ternyata para insinyur Titanic sama sekali tidak memperdulikan masalah keamanan kapal raksasa itu pada saat kapal itu dibangun. Ia kemudian menceritakan temuan itu kepada anaknya, Reg Evans, yang kemudian bekerja sebagai pakar fisika di Cavendish Laboratory. Sang anak kemudian mengubah cara berinteraksi para peneliti saat bekerja. Mereka bekerja dengan cara interaktif melalui saling bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, memecahkan masalah secara kolaborasi. Hasilnya, laboratorium ini berhasil menemukan inovasi-inovasi baru di bidang fisika tehnik. Pada 1945, saat Reg Revans bekerja sebagai Direktur Pendidikan dan Pelatihan Badan Pertambangan Batubara Nasional Kerajaan Inggris, dia menggunakan pengalamannya untuk membentuk tim kecil yang beranggotakan 4-5 manajer untuk memecahkan masalah yang dihadapi organisi. Tim itu secara periodik melakukan konsultansi antar-anggota tim. Tim-tim ini berhasil memecahkan banyak masalah melalui proses saling memberikan konsultansi. Kemudian Revans memberikan label proses ini sebagai Action Learning yang digunakan untuk memecahkan masalah dan mengembangkan kapasitas manusia di berbagai organisasi. Bagaimana pun juga,Action Learning masih diabaikan oleh pada pelatih dan konsultan sampai 1970-an.Ketika banyak industri semakin menjamur di berbagai negara di dunia, Action Learning dihidupkan kembali dan menjadi alat manajemen yang ampuh. Berikut ini adalah 3 faktor utama yang berkaitan dengan proses Action Learning 33
Task. Masalah yang menantang adalah jantung pada semua proses Action Learning. Tantangan ini hendaknya berkaitan dengan tugas-tugas yang nyata— bukan suatu tugas yang disimulasikan (yang kemudian direfleksikan pada kegiatan sehari-hari).Task hendaknya memiliki nilai-nilai strategik dan konsekuensi jangka panjang bagi keseluruhan organisasi serta berdampak pada keseluruhan organisasi. Task bukan sebuah tugas yang bisa dituntaskan oleh prosedur standar yang telah ada tetapi membutuhkan kreasi dan aplikasi pendekatan-pendekatan yang baru. Team. Action Learning dikerjakan oleh tim yang beranggotakan 4 sampai 8 orang. Anggota tim diusahakan memiliki latar belakang berbeda agar menjamin proses belajar yang maksimum. Anggota tim hendaknya menggambarkan perbedaan tugas, budaya, kepribadian, cara berfikir dan gaya belajar. Thoughtful action.Kegiatan Action Learning yang efektif sebaiknya seimbang antara teamwork dan team learning. Proses ini membutuhkan tata waktu dan berbagai alat bantu yang memadai sehingga anggota tim bisa menjalankan pekerjaannya, melakukan refleksi atas proses, memperoleh prinsip-prinsip dan pemahaman baru serta saling berbagi peran di antara anggota tim. Metode AL memiliki formula L = P + Q. Rinciannya: L untuk learning, P untuk “programknowledge” yang diperoleh dari buku, majalah, internet atau televisi yang telah didisain untuk keperluan siswa atau mahasiswa, sedangkan Q adalah “the questioning process”yaitu proses bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi. Menurut Dr. Antony Hii, perguruan tinggi dunia sekelas Harvard dan Massachussets Institute of Technology (MIT) kini telah menerapkan sistem yang serupa dengan AL, hanya saja di Harvard asas itu disebut dengan asas “what if”: belajar mengantisipasi “bagaimana jika sesuatu hal terjadi dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.” b. Isi K. Mengapa menggunakan Action Learning Kombinasi “doing” dan “thinking” pada kegiatan Action Learning menghasilkan beberapa manfaat yang unik. Ownership.Karena tim muncul dengan sebuah rencana yang akan segera dilakukan, maka anggota tim merasa memiliki pada apa yang akan dikerjakan dibandingkan dengan tugas-tugas yang dibuat dari atas. Creativity.Keragaman anggota tim Action Learning menjamin perbedaan cara pandang. Karena tantangan yang dihadapi relatif besar maka akan muncul rasa menjadi sebuah tim. Faktor ini membuat ide-ide lebih kreatif dibandingkan yang dihasilkan oleh individu atau komite yang anggotanya homogen. Communication.Tim Action Learning yang lintas fungsional meningkatkan dan memperbaiki komunikasi antar kelompok yang berbeda-beda. Dengan memperkuat sebuah tim Action Learning untuk mampu mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang pas, kita sedang mendorong—dan memberikan penghargaan—kepada anggota tim untuk saling berbicara yang terfokus pada keseluruhan organisasi daripada berbicara untuk satu bagian saja. Personal growth. Action Learning mengubah baik organisasi maupun individu. Pada sisi pribadi, orang belajar pengetahuan dan ketrampilan baru yang berkenaan dengan pekerjaannya. Mereka secara khusus memperoleh ketrampilan interpersonal berkenaan dengan leadership, teamwork, keragaman dan 34
pengambilan keputusan. Anggota kelompok memperoleh manfaat dari pandangan yang lebih luas tentang organisasi dan belajar bagaimana berbagai upaya orang untuk berkontribusi pada —dan memperoleh manfaat dari—usaha tim, bagian, organisasi dan komunitas di sekitar organisasi. Application.Berbeda dengan belajar di dalam kelas atau web-based learning, Action Learning memproduksi pengetahuan dan ketrampilan yang benar-benar bisa digunakan dalam pekerjaan. Action Learning mengandung semua keunggulan pada On the Job Training (OTJ). Pada banyak kasus, keunggulan Action Learningmelampaui OTJ karena Action Learning melibatkan lebih banyak tantangan-tantang yang strategik yang dikonfrontasikan pada keseluruhan organisasi sebagai sistem L. Tipologi Action Learning Action Learning mengandung tiga elemen kunci yakni task, team dan thinking. Hal ini digunakan dalam menentukan suatu tantangan, mengelola sebuah tim, mengumpulkan informasi, analisis masalah, menciptakan gagasan, menguji alternatif, memilih solusi dan melaksanakannya. Pada setiap langkah ini akan melalui tahapan refleksi, generalisasi dan aplikasi. Sementara semua kegiatan Action Learningmelibatkan elemen dan tahapan di muka, ada beberapa dimensi lain yang penting: Teams.Pada project-based approach (pendekatan berbasi proyek), sebuah timAction Learning dibentuk untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan khusus. Setelah tim menyelesaikan tugas tersebut (dan telah belajar dari proses yang terjadi), tim kemudian dibubarkan. Pada team-based approach (pendekatan berbasis tim), sebuah tim Action Learning bekerja untuk menuntaskan kegiatankegiatan yang berbeda-beda—kadang bersifat simultan dan saat lain bersifat sekuensial. Pada pendekatan ini, para anggota tim menyampaikan masalahmasalah yang ia hadapi di bidangnya. Kemudia, saat seorang anggota tim menyampaikan masalahnya, anggota lain akan bertindak sebagai konsultan. Sebuah tim Action Learning berfungsi terus-menerus untuk mampu menangani banyak pekerjaan dan waktu yang tidak terbatas. Commitment.Beberapa kegiatan Action Learning berdurasi pendek (beberapa minggu) atau bisa saja bekerja beberapa tahun. Kadang-kadang, pekerja yang menjadi anggota tim Action Learning bersifat paruh waktu dan sisa waktunya ia gunakan untuk bekerja seperti biasa. Pada saat tertentu, anggota tim Action Learningbisa juga purna waktu. Yang jelas, kegiatan Action Learning yang bersifat jangka panjang dengan anggota purna waktu agaknya akan menghasilkan tindakan dan pembelajaran yang efektif. Interaction.Anggota tim Action Learning umumnya melakukan beberapa kali pertemuan tatap muka. Dengan berkembangnya internet, website, chatroom, forum dan email, tim Action Learning bisa bekerja dan berdialog secara langsung walau saling berjauhan. Learning.Pada emergent-topic approach, tim Action Learning menganalisis tindakan-tindakan mereka tanpa menggunakan sistem kategorial yang terpilih. Hasil pembelajarannya kadang-kadang tidak terduga (tetapi tetap relevan). Pada targeted topics approach, tugas bagi tim Action Learning sengaja dipilih untuk mencari peluang mengeksplorasi beberapa topik tertentu. Pendekatan Action Learning baik untuk mempelajari topik-topik seperti change management, 35
problem solving, team building, leadership, communication skills dan personal mastery. Planning Checklist Gunakan enam butir berikut untuk mengurut kegiatan perencanaan. Perencanaan Anda bisa dikaitrakan dengan keseluruhan proyek (beberapa bulan) atau sebuah kegiatan jangka pendek. Gunakanlah daftar checklist sefleksibel mungkin. Tak perlu khawatir jika Anda ingin melakukannya tanpa harus berurutan. Atau, Anda tidak menggunakan beberapa checklist yang ada. 1. Jelaskan Tujuan Proyek. Tujuan proyek harus jelas dan spesifik. Ujilah mengapa setiap tujuan itu penting. Jika alasannya jelas, naik setingkat pada tujuan akhir setiap tujuan. 2. Diskusikan informasi yang relevan. Berbagi perbedaan fakta dan persepsi yang berkaitan dengan tujuan proyek. Dorong berfikir dari kacamata yang berbeda. 3. Tetapkan Perbedaan yang Terjadi. Menentukan perbedaan antara situasi saat ini dan situasi ideal yang dibayangkan oleh tujuan proyek. 4. Ciptakan Banyak Gagasan. Gunakan berbagai tehnik yang berbeda untuk menemukan strategi jitu untuk mencapai tujuan proyek. 5. Nilalah Gagasan-Gagasan itu. Nilailah setiap gagasan dengan cara membandingkan untung ruginya. Pilihlah gagasan yang terbaik berdasarkan penilaian Anda. 6. Padukan Gagasan-Gagasan itu. Satukan gagasan-gagasan terpilih dengan rencana kerja.
Debriefing Checklist Gunakan enam pertanyaan berikut untuk membantu proses refleksi pengalaman, temuan yang penting dan berbagi sesama anggota tim. Anda hendaknya menggunakan pertanyaan berikut untuk merefleksikan keseluruhan proyek. Gunakan pertanyaan-pertanyaan ini dengan fleksibel. Persilakan peserta melakukan refleksi dengan spontan. Bila diskusi berlarut-larut usahakan kembali pada pertanyaan inti. 1. Bagaimana perasaan Anda? Apa reaksi Anda pada kegiatan tadi? Mengapa Anda merasa seperti itu? Apa pendapat Anda mengapa terjadi perasaan yang berbeda-beda pada anggota kelompok? 2. Apa yang terjadi selama kegiatan berlangsung? Apa ada sesuatu yang berbeda? Apakah ada situasi yang dinilai sulit? Apa penyebabnya? Apa akibatnya? 3. Apa yang telah Anda pelajari? Pemahaman baru apa yang peroleh? Apakah Anda menemukan prinsip-prinsip umum yang baru? Ketrampilan dan pengetahuan baru apa yang Anda peroleh? 4. Bagaimana semua hal yang kita lakukan berkaitan dengan kerja kita seharihari? Pada situasi apa kelakuan kita sama atau berbeda dengan perilaku kita sehari-hari? 5. Apa yang yang akan terjadi jika semua faktor tersebut berbeda? Apa yang terjadi jika jumlah anggota tim bertambah? Apa yang terjadi jika kita memiliki 36
anggota tim yang lebih sedikit? Apa yang akan terjadi jika kita memiliki waktu lebih banyak untuk berdiskusi? Apa yang terjadi bila kita punya waktu lebih sedikit? 6. Apa selanjutnya, Bagaimana kita bisa menggunakan pemahaman dan pengetahuan baru ini bagi pertemuan sejenis pada masa datang? Bagaimana kita menggunakan pengetahuan itu pada kerja kita sehari-hari? Peran dan Fungsi pada Action-Learning Team Pemilik Proyek Menjelaskan masalah dan peluang yang ada. • Menjelaskan tujuan proyek • Meminta masukan dan umpan balik yang bermanfaat. • Menyediakan informasi yang dibutuhkan • Fasilitator Mengeloal diskusi kelompok • Koordinator Mengatur jadwal pertemuan. • Mengatur ruang dan peralatan pertemuan. • Rekorder Tangkap butir-butir penting dari diskusi kelompok • Membuat rencana kegiatan • Menyebarluaskan ringkasan diskusi dan rencana kegiatan kepada keseluruhan anggota tim. • Bagaimana Kita Bisa Meleset Walaupun Action Learning adalah sebuah konsep yang sederhana tapi ia membutuhkan perhatian pada beberapa hal agar mencapai manfaat yang optimal. Berikut ini ada enam hal yang bisa membuat Action Learning meleset dari tujuan sekaligus beberapa kita untuk mencegah masalah ini. 1. Lemahnya Komitmen Pribadi. Sesekali, anggota tim menganggap kegiatanya pada kegiatan Action Learning sebagai kerja yang membebani di luar tanggung jawabnya. Bila terjadi konflik, biasanya mereka mengabaikan dan menunda kegiatan Action Learning dan bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Kejadian ini sering terjadi pada kegiatan proyek yang anggota bekerja secara paruh waktu. Untuk menghindari kasus ini, rekrutlah para staf proyek yang memiliki motivasi tinggi, bebaskan mereka dari pekerjaan sehari-hari dan berikan insentif yang memadai. 2. Lemahnya Komitmen Organisasi. Kesuksesan proyek Action Learning membutuhkan manajemen puncak yang bagus dan berani menyisikan uang serta waktu. Kurangnya dukungan manajemen berakar pada kelemahan komitmen individu. Sekurang-kurangnnya tim diberikan sumberdaya dan kewenangan mengumpulkan inforsma, membuat keputusan penting dan melakukan perubahan-perubahan serta mengambil tindakan penting dan mencapai pembelajaran yang signifikan. Untuk menghindari kasus ini, jangan
37
lakukan proyek Action Learning tanpa komitmen kebutuhan sumberdaya yang dibutuhkan. 3. Penolakan Internal. Divisi pelatihan merasa paling terancam dengan adanya kegiatan Action Learning. Karena, kegiatan Action Learning jauh dari kegiatan pelatihan tradisional di dalam kelas. Demikiran pula orang yang duduk di posisi struktural biasa tidak suka, karena tim Action Learningbisa mengambil keputusan yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk menghindari masalah ini, organisasi harus melakukan perubahan kebudayaan organisasi untuk siaga menerima pembelajaran baru dan pardigma yang lain sebelum memulai kegiatan Action Learning. 4. Anggota yang Terpilih Buruk. Sebuah tim Action Learning yang hanya beranggotakan 2-3 orang biasanya tidak memiliki proses checks and balances yang menjamin perbedaan faktor-faktor yang dibutuhkan. Demikian pula, jumlah anggota yang banyak memberikan kesempatan yang sedikit kepada para anggota. Anggota tim yang memiliki kesamaan pandangan sulit menemukan solusi-solusi alternatif dan tidak mengalami proses dinamika berbagai pandangan yang konstruktif.Sebaliknya, tim bisa disandera oleh perdebatan yang tak pernah henti pada tim yang anggota sangat beragam dan pada gilirannya tidak bisa mengambil keputusan dan tidak bisa belajar banyak. Untuk menghindari hal seperti ini, berhati-hatilah pada jumlah anggota tim dan karakter anggota tim dan menjamin keragaman optimum berbasis pada profesionalisme, afiliasi departemen, variasi kebudayaan dan kepribadian. 5. Ketidakseimbangan antara Action dan Learning. Sebuah tim yang cepat mengambil keputusan dan cepat bertindak secara drastis tanpa melakukan refleksi dan mempelajari konsekuensinya, tidak akan belajar sesuatu yang penting dari proses yang terjadi. Sebaliknya, sebuah tim yang terlalu lama mengumpulkan data, berdebat banyak isu, mencari konstruksi teoritik dan identifikasi banyak hal sebelum menentukan pilihan tindakan, dan kemudian banyak melakukan refleksi, akan terjebak pada academic learning tanpa tindakan yang berarti. Untuk menghindari hal ini, komitmen pada keseimbangan waktu, sumberdaya dan perhatian pada dua elemen penting Action Learning. 6. Fasilitasi yang tidak efektif. Seorang fasilitator dengan perilaku tradisional dengan cara memberikan ketrampilan instruksi yang kuno akan melakukan sabotasi pada kegiatan Action Learning dengan cara memaksakan kehendak dan pandangannya. Untuk menghindari kasus ini, gunakan fasilitator luar yang memiliki pengalaman dan metodologi dalam mengelola proses Action Learning dengan memandu kelompok untuk mengambil keputusan dan menentukan isi pembicaraannya sendiri.
38
Jenis – jenis action learning 1. Decision Grid
Contoh 2. Roundrobin
contoh
39
3. Lotus Technique
4. Fishbone Diagram
40
5. Storyboarding
6. Affinity
Diagram
7. Color Sticker
41
K.
PREZI Oleh : Kim, Nam Soo Prezi merupakan software presentasi berbasis cloud (SaaS) dan alat untuk menyajikan
ide cerita pada kanvas virtual. Prezi memungkinkan pengguna untuk memperbesar media presentasi dan memungkinkan pengguna untuk menampilkan dan menavigasi melalui informasi dalam 2,5D atau ruang 3D parallax pada Z-sumbu. Prezi secara resmi didirikan pada tahun 2009 oleh pendiri Adam Somlai-Fischer, Peter Halacsy dan Peter Arvai. Prezi.com adalah website yang menyediakan fasilitas pembuatan presentasi secara online. Perbedaan prezi dengan software pembuat presentasi lainnya adalah fasilitas memperbesar dan memperkecil objek. Terdapat beberapa fasilitas menarik lainnya yaitu: (1) Monolith, Fasilitas ini memungkinkan objek untuk membesar dan mengecil dalam segi ukuran dan juga bisa berputar saat presentasi sedang dijalankan; (2) Prezi canvas, Adalah kanvas yang memudahkan pengguna untuk menempatkan objek bentuk, tulisan dan video; (3) Frame Pada kegiatan perkuliahan delegasi pendidikan Surabaya ke Busan, kami diajari tentang Prezi.
Foto 1. Delegasi Pendidikan dari Surabaya menyimak dengan cermat penjelasan dari Bapak Kim Nam Soo mengenai prezi 42
Berikut merupakan cara membuat presentasi dengan menggunakan Prezi: 1. Kunjungi laman www.prezi.com
Klik Get Started 2. Memilih lisensi prezi. Di bagian bawah kanan tertulis student&teacher licences, klik educational licenses
Sebenarnya Prezi memiliki beberapa tipe yang masing-masing memiliki harga dan fitur yang berbeda : Public (gratis, presentasi tidak dapat dibatasi aksesnya, memiliki fungsi standard, dan memiliki
kapasitas
100MB)
Enjoy (membayar 59 Dolar per tahun, presentasi dapat dibatasi aksesnya, dapat menghilangkan logo Prezi pada slide, mendapatkan bantuan yang cepat, dan kapasitas 500MB) Pro
(membayar
159
Dolar
per
tahun,
dapat
menggunakan
fitur
Prezi
secara offline, presentasi dapat dibatasi aksesnya, dapat menghilangkan logo Prezi pada slide, mendapatkan
bantuan
yang
cepat,
dan
kapasitas
2GB)
43
Supaya kita dapat menggunakan secara gratis maka tidak dipilih ketiga fitur tersebut tetepi dipilih yang dibagian bawah yakni educational licences. 3. Klik continue di bagian Edu Enjoy
4. Masukkan alamat email
Catatan : Kalau kita sudah terdaftar, untuk masuk ke prezi yang sudah pernah kita buat tinggal klik log in Langkah selanjutnya adalah membuat apa yang kita tayangkan Prezi merupakan fasilitas untuk menggabungkan beberapa objek menjadi satu, sehingga kita bisa menggerakkan, memperbesar atau mengecilkan objek ini secara bersamaan.
44
Path digunakan untuk menghubungkan satu slide ke slide yang lain, sehingga presentasi bisa terlihat lebih smart dan seperti sebuah alur cerita. Lebih menariknya prezi memberikan fasilitas ini secara gratis, kita cukup mendaftar dan bisa segera membuat presentasi pertama kita. Prezi sangatlah mudah digunakan. Kita tidak perlu mempelajari cara membuat animasi seperti pada software Flash mx. Setelah anda melakukan pendaftaran, anda akan disugukan pilihan tombol “new prezi” atau yang berarti presentasi baru. Setelah itu prezi akan melakukan loading sekitar 1 menit. Jika anda menggunakan koneksi internet yang lambat, maka proses loading inipun akan menjadi lebih lama. Terdapat lebih dari 20 template gratis yang bisa anda gunakan. Di sediakan juga template kosong, sehingga anda bebas berkreasi. Prezi juga menyediakan tutorial secara gratis, sehingga anda bisa lebih mudah mengerti cara kerja dan penggunaan prezi. Hal yang menarik dari prezi adalah kita bisa mensharing presentasi yang kita buat dan mengajar orang lain untuk mengedit presentasi buatan kita. Presentasi yang dihasilkan juga bisa di print dan disimpan dalam bentuk Pdf. Prezi juga menyediakan fasilitas untuk integrasi dengan power point, sehingga anda bisa menggabungkan presentasi yang telah di power point ke dalam presentasi prezi. Presentasi yang telah dibuat, bisa di tampilkan secara online, sehingga kita tidak perlu menyimpannya, tapi bisa juga di download dan bisa dipasang pada sistem operasi Windows dan juga Mac. File presentasi yang dibuat bisa mencapai lebih dari 105 Mb, jadi memerlukan waktu yang lama untuk mendownload. Karena itulah prezi menyediakan fasilitas untuk menampilkan presentasi secara online, sehingga pengguna tidak perlu repot untuk mendownload file yang besar. 5. Jika Anda telah berhasil mendaftar atau masuk ke akun Prezi, Anda akan masuk ke halaman Prezi akun Anda. Catatan : sebelum mulai membuat presentasi Prezi kita sudah harus mempersiapkan konsep, struktur presentasi dan gambar (jika menggunakan gambar) untuk presentasi. Hal ini untuk
45
memudahkan
Anda
bekerja
dengan
aplikasi
software
Pre
Pertama kita klik new prezi kemudian pilih template presentasi yang cocok untuk desain presentasi Prezi Anda.
Setelah itu akan muncul halaman untuk memilih tema dasar (template) presentasi. Beberapa tema memiliki fitur 3D dimana tampilan dan alur presentasi akan tampak lebih hidup.
46
7. Setelah memilih tema, Anda akan masuk ke halaman pembuatan presentasi.
Dalam tulisan ini kita memilih template blank. Setelah itu langkah selanjutnya klik choose, maka akan muncul lembar kerja seperti nampak pada gambar berikut:
Catatan: Toolbar yang disediakan terbagi menjadi 3 bagian.
Toolbar yang berada pada sebelah kiri atas layar terdiri dari - tombol untuk memulai presentasi, - tombol untuk membuat presentasi baru, - tombol untuk menyimpan presentasi, dan - 2 tombol untuk membatalkan atau mengulang kembali langkah terakhir dari pembuatan slide.
47
Toolbar yang berada pada sebelah tengah atas layar terdiri dari - tombol untuk menambahkan slide, - tombol untuk mengubah warna tema presentasi, - tombol untuk menambahkan gambar, - tombol untuk menambahkan bentuk-bentuk yang telah tersedia, - tombol untuk menambahkan media (seperti video, dari komputer lokal atau dari Youtube), - tombol untuk menambahkan slide dari Powerpoint.
Toolbar yang berada pada sebelah kanan atas layar terdiri dari - tombol untuk mengundang pihak lain untuk mengakses/melihat presentasi, - tombol untuk mencetak presentasi menjadi dokumen .pdf, - tombol untuk mengatur tampilan presentasi dan menghidupkan fitur kombinasi keyboard - tombol bantuan dalam menggunakan Prezi - tombol selesai mengakses presentasi 6. Menghapus frame dan menggantinya dengan frame baru Dalam angkah kedua kita hapus frame bawaan dan menggantinya dengan frame baru. Cara menghapusnya klik pada frame, kemudian klik delete.
Setelah frame terhapus langkah selanjutnya adalah memasukkan frame baru. Caranya klik menu frames & Arrows ->Draw Bracket Frame. Dan hasilnya akan nampak seperti gambar berikut:
48
7. Mengunggah gambar yang akan jadi tampilan depan presentasi Prezi Langkah ketiga adalah mengunggah gambar. Caranya klik insert -> image, maka akan muncul halaman dimana kita bisa mengunggah gambar dari komputer. Setelah gambar diunggah silakan tunggu prosesnya, setelah proses selesai maka gambar akan muncul.
Selanjutnya kita rubah ukuran gambar hingga menutupi frame. Caranya klik pada gambar kemudian tarik tiap sudut pada gambar.
49
8. Membuat teks judul pada presentasi Prezi Langkah ketiga adalah membuat teks judul. Caranya mudah, klik di sembarang tempat yang penting di luar gambar. Setelah kolom teks muncul kita tarik kolom ke dalam gambar. Setelah itu tinggal menuliskan judul presentasi. Hasilnya akan nampak seperti gambar berikut:
9. Menambahkah frame baru Langkah kelima adalah menambahkan frame baru. Caranya sama seperti pada langkah dua kita klik menu frame and arrow-> add frame ->draw bracket frame. Di sini saya menambahkan beberapa frame sesuai dengan struktur presentasi yang sudah disiapkan sebelumnya.
50
Selanjutnya perkecil frame dan tempatkan di area gambar atau dimana saja yang penting di area yang tidak keluar dari frame pertama yang akan menjadi judul presentasi. Namun sebelumnya sesuaikan dulu gambar atau tempat di mana kita akan meletakkan frame, supaya frame yang kita letakkan lebih pas. Anda bisa memanfaatkan kursor untuk memperbesar atau memperkecil area. Dalam contoh ini saya meletakkan frame di huruf pada kata “minat”.
Ketika frame tersebut pada posisi normal maka frame tidak akan nampak. Hal ini akan membuat tampilan depan presentasi Prezi bersih dan ini jelas akan lebih menarik. Dalam tutorial ini saya menambahkan beberapa frame yang semuanya saya letakkan pada huruf pada kata minat. Ingat kita harus menyesuikan ukuran frame dengan baik, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 10. Mengunggah semua gambar dan menempatkannya dalam frame Mengunggah gambar caranya sama seperti pada langkah tiga, jadi tidak perlu saya jelaskan kembali. Unggah gambar, kemudian sesuaikan ukurannya dengan frame yang diletakkan pada huruf-huruf tadi dan tempatkan gambar di atas frame. Sehingga hasil akhirnya akan nampak seperti gambar berikut:
51
Jika Anda perlu memotong gambar, Anda bisa melakukannya langsung di sana. Cukup klik pada gambar, maka akan ada pilihan crop image dibagian atas gambar. Silahkan klik crop image, kemudian seleksi area yang akan di potong.
11. Menambahkan shape pada presentasi Prezi Dalam tutorial presentasi Prezi ini saya juga menambahkan shape yang saya gunakan untuk penomoran. Cara menambahkan shape tidak sulit. Klik insert ->simbols and shapes -> memilih shapes ->choose
Hasilnya akan nampak seperti gambar berikut:
52
Selanjutnya sesuaikan bentuk shapes sesuai dengan keinginan. Anda perhatikan contoh berikut:
12. Menulis konten untuk tiap slide presentasi Prezi Setelah sampai tahap ini, langkah selanjutnya adalah menuliskan konten yang akan kita tampilkan. Caranya sama seperti pada langkah empat, klik di sembarang tempat yang penting di luar gambar. Setelah kolom teks muncul silahkan tarik kolom ke dalam gambar. Setelah itu sesuaikan warna dan ukuran teks.Setelah selesai pembuatan presentasi, Anda dapat melihat hasil karya Anda. Prezi yang telah kita buat dapat kita simpan dengan cara mendownload prezi yang sudah kita buat. Penggunaan Prezi 1.
Bisnis dan konferensi Beberapa pengguna di Forum Ekonomi Dunia saat ini menggunakan Prezi untuk
presentasi mereka. Banyak pembicara TED Conference telah menggunakan Prezi, termasuk TED kurator Chris Anderson, yang menggunakan Prezi untuk presentasi nya TEDGlobal 2010:.. Bagaimana Web Video Powers Inovasi Global Michael Chasen, Presiden / CEO dari Blackboard, Inc, yang digunakan Prezi untuk memberikan keynote pada konferensi pengguna mereka bbworld 2011 tahunan. anggota FBLA baru-baru ini mulai menggunakan software ini. 2.
Pendidikan Prezi digunakan di Oregon State University, serta di Dwight Sekolah dan di tempat
lain di pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. Hal ini dapat digunakan oleh guru dan siswa 53
untuk berkolaborasi pada presentasi dengan beberapa pengguna memiliki akses produk ini juga digunakan dalam e-learning dan edutainment. Namun diketahui bahwa dan kemampuan untuk mengedit presentasi yang sama, dan untuk memungkinkan siswa untuk membangun dan mempresentasikan pengetahuan mereka dalam gaya belajar yang berbeda. Prezi dianggap oleh Web2Access menjadi 'layanan tidak dapat diakses'. para pendidik telah menyatakan bahwa Prezi tidak ADA/508 compliant dan bahwa presentasi diakses dari versi PowerPoint harus disediakan secara online bagi siswa di mana Prezi telah digunakan. Sayangnya, Prezi adalah alat zooming online berbasis Flash, sebagian besar elemen presentasi tidak dapat dibacakan oleh pengguna yang memiliki keterbatasan dengan cara pembaca layar (misalnya tidak mungkin untuk menambahkan tag gambar dan iframe, alt digunakan untuk halaman desain, dan template, telah dibangun untuk bekerja tanpa opsi aksesibilitas). Prezi dianggap oleh Web2Access menjadi 'layanan tidak dapat diakses'. Para pendidik telah menyarankan bahwa Prezi tidak ADA / 508 compliant dan bahwa versi PowerPoint diakses dari presentasi harus disediakan secara online bagi siswa di mana Prezi telah digunakan.
L. Peninjauan Sekolah dan Kelas Organisasi
Bertitik Berat pada Pemeriksaan Oleh : Sang W. Park
Sebagai seorang guru yang menghadapi karakter anak yang bermacam-macam tetaplah harus selalu menyampaikan hal yang positif meskipun perilaku anak kurang baik. Hal ini disebut dengan Placebo effects dengan harapan perilaku anak dapat berubah menjadi baik sesuai dengan hal positif yang disampaikan oleh guru. Guru merupakan figure yang penting dalam proses tumbuh kembang siswa. Guru seyogyanya mempunyai simpati, interaksi, dan komunikasi yang baik dengan siswa. Hal ini karena sekolah sebagai institusi pendidikan (education) yang membedakan dengan pelatihan (training). Sebagai instansi pendidikan sekolah memiliki periode waktu jangka panjang (long term) sedangkan pelatihan memiliki periode waktu lebih pendek (short term). Strategi pengembangan organisasi bertujuan untuk pendayagunaan organisasi dan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini merupakan bagian dari proses perubahan budaya berorganisasi di sekolah dan sebagai ciri khas yang alami dari sekolah tersebut. 54
Strategi pengembangan organisasi terdiri atas (i) strategi perubahan individu, (ii) strategi perubahan
struktur
sekolah,
(iii)
perubahan
teknologi,
(iv)
perubahan
yang
berkesinambungan. Kebutuhan akan pengembangan instrumen pemeriksaan terdiri atas (i) pemeriksaan komposisi model, (ii) pemeriksaan pengembangan index, (iii) pemeriksaan validasi perlengkapan. Pada pemeriksaan komposisi model
menerapkan deduksi implikasi yang
meliputi (i) struktur, proses, dan budaya, (ii) mencerminkan cirri khas sekolah seperti kegiatan belajar mengajar, kurikulum dan hasil pembelajaran siswa, (iii) kebutuhan pada kedetilan manajemen sekolah seperti struktur dan kekuasaan, dll. Pada pemeriksaan pengembangan index terdapat indikator diagnosa organisasi sekolah. Hal yang menjadi dasar adalah (i) visi dan misi sekolah, terdiri atas; berbagi visi dan misi dengan anggotanya, dan kedetilan, (ii) kompetensi siswa, terdiri atas; partisipasi dalam kegiatan pendidikan, kognitif, afektif, pencapaian moral, harapan, dan pengembangan, (iii) Kompetensi guru, terdiri atas; profesionalisme, kohesi, dan akuntabilitas, (iv) kompetensi kepala sekolah, terdiri atas; kepemimpinan intruksional, kompetensi administratif, ketrampilan berkomunikasi, dan kompetensi dalam hal pengembangan. Sedangkan indikator lainnya adalah (v) kegiatan belajar mengajar terdiri atas; kualitas pengajaran, focus akademik, dan desain yang sistematis, (vi) program pendidikan terdiri atas; refleksi dari kebutuhan-kebutuhan siswa, keberagaman, dan peluang pengembagan, (vii) kondisi sekolah terdiri atas; kondisi positif, kondis akademik, dan kondisi hubungan kerjasama. (viii) pengembangan sekolah terdiri atas; rencana pengembangan, pengembangan berkelanjutan, dan penilaian diri yang sistematis, (ix) manajemen sekolah dan kelas terdiri atas; efisiensi fiscal, berpartisipasi dalam membuat keputusan, manajemen anggota dan materi, dan pembelajaran yang teratur, dan indikator yang terakhir adalah (x) hubungan kerjasama dengan lingkungan, jaringan, dan partisipasi. Pada pemeriksaan validasi perlengkapan terdiri atas model penelitian, hasil penelitian (tingkat pencapaian pembelajaran), dan hasil penelitian (hasil efektiv). Penerapan secara deduktif; (i) keefektivitasan sekolah berdampak pada kualitas sekolah, (ii) Penelitian berdampak pada pengembangan pembelajaran siswa, dan (iii) variable organisasi yang terpilih untuk diteliti (proses pendidikan, struktur, kapasitas anggota, 55
kondisi sekolah, dan factor lingkungan dari dalam maupun luar) secara positif mempengaruhi kemampuan akademik siswa dan pengembangan pendidikan. M. Penerapan Operasional Kurikulum Pada Sekolah Menengah Oleh: Yeoungseon Baek Penerapan operasional kurikulum pada sekolah menengah terdiri atas (i) revisi dari kurikulum 2009, (ii) mata pelajaran dan waktu, dan (iii) Kegiatan belajar mengajar dari kebijakan yang terbaru. Penerapan operasional kurikulum pada sekolah menengah yang pertama adalah berdasarkan revisi dari kurikulum 2009 dibutuhkan talenta yang kreativ pada komunitas masa depan. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengurangi jumlah mata pelajaran sebagai bentuk efisiensiensi pembelajaran. Dampak dari peningkatan ini adalah dengan mengurangi jumlah mata pelajaran maka akan mengurangi waktu belajar. Pada penerapannya di jenjang SD yang semula 10 mata pelajaran menjadi 7 mata pelajaran. Pada jenjang SMP yang semula 10 mata pelajaran menjadi 8 mata pelajaran. Pada jenjang SMA yang semula 10 mata pelajaran menjadi 8 mata pelajaran. Hal selanjutnya yang diterapkan adalah aktivitas kreativ. Durasi aktivitas kreativ pada jenjang SD dan SMP adalah 3 jam per minggu, sedangkan pada jenjang SMA adalah 4 jam per minggu. Aktivitas yang dilakukan meliputi kesukarelawanan, perkumpulan, pelayanan, dan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan profesi. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan talenta yang kreativ. Selain itu pembelajaran difokuskan pada kompetensi inti yang meliputi kurikulum dasar, kurikulum eksplorasi, olah raga dan seni, dan hidup berbudaya. Kompetensi inti ini diterapkan pada siswa dengan meminimalkan pengajaran dan memaksimalkan pembelajaran siswa. Penerapan operasional kurikulum pada sekolah menengah yang ketiga adalah yang berkaitan dengan kurikulum terbaru. Kurikulum baru ini diperlukan karena terdapat permasalahan dalam pendidikan di korea. Masalah tersebut adalah pencapaian akademik yang tinggi dalam pendidikan yang tidak berbanding lurus dengan rendahnya ketertarikan akademik dan rendahnya indeks kebahagiaan siswa. Oleh karena itu, terjadi perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada nilai bergeser menjadi pendidikan yang mengembangkan mimpi dan memberi perhatian pada kreativitas dan kemanusiaan. Hal ini diwujudkan dengan menerapkan semester yang bebas dari pembelajaran dan penilaian yang relatif menjadi penilaian yang absolut. 56
Program semester yang bebas dari pembelajaran ini diterapkan dengan (i) tidak adanya penilaian kuantitatif selama satu semester pada jenjang SMP. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian kualitatif; (ii) aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah pengajaran berbasis siswa yang meliputi diskusi, proyek, dan membentuk tim untuk mengikuti kompetisi; (iii) aktivitas-aktivitas pembelajaran yang berbasis pengalaman yang beraneka ragam, seperti aktivitas-aktivitas yang mengeksplorasi profesi. Program ini telah diterapkan pada 2013-2015 sebagai percobaan dan diharapkan pada 2016 semua SMP telah melaksanakan program ini. Aktivitas-aktivitas pendidikan diharapkan akan meningkat di masa depan yang meliputi menjalani kehidupan dengan dasar pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai moral, termasuk kemampuan untuk menggunakan media secara interaktif, berinteraksi dalam kelompok yahg heterogen, bertindak dengan penuh kebebasan, dan pembelajaran kognitif, kretivitas dalam melakukan keterampilan, serta memecahkan masalah. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengikuti perkumpulan yang mengeksplorasi kemampuan diri sendiri seperti meliputi pengetahuan seni sebagai contoh adalah lomba foto dan perlombaan eksplorasi. Selain itu siswa juga dapat melakukan proyek penelitian. Proyek penelitian ini dinilai berdasarkan proses penyusunan dan presentasi makalah. Siswa dapat memilih penelitian mengenai kemanusiaan dan social atau ilmu pengetahuan alam. Siswa juga dapat mengeksplorasi kekayaan budaya lokal. Siswa juga berkesempatan mengikuti diskusi atau debat yang dapat diikuti siswa dalam kelompok kecil di kelas atau melakukan diskusi di kelas. Selain itu siswa juga dapat mengikuti debat sebagai perwakilan dalam berdiskusi. Pada debat yang dilakukan siswa, guru akan melakukan penilaian dari segala aspek pada setiap siswa yang mengikuti debat tersebut. Arah dari pendidikan di korea adalah menjadi satu-satunya, untuk berpikir, dan menjadi individu yang memiliki kecerdasan kolektif. Pendidikan melebihi dari sekedar menghafal tetapi melatihkan pelatihan yang beraneka ragam. Dengan harapan siswa menjadi bahagia dalam proses pendidikan demi perubahan Korea. Hal ini dikarenakan karena masyarakat masa depan senantiasa mengembangkan bakat-bakat yang diperlukan. N. THE CONCEPT, PURPOSE and TYPE of EDUCATIONAL ASSESSMENT Oleh : Sukwoo Kim (Pusan National University) A. Konsep Penilaian Dalam Pendidikan 57
Konsep penilaian dalam pendidikan adalah merupakan integrasi interpretatif tugas/prosedur aplikasi untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan untuk pengambilan keputusan dalam pendidikan dan komunikasi tentang dampak dari proses belajar mengajar. ASSESSSMENT = MEASUREMENT + EVALUATION
Measurement / Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengetahui informasi atau data secara kuantitatif suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku Test adalah salah satu bentuk dari assessment. Yang merupakan metode yang sistematis dalam pengumpulan data untuk tujuan membuat perbandingan antar individu maupun dalam individu itu sendiri. Evaluasi merupakan proses secara keseluruhan untuk membuat penilaian dan keputusan yang sistematis dari mengumpulkan, menganalisis, hingga interpretasi (menafsirkan) data atau informasi yang diperoleh dan ata atau informasi diperoleh melalui pengukuran (measurement) hasil belajar.melalui tes atau nontes Evaluasi sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu; 1. Evaluasi Formative : Evaluasi ini bisa mengembangkan satu program dengan menggunakan informasi yang didapat selama proses perkembangan siswa atau selama kurikulum dilaksanakan. 2. Evaluasi Sumative : Evaluasi ini bisa digunakan dalam membuat pengalaman akhir, keputusan yang berharga, bernilai, ketepatan atau kebaikan. Langkah-langkah dalam menciptakan penilaian pendidikan; 1. Menentukan tujuan tujuan dan sasaran 2. Merencanakan system penilaiannya 3. Memilih metode/cara pengumpulan data 4. Mengumpulkan data yang sesuai 5. Menganalisa dan meringkas data 6. Mencocokkan data dengan tujuan 7. Menghasilkan umpan balik
58
B. Karakteristik Penilaian Modern 1. Nilai dibelakang penilaian itu sendiri. Sebuah penilaian itu seharusnya bermakna dan bukan hanya bernilai sebagai suatu tes saja. 2. Harus mendapatkan respon/jawaban siswa yang tersusun baik. Tesnya dalam bentuk uraian untuk bias mengetahui pendapat para siswa. 3. Focus/berdasarkan kenyataan 4. Merupakan penerapan dari pengetahuan. Tesnya berupa problem solving yang bias diterapkan dalam kehidupan seharai-hari. Kareana semakin tinggi tingkatannya, maka semakin banyak berfikir. 5. Sumber-sumber data/informasi yang beragam. Hal ini karena ada kalanya seorang anak yang mendapat nilai tinggi belum tentu bias presentasi, untuk itu perolehan nilai dibuat beragam. 6. Berdasarkan tujuan dan referensi kriteria. Dalam melaksanakan penilaian harus focus pada tujuan utama. Penilaian harus bersifat lebih formatif dan punya konsistensi.Juga harus ada standar assessment. 7. Harus dapat dipercaya. Konsistenasi sangat dibutuhkan dalam setiap penilaian. 8. Pendekatan yang beragam. Siswa yang membutuhkan perhatian lebih banyak harus diberi batasan dalam memperkirakan bagaimana penilaian itu akan didokumentasikan. 9. Bersifat multidimensi dalam hal penyusunannya. Hal ini dimaksudkan sebagai perpaduan antara ketrampilan dan pengetahuan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa. 10. Penilaian yang bersifat multidimensi. Penilaiannya bias berupa penilaian personality, intelegensi dan juga kompetensi lainnya, misalnya dalam bahasa inggris: grammar, reading comprehensive, speaking ataupun listening. Setelah pelaksanaan ujian, jika terdapat sekolah yang banyak siswanya tidak lulus ujian, maka pengawas akan dating ke sekolah tersebut untuk mencari sumber masalahnya dan kemudian mencari jalan keluarnya. Untuk siswa yang mengulang/ tidak naik akan diadakan kelas/ program khusus yang bertujuan membuat mereka menjadi lebih baik.
C. Aplikasi Data Penilaian 59
Ada enam kategori penggunaan data penilaian pendidikan diantaranya adalah : 1. Memilih, menilai, dan mengklarifikasi tujuan instruksional 2. Menentukan dan melaporkan prestasi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan untuk melihat hasil dalam proses yang sedang dilakukan. 3. Perencanaan, mengarahkan, dan meningkatkan pengalaman belajar yang berguna untuk memperbaiki dari proses yang sudah dilakukan sebelumnya. 4. Mengevaluasi akuntabilitas dan program 5. Konseling 6. Memilih siswa untuk program khusus D. Bahaya dalam menggunakan data tes siswa menyimpulkan efektivitas guru dan sekolah 1. Penggunaan data tes standar yang tinggi untuk siswa yang telah diusulkan untuk digunakan dalam evaluasi tahunan guru, jenjang karir, dan evaluasi sekolah. Hal ini mempunyai kelemahan berlebihan dalam kegiatan persiapan tes di kelas ( di korea data test semacam ini digunakan untuk Ujian Nasional Perguruan Tinggi dan sebagai standar pengukuran kualitas sekolah) 2. Memiliki data tes siswa bersandar pada asumsi bahwa guru memiliki kontrol total dan lengkap belajar siswa, Namun, ada banyak faktor yang berdampak pembelajaran yang berada di luar kendali dari guru 3. Keragaman yang sangat tinggi di kelas merupakan hambatan yang lebih besar untuk mengidentifikasi metodologi pengajaran yang sama secara efektif efektif E. Dua Pendekatan dalam Penilaian (Assessment) Dalam penilaian terdapat dua pendekatan yaitu : 1. Criterion - referenced Measurement (CRM) Sebuah tes atau jenis penilaian yang dirancang untuk memberikan ukuran kinerja yang ditafsirkan dalam hal jelas dan dipisahkan domain tugas belajar
Tujuan : Untuk menentukan apakah setiap siswa telah mencapai keterampilan atau konsep tertentu. 60
Untuk mengetahui berapa banyak siswa tahu sebelum instruksi dimulai dan setelah selesai. konten : Pengukuran keterampilan khusus yang menyusun kurikulum yang diinginkan. Keterampilan ini diidentifikasi oleh para guru dan ahli kurikulum. Setiap skill dinyatakan sebagai tujuan instruksional. Karakteristik : Setiap keterampilan diuji oleh setidaknya empat item untuk mendapatkan sampel yang memadai dari siswa kinerja dan untuk meminimalkan efek dari perkiraan. Item yang menguji keterampilan yang diberikan adalah paralel dalam kesulitan. Interpretasi Skor : Setiap individu dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan untuk pencapaian yang diterima. Kinerja peserta ujian lainnya tidak relevan. Rata-rata nilai siswa biasanya dinyatakan sebagai persentase. Prestasi belajar siswa dilaporkan untuk keterampilan individu. 2. Norm - referenced Measurement (NRM) Sebuah tes atau jenis penilaian yang dirancang untuk memberikan ukuran kinerja yang ditafsirkan dalam hal individu relatif berdiri dalam beberapa kelompok yang dikenal.
Tujuan : Untuk peringkat setiap siswa sehubungan dengan pencapaian lain di daerah yang luas pengetahuan. Untuk membedakan berprestasi tinggi dan rendah.
61
Konten : Pengukuran bidang keterampilan yang luas, sampel diperoleh dari berbagai buku teks, silabus, dan penilaian ahli kurikulum. Karakteristik : Setiap skill biasanya diuji oleh kurang dari empat item. Produk bervariasi dalam kesulitan. Produk yang dipilih yang membedakan antara tinggi dan berprestasi rendah. Interpretasi : Setiap individu dibandingkan dengan peserta ujian lain dan diberi nilai - biasanya dinyatakan sebagai persentil, skor setara kelas. Prestasi belajar siswa dilaporkan untuk area keterampilan yang luas, meskipun beberapa tes norma-referenced melakukan melaporkan prestasi siswa untuk keterampilan individu. F. Garis Besar Proses Pengembangan Dalam Penilaian 1. Menentukan tujuan akhir dari proses pendidikan 2. Berasal dari ini tujuan bagian dari sistem yang diteliti 3. Menentukan tujuan-tujuan tersebut sebagai hasil siswa yang diharapkan. Jika relevan, mengartikulasikan tingkat yang dapat diterima kinerja yang sukses 4. Menentukan penekanan relatif atau pentingnya berbagai tujuan, isi, dan perilaku mereka 5. Memilih atau mengembangkan situasi yang akan menimbulkan perilaku yang diinginkan dalam konteks atau lingkungan yang sesuai, dengan asumsi siswa telah menguasainya. 6. Menghubungkan contoh situasi seperti yang bersama-sama mewakili akurasi penekanan pada konten dan perilaku ditentukan sebelumnya 7. Tanggapan rekor dalam bentuk yang akan memfasilitasi penilaian tetapi tidak akan begitu mendistorsi sifat sifat perilaku yang menimbulkan bahwa tidak lagi menjadi sampel benar atau indeks perilaku yang diinginkan. 8. menetapkan Kriteria penilaian dan panduan untuk memberikan penilaian yang 62
obyektif dan tidak bias 9. Mencoba instrumen dalam bentuk awal 10. Merevisi sampel situasi atas dasar informasi tryout 11. Menganalisis reliabilitas, validitas, dan distribusi skor dalam sesuai dengan penggunaan proyeksi nilai 12. Mengintegrasikan informasi ke dalam penilaian G. Kriteria Umum untuk mengevaluasi instrument Penilaian 1. Relevansi Korespondensi antara data dan maksud atau tujuan dalam mengumpulkan data 2. Keseimbangan (Balance) Penilaian, membutuhkan kerangka atau rencana pengembangannya. Sejauh mana pengukuran yang dikembangkan sesuai dengan pengukuran yang ideal harus mencerminkan keseimbangan, maka diperlukan data yang cukup sebagai referensi. 3. Efisiensi Kita harus mencari jumlah terbesar tanggapan yang berarti setiap saat.. Harus dicari keseimbangan antara waktu yang tersedia untuk mengumpulkan data, biaya, persyaratan untuk penilaian dan summarization, dan relevansinya Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal tenaga yang banyak dan waktu yang lama. 4. Bertujuan (Objectivity) Instrumen evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh subyektifitas pribadi dari si evaluator dalam menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh subyektifitas yang tidak bisa dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada pedoman tertama menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Dengan evaluasi yang berkali-kali dilakukan maka evaluator akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan Audience yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara on the spot dan hanya satu atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang obyektif tentang keadaan audience yang di evaluasi. Faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya. 5. Reliability
63
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang tetap. Ketetapan disini tidak diartikan selalu sama tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika keadaan seseorang si upik berada lebih rendah dibandingkan orang lain misalnya si Badu, maka jika dilakukan pengukuran ulang hasilnya si upik juga berada lebih rendah terhadap si badu. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat di hitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas. 6. Fairness kriteria keadilan berkaitan dengan berbagai karakteristik data, dari bias (jenis kelamin, etnis, atau ras) dengan administrasi tes dengan cara yang memungkinkan semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menunjukkan pengetahuan atau keterampilan mereka. 7. Bersifat spesifik Jika materi pelajaran lanjut harus menerima nilai sempurna, maka diperlukan kebijaksanaan tetapi tentu saja siswa harus menerima skor pendekatan. Hal ini menunjukkan bahwa program pembelajaran tertentu yang diukur 8. Tingkat Kesukaran (Difficulty) Pertanyaan harus sesuai tingkat kesulitan kepada siswa dan kelompok yang dinilai. Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang audience mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat audiece putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
9. Daya Pembeda (Discrimination) Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut membedakan antara audience yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan audience yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Indek daya pembeda ini disingkat dengan D dan dinyatakan dengan Index Diskriminasi.
64
10. Kecepatan untuk sebagian besar tes prestasi, kecepatan umumnya harusnya tidak diizinkan untuk memainkan peran penting dalam menentukan skor. dan waktu yang cukup umumnya harus diizinkan untuk semua atau sebagian besar peserta ujian untuk menyelesaikan tes.
O. BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR Di Korea, jika siswa sudah pada tingkat SMA maka ia harus memikirkan kelanjutan pendidikannya.
Siswa dihadapkan pada banyak pilihan pekerjaan yang nantinya dapat
menjadi cita-cita. Pendidikan di Korea memiliki beberapa kebijakan dan kegiatan anak-anak yang dapat membantu untuk mencapai cita-citanya tersebut. Pedoman umum mendidik jalur karir masa depan untuk siswa Membudayakan lingkungan sekolah yang menyenangkan untuk karir masa depan siswa melalui pengembangan kreatif dan berkelanjutan
Dukungan untuk merancang masa depan karir siswa
pemahaman diri, memahami dunia pekerjaan, mencari jalur karir masa depan, merancang jalur masa depan dan persiapan masa depan
Membina kapasitas pengembanga n jalan hidup di masa depan
Pengoperasian bakat dan minat siswa berorientasi Tujuan Pendidikan karir di sekolah: kurikulum sekolah Dasar pendidikan karir di sekolah: pemahaman mengenai diri sendiri, dunia karir, eksplorasi karier, merancang dan persiapan untuk karir masa depan
Tujuan umum pendidikan karir di sekolah: Mengembangkan kemampuan kreatif siswa dan terus mengarahkan mereka mengembangkan jalur karir mereka sendiri agar kelak dewasa menjadi hidup bahagia sebagai warga negara yang demokratis.
65
Tujuan pendidikan karir di sekolah dasar: membentuk gagasan positif pada diri siswa mengenai siapa diri siswa, memahami pentingnya karir dan belajar dasar-dasar yang diperlukan untuk menjelajahi dan perencanaan jalur karir masa depan.
Tujuan pendidikan karir di sekolah menengah pertama: mengembangkan dasar-dasar kemampuan pengembangan karir yang telah dikembangkan pada tingkat sekolah dasar, mencari berbagai peluang pendidikan dalam dunia karir, kemudian mempersiapkan untuk merancang karir masa depan di periode setelah sekolah menengah pertama.
Tujuan
pendidikan
karir
di
sekolah
menengah
atas:
meningkatkan
kemampuan
pengembangan karir sampai ke tingkat sekolah menengah dan kemudian menyiapkan, merancang dan memasukkan ke dalam jalur karir praktek di masa setelah sekolah menengah atas.
Untuk membantu siswa mengarahkan minatnya maka ada pelajaran kreatif yang terbagi menjadi 4 kegiatan, yaitu: 1.
Self-motivated Activities
Kegiatannya antara lain: a. Festival sekolah b. Kegiatan lapangan c. Class meeting d. Kegiatan perkumpulan siswa 2.
After-school Club Activities
Macam-macam kegiatannya antara lain: a. Klub bahasa asing b. Klub menulis kreatif c. Sekolah orkestra 3.
Volunteering Activities
Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Menolong siswa-siswa dari berbagai macam latar belakang keluarga b. Kampanye hidup bersih bebas dari karbonn dioksida c. Kegiatan integrative/ kolaboratif 4.
Future Career Activities
Kegiatan yang dilakukan adalah: a.
Memeriksa/mengembangkan kurikulum dan informasi yang berkaitan dengan
karir 66
masa depan siswa b. Peetemuan dengan para professional dan kunjungan ke perusahaan-perusahaan c. Pengalaman kerja Pada kegiatan future
career inilah siswa diberi arahan atau konsultasi untuk
mengetahui minat siswa dengan mengadopsi cara dari negara yang lebih maju yang telah disesuaikan dengan kondisi di Korea. Metode Edupot 1. Dengan menggunakan beragam metode evaluasi, antara lain: -. Evaluasi diri siswa. -. Mendokumentasikan kegiatan dan pengamatan -. Kuisioner -. Analisis pada tugas yang telah dikerjakan - .Portofaolio 2. Guru kelas atau guru yang mengajar secara teratur mengevaluasi , rekaman aktivitas siswa, kemjuannya. Kemajuannya , perubahan-perubahan perilakunya, spesialisasinya dan lain-lain bersadasarkan rekaman
yang dilakukannya
sebelumnya. 3. Mendokumentasikann level dan kemajuan partisipasi siswa dalam aktifitas eksperimental secara mendasar dan teratur dimana nantinya bisa memberikan informasi yang berguna untuk dapat masuk ke sekolah yang lebih tinggi Dari hasil portofolio dapat digunakan sebagai acuan untuk masuk ke perguruan tinggi, tetapi sampai saat ini hasil portofolio tentang bakat minat siswa tidak digunakan untuk masuk perguruan tinggi. Kegiatan bimbingan konseling karir antara lain: 1. Permainan kartu yang hasilnya siswa menjadi paham tentang bakat dan minatnya. 2. Workshop atau
kuliah langsung dari para professional, seperti dokter, guru,
pengacara, dan lain lain. 3. Praktek kerja langsung di perusahaan yang diminati, kemudian siswa menulis laporan dan mempresentasikan pada siswa lain sehingga siswa dapat lebih termotivasi lagi
67
Dengan kegiatan bimbingan konseling karir ini, siswa dapat lebih memahami bakat dan minatnya serta dapat merencanakan masa depan atau cita-citanya dengan tepat. O.
KOREAN HISTORY AND CULTURE Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik Awal sampai dengan sekarang.
Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM, dan zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh zaman perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian, Kerajaan Joseon (atau lebih sering disebut dengan Gojoseon untuk menghindari persamaan nama dengan Dinasti Joseon pada abad ke 14) pada 2333 SM oleh Dangun. Gojoseon berkembang hingga bagian utara Korea dan Manchuria. Setelah beberapa kali berperang dengan Dinasti Han, Gojoseon mulai berdisintegrasi.Gojoseon berdiri tahun 2333 SM. Baru pada abad ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah kerajaan. Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti Goguryeo, Silla dan Baekje mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria. Tiga kerajaan ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Goguryeo dan Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Tiongkok. Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi kuat dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae. Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang-hyeon, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Dinasti Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama Buddha berkembang pesat. Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Laksamana Yi sun sin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali diserbu oleh suku Manchu (Dinasti Qing). Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895, Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata 68
Jepang. Pada tahun 1905, Jepang memaksa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang dan pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea. Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan Pemerintahan Provisional Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia. Sebutan "Korea" diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu Goryeo (9351392). Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu Tiga Kerajaan Korea, Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Tionghoa dilafalkan "Gao-li" dan penyebutan itu menyebar ke para pedagang Timur Tengah, dan lama kelamaan menjadi "Korea". Kata "Korea" secara umum di dunia internasional saat ini digunakan untuk menunjuk kedua negara Korea. Dalam Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "HanGuk" (Korea Selatan; kependekan dari "Dae Han Min Guk") sedangkan "Chosŏn" digunakan oleh Korea Utara untuk menyebut nama negara mereka. Istilah "Korea" digunakan pertama kali oleh Percival Lowell (1855-1916), seorang penulis, petualang dan astronom Amerika yang mengunjungi Korea sekitar 100 tahun yang lalu. Nama tersebut merupakan interpretasi literal dari kata Chosǒn (Joseon, 조선 / 朝鮮, 1392-1910), nama negara yang ia kunjungi di akhir abad ke 19. Lowell menganggap nama tersebut cocok untuk kerajaan yang tertutup terhadap dunia luar tersebut. Korea pada saat itu tak dikenal di dunia barat, namun pada masa sebelumnya, Dinasti Goryeo telah dikenal oleh dunia barat dan dari negara itulah kata Korea berasal.
P. KREATIFITAS Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi.
69
Dari mana kreativitas berasal? ada 3 elemen dasar, yaitu -rasa ingin tahu, -imajinasi dan -keterampilan berpikir kritis. Analisis spesifik : Pertama-tama adalah rasa ingin tahu. upaya rajin misalkan dasar matematika,hukum gravitasi ,dan segala sesuatu temuan-temuan inovatif baru selalu datang ke "rasa ingin tahu". Yang kedua adalah imajinasi.
Einstein mengatakan, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan, karena pengetahuan terbatas yang kita sudah tahu dan mengerti, sedangkan imajinasi untuk menutupi seluruh dunia, termasuk orang-orang yang akan tahu dan mengerti. Didunia seorang pendirinya inovasi Apple,, Steve Jobs juga mengatakan, "Jangan terperangkap dengan dogma - yang terbatas, tidak tinggal di ide orang lain." Imajinasi tidak hanya mengubah persepsi orang tentang dunia, tetapi juga mengubah model bisnis dan cara hidup. 70
Yang ketiga adalah kemampuan untuk "berpikir kritis". Berpikir kritis baik untuk mengajukan pertanyaan dan berfikir tentang ide kesimpulan secara luas serta terarah agar diterima secara global bukan hanya individual maupun kelompok , bukan tanpa syarat menerima pendapat para ahli dan otoritas. Saat yang sama, berpikir kritis, dan tidak semua proposisi menyangkal mengusulkan penafsiran baru dari keraguan dan tantangan, tetapi dengan cara, analitis kreatif, konstruktif untuk membuat penilaian baru. Singkatnya, saya percaya bahwa inovasi yang berasal dari rasa ingin tahu, inovasi berasal dari imajinasi, inovasi berasal dari kemampuan berpikir kritis. Jika seseorang telah belajar semua pengetahuan manusia, tetapi tanpa rasa ingin tahu, kemampuan imajinasi, berpikir kritis, ia hanya bisa menjadi orang yang pengetahuan, tetapi tidak mungkin menjadi kemampuan untuk menciptakan. Demikian pula, jika sebuah negara, pendidikan hanya berkomitmen untuk memberikan pengetahuan, daripada fokus pada peningkatan kapasitas, khususnya rasa ingin tahu, imajinasi dan keterampilan berpikir kritis, maka negara ini bisa mengejar ketinggalan dalam tahap pengembangan kinerja ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persaingan ekonomi adalah kompetisi inovasi utama, kompetisi kompetisi bakat inovatif akhir, bakat persaingan kompetisi final dari pendidikan. Dalam Kegiatan di Dong Eui University kami melakukan permainan berkolompok dengan aturan sebagai berikut:
71
1. Membentuk Tim dengan anggota 5 – 6 orang 2. Menentukan Nama Tim beserta tugas masing – masing 3. Tugas untuk tim membuat alat untuk menjatuhkan telur dari ketinggian 4 meter tanpa membuat telur tersebut pecah.dengan syarat: a. Tempat telur dibuat dengan ukuran maksimal 20x20x20 cm b. Alat harus dioperasikan oleh 1 orang c. Penilaian dilakukan dengan kriteria (Keberhasilan, Waktu, Biaya) Hasil nya dari 5 kelompok yang ada terdapat 2 kelompok yang berhasil dalam percobaan tersebut. Mengacu pada pernyataan yang disampaikan oleh Professor Ilchul Kim Ph.D. bahwa dengan kreatifitas yang tinggi dalam melakukan Proses Belajar Mengajar maka hasil akan nampak dalam masa depan Indonesia akan lebih baik.
72