Laporan Kasus Partus Immaturus: Oleh: Wineti Damamain Jasica Siauta

  • Uploaded by: Ilham Yasin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kasus Partus Immaturus: Oleh: Wineti Damamain Jasica Siauta as PDF for free.

More details

  • Words: 1,262
  • Pages: 26
LAPORAN KASUS PARTUS IMMATURUS Oleh : Wineti Damamain Jasica Siauta

Identitias Pasien  Nama  TTL

: Ny. NT : Makassar, 07 Desember 1993  Umur : 20 tahun  Pendidikan : SMA  Pekerjaan : Swasta  Alamat : Galunggung  No RM : 02-13-26

Anamnesis  Pasien G2P1A0 ,

datang ke ruang rawat Kirana pukul 00.15 WIT tanggal 31 Agustus 2013 dengan keluhan nyeri pada saat kencing sejak sehari lalu, kemudian keluar darah dan lendir dari alat kelamin. Riwayat diurut oleh tukang urut. HPHT : 2-5-2013. Usia kehamilan 17 minggu 2 hari.

Pemeriksaan Fisik Pukul 00.15 WIT di ruang rawat Kirana :  Keadaan umum : sedang, compos mentis  Tekanan Darah : 80/50 mmHg  Nadi : 105x/menit  Pernapasan : 36x/ menit  Suhu : 35,7oC

 Pemeriksaan Umum  Kepala

: normocephal  Mata: conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)  Leher : tidak ada pembesaran tiroid  Kel. Getah Bening : tidak ada pembesaran  Dada: simetris kiri = kanan  Jantung: bunyi jantung I-II (N), murmur (-)  Paru-paru : suara dasar : vesikuler suara tambahan : rhonkie (-/-), wheezing (-/-)  Perut  Hati : hepatomegali (-)  Limpa : splenomegali (-)  Ginjal : ballottement (-)

Obstetri  Abdomen : supel, teraba janin tunggal, tinggi fundus uteri 14 cm, tafsiran berat janin 310 gr , his (+) 3x/10’/4-45”/sedang  Pemeriksaan dalam (vagina toucher) : vulva/vagina tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio tebal, kantung ketuban (+), air ketuban (-), sarung tangan lendir darah (+)  Diagnosis sementara : Inpartu Kala I fase aktif, gravid immaturus

 Pukul

01.15 WIT bayi lahir, kantung ketuban utuh, plasenta lengkap, perineum utuh. Berat badan bayi 500gr, panjang badan 20cm pukul 01.30 WIT bayi meninggal.

Perawatan ruang Kirana hari I, 31 Aguatus 2013  Keluhan : (-)  KU : baik, CM  Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)  Thoraks: vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)  Abdomen : supel, peristaltic (+) normal  Genita; : perdarahan (+) disertai gumpalan darah  Diagnosa : post partus immaturus

Perawatan ruang Kirana hari II, 01 September 2013, pukul 06.00 WIT  Keluhan : (-)  KU : baik, CM  Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)  Thoraks: vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)  Abdomen : supel, peristaltic (+) normal  Genital : dalam batas normal  Diagnosa : post partus immaturus Pukul 16.00 WIT pasien pulang

DEFINISI Partus immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum umur 28 minggu dan sesudah umur 20 minggu atau BB janin 5001000gr. Mekanisme persalinan imatur berlangsung melalui tahap-tahap seperti persalinan biasa

keadaan sosial ekonomi rendah

ETIOLO GI

kurang gizi perokok berat (lebih dari 10 batang perhari) umur hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun

Pekerjaan berat

PATOFISIOLOGI

Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama kehamilan atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau membebani jalur persalinanan normal sehingga memicu dimulainya proses persalinan secara dini. Empat jalur terpisah telah dipaparkan, yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan

Menurut Manuaba (2009), jika proses persalinan berkelanjutan akan terjadi tanda klinik sebagai berikut : 1

Kontraksi berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam

2

Terjadi perubahan progresif serviks seperti pembukaan lebih dari 1 cm, perlunakan sekitar 75-80 % bahkan terjadi penipisan serviks.

Pemeriksaan Penunjang

www.themegallery.com

1

Laboratorium

2

Amniosintesis

3

Pemeriksaan ultrasonograf

Company Logo

Komplikasi Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi prematur

Gangguan respirasi

Perdarahan intracranial 5 kali lebih sering pada bayi prematur dibanding bayi aterm

Cerebral palsy

Penatalaksanaan  Istirahat baring  Obat farmakologik  

Beta – simpatomimetik Magnesium Sulfat

Pencegahan 1) Hindari kehamilan pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 17 tahun) atau terlalu tua ( lebih dari 35 tahun ) 2) Hindari jarak kehamilan terlalu dekat ( kurang dari 2 tahun ) 3) Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik 4) Anjurkan tidak merokok maupun mengkonsumsi alkohol serta obat terlarang 5) Hindari kerja berat dan beristirahat yang cukup 6) Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan prematur 7) Kenali dan obati infeksi genital 8) Deteksi dan penanganan faktor resiko terhadap persalinan prematur.

DISKUSI

Perempuan 20 tahun masuk rumah sakit tanggal 31 Agustus 2013, pukul 00.15 WIT dengan keluhan nyeri pada saat kencing sejak sehari yang lalu, kemudian keluar darah dan lendir. Pasien juga mengeluh nyeri pada perut bagian bawah.

Pada pemeriksaan fsik tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan obstetri yaitu pada abdomen ditemukan bising usus (+) normal, nyeri tekan (+) pada perut bagian bawah, teraba janin tunggal, TFU : 14 cm, DJJ : 158x/menit, HIS (+) dan pada pemeriksaan dalam (vagina toucher) : vulva/uretra tenang, dinding vagina normal, portio tebal, KK (+), AK(-), STLD (+). Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 9,4 gr%, Leukosir 15200 mm3 . Dari anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan, pasien didiagnosis G2P1A0 + inpartu kala I fase aktif, gravida immatur.

Pada pukul 01.15 WIT pasien merasa ingin BAK kemudian terjadi pengeluaran janin dari jalan lahir. Bayi lahir dengan kantung ketuban utuh, placenta lengkap, perineum utuh. Keadaan umum bayi buruk, jenis kelamin tidak bisa dinilai, BB : 500 gr, PB : 20cm . Dilakukan resusitasi bayi dengan menggunakan 02 1 Lpm selama 15 menit kemudian pukul 01.30 WIT bayi meninggal. Keadaan umum ibu baik. Berdasarkan usia kehamilan dan berat badan bayi, pasien ini didiagnosis partus immaturus.

Partus immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum umur 28 minggu dan sesudah umur 20 minggu atau BB janin 500 – 1000 gram. Penyebab partus immaturus belum banyak yang diketahui, namun faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya partus immaturus dapat diklasifkasikan secara rinci sebagai berikut : kondisi umum, keadaan sosial ekonomi rendah, pekerjaan fsik yang berat, kurang gizi, anemia, perokok berat (lebih dari 10 batang perhari), ketuban pecah dini, umur hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun atau terlalu tua diatas 35 tahun, penyakit ibu yang menyertai kehamilan serta penyulit kebidanan.

Pada kasus ini pasien berumur 20 tahun dan berdasarkan alloanamnesis dari ibu pasien, pasien masih melakukan pekerjaan (sebagai PSK) sehari sebelum keluhan dirasakan. Pasien juga memiliki riwayat pijat pada tukang urut beberapa hari sebelumnya. Pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun, secara fsik psikis masih kurang, misalnya dalam perhatian dalam pemenuhan kebutuhan zatzat gizi selama kehamilannya. Sedangkan melakukan hubungan seksual dapat terjadi trauma karena menimbulkan rangsangan pada uterus sehingga terjadi kontraksi uterus. Sperma yang mengandung hormon prostaglandin merupakan hormon yang dapat merangsang kontraksi uterus. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 15.200 m3 (leukositosis). Hal ini bisa mengacu pada infeksi sebagai pemicu terjadinya persalinan imatur.

Bakteri yang paling sering menimbulkan infeksi dan selanjutnya memicu terjadi persalinan imatur adalah beta streptokokus, E.coli, Gonore, clamydia trachomatis. Bakteri dengan produknya akan masuk ke sel dan merangsang monosit untuk mengeluarkan sitokin (interleukin 1 dan 6; faktor nekrosis tumor). Pengeluaran sitokin akan merangsang dikeluarkan sejumlah asam arakhidonat, yang akan berkelanjutan dibentuknya prostaglandin E2 dan F2 alfa. Prostaglandin akan menimbulkan rangsangan pada uterus sehingga terjadi kontraksi. Dalam cairan amnion terjadi peningkatan platelet activating factor yang dapat mempercepat proses pembentukan prostaglandin, sehingga kontraksi akan makin meningkat.

Mekanisme persalinan imatur berlangsung melalui tahap-tahap seperti persalinan biasa. Pada kasus ini telah dilakukan pertolongan persalinan seperti biasa karena partus immaturus tidak dapat dicegah. Pertolongan dilakukan dengan memperhatikan perlengkapan untuk bayi immatur seperti alat resusitasi, inkubator, dan O 2. Pengobatan medikamentosa untuk ibu juga telah diberikan berupa antibiotik untuk infeksinya, NSAID untuk mengurangi rasa nyeri, dan vitamin untuk daya tahan tubuh. Pada akhirnya, deteksi dan penanganan faktor resiko partus immaturus sangat penting.

KESIMPULAN  Jadi,

pada pasien ini didiagnosis partus immaturus karena terjadi pengeluaran buah kehamilan sebelum umur 28 minggu dan sesudah umur 20 minggu atau BB janin 5001000gr.

Related Documents


More Documents from "tyas galuh"