LAPORAN KASUS Bell’s Palsy Grisel nandecya 2012730129 Pembimbing
dr. Irfan Taufik, Sp.S STASE NEUROLOGI RSIJ PONDOK KOPI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2016
Anamnesis IDENTITAS PASIEN • Nama
: Tn. M
• Umur
: 25 tahun
• Jenis Kelamin
: Laki-laki
• Pekerjaan
: Karyawan pabrik veleg
• Alamat
: Klender
• Agama
: Islam
• Status
: Belum Menikah
Anamnesis Keluhan Utama : •
Mulut mencong ke sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien datang dengan keluhan mulut mencong ke kanan sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan muncul tiba-tiba pada saat pasien sedang berkendara malam hari tanpa menutup kaca helem. Keluhan dirasakan mula-mula terasa baal sekitar mulut. Keesokan harinya mulut pasien mencong ke sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan sulit menutup mata kiri dengan sempurna dan terasa perih. Saat pasien minum, Air terasa mengalir dari bibir kiri . Riwayat demam, muntah, sakit kepala, gangguan ekstremitas, trauma dan gangguan pendengaran disangkal.
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu :
• Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya • Riwayat hipertensi tidak ada • Riwayat DM tidak ada • Riwayat sakit telinga tidak ada
• Riwayat herpes tidak ada Riwayat Penyakit Keluarga : • Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti pasien Riwayat pengobatan : Belum mengkonsumsi obat apapun Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan: • Pasien seorang karyawan swasta dipabrik veleg. Pasien merokok, minum minuman keras disangkal. Pasien sering berkendara dengan motor, dan tidak menutup kaca helm.
PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum
: pasien tampak sakit ringan
• Kesadaran
: compos mentis
• GCS 15, E4M6V5
• Tekanan darah
: 120/80 mmHg
• Frekuensi Nadi
: 80x/mnt
• Frekuensi pernafasan
: 20x/mnt
• Suhu
: 36,7°C
Pemeriksaan Fisik Kepala : normocephal
Mata : •
Konjungtiva
: anemis (-)
•
Sklera
: ikterik (-)
•
Hidung : deviasi septum (-) , sekret (-)
•
Telinga : darah (-), sekret (-)
•
Leher
: tidak ada kelainan
Thorax
:
Pulmo
:
•
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
•
Palpasi : tidak dapat dinilai
•
Perkusi : sonor
•
Auskultasi
•
Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, regular, tidak ada gallop dan murmur
: vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik Abdomen: • Inspeksi
: DBN
• Palpasi
: hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
• Perkusi
: tidak dilakukan
• Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Neurologis Kesadaran : compos mentis GCS : E4V5M6 Tanda rangsang Meningen: • Kaku kuduk
:-
• Kernig
:-
• Brudzinski I
:-
• Brudzinski II
:-
Nervus Kranialis Nervus kranialis
Kanan
Kiri
N I (Olfaktorius) -subjektif
Baik
Baik
-objektif (dg bahan)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N II (Optikus) -tajam penglihatan
Baik
Baik
-lapangan pandang
Baik
Baik
-melihat warna
Baik
Baik
-funduskopi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
N III (Okulomotorius) -bola mata
baik
Baik
-ptosis
Tidak ada
Tidak ada
-nistagmus
Tidak ada
Tidak ada
-ekso/endotalmus
Tidak ada
Tidak ada
bentuk
Bulat, isokor, 3 mm
Bulat, isokor, 3 mm
reflex cahaya
+
+
reflex akomodasi
+
+
reflex konvergensi
+
+
-pupil
NERVUS TROKHLEARIS
Gerakan Mata Medial Bawah
Dextra
Sinistra
Baik
Baik
NERVUS TRIGEMINUS Menggigit
Normal Hemiparese kanan
Membuka mulut Sensibilitas Oftalmikus Maksilaris Mandibularis
+ + +
+ + +
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Refleks bersin
Tidak dilakukan
N VI (Abdusen) -gerakan mata ke lateral -diplopia
Bebas
Bebas
Tidak ada
Tidak ada
N VII (Fasialis) -raut wajah
Sisi kiri lebih datar
-sekresi air mata
+
+
-menggerakkan dahi
+
-
-menutup mata
+
-
-mencibir/bersiul
+
-
-memperlihatkan gigi
+
-
-sensasi lidah 2/3 depan
+
+
-suara berbisik
Baik
Baik
-detik arloji
Baik
Baik
-rinne test
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
-weber test
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
-swabach test
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
N VIII (Vestibularis)
N IX (Glossofaringeus) -sensasi lidah 1/3 blkg
tidak dilakukan
-refleks muntah (Geg Rx)
tidak dilakukan
N X (Vagus) -Arkus faring
Simetris
-uvula
Di tengah
-menelan -refleks muntah
Baik Tidak dilakukan
N XI (Asesorius) -menoleh ke kanan
+
-menoleh ke kiri
+
-mengangkat bahu kanan
+
-mengangkat bahu kiri
+
N XII (Hipoglosus) -kedudukan lidah dalam
Di tengah
-kedudukan lidah dijulurkan
Di tengah
-tremor
-
-fasikulasi
-
-atropi
-
PEMERIKSAAN MOTORIK ANGGOTA GERAK ATAS Dextra Bentuk Kontur Otot Kekuatan Reflex Bisep Reflex Trisep
Sinistra Tidak ada deformitas
5
Eutrofi 5 5 + +
5
5
Eutrofi 5 5 + +
Dextra
ANGGOTA GERAK BAWAH
Bentuk Kontur Otot Kekuatan
Sinistra Tidak ada deformitas
Eutrofi 5
5
5
5
Eutrofi 5
5
5
5
Reflex Patella
+
+
Reflex Achilles
+
+
5
PEMERIKSAAN SENSORIK
Rasa Raba - Ekstremitas Atas - Ekstremitas Bawah Rasa Nyeri - Ekstremitas Atas - Ekstremitas Bawah Rasa Suhu - Ekstremitas Atas - Ekstremitas Bawah
Dextra
Sinistra
+ +
+ +
+ +
+ + Tidak dilakukan
Refleks Patologik
Dextra
Sinistra
Babinski
-
-
Chaddocck
-
-
Oppenheim
-
-
Gordon
-
-
Schaeffer
-
-
Gonda
-
-
Hoffman trommer
-
-
Tes Fungsi Koordinasi Tes Romberg
Tidak dilakukan
Tes Heel-to-toe walking
-
Tes Jari-Hidung
-
Tes Pronasi-Supinasi
-
Tes Tumit
Tidak Dilakukan
Rebound Phenomenon
Tidak Dilakukan
Arm bounce
Tidak Dilakukan
Tes Telunjuk ke telunjuk
Tidak Dilakukan
Resume • Pasien datang dengan keluhan mulut mencong ke kanan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
muncul tiba-tiba pada saat pasien sedang berkendara malam hari tanpa menutup kaca helem. Keluhan dirasakan mula-mula terasa baal sekitar mulut. Keesokan harinya mulut pasien mencong ke sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan sulit menutup mata kiri dengan sempurna dan terasa perih. Saat pasien minum, Air mengalir dari bibir seblah kiri. Riwayat demam, muntah, sakit kepala, gangguan ekstremitas, trauma dan gangguan
pendengaran disangkal. • Kesadaran compos mentis • Tekanan darah : 120/80 mmHg • Nadi : 80x/menit • Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan N. VII •
Kelemahan otot wajah
•
Kerutan dahi menghilang
•
Tidak mampu mengedipkan mata
•
Sudut nasolabialis asimetris
Diagnosis • Diagnosa klinis
: Bell’s Palsy
• Diagnosa topik
: Paralisis nervus fasialis sinistra tipe
perifer • Diagnosa etiologi : Idiopatik
TERAPI Non-farmakologis: • Istirahat terutama pada keadaan akut . • Setiap tidur kompres mata dengan kassa/tissu yang dibasahi
Farmakologis: • • • • •
Prednison Acyclovir Vit B1, B6, B12 Cendoxytol fisio terapi
Prognosis • Quo ad vitam • Quo ad functionam
: dubia ad bonam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi Istilah Bell’s palsy telah digunakan untuk menjelaskan paralisis pada wajah dengan onset yang akut dan terjadi secara cepat, dimana etiologinya belum diketahui secara pasti. Bell's Palsy (BP) ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya.
kongenital
penyakit tertentu
Infeksi
Etiologi Idiopatik
Tumor
Trauma
Patofisiologi Patofisiologi Bell’s palsy masih merupakan kontroversial. Nervus fasialis melewati suatu bagian tulang temporalis yang sering disebut sebagai kanalis fasialis. Teori umumnya yang diterima adalah edema dan iskemia menyebabkan kompresi nervus fasialis di dalam kanal ini. Penyebab dari edema dan iskemia belum dapat dipastikan.
Gejala Klinis Manifestasi klinik Bell’s Palsy khas dengan memperhatikan riwayat penyakit dan gejala kelumpuhan yang
timbul mendadak. Perasaan nyeri, pegal, linu dan rasa tidak enak pada telinga atau sekitamya sering merupakan gejala awal yang segera diikuti oleh gejala kelumpuhan otot wajah berupa :
•
Dahi tidak dapat dikerutkan atau lipat dahi hanya terlihat pada sisi yang sehat.
•
Kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata pada sisi yang lumpuh (lagophthalmus).
•
Gerakan bola mata pada sisi yang lumpuh lambat, disertai bola mata berputar ke atas bila memejamkan mata, fenomena ini disebut Bell's sign.
•
Sudut mulut tidak dapat diangkat, lipat nasolabialis mendatar pada sisi yang lumpuh dan mencong ke sisi yang sehat.
•
Ketika pasien mengangkat alis, sisi yang lumpuh akan tetap datar
•
Rasa baal pada pipi atau mulut
•
Sakit ditelinga belakang
•
Gangguan mengecap
Lokasi Lesi dan Kelainan • Lesi di luar foramen stilomastoideus • Mulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makanan terkumpul di antara pipi dan gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak ditutup atau
tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.
Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani) • Gejala dan tanda klinik seperti pada (1),
ditambah dengan hilangnya ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya daya pengecapan pada lidah menunjukkan terlibatnya saraf intermedius, sekaligus menunjukkan lesi di antara pons dan titik dimana korda timpani bergabung dengan saraf fasialis di kanalis fasialis.
Lesi ditempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum) •
Gejala dan tanda kilinik seperti pada (1),(2),(3) disertai dengan nyeri di belakang dan didalam liang telinga, dan kegagalan lakrimal. Kasus seperti ini dapat terjadi pascaherpes di membrana timpani dan konka. Sindrom Ramsay-Hunt adalah kelumpuhan fasialis perifer yang berhubungan dengan herpes zoster di ganglion genikulatum. Tanda-tandanya adalah herpes zoster otikus , dengan nyeri dan pembentukan vesikel dalam kanalis auditorius dan dibelakang aurikel (saraf aurikularis
posterior), terjadi tinitus, kegagalan pendengaran, gangguan pengecapan, pengeluaran air mata dan salivasi.
KATEGORI BELLS PALSY MENURUT HOUSE BRACKMANN • Derajat 1 : Fungsional normal • Derajat 2 : Angkat alis baik, menutup mata komplit, mulut sedikit asimetris. • Derajat 3 : Angkat alis sedikit, menutup mata komplit dengan usaha, mulut bergerak sedikit lemah dengan usaha maksimal. • Derajat 4 : Tidak dapat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut bergerak asimetris dengan usaha maksimal. • Derajat 5 : Tidak dapat mengangkat alis, menutup mata inkomplit dengan usaha, mulut sedikit bergerak. • Derajat 6 : Tidak bergerak sama sekali.
Diagnosis • Mencari etiologi terjadinya paralisis nervus fasialis, karena perbedaan penyebab terjadinya awitan penyakit akan mempengaruhi pengobatannya.
• Anamnesis : onset, durasi, perjalanan penyakit, ada tidaknya nyeri, dan gejala lain yang menyertai untuk membedakan dengan penyakit lain , riwayat penyakit yg pernah di derita,
riwayat pekerjaan dan aktivitas di ruangan terbuka • Pemeriksaan nervus cranial
Pemeriksaan penunjang • MRI • ct scan
TERAPI • MEDIKAMENTOSA : • Prednison • Vitamin B1,B6, B12
• Acyclovir • Cendoxitrol REHABILITASI MEDIK Fisioterapi
Prognosis • Pada kasus Bell’s Palsy 80-90% mengalami perbaikan pada otot otot ekspresi muka. Bila terdapat tanda kesembuhan otot wajah sebelum hari ke 18, maka kesembuhan sempurna atau hampir sempurna dapat terjadi. Perbaikan komplit dimulai setelah 8 minggu dan maksimal 9 bulan- 1 tahun. Kira kira 10-15% sisanya akan memberikan gambaran kerusakan yang permanen.
Terima kasih