LAPORAN PRAKTEK PENGOLAHAN SINYAL
(Non-Inverting Amplifier)
OLEH :
Nama
: Kurnia Reza Pratama
[061540342241]
Kelas : 5 ELB (Mekatronika) Dosen Pembimbing : Niksen Alfarizal ,ST.,MKom.
PROGRAM STUDI DIV ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2016
1. Judul
: Non - Inverting Amplifier
2. Alat
: - Modul Non-Inverting Amplifier - Catu Daya DC - Osiloskop - Function Generator
3. Dasar Teori Penguat Non-Inverting Amplifier merupakan penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki phasa yang sama dengan sinyal input. Penguat NonInverting dapat dibangun menggunakan penguat operasional,karena penguat operasional memaang didesain untuk penguat sinyal membalik ataupun tidak membalik .Rangkaian penguat Non-Inverting ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sephase dengan sinyal inputnya . Impedansi masukan dari rangkaian ini ,berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm. Dengan sinyal input yang diberikan pada terminal input non-inverting ,maka besarnya penguatan tegangan rangkaian non-inverting diatas tergantung harga Rind an Rf yang dipasang. Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian non-inverting dapat dituliskan dlam persamaan : 𝑹𝑭 𝑨𝒗 = ( ) + 𝟏 𝑹𝒊 Apabila besaranya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian non-inverting
sama-sama
10KOhm ,maka besarnya penguatan tegangan dapat dihitung sebagai berikut : 𝟏𝟎𝑲 𝑨𝒗 = ( ) + 𝟏 = 𝟐 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝟏𝟎𝑲 Untuk membuktikan bahwa penguat Non-inverting menguatkan sinyal input sebesar 2 kali dengan phasa yang sama dengan sinyal input yaitu dengan memberikan sinyal input berupa sinyal AC(sinusoidal) dan mengukurnya menggunakan osiloskop.
4. Langkah Percobaan Gambar 2-1 Non-Inverting Amplifier.
Gambar 2-1 Non-Inverting Amplifier. 1. Sambungkan kabel seperti pada gambar 2-1.
2. Atur oscilloscope seperti berikut : - channel 1 : 2 (V/div) - channel 2 : 2 (V/div) - periode waktu : 5 (msec/div) - DC Coffling 3. Aturlah 2 V untuk masukan dan ukurlah Ei dan Vo. Tulislah hasilnya pada tabel 2-1. 4. Setelah itu, ubahlah resistansi Rf ke 22 KΩ dan ulangi langkah (3). 5. Gunakanlah nilai Ri dan Rf yang telah diberikan pada nomer (3) dan (4) uji untuk menghitung Vo dan tulislah hasilnya pada tabel 2-1.
Tabel 2-1 Ri (Ω)
Rf (Ω)
Ei (V)
Vo Hasil Pengukuran
10 K
10 K
10 K
22 K
Hasil Perhitungan
Gambar 2-2 Non-Inverting Amplifier
Gambar 2-2 Non-Inverting Amplifier
Sambungkan kabel seperti pada gambar 2-2. 2. Atur oscilloscope seperti berikut : - channel 1 : 2 (V/div) - channel 2 : 2 (V/div) - periode waktu : 5 (msec/div) - DC coffling 3. Masukanlah 2 V untuk masukan dan ukurlah Ei dan Vo. Tulislah hasilnya pada tabel 2-2. 4. Setelah itu, ubahlah resistansi Rf ke 22 (KΩ) dan ulangi langkah (3). 5. Gunakanlah nilai Ri dan Rf yang telah diberikan pada nomer (3) dan (4) uji untuk menghitung Vo dan tulislah hasilnya pada tabel 2-2. 1.
Tabel 2-2 Ri (Ω)
Rf (Ω)
Ei (V)
Vo Hasil Pengukuran
10 K
10 K
10 K
22 K
Hasil Perhitungan
Gambar 2-3 Non-Inverting Amplifier
Gambar 2-3 Non-Inverting Amplifier 1. Sambungkan kabel seperti pada gambar 2-3.
2. Atur oscilloscope seperti berikut : -channel 1 : 2 (V/div) -channel 2 : 2 (V/div) -periode waktu : 5 (msec/div) -AC coffling 3. Masukan AC 1(V)p-p untuk setiap E1, E2, dan E3 lalu ukur masukan pada Ei dan keluaran Vo. Tulislah hasilnya pada tabel 2-3. Amati juga bentuk gelombang dan gambarlah di kertas.
Tabel 2-3 Input Ei E1 E1+E2 E1+E2+E3
Output Vo (V)
Gambar 2-4 voltage supplied
1. Sambungkan kabel seperti pada gambar 2-4.
2. Ukur oscilloscope seperti berikut : -channel 1 : 2 (V/div) -channel 2 : 2 (V/div) -periode waktu : 5 (msec/div) -DC coffling 3. Masukanlah DC 5 (V) untuk masukan, lalu hitunglah Ei dan Vo. Tulislah hasilnya pada tabel 2-4. Tabel 2-4 Eo (V) Ei (V)
Gambar 2-5 voltage follower
Gambar 2-5 voltage follower
1. Sambungkan kabel seperti pada gambar 2-4.
2. Ukur oscilloscope seperti berikut : -channel 1 : 2 (V/div) -channel 2 : 2 (V/div) -periode waktu : 5 (msec/div) -DC coffling 3. Masukanlah DC 5 (V) untuk masukan Ei (hati-hati terhadap polaritas). Hitunglah Ei dan Vo, lalu tulislah hasilnya pada tabel 2-5.
Tabel 2-5 Vo (V) Ei (V)
5. Analisa Pada job ini ,kami melakukan percobaan non-inverting . Rangkaian Non-Inverting sinyal inputnya diberikan masukkan tak membalik (non-inverting input) kemudian keluarannya diberikan kembali kemasukkan membalik ( inverting input ) melalui rangkaian umpan balik ( feedback ) yang terbentuk dari resistor masukkan ( Rf ) tersebut membentuk sebuah rangkaian pembagi tegangan yang mengurangi tegangan keluaran ( Vout ) dan menghubungkan tegangan keluaran yang telah berkurang tersebut ke-masukkan membalik ( inverting input ) . Prinsifnya yang menjadi masukkan differensial bagi penguat operasional pada hubungan ini adalah perbedaan antara tegangan masukkan (Vin ) dan tegangan umpan balik . Tegangan Differensial dilakukan oleh penguat tegangan terbuka dari penguat operasional tersebut .misalnya disini kita ambil nilai Rf = 10K dan Rin = 10K maka penguatan yang didapatkan adalah sebesar 2 kali dengan phasa yang sama dengan nilai inputnya.seperti yang ditunjukan pada hasil yang dilihat dari osiloskop ini :
6. Kesimpulan 1. Sinyal output yang didapatkan pada non inverting amplifier ini adalah akan sebanding ( tidak membalik ) ,lebih meningkat (lebih besar )dari nilai input-nya. 2. Impedansi masukkan dari rangkaian non-inverting berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 Mohm. 3. Besarnya penguatan tegangan non-inverting tergantung pada harga Rind an Rf yang di pasang . 4. Pada non- inverting amplifier ,Sinyal output yang didapatkan akan lebih besar dari sinyal inputnya .tetapi tetap phasa yang sama .
7. Lampiran
Tabel 2-1
Tabel 2-2
Tabel 2-3
Tabel 2-4
Tabel 2-5