1
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURADADI KABUPATEN TEGAL
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) JANUARI - JUNI 2018 ''
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURADADI JLN. RAYA TEGAL PEMALANG KM. 12 SURADADI – KABUPATEN TEGAL
TELEPON (0283) 4532151, IGD (0283) 4532183
2 DAFTAR ISI
HALAMAN ...................................................................................................................1 DAFTAR ISI ..................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3 BAB II KEGIATAN TIM KESELAMATAN PASIEN...................................................4 BAB III LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................5 BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 17
3
BAB I PENDAHULUAN
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan Akreditasi rumah sakit. Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocere (first, do no harm). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit, menjadi semakin kompleks. Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
4
BAB II KEGIATAN TIM KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2018
Berdasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien, Rumah sakit wajib menerapkan keselamatan pasien. Dalam rangka keselamatan pasien laporan insiden sangat dibutuhkan. Laporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah jantung dari mutu layanan, sangat penting untuk proses belajar dan revisi dari kebijakan, SPO dan panduan yang ada. WHO melaporkan bahwa KTD berkisar 10% dari insiden yang terjadi di Rumah Sakit. Tujuan dari pelaporan adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan solusi faktor penyebab tidak langsung (akar masalah) sehingga kejadian yang sama tidak terulang diwaktu yang akan datang. Baru bulan Agustus tahun 2017, di RSUD Suradadi telah berjalan sistem pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Dari berbagai unit dan instalasi di RS Mulai melaporkan insiden yang terjadi di unit/instalasi masing-masing., tapi belum optimal. IKP sebenarnya tinggi tetapi tidak dilaporkan, penyebabnya adalah takut disalahkan jika melapor sebab budaya care dan patient safety masih belum tumbuh secara merata di seluruh RS dan kurangnya pengetahuan tentang pelaporan IKP. Sebagai tindak lanjutAkreditasi, maka laporan ini dibuat gunameningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSUD Suradadi. Laporan IKP triwulan sejak bulan Desember 2017 hingga Februari 2018 dibuat berdasarkan laporan insiden yang terjadi di unit RSUD Suradadi.
5 BAB III LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN TIM KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2018 Berikut ini laporan IKP dari seluruh unit di RSUD Suradadi dari bulan Januari - Juni 2018 : Tabel 3.1. Risk Register dan Risk Grading Insiden Keselamatan Pasien Januari - Juni 2018 NO
UNIT
KRONOLOGI
1
HCU 3 /1/2018
DPJP memberi Advi pada tangal 10/01/2018 Jam 21.00 wib melalui WhattUp ke bangal, Dokter Bangal tidak menyampaikan advi ke perawat HCU, sehingga advis tidak dilakanankan malam itu juga, esok hari DPJP Viit menanyakan advis ke perawat karena belum dituli di CPPT Oleh Dokter Bangal sehingga belum dilakanakan oleh perawat, setelah dikonfirmai dokter bangal ternyata lupa atau belum menulis di lembar CPPT Kejadian salah Cetak
2
Unit
PENEMU Perawat
RM
LANGKAH
KATEGORI MATRIX GRADING KEJADIAN - Memberikan pembinaan lebih lanjut KTC Jarang terjadi 2 xmoderate 3 = kepada Dokter Bangal agar segera menulis konulan apabila ada Risiko sedang, investigasi jawaban konulan dari dokter DPJP sederhana maksimal 2 minggu, - Dibuatnya dan mengsosialisasikan manajer/ pimpinan klinis menilai terkait PO penulian konultai kepada dampak terhadap biaya dan Dokter DPJP/atau Dokter peciali kelola risiko Lainya
Membuat SPO pencetakan Dokumen
KTC
Jarang terjadi 2 x moderate 3 =
6
3
Rekam Medis 17/1/2018
Dokumen RM (Dokumen RM tidak pada tempatnya/ RAK)
Unit Rekam Medis 3/2/2018
Pasien lama menggunakan No RM baru.
4
Unit Tata Usaha 12/2/2018
Bendahara mengeluarkan (Bagian Keuangan) mengeluarkan gaji dr. Exel Suryadinata tanpa dasar MOU
5
Poli penyakit dalam 14/2/2018
Pasien terperosok di depan meja sekuriti (korban hendak masuk untuk mendaftarkan diri di poli
RM Risiko sedang, investigasi sederhana maksimal 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko Perawat Unit Poli Dalam
- Petugas pendaftaran hendaknya melakukan validasi atau pengkajian ulang terkait riwayat pasien dalam melakukan kunjungan berobat ke rumah sakit. - Melakukan pengawasan lebih oleh kepala ruang pada staf pendaftaran baru atau pada staf yang sering terjadinya kelalaian. Kepala - Memberikan pembinaan terhadap Seksi Kasubag TU oleh Kasie Pelayanan Pelayanan terkait prosedur pengeluaran gaji. - Pembinaan terhadap bendahara keuangan oleh Kasubag TU terkait mekanisme pengeluaran gaji.
Penunja ng
- Sekuriti dapat memprioritaskan membantu pasien dengan Risk Fall
KTC
Sangat Jarang terjadi1 x Moderate3 = Sedang (hijau/ level sedang) Investigasi sederhana maks 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak biaya dan kelola risiko
KTC
Jarang 2 x Moderat 3 = 6 Moderat (Hijau/ level sedang) Risiko sedang, investigasi sederhana maksimal 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko
KNC
Jarang 2 x Moderat 3 = Moderat (Hijau/ level sedang) Investigasi sederhana, 2 mgg, manajer/ pimpinan klinis menilai
7 - Mengupayakan lantai tidak licin saat jam pelayanan poli
penyakit dalam tanpa ada yang membantu)
6
7
Poli Penyakit Dalam 28 /02/ 2018
Pasien dengan riwayat sudah pernah berobat, tetapi diberikan status rekam medis baru
Perawat Poli
Poli Paru 26/2/2018 10.00 WIB
Pasien hendak berobat ke Poli Paru masuk ke dalam Poli Gigi
Perawat Poli
- Mengfalidasi status rekam medis saat pasien registrasi
dampak biaya dan risiko
KTC
Jarang 2 x Tidak signifikan 1 = 2 Ringan (Hijau/ level sedang) Resiko rendah dilakukan investigasi sederhana maksimal 1 minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin
KTC
Jarang 2 x tidak signifikan 1 = rendah (Biru/ level rendah) Investigasi sederhana, 1 mgg, prosedur rutin
KPC
Sangat jarang 1 x moderat 3 = moderat (Hijau /level sedang) Investigasi sederhana, 2 mgg, manajer/ pimpinan klinis menganalisis dampak biaya dan kelola risiko
KTC
Jarang 2 x Moderat 3 = rendah (Hijau/ level rendah) Investigasi sederhana, maks 1
- Mengklasifikasikan rekam medis sesuai dengan nomor register
8
Instalasi Farmasi 22/1/2018 17.00 WIB
Perawat melaporkan adanya kesalahan obat pasien pada apotek, lalu petugas apotek menukar obat pasien lain yang sudah disiapkan dengan benar
Perawat
9
Instalasi Farmasi 14/3/2018
Menemukan koreksi bahan penggunaan obat branded masih kurang yaitu pasien
Direktur
- Petugas pendaftaran menginformasikan letak Poli yang dituju pasien - Memasang papan informasi arah lokasi masing-masing Poli - Petugas apotek melakukan double check pada resep di CPO, bila perlu adanya verifikator obat pasien.
- Koordinator Instalasi Farmasi mengevaluai kembali pengunaan obat pada pasien khusunya pasien
8 09.00 WIB
BPJS masih mengunakan obat branded
BPJS
minggu, prosedur rutin
10
PONEK 12/3/2018
Pasien Ponek datang dengan letak sungang kemudian Bidan lapor kepada DPJP yang kemudian mendapatkan Advis untuk dilakukan sc Cito , kemudian Bidan menghubungi sopir, tetapi sopir tidak segera menjemput DPJP sampai akhirnya DPJP telfon balik karena sudah menunggu ± 1 jam tidak ada jemputan, dan pada akhirnya sc tidak dilakukan karena paien dapat dilahirkan secara normal
Bidan
- Memberikan sangsi nyata pada sopir yang enggan melakanakan tugasdan lalai dalam melakanakan tugas. - Pemberikan pembinaan kepada semua sopir agar dapat bekerja dengan baik dan professional.
KTC
Jarang terjadi 2 xmoderate 3 = Risiko sedang, investigasi sederhana maksimal 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko
11
PONEK 10/4/2018
Pasien datang rujukan dari PK. suradadi dengan Diagnosa IUFD, kemudian bidan lapor kepada DPJP, mendapatkan advis VBAC (Vaginal Bird After
Bidan
- Dilakukanya OJT (On Job Training) pada rumah akit umum pendidikan yang lebih berkompeteni pada kasus Patologis yang lebih variatif - Mengoptimalkan kualitas pelayanan
KTD
Sangat jarang sekali 4 x major4 = high Dilakukan RCA 45 hari, kaji dengan detil dan perlu tindakan segera serta membutuhkan
9
12
DR I 7/5/2018
Cesaria), tetapi pasien menolak, pasien menghendaki untuk dilakukan SC saja, kemudian pasien dikirim keruang Operasi untuk dilakukan SC, ketika proses operasi berjalan ternyata pasiensudah Ruptur Uteri. Transver pasien dari IGD ke ruang DR I, setelah proses operan pasien, kemudian perawat IGD meminta status kembali untuk melengkapi kekurangan yang isinya Dokter umum memberikan advis bahwa pasien seharunya di rapat pada ruang HCU. Kemudian terjadi perselisihan karena perawat IGD enggan mengirim pasien ke ruang HCU, karena dia menanggap bahwa pasien sudah didelegaikan ke DR
PONEK dengan meningkatkan kualitas SDM bidan maupun Dokter Umum. - Melakanakan IHT terkait pengenalan dan penatalaksanaan gawat darurat Ruptur Uteri.
Perawat
- Melakukan rapat koordinasi terkait penetapan criteria diagnosa pasien dengan perawatan ruang khusus (HCU) - Memberikan edukasi berkala kepada dokter umum guna meningkatkan kinerja yang lebih baik dan agar tidak terjadi kelalaian dalam bekerja. - Melakukan sosialisasi yang dilakukan komite keperawatan/ kasi keperawatan agar setiap kepala ruang mewajibkan kepada setiap individu perawat menghafal dan memahami terkait sPO medis maupun sPO management dan mengaplikaikanya dibawah
tindakan top manajemen
KTC
Jarang terjadi 2 x moderat 3 Risiko sedang, investigasi sederhana maksimal 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko
10 I, maka segalanya udah menjadi tanggung jawab ruang DR I
13
Laborat 28/4/2018
Perawat menerima hasil laborat dari petugas laboratorium dengan hasil golda AB,kemudian perawat menyampaikan kepada keluarga dengan memberikan sPDT guna pengambilan paket darah di PMI, tetapi keluarga menolah, karena sebelumnya pasien sudah pernah tranfusi darah dengan golda O, kemudian perawat konfirmasi ulang pada petuga laborat guna pengecekan kembali Golda Pasien, ternyata hasil menunjukan golda pasien
-
Perawat
-
-
-
pengawasan CI (Clinical Instruktur) Kasi keperawatan dan Komite keperawatan hendaknya membentuk sOD (supervision of Duty) pada setiap sift jam kerja yang bertanggung jawab dan memberikan kebijakan atassegala insident yang terjadi didalam rumah sakit Petugas laborat hendaknya melakukan kalibrasi mesin sesuai dengan prosedur perawatan penggunaan mesin dan tercatat dalam lembar ceklis Inventaris barang rumah akit, supaya adanya komunikai non verbal yang berkelanjutan Kepala ruang Unit laborat melakukan evaluai berkala terkait kompetensi kinerja staf laborat Kepala ruang Laborat memberikan bimbingan khusus dan pengawasan lebih pada staf yang yang sering terjadinya kelalaian dalam bekerja atau Human Eror
KPC
Jarang terjadi 2 x Moderate3 = Sedang (hijau/ level sedang) Investigasi sederhana maks 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak biaya dan kelola risiko
11
14
15
IGD 2/4/18
IGD 12/3/2018
O Sampel darah dari IGD diantarkan oleh perawat dengan membahawa jumlah sampel 3 tabung dengan nama pasien yang sama, 1 tabung merah, 2 tabung ungu, tetapi terdapat 2 form pemeriksaan
Perawat Bangsal tidak melakukan pendampingan perawat IGD saat dilakukanya transver pasien ke dalam ruang perawatan, perawat bangsal hanya duduk diruang Nurs Station menunggu pasien selesai dipindahkan, operan
Kepala Ruang Laborat
Perawat
- Petugas laborat melakukan validasi saat serah terima sampel darah dari perawat, (Double Check)yaitu meliputi identifikasi sampel darah dan form pemerikaan - Unit IGD dan laborat hendaknya memiliki Buku Ekpedisi serah terima sampel yang didalamnya berisikan catatan serah terima sampel darah (indentitas pasien, Jenis pemerikaan, waktu, nama petugas dan tanda tangan masingmasing petugas).
KPC
- Melakukan rapat koordinasi yang diikuti oleh, Direktur, Kasi Keperawaan, Case Manager, Kepala ruang DR 1, DR 2, Baruna, dan kepala ruang IGD terkait pembahasan SPO transver internal pasien. - Kepala ruang keperawatan mewajibkan kepada seluruh staf perawat agar memahami SPO dan
KPC
Jarang terjadi 2 x Moderate3 = Sedang (hijau/ level sedang) Investigasi sederhana maks 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak biaya dan kelola risiko
Sangat jarang 1 x moderat 3 = moderat (Hijau /level sedang) Investigasi sederhana, 2 mgg, manajer/ pimpinan klinis menganalisis dampak biaya dan kelola risiko Risiko sedang
12
16
timbang terima pasien tanpa diikuti melihat keadaan umum pasien atau kondisi pasien dari pihak perawat bangsal. Ins.sanitasi Petuga Cs (Clinning 4/4/18 service) tertusuk jarum saat pengambilan sampah medis yaitu pada kantung kresek kuning, yang seharunya jarum berada pada tempat savety box.
menjalankan terkait transver internal pasien.
Kepala Ruang sanitasi
17
Unit Pasien hendak fisioterapi, Fisioterapi tetapi tidak ada SEP pada 19/3/18 status yang masuk, karena SEP tercampur pada status pasien di ruang poli dalam.
Petugas fisiotera pi
18
Sarpras 12/4/2018
Cest Manage rt
Jenazah meninggal Tanggal 12/4/2018 Pukul 00.05 wib. Keluarga
prosedur
- Unit PPIRs memberikan edukasi dan sosialisasi berkala serta pemantauan secara langung dilapangan terkait tatacara penanganan limbah rumah akit (medis. non medis. B3 dan benda tajam). - Melakukan pemerikaan kesehatan berkala baik staf medis maupun non medi khususnya petugas laundry Cs dan memberikan Vaksin Hepatitis dan Tetanus sesuai dengan standart Permenkes No. 1204 tentang Kesling Rumah sakit. - Memberikan edukasi pada petugas pendaftaran dan RM agar dapat bekerja sesusai dengan sistematika yang benar .
KTD
Sangat Jarang terjadi2 x Moderate3 = Sedang (hijau/ level sedang)
KTC
Jarang terjadi 2 x tidak signifikan 1 = rendah (Biru/ level rendah) Investigasi sederhana, 1 mgg, prosedur rutin
- Mengkoordinasikan kembali sitem jadwal on call terpadu dari bagian pemulaaran jenazah.
KTC
Jarang terjadi 2 x minor2 = 2 Ringan (Hijau/ level sedang)
Investigasi sederhana maks 2 minggu, manajer/ pimpinan klinis menilai dampak biaya dan kelola risiko
13
19
menghendaki jenazah dimandikan besok pagi pukul 08.00 wib akan tetapi petugas dihubungi tidak aktif sehingga akhirnya menghubungi petugas pemandikan jenazah dari luar (ekternal). Dewa Ruci I Pasien datang dari IGD 6/4/2018 dengan diagnosa Anemia cholic abdomen susp TB dengan DPJP dr. Lukman sp.Pd. tetapi pasien masuk pada ruang Isolasi atas instruki dokter IGD. Dan setelah DPJP Visit kemudian pasien dipindahkan ke ruang biasa atas dasar pasien didiagnosa CHF & Anemia oleh DPJP.
(Biru/ level rendah) Investigasi sederhana, 1 mgg, prosedur rutin
Perawat
- Meningkatkan kompetensi dokter umum dalam mendiagnosa pasien dan standart ruang perawatan yang sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien.
KTC
Sangat jarang 1 x moderat 3 = moderat (Hijau /level sedang) Investigasi sederhana, 2 mgg, manajer/ pimpinan klinis menganalisis dampak biaya dan kelola risiko Risiko sedang
14 Tabel 3.2. Rekap Insiden Keselamatan Pasien Januari - Juni 2018 No
BULAN
SENTINEL
KTD
KNC
KPC JUMLAH
KTC
1
Januari
0
2
Februari
0
0
1
4
0
5
3
Maret
0
0
0
3
1
4
4
April
0
2
0
2
2
6
5
Mei
0
0
0
1
0
1
6
Juni
0
0
0 1
0
0
0
Jumlah
0
0
2
0
2
1
12
4
3
19
0 Berdasarkan table 3.2 Risk Register Insien Keselamatan Pasien didapat rekapan sebagai berikut : 1. Pada Bulan Januari terdapat 3 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 2 dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) 1 2. Pada Bulan Februari terdapat 5 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 4 dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 1 3. Pada Bulan Maret melaporkan 4 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 3 dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) 1 4. Pada bulan April didapat 6 IKP yaitu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 2, Kejadian Tidak Cedera (KTC) 2, dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) 2 5. Pada bulan Mei didapat 1 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 1 6. Pada Bulan Juni terdapat 0 IKP
4 3.5 3 2.5
KTC KPC KNC KTD SENTINEL
2 1.5 1 0.5 0 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Diagram 3.1. Insiden Keselamatan Pasien bulan Januari - Juni 2018
15
Tabel 3.3. Matriks Grading Risiko IKP RSUD Suradadi Desember- Februari 2018 No
BULAN
Biru
Hijau
Kuning
Merah
JUMLAH
1
Januari
0
3
0
0
3
2
Februari
0
5
0
0
5
3
Maret
1
3
0
0
4
4
April
1
3
2
0
6
5
Mei
0
1
0
0
1
6
Juni
0
0 15
0 2
0 0
0
Jumlah
2
19
Berdasarkan Tabel 3.2. Matrik Grading Risiko IKP RSUD Suradadi didapat 1. Pada Bulan Januari terdapat 3 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 2 dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) 1 2. Pada Bulan Februari terdapat 5 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 4 dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 1 3. Pada Bulan Maret melaporkan 4 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 3 dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) 1 4. Pada bulan April didapat 6 IKP yaitu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 2, Kejadian Tidak Cedera (KTC) 2, dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) 2 5. Pada bulan Mei didapat 1 IKP yaitu Kejadian Tidak Cedera (KTC) 1 6. Pada Bulan Juni terdapat 0 IKP
5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Januari
Februari
Ma ret Bi ru
Hi jau
Apri l Kuni ng
Mei
Juni
Merah
Diagram 3.2. Matriks Grading Risiko Berdasarkan Warna Januari - Juni 2018
16 Sesuai dengan alur pelaporan insiden keselamatan pasien rumah sakit maka dari insiden yang terjadi di unit dilaporkan ke kepala unit, kemudian ditentukan jenis kejadian dan dilakukan grading. Dari hasil grading tersebut maka kepala unit/instalasi dapat menentukan tindakan selanjutnya apakah dilakukan Investigasi sederhana ataupun harus dilaporkan ke tim KPRS untuk dilakukan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Apabila dilakukan investigasi sederhana maka kepala unit/instalasi hasil investigasi sederhana diserahkan kepada TIM KPRS. Dari table 3.1 maka terdapat Risk Matriks Grading Risiko IKP warna kuning sebanyak 2 kejadian, untuk dilakukan Root Chost Analisist (RCA) diangkat dari high volume yang sering terjadi dan sistemik yaitu 1. Pasien datang rujukan dari PK. suradadi dengan Diagnoa IUFD, kemudian bidan lapor kepada DPJP, mendapatkan advis VBAC (Vaginal Bird After Cesaria), tetapi pasien menolak, pasien menghendaki untuk dilakukan SC saja, kemudian pasien dikirim keruang Operasi untuk dilakukan SC, ketika proses operasi berjalan ternyata pasien sudah Ruptur Uteri 2. Petuga Cs (Clinning service) tertusuk jarum saat pengambilan sampah medis yaitu pada kantung kresek kuning, yang seharunya jarum berada pada tempat savety box.
17 BAB IV PENUTUP
Dengan diterapkannya keselamatan pasien rumah sakit, laporan insiden keselamatan pasien sangatlah penting. Budaya keselamatan pasien “no blaming reporting” penting untuk diterapkan agar laporan yang dibuat bisa meningkat dan rumah sakit dapat melakukan tindakan untuk dapat mencegah terjadinnya insiden yang dapat mengancam keselamatan pasien dan track record rumah sakit. Diperlukan peran manajemen rumah sakit, supervisi dari tim keselamatan pasien RS dan kesadaran yang tinggi dari seluruh civitas RSUD SURADADI serta motivasi yang tinggi agar program keselamatan pasien dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
Mengetahui, Direktur RSUD SURADADI Kabupaten Tegal,
Ketua Komite PMKP,
dr. Joko Wantoro MMR NIP. 19670902 200212 1003
dr.Muhamad Luqman ,Sp.PD NIP. 19790610 201412 1 001