Laporan Idk3.docx

  • Uploaded by: prinandita
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Idk3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,275
  • Pages: 10
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN III FARMAKOKINETIK PARAMETER SEDIAAN OBAT AMPICILLIN INTRAVENA

DISUSUN OLEH : PRINANDITA SYAFIRA 1810913220017 KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2019

I.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari tentang perjalanan obat mulai dari diminum hingga keluar melalui organ ekskresi ditubuh manusia. Umumnya sejumlah fase yang dilalui ketika obat masuk kedalam tubuh dan memulai kontak dengan organ tubuh terbagi menjadi proses aliran tersebut dimulai dari penyerapan ( Absorsi ), lalu tersebar melalui darah (Distribusi), selanjutnya dimetabolis didalam organ-organ tertentu terutama hati ( Biotransformasi), lalu sisa atau hasil metabolisme ini dikeluarkan dari tubuh dengan ekskresi (Eliminasi) dan selanjutnya disingkat menjadi ADME ( Absorsi, Distribusi, Metabolisme dan Eliminasi ) dari obat. Selain itu farmakokinetika juga mempelajari berbagai faktor yang mempengaruhi efektivitas obat. Sebenarnya terdapat fase liberasi yaitu peleburan zat aktif obat ketika memasuki tubuh, namun beberapa sumber menyebutkan proses liberasi tergabung dalam absorsi. Model farmakokinetik adalah model yang rancang untuk menggambarkan dinamika obat didalam yubuh. Dari model farmakokinetik dapat dikembangkan model matematika berupa persamaan differensial yang dapat mendeskipsikan dinamika obat di dalam tubuh. Namun demikian, tubuh manusia terdiri dari jaringan-jaringan yang sangat kompleks sehingga sangat sulit untuk dimodelkan. Hingga saat ini model kompartemen masih merupakan tulang punggung dari famakokinetik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika satu jenis obat didalam tubuh jika tubuh diasumsikan atas satu dan dua kompartemen dengan pemberian obat secara oral dan intravena ( injeksi dan infusi )baik dosis tunggal atau berulang. 1.2 Tujuan Praktikum Memahami parameter farmakokinetik obat serta pengaruh perbedaan dosis, volume distribusi serta CL terhadap parameter farmakokinetik. 1.3 Manfaat Praktikum

Agar mahasiswa memahami parameter farmakokinetik obat serta pengaruh perbedaan dosis, volumedistribusi serta CL terhadap parameter farmakokinetik.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu farmakokinetik merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana nasib yang dialami obat di dalam tubuh, mulai dari proses absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi (ADME), yang diterangkan secara kuantitatif melalui rumus-rumus yang diperoleh dari manipulasi matematik. Fase farmakokinetika simetidin meliputi proses metabolisme yang terjadi sekitar 30% oleh hati dan sisanya dikeluarkan tanpa perubahan oleh ginjal. Farmakokinetika juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi obat yang dihitung secara kuantitatif berdasarkan konsep matematika serta diaplikasikan untuk menghitung besarnya dosis dan interval pemberian obat. Berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu obat yang diberikan secara intravaskular (intravena) dan ekstravaskular yaitu dimasukkan ke dalam tubuh tidak secara langsung ke dalam pembuluh darah. Pemberian intravaskular artinya obat langsung dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena atau arteri. Dalam hal ini tidak ada proses absorpsi obat, maka semua obat (dosis yang diberikan) yang ada dalam sediaan masuk ke dalam tubuh. Pengaturan respons terapi dilakukan dengan mengatur kecepatan masuknya obat ke dalam tubuh yang berdasarkan kepada kecepatan eliminasi. Terkait dengan hal tersebut, parameter-parameter farmakokinetika yang menentukan besarnya jumlah obat di dalam tubuh dan kecepatan eliminasi serta berperan penting dalam menentukan regimen dosis perlu dipahami terlebih dahulu. Parameter-parameter tersebut meliputi: Volume Distribusi merupakan perbandingan antara jumlah obat di dalam tubuh dengan konsentrasi di dalam plasma atau darah merupakan volume plasma atau darah yang dibutuhkan untuk memberi gambaran distribusi obat di dalam tubuh setelah kesetimbangan dicapai. Volume distribusi merupakan indikator besarnya distribusi obat ke dalam cairan tubuh dan jaringan serta gambaran/indikasi obat di dalam tubuh jarang. berhubungan dengan ukuran tubuh. berhubungan dengan ikatan protein. Obat yang bersifat polar cenderung memiliki volume distribusi yang kecil. Sebaliknya, obat yang bersifat nonpolar cenderung mempunyai volume

distribusi yang besar. Semakin besar volume distribusi obat, semakin sedikit jumlah obat yang berada di dalam plasma. Clearance Total merupakan volume obat per satuan waktu (misalnya ml/menit) yang dikeluarkan oleh tubuh. Waktu Paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga konsentrasi obat tinggal setengah dari konsentrasi sebelumnya. Konstanta kecepatan eliminasi (Ke) merupakan salah satu parameter metabolisme dan eliminasi obat. Konstanta kecepatan eliminasi ditentukan dengan mengaplikasikan konsep persamaan order reaksi. Dalam hal ini tubuh dianggap mengikuti model satu kompartemen terbuka dengan asumsi bahwa:    

tubuh merupakan suatu system yang homogen. obat masuk ke dalam sirkulasi darah, tanpa proses absorpsi. distribusi obat berlangsung dengan cepat dan homogen. eliminasi obat merupakan proses reaksi order pertama. Daerah dibawah kurva ( Area Under Kurva ) adalah intregasi batas

obat didalam darah waktu t = 0 hingga t, dimana besar AUC bebrbanding lurus dengan total obat yang diabsorsi. AUC merupakan salah satu parameter biovabilitas. Konsentrasi Tinggi Puncak (Cpmax ) adalah konsentrasi dari obat maximum yang diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis obat. Jumlah obat biasanya dinyatakan dalam batasankonsentrasinya sehubungan dengan volume spesifik dari darah, serum dan plasma. Waktu puncak (tmax) adalah waktu yang dibutuhkan unsur mencapai level obat maksimum dalam darah ( tmax ). Serta parameter ini menunjukkan laju absorsi obat menentukan waktu yang diformulasi. Laju absorsi obat, menentukan waktu diperlukan untuk mencapai konsentrasi efektif minimum dengan demikian untuk awal dari efek farmakologis yang dihendaki.

Model farmakokinetik ini berguna untuk memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan dan urin pada berbagai pengaturan dosis mengitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secara individual, memperkirakan kemungkinan akumulasi obat dan metabolit-metabolit menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakokinetik atau toksikologik, menilai perubahan laju atau tingkat availibilitas antar formulasi (biokivalensi), menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi absorsi, distribusi, atau eliminasi obat menjelaskan interaksi obat.

III.

METODE PRAKTIKUM Probandus 1. Pasien 1 2. Pasien 2

Alat dan Bahan 1. Laptop 2. Jaringan internet 3. Program perhitungan farmakokinetik obat dengan link http://copnt13.cop.ufl.edu/pat/pha5127/simulatn.htm Cara Kerja Buka link program perhitungan parameter farmakokinetika obat diatas. Masukan parameter yang telah disediakan hitung parameter farmakokinetikannya.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Tabel : Pada percobaan tersebut, saya mencoba memasukkan data angka dengan D dan Vd yang sama yaitu D sama dengan 1000 dan V d sama dengan 13. Kami melakukan perbedaan pada data angka CL. Di dapatkan hasil perbedaan pada Ke , t1/2 , dan AUC. Penjelasan : Tabel Hasil AUC (Area Under Curve) . Setiap perubahan AUC dapat mencerminkan perubahan efek obat. Nilai AUC bukan merupakan jumlah obat yang diabsorpsi, namun sekedar menggambarkan jumlah obat yang diabsorpsi dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik sehingga jumlah obat yang masuk ke sirkulasi sistemik pada Pasien I adalah 117.65 mg/L*h sedangkan pada Pasien II adalah 188.68 mg/L*h Ke (Tetapan Laju Eliminasi). Pada Pasien I terdapat Ke 0.65/jam pada dan 0,41 /jam pada Pasien II. Ke menunjukkan kecepatan berkurangnya obat dari tubuh setelah pemberian obat secara intravena bolus. Sehingga yang lebih cepat tereliminasi adalah anti nyeri pada Pasien I.

T ½ adalah waktu yang diperlukan agar kadar obat di dalam darah berkurang menjadi setengahnya (50%) dari kadar semula. Nilai waktu paruh eliminasi dipengaruhi oleh perubahan volume distribusi dan clerance obat di dalam tubuh. Jika clerance (CL) naik, maka T1/2 turun karena obat cepat di eksresikan. Sebaliknya, jika clerance (CL) turun, maka T1/2 naik karena obat lama dalam proses eksresinya. Volume distribusi dianggap sebagai volume dimana obat terlarut, sehingga volume obat yang terlarut dalam Pasien I dan II adalah 13 L. Volume distribusi pada kompartemen kedua dianggap sebagai faktor kesetimbangan konsentrasi , yakni konsentrasi obat dikalikan dengan volume cairan harus sama dengan dosis pada waktu nol. Clearance (CL) merupakan parameter eliminasi, diartikan sebagai pembersihan obat dari volume darah (plasma atau serum) persatuan waktu. Nilai VD dan CL saling tidak bergantung, karena VD merupakan parameter distribusi obat, sedangkan Cl merupakan parameter eliminasi. Adakalanya CL dan VD dapat berubah searah dan berlawanan dengan besaran yang tidak sama. Artinya benar-benar terjadi perubahan eliminasi obat. Laju pembersihan obat bergantung pada konsentrasi obat pada semua waktu. Pada hal ini waktu yang digunakan adalah waktu paruh eliminasi, sehingga obat yang keluar dari tubuh pada waktu paruh eliminasi pada Pasien I adalah 8.5 L/jam sedangkan pada Pasien II adalah 5.3 L/jam.

V.

DAFTAR PUSTAKA Nasution, Azizah. 2015. Farmakokinetika Klinis. Medan : USU Press Art Design, Publishing & Printing

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"