Laporan Gizi Antropometri.docx

  • Uploaded by: Aiydah Luthfiah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Gizi Antropometri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,515
  • Pages: 21
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PENILAIAN STATUS GIZI

1. 2. 3. 4.

ANTROPOLOGI GLUKOSA KOLESTEROL TRIGLISERIDA

5. HDL 6. LDL 7. HEMOGLOBIN (Hb) 8. ZENG (Zn)

OLEH : KELOMPOK 4 KELAS B

BAIQ FITRIANI

WILHELMUS ONGIRWALU

NUR ALFIANA

YANCE ERWIN BAIRSADY

SULASTRI NINGSIH

ZULFADLI

TRIFANI ARINIL.S

FITRA RAMADHAN

SRI MAYA SARI

SITI SYARIPATUL ULYAH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum Dasar Kesmas yang berjudul “Penilaian status Gizi secara Antropometri dan Biokimia”. Laporan ini di ambil dari hasil praktikum yang kami rangkum menjadi satu kesatuan. Laporan ini di harapkan mampu membantu kami dan Anda sekalian yang membacanya untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana cara menghitung atau menentukan gizi seseorang dengan perhitungan atau pengukuran secara Antropometri dan Biokimia. Selain itu, laporan ini juga di harapkan dapat menjadi bacaan dan bahan ajaran para pembaca sekalian. Akhir kata kami ucapkan terima kasih pada para pembaca yang berkenan untuk membaca laporan ini dan untuk dosen. Sebagai penyusun kami begitu berharap agar laporan ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran selalu kami nantikan untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini agar menjadi layak untuk di pelajari.

Makassar, 07 Maret 2019

Penyusun

LEMBAR PENGESAHAN KELOMPOK 4

Laporan lengkap Praktikum Penilaian Status Gizi ini telah diperiksa dan dinyatakan diterima untuk diberi nilai dengan hasil asistensi dengan asisten. No

1

2.

Judul Praktikum A. Antropometri 1. Indeks Masa Tubuh 2. Prediksi Tinggi Badan Berdasarkan Tinggi Lutut 3. Waist To Hip Ration (WHR) 4. Lingkar Perut 5. Lingkar Lengan Atas (LILA) 6. Persen Lemak Tubuh (Percent Body Fat) B. Biokimia 1. Glukosa 2. Kolestrol 3. Triglesirida 4. HDL 5. LDL 6. Hemoglobin 7. Seng (Zn)

Asisten

TTD

Herman

Herman

Makassar, 07 Maret 2019

Mengetahui Koordinator Asisten

Herman

BIOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Glukosa darah di dalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Jumlah kadar glukosa dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang menunjukkan jumlah nilai ≥140 mg/dl atau glukosa darah puasa menunjukan nilai >120 mg/dl ditetapkan sebagai diagnosis diabetes. Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat menggunakan darah lengkap seperti serum atau plasma. Serum lebih banyak mengandung air dari pada darah lengkap, sehingga serum berisi lebih banyak glukosa dari pada darah lengkap. Kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai metode berdasarkan sifat glukosa yag dapat mereduksi ion-ion logam tertentu, atau dengan pengaruh enzim khusus untuk menghasilkan glukosa, yaitu enzim glukosa oksidase. Enzim glukosa oksidase merupakan senyawa yang mengubah glukosa menjadi asam glukonat. (Joyce , 2018). Serum adalah bagian darah yang tersisa setalah darah membeku. Pembekuan

mengubah

semua

fibrinogen

menjadi

fibrin

dengan

menghabiskan faktor V, VIII dan protombin. Faktor pembekuan lain dan protein yang tidak ada hubungan dengan hemostasis tetap ada dalam serum dengan kadar sama seperti dalam plasma. Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP lebih banyak dilakukan di laboratorium karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi, sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah metode ini adalah spektrofotomoter. Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi

pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja otak dan sel darah merah. (Marks, 2006) Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi otak. Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak. Tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa. Proses ini juga di hasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan oleh beberapa mekanisme homeolitik yang dalam keadan sehat dapat mempertahakan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puas. (Sacher, 2006). Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari normal dinamakan hipoglikomia. Dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Antikoagulan yang sering digunakan dalam pemeriksaan hematologi antara lain Ethylen diamin tetra acetat (EDTA), Heparin, Natrium sitrat, campuran amoniun oxalate dan kalsium oxalate. (Gandasoebrata, 2007).

Antikoagulan EDTA pada darah mengikat ion kalsium sehingga menghambat koagulasi. Kalsium diperlukan dalam koagulasi dan jika kalsium hilang maka proses koagulasi langsung berhenti, baik intrinsic dan ekstrinsik yang menyebabkan pembekuan darah. EDTA bekerja dengan cara mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion. Darah biasanya sudah membeku dalam jangka waktu 10 menit. Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan alat pemusing (sentrifuge) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Sedangkan plasma dipisahkan dengan cara menambahkan antikoagulan secukupnya pada tabung yang kemudian diisi sejumlah volume darah lalu diputar (sentrifuge) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit (Depkes RI, 2004). Pengukuran

glukosa

darah

sering

dilakukan

untuk

memantau

keberhasilan mekanisme-mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah mengisyaratkan gangguan homeostasis dan dari hal tersebut mendorong kita melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya. (Sugiyono, 2007). Kolesterol merupakan zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi mempunyai gugus steroida. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi tubuh untuk sintesis zat-zat penting, seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu. (Nilawati dkk, 2008). Kolesterol di angkut sebagai bagian dari struktur yang bernama lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, tetapi dua jenis lipoprotein utama yang perlu kita perhatikan adalah lipoprotein berdensitas rendah atau Low Density Lipoprotein (LDL) dan lipoprotein berdensitas tinggi atau High Density Lipoprotein (HDL). (Fasya, 2015).

B. Rumusan Masalah 1.

Bagaimana menentukan dan mengetahui status gizi seseorang melalui pemeriksaan Kolesterol?

2.

Bagaimana menentukan dan mengetahui status gizi seseorang melalui pemeriksaan HDL?

3.

Bagaimana menentukan dan mengetahui status gizi seseorang melalui pemeriksaan LDL?

4.

Bagaimana

menentukan

dan

mengetahui

gizi

sesorang melalui

pemeriksaan Trigliserida? 5.

Bagaimana menentukan dan mengetahui status gizi seseorang melalui pemeriksaan Glukosa?

6.

Bagaimana menentukan dan mengetahui status gizi seseorang melalui analisis status zeng ?

7.

Bagaimana menentukan dan mengetahui status gizi seseorang melalui pemeriksaan kadar hemoglobhin ?

C. Tujuan praktikum 1. Tujuan Umum. Tujuan umum kegiatan praktikum ini adalah untuk menilai status gizi individu secara biokimia. 2. Tujuan Khusus. Tujuan khusus kegiatan praktikum ini adalah: 1. Untuk menentukan kadar kolesterol dalam plasma darah manusia. 2. Untuk menentukan kadar HDL dalam plasma darah manusia. 3. Untuk menentukan kadar LDL dalam plasma darah manusia. 4. Untuk menentukan kadar trigliserida dalam plasma darah manusia. 5. Untuk menentukan kadar glukosa dalam plasma darah manusia. 6. Untuk mengetahui tingkat ketajaman rasa seseorang dalam menentukan defisiensi seng atau tidak. 7. Untuk mengetahui kadar hemoglobin dengan metode skin puncture.

D. Manfaat praktikum Manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah: 1. Praktikan dapat mengetahui kadar kolesterol dalam plasma darah manusia. 2. Praktikan dapat mengetahui kadar HDL dalam plasma darah manusia. 3. Praktikan dapat mengetahui kadar LDL dalam plasma darah manusia. 4. Praktikan dapat mengetahui kadar trigliserida dalam plasma darah manusia. 5. Praktikan dapat mengetahui kadar glukosa dalam plasma darah manusia. 6. Praktikan dapat mengetahui tingkat ketajaman rasa seseorang dalam menentukan defisiensi seng atau tidak. 7. Praktikan dapat mengetahui kadar hemoglobin dengan metode skin puncture.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Hemoglobin (Hb) Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menentapkan prevalensi anemia. Garby,et al menyatakan bahwa penentuan status anemia yang hanya menggunakan kada Hb ternyata kurang lengkap sehingga perlu di tambah dengan pemeriksaan yang lain. Hemoglobin merupaka senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat di ukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat di gunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah mengidikasikan anemia, Bergantung pada metode yang di gunakan, nilai hemoglobin menjadi akurat sampai 2-3%, metode yang lebih dulun di kenal adalah metode sahli, yang menggunakan teknik kimia dengan membandingkan senyawa akhir secara visual terhadap standart gelas warna. Metode ini memberi 2-3 kali

kesalahan rata-rata dari metode yang menggunakan spektrofotometer yang baik. Nilai normal paling sering di nyatakan adalah 14-18 gram /100ml untuk pria dan 12-16 gram/100ml untuk wanita (gram/100 ml sering di singkat dengan gm atau g/dl). Beberapa literatul lain menunjukan nilai yang lebih rendah di anggap menderita anemia sampai Hb kurang dari 13 g/dl pada pria dan 11g/dl untuk wanita.

B. Tinjauan umum glukosa Glukosa darah adalah parameter untuk mengetahui penyakit diabetes melitus yang dahulunya dilakukan terhadap darah lengkap. Karena eritrosit memiliki kadar protein yaitu hemoglobin yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah lengkap serum lebih banyak glukosa. Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat menggunakan darah lengkap seperti serum atau plasma. Serum lebih banyak mengandung air dari pada darah lengkap, sehingga serum berisi lebih banyak glukosa dari pada darah lengkap. Kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai metode berdasarkan sifat glukosa yag dapat mereduksi ion-ion logam tertentu, atau dengan pengaruh enzim khusus untuk menghasilkan glukosa, yaitu enzim glukosa oksidase. Enzim glukosa oksidase merupakan senyawa yang mengubah glukosa menjadi asam glukonat. Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP lebih banyak dilakukan di laboratorium karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi, sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah metode ini adalah spektrofotomoter. Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja otak dan sel darah merah

Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi otak. Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari normal dinamakan hipoglikomia. Dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah.

C. Tinjauan umum kolesterol Kolesterol merupakan zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi mempunyai gugus steroida. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi tubuh untuk sintesis zat-zat penting, seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu Kolesterol di angkut sebagai bagian dari struktur yang bernama lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, tetapi dua jenis lipoprotein utama yang perlu kita perhatikan adalah lipoprotein berdensitas rendah atau Low Density Lipoprotein (LDL) dan lipoprotein berdensitas tinggi atau High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol total yang tinggi akan membentuk aterosklerosis yang dapat menyebabkan hipertensi dan penyumbatan pada pembuluh darah otak, jantung, dan pembuluh darah tungkai. Aterosklerosis merupakan suatu penyakit terbentuknya plak di dinding pembuluh arteri besar yang mengakibatkan menyempitnya rongga pembuluh darah dan menurunkan

elastisitas pembuluh darah tersebut. Penyumbatan pada pembuluh darah otak akan menyebabkan penyakit serebrovaskular seperti stroke. Penyumbatan pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner. Sedangkan penyumbatan pembuluh darah tungkai menyebabkan penyakit pembuluh darah tepi yang sering terjadi pada kaki yang dapat menimbulkan keluhan nyeri, kram, dan ganren.

D. Tinjauan umum HDL Dislipidemia merupakan peningkatan konsentrasi kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan kolesterol total serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang merupakan faktor penting dalam risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, terdapat 35,9% penduduk di Indonesia yang memiliki gangguan kolesterol total, 15,9% memiliki kadar LDL tinggi, 11,9% memiliki kadar TG tinggi, dan 22,9% memiliki kadar HDL rendah (<40 mg/dl), Partikel HDL berperan penting dalam transport balik kolesterol (Reverse Cholesterol Transfer/RCT), yaitu suatu proses dimana kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer dikembalikan ke hati untuk dieksresikan. Proses inilah yang sering disebut sebagai mekanisme utama HDL untuk melindungi tubuh dari risiko aterosklerosis dan bahkan dapat menurunkan regresi plak Hal inilah yang menjadi penyebab bahwa konsentrasi HDL sangat penting dalam tubuh, Penurunan kadar HDL merupakan salah satu tanda yang terjadi pada penderita dislipidemia. Pada penderita dislipidemia, serat memiliki peranan penting sebagai arteroprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian jus jambu biji merah dan buah jeruk siam dapat memenuhi kebutuhan hingga 21,5 g serat/hari (serat larut air) sehingga dapat meningkatkan kadar HDL. E. Tinjauan umum LDL Lipoprotein densitas rendah merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke sel-sel tubuh yang memerlukannya, dimana bila kadarnya berlebih tentu akan berpengaruh buruk terhadap

kesehatan. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar LDL adalah obesitas. Orang gemuk umumnya memiliki kadar trigliserida yang tinggi dan disimpan dibawah kulit. Trigliserida ialah komponen utama yang membentuk lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) di organ hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar LDL pada pelajar tingkat dasar Pax Christie dan Don Bosco Manado yang berat badannya berlebih (overweight) dan yang obesitas. Obesitas merupakan suatu penyakit multi-faktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan ( Elim 2012) Data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 memperlihatkan bahwa obesitas merupakan masalah epidemiologi global yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dunia. Dari hasil laporan beberapa tahun terakhir, obesitas di dunia meningkat tiga kali lipat. terdapat banyak orang yang masih beranggapan bahwa makan merupakan hobi dan kegemukan merupakan suatu tanda kemakmuran, terlebih lagi ditambah dengan porsi makan yang banyak dan faktor risiko yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar LDL seperti atero-sklerosis, hipertensi, diabetes melitus dan stroke . Melihat prevalensi yang cukup tinggi hingga mencapai 80% pada anak-anak obes, yang juga akan mengalami obesitas pada saat dewasa, LDL pada remaja dengan overweight dan obesitas. F. Tinjauan umum Zeng (Zn) Zink merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Kehadiran zink dalam tubuh akan sangat mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan infeksi oleh berbagai jenis bakteri patogen1. Berdasarkan penelitian yang sudah ada, kekurangan zink pada saat anak-anak dapat menyebabkan stunting (pendek) dan

terlambatnya kematangan fungsi seksual. Akibat lain dari kekurangan zink adalah meningkatkan resiko diare dan infeksi saluran nafas(Maryland. 2004). WHO melakukan pendataan dan pengukuran tentang sejumlah penyakit, disabilitas dan kematian yang dapat dihubungkan dengan fatktor resiko utama dalam kesehatan. Dinegara berkembang defisiensi zink menduduki peringkat ke-5 diantara 10 faktor resiko tersebut. WHO menghubungkan 800.000 kasus kematian diseluruh dunia setiap tahunnya dengan difesiensi zink dan lebih dari 28 juta yang kehilangan kesempatan menjalani pola hidup sehat. Diperkirakan sebanyak 1/3 dari seluruh populasi dunia terkena dampak defisiensi zink.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Biofisik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin pada hari Kamis tanggal Rabu 27, Februari 2019 pukul 11.00-14.00 WITA.

B. Alat Praktikum Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu spoit 3-5 ml, torniqued/pengikat karet lengan, tabung sentrifius, tabung reaksi, rak tabung, mikropipet 100-1000𝜇𝐿, centrifuge, mikropipet 10𝜇𝐿, makropipet/dispenser 1,0 ml, penangas 37oC, Semi Auto Chemistry Analyzer type BA-88A,

mikropipet 10𝜇𝐿, 50𝜇𝐿, dan 200𝜇𝐿, spoit tanpa jarum 5 ml, blood lancet, microcuvet, softclick, dan hemocue. Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu reagent; glukosa, trigleserida, kolesterol, HDL, LDL, nodrop, supernatan, alkohol pads, label, plesterin, tisu, dan sabun cair.

C. Responden Adapun responden adalah kelompok 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. D. Prosedur Kerja 1. Prosedur Pemeriksaan Kolesterol Adapun langkah-langkah pemeriksaan kolesterol, yaitu: a.

Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b.

Dilakukan pemeriksaan kolesterol menggunakan metode enzimatik trinder.

c. Dimasukkan 1 ml (1000 μl) reagen kolesterol ke dalam tabung sentrifius. d. Ditambahkan serum darah 10 μl ke dalam tabung. Pemipetan dilakukan pada bagian tengah, jangan sampai terkena sel darah yang berada di bawahnya. e. Dicampur sampai merata dan dibiarkan pada suhu kamar. f. Dihitung masa inkubasi selama 10 menit. g. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi. h. Dibaca nilai hasil dengan menggunakan Semi Auto Chemistry Analyzer. i. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. 2. Prosedur Pemeriksaan HDL Adapun langkah-langkah pemeriksaan HDL, yaitu: a. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Dilakukan pemeriksaan HDL menggunakan metode triender PEG.

c. Dimasukkan serum darah 300 μl ke dalam tabung sentrifius. d. Ditambahkan nodrop sebanyak 1 tetes HDL pereaksi reagen kolesterol. e. Dimasukkan ke dalam sentrifus dengan kecepatan 1500-3000 rpm selama 5 menit. f. Setelah di sentrifus diamkan selama 2 menit. g. Dipipet reagen HDL ke dalam tabung yang baru sebanyak 1000 μl. h. Ditambahkan supernatan sebanyak 10 μl. i. Didiamkan supernatan dan reagen kolesterol selama 5 menit dan lihat perubahan warna. j. Dihomogenkan dan dibiarkan pada suhu 37ºC selama 10 menit. k. Dilakukan uji hasil dengan menggunakan Semi Auto Chemistry Analyzer. l. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. 3. Prosedur Pemeriksaan LDL Adapun langkah-langkah pemeriksaan LDL, yaitu: a.

Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Dilakukan pemeriksaan LDL menggunakan metode triender PEG. c. Dimasukkan sampel serum sebanyak 200 μl ke dalam tabung sentrifius. d. Ditambahkan nodrop sebanyak 3 tetes LDL pereaksi reagen kolesterol. e. Dimasukkan kedalam sentrifus dengan kecepatan 1500-3000 rpm selama 5 menit. f. Setelah di sentrifus diamkan selama 2 menit. g. Dipipet reagen LDL ke dalam tabung yang baru sebanyak 1000 μl. h. Ditambahkan supernatan sebanyak 10 μl. i. Didiamkan supernatan dan reagen kolesterol selama 5 menit dan lihat perubahan warna. j. Dihomogenkan dan dibiarkan pada suhu 37ºC selama 10 menit. k. Dilakukan uji hasil dengan menggunakan Semi Auto Chemistry Analyzer. l. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

4. Prosedur Pemeriksaan Trigliserida Adapun langkah-langkah pemeriksaan trigliserida, yaitu: a. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Dilakukan pemeriksaan trigliserida menggunakan metode GPO dan enzimatik. c. Dimasukkan 1 ml (1000 μl) reagen trigliserida ke dalam tabung sentrifius. d. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl ke dalam tabung. Pemipetan dilakukan pada bagian tengah, jangan sampai terkena sel darah yang berada di bawahnya. e. Dicampur sampai merata dan dibiarkan pada suhu kamar. f. Dihitung masa inkubasi selama 10 menit. g. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi. h. Dilakukan uji hasil dengan menggunakan Semi Auto Chemistry Analyzer. i. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. 5. Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah Adapun langkah-langkah pemeriksaan glukosa darah, yaitu: a. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b. Pemeriksaan kadar albumin menggunakan metode enzimatik trinder. c. Dimasukkan 1 ml (1000 μl) reagen glukosa ke dalam tabung sentrifius. d. Ditambahkan sampel serum sebanyak 10 μl ke dalam tabung. Pemipetan dilakukan pada bagian tengah, jangan sampai terkena sel darah yang berada di bawahnya. e. Dicampur sampai merata dan dibiarkan pada suhu kamar. f. Dihitung masa inkubasi selama 10 menit. g. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi. h. Dilakukan uji hasil dengan menggunakan Semi Auto Chemistry Analyzer. i. Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. 6. Prosedur Pemeriksaan Seng

Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah: a. 2,5 ml ZnSO4 disemprotkan ke dalam mulut responden dengan menggunakan spoit tanpa jarum. b. Cairan dibiarkan dalam mulut selama beberapa saat, kemudian dibuang. c. Ditanyakan apa yang dirasakan oleh responden. Responden dibagi ke dalam 4 kategori: 1. Tidak merasakan apa-apa/seperti merasakan air biasa walaupun telah ditunggu 10 detik. 2. Mula-mula tidak merasakan sesuatu dengan pasti, tetapi dalam beberapa detik kemudian terasa kering, kesat atau manis. 3. Segera merasakan sesuatu dengan pasti tetapi tidak sampai menyakitkan atau mengganggu rasa tersebut makin lama makin kuat. 4. Segera timbul rasa yang kuat dan mengganggu sehingga responden langsung meringis. Responden yang termasuk kategori 1 dan 2 adalah yang menderita defisiensi seng. Sedangkan yang termasuk kategori 3 dan 4 adalah normal. 7. Prosedur Pemeriksaan Hemoglobin Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah: 1) Disiapkan peralatan. 2) Dibersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih dahulu dengan kapas yang mengandung alkohol. 3) Digunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari yang telah diolesi alkohol. 4) Dibuang darah pertama yang menetes, selanjutnya tetesan darah kedua diambil dengan menggunakan microcuvet. 5) Dilakukan pemeriksaan pada alat hemocue. 6) Hasilnya kemudian dibandingkan dengan kadar Hb normal yakni untuk pria 13-16 g/dl dan untuk wanita 12-14 g/dl.

DAFTAR PUSTAKA

Joyce L K. (2006). Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis dengan implikasi keperawatan. Jakarta : EGC. Marks, D.B. (2006). Biokimia Kedokteran Dasar. ( terjemahan ). Jakarta: EGC.

Sacher, Ronald A., Richard A and Mcpherson. 2006. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC. Gandasoebrata. (2007). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Depkes RI. (2004). Pedoman Praktek Laboratorium Yang Besar (Good Laboratory Practice). Cetakan 3. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departeman Kesehatan RI. Sugiyono. (2007). Statistika Penelitian. Ed. 2. Bandung: Alfa beta. Nilawati. S., dkk, Oei Gin Djing, Care Yourself. kolesterol, Penerbar Plus+, 2008. Fasya. A. G., Potensi Antikanker dan Antioksidan serta Identifikasi Isolat Steroid Mikroalga Chlorella sp, in, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2015, pp. 86.

Related Documents


More Documents from "Anonymous jatcZw"

Aksi.docx
June 2020 13
Paper Advokasi.docx
June 2020 9
Essai Raf.docx
June 2020 21
Pasar-keuangan-islam.pdf
December 2019 14