BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek – obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya. Spenser (1977), berpendapat bahwa yang dipelajari dalam geologi struktur itu meliputi “primary structural fatures” (struktur primer) dan “secondary structural fatures” (struktur sekunder). Struktur primer meliputi struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan, misalnya struktur-struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf. Struktur sekunder adalah suatu struktur dimana ini terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat adanya tegangan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan batuan, contohnya struktur sekunder adalah kekar, sesar, dan lipatan. Ini adalah bagian yang terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini. Adanya praktikum lapangan geologi struktur ini untuk mengetahui bentuk dan struktur geologi khususnya struktur patahan dan lipatan dipermukaan bumi secara nyata, proses terbentuk dan faktor-faktor yang 1
mempengaruhinya sehingga mahasiswa tidak hanya membayangkan bagaimana proses terbentuknya patahan dan lipatan dipermukaan bumi, adanya singkapan dan karakteristik suatu batuan, serta proses terjadinya di alam bebas. Tetapi dapat melihat langsung fenomena pembentukan patahan, lipatan, batuan, dan lain sebagainya secara nyata. Faktanya teori yang diperoleh di perkuliahan tidak sama dengan karakteristik bentuk permukaan bumi maupun karakteristik di alam secara nyata, sehingga perlu adanya pemahaman dilapangan mengenai faktor-faktor perbedaan yang terjadi di alam dengan teori yang diajarkan.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan a. Memahami konsep tentang ketebalan b. Memahami konsep kedalaman c. Mengetahui cara mencari ketebalan d. Mengetahui cara mencari kedalaman
Manfaat a. Mengetahui konsep geologi struktur b. Dapat menerapkannya didunia pertambangan c. Dapat mengetahui kedalaman dan ketebalan bahan galian yang akan digali
2
BAB II DASAR TEORI A. Ketebalan Dan Kedalaman 1. Pengertian Geologi Geologi (berasal dari Yunani: [ge-, "bumi"] dan [logos, "kata", "alasan"]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Orang yang mempelajari geologi disebut geolog. Mereka telah membantu dalam menentukan umur bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 miliar (4.5x109) tahun, dan juga menemukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfer) melalui proses yang sering disebut tektonik lempeng. Geolog membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, dan uranium, serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, batuapung, kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium. Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet lainnya dalam tata surya (solar sistem).Namun istilah khusus lainnya seperti selenology (pelajaran tentang bulan), areologi (pelajaran tentang planet Mars), dll, juga dipakai.
2. Pengertian Geologi Struktur Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Geologi erat hubungannya dengan tektonik, karena proses deformasi adalah akibat dari tektonik. Pengertian umum geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa 3
ilmuan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur – unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek – obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudra, dan sebagainya. Sebagaimana diketahui bahwa batuan – batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan – batuan yang telah mengalami deformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi pada batuan dapat berbentuk lipatan maupun patahan atau sesar. Banyak cabang ilmu dari geologi yang berkaitan dengan geologi struktur ini, contohnya yaitu geotektonik, geofisika, geomorfologi dan lain sebagainya.
3. Pengertian Strike dan Dip Strike adalah arah garis yang merupakan perpotongan antara bidang dialam dengan bidang horizontal, dinyatakan terhadap arah Utara, searah jarum jam ke Timur. Dip adalah sudut antara bidang (miring) di alam dengan bidang horizontal yang dinyatakan dalam derajat. Bidang horizontal tidak mempunyai kemiringan, atau 0° dan bidang tegak lurus 90°.
4
Gambar 3.1 Strike dan Dip 4. Pengertian Ketebalan Dan Kedalaman Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang merupkan batas antara dua lapisan tegak lurus bidang batas tersebut. Kedalaman adalah jarak vertikal dari suatu ketinggian tertentu terhadap satu titik (misalnya muka laut) terhadap satu titik, garis atau bidang. Jenis pengukuran ketebalan dan kedalaman terbagi 2 yaitu :
Pengukuran Ketebalan Langsung 1. Pengukuran bidang perlapisan horizontal pada tebing vertikal. 2. Pengukuran bidang perlapisan vertikal yang tersingkap pada daerah yang bermorfologi horizontal. 3. Pengukuran bidang perlapisan pada topografi miring dengan Jacob’s staff.
5
Pengukuran ketebalan Tidak Langsung Yang perlu diperhatikan pada pengukuran yaitu: 1. Posisi singkapan. 2. Kedudukan lapisan batuan (Strike Dan Dip). 3. Arah lintasan yang akan diukur.
6
BAB III PEMBAHASAN
A. Soal tentang ketebalan dan kedalaman Soal Pada Medan Yang Datar 1. Pada suatu medan datar dijumpai lapisan batubara dengan kedudukan N 270° E/ 25 ° yang berada diantara dua lapisan batulanau. Ternyata ketika ditelusuri dari utara ke selatan pada medan datar tersebut, ternyata lapisan batubara ini memiliki ketebalan semu sepanjang 20 m, Apabila dari batas Selatan Batubara tersebut dibuat lintasan sejauh 10 m, berapa ketebalan lapisan batubara dan kedalaman batubara tersebut?
Pada Medan Yang Miring
7
2. Pada suatu medan miring dengan slope 20° miring kearah SE, dijumpai batubara dengan posisi N 340° E/40 °. Apabila kita berjalan dari batas bawah ke atas sejauh 50 m dengan arah N 70 ° E kita jumpai batas atasnya. Hitung ketebalan lapisan tersebut ?
t = w sin (90°-δ – σ) = 50 sin (90 – 40 – 20 ) = 25 m 3. Dijumpai Rijang N 120°E /60° di Daerah karangsambung dengan slope 45°. Dari batas bawah dilakukan pengukuran kearah N150°E sejauh 30 m. hingga ditemukan batas atas lapisan . Hitung tebal rijang? Dari batas atas tersebut dilanjutkan kearah N230°E sejauh 40 m (sebut lokasi x). Berapa Kedalaman rijang dari dari titik x ? Jika titik x memiliki elevasi 10 mdpl. Berapa Elevasai lapisan yang dimaksud diatas?
8
γ = 150o-120o w = i sin γo
t=
= 30 sin 30 = 15 m
d1 = w sin 45o
d2 = x tan 60o
= 40 sin 45°
= 28.28 tan 60°
= 28.28 m
= 48.98 m
X = 40 cos 45° = 28.28 m
d = d1 + d2 = 28.28 + 48.98 = 77.26 m
9
4. Pada sebuah material batu gamping dijumpai N 70° E didaerah Gunung Padang dengan slope 50° dari atas bawah dilakukan pengukuran N 80° E sejauh 50 m hingga ditemukan batas atas lapisan. Hitung tebal batu gamping tersebut?
10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan -
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Geologi erat hubungannya dengan tektonik,karena proses deformasi adalah akibat dari tektonik. Pengertian umum geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
-
Pengenalan alat terdapat 3 macam alat, yaitu 1. Kompas geologi 2. GPS ( Global Positioning System ) 3. Palu geologi
-
Strike, adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang miring
-
Dip, adalah sudut terbesar dari suatu bidang miring, yang diukur tegak lurus jurus.
B. Saran -
Dalam melakukan penulisan dari kuadran ke azimuth dan dari azimuth ke kuadran dibutuhkan ketelitian dan keseriusan agar tidak terjadi kesalahan angka dalam penulisan dan kesalahan strike dan dip yang dibuat.
-
Dalam menggunakan alat juga hati – hati agar tidak merusak kompas atau gps yang digunakan
11
DAFTAR PUSTAKA
https://geologidokterbumi.wordpress.com/kuliah/geologi-struktur-2/ https://geologiunpad2010.wordpress.com/2011/10/24/pendahuluan-geologistruktur/ https://id.wikipedia.org/wiki/Geologi_struktur http://newblogagusturino.blogspot.com/2015/05/laporan-geologistruktur.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Geologi https://www.academia.edu/26680016/Buku_panduan_praktikum_geologi_struktur https://www.academia.edu/11320636/Pendahuluan_Geologi_Struktur_Trigonome tri_dan_Konversi_Sudut http://news.teknologisurvey.com/cara-menggunakankompas-geologi-dan-fungsi-kompas-geologi/
12