Laporan Fisiologi Tumbuhan.docx

  • Uploaded by: Aniq Febrianti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Fisiologi Tumbuhan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,998
  • Pages: 13
I. JUDUL

:

Difusi - Osmosis Dan Penyerapan Zat

II. TUJUAN : -

Menemukan fakta mengenai gejala difusi - osmosis.

-

Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi

-

Menunjukkan arah gerakan air pada peristiwa difusi osmosis

-

Mendeskripsikan pengertian diusi dan osmosis.

III. METODE PENGUKURAN Dengan osmometer sederhana, menggunakan jaringan kentang sebagai membran selektif permeable.

IV. PRINSIP Difusi merupakan gerakan penyebaran suatu partikel (air, molekul zat terlarut, gas atau ion- ion) dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah.Difusi terjadi karena adanya gerakan molekul dan beda potensial kimia. Difusi dipengaruhi

oleh temperatur, konsentrasi

zat

terlarutr

(solute), takanan dan partikel adsorptif (permukaan mudah mengikat air). c. Permeabilitas membran akan menentukan laju difusi setiap partikel melewati membran. Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah, melalui suatu membran semi permeabel. Potensial osmotik suatu larutan selalu negatif yang ekivalen dengan nilai tekanan osomotiknya yang sebenarnya. Plasmolisis adalah peritiwa melepasnya plasmalema atau mebran plasma dari dinding sel karena dehidrasi (hilangnya air sel) bila sel berada di lingkungan larutan yang hipertonis. V. TINJAUAN PUSTAKA A. Permeabilitas Membran & Cara Penyerapan Zat Tidak terlalu mudah untuk memahami bagaimana zat-zat diserap oleh tumbuhan. Pada hewan dan manusia, cara penyerapan terjadi dengan sangat nyata, sedangkan pada tumbuhan tidak demikian. Dengan mudah kita menyerap minuman dari botol dengan

sedotan, atau menghisap udara dengan alat pernafasan kita. Menyerap zat berarti menggerakkan zat dari luar tubuh masuk ke dalam tubuh. Untuk proses itu dibutuhkan tenaga yang menggerakkannya. Selain itu, masuknya partikel zat ke dalam sel harus menembus dinding dan membran (rintangan), sehingga laju pergerakan partikel zat ke dalam sel terjadi jauh lebih lambat. Dalam kaitan ini, keluar masuknya zat (ke dalam dan ke luar) sel ditentukan oleh kemampuan membran ditembus zat yang disebut permeabilitas membran. Zat-zat yang keluar masuk sel akar atau daun dapat berupa (1) gas-gas, (2) air dan (3) ion-ion. Sifat dari ketiga golongan zat tersebut berbeda, maka permeabilitas membran terhadap zat-zaat tersebut juga berbeda. Karena itu cara penyerapannya juga berbeda. Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah diserap melalui akar. Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2, diserap melalui daun. Selanjutnya, zat-zat tersebut akan dibawa ke daun karena daun merupakan pusat aktivitas penyusunan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan B. Difusi Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion) difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi melalui membrane berlangsung karena molekul molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.

Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi, yaitu pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu a. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi. b. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. c. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. e. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya. f. Beda tekanan. Pergerakan zat juga terjadi karena adanya beda tekanan antara dua daerah. Misalnya, antara daerah di sekitar akar (rizhosfir) dengan keadaan di dalam sel / jaringan. g. Zat-zat adsorptif (permukaannya mudah mengikat zat). Adanya daya ikat permukaan partikel zat menyebabkan gerak zat dihambat. Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus. Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP(Adenosine Tri-Phosphate). Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.

Difusi merupakan salah satu prinsip yang menggerakkan partikel zat seperti CO2, O2 dan H2O masuk ke dalam jaringan. Suatu zat juga akan bergerak menyebar karena adanya perbedaan (gradien) tekanan atau suhu.

Angin merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah

bertekanan kuat ke daerah bertekanan lemah, dari daerah dingin ke daerah yang lebih panas. Suatu zat juga akan bergerak menyebar dari daerah berkonsentrasi lebih besar (lebih pekat) ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Jadi, pada dasarnya setiap zat akan bergerak bila terjadi perbedaan suhu, tekanan atau konsentrasi C. Osmosis Difusi terjadi pada semua jenis zat, termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari luar ke jaringan akar juga merupakan peristiwa difusi. Air bergerak dari daerah yang airnya lebih banyak ke daerah yang airnya lebih sedikit. Kandungan air dalam tanah relatif tidak terbatas (potensial air sebesar-besarnya = mendekati 0) daripada air jaringan akar. Adanya perbedaan kadar air ini mendorong air berdifusi masuk ke dalam akar. Air yang masuk ke dalam akar akan mengisi ruang-ruang antar sel atau masuk ke dalam sel. Air dapat masuk ke dalam sel-sel akar setelah air menembus dinding dan membran sel. Air yang bergerak menembus membran sel inilah yang disebut osmosis. Dengan kata lain, osmosis adalah difusi air menembus membran sel. Tekanan yang diterapkan untuk

menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan π. Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangatditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat grammolekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada umumnya membrane pada organisme hidup bersifat semipermeable (selektif permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewati. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan mengalir masuk ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis (Campbell, 2002).

Masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organismemultiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan(Anonim, 2009). Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhanmemungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995). Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensirendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press. Faktor penyerapan secara Osmosis. Terdapat dua (2) faktor penting sesuai dengan hukum Fick pertama yang menentukan laju osmosis ke dalam jaringan (melewati membran), yaitu : a. Faktor perbedaan (gradien) potensial air antara cairan sel penyerapan dengan larutan tanah di luarnya. b. Permeabilitas membran terhadap zat-zat.

(http://kireidwi.blog.friendster.com/2008/09/mekanisme-difusi-dan-osmosis-dalam-sel) VI. BAHAN DAN ALAT : a. Alat 1. Cawan petri 2. Neraca analitik 3. Beker glass 4. Batang pengaduk 5. Spatula 6. Pelubang gabus 7. Pipa kaca berskala

b. Bahan 1. Sukrosa 2. Kentang atau wortel 3. Air atau akuades

VI. PROSEDUR KERJA 1. Siapkan seri larutan gula : 25 %, 50 % dan 100 %. Larutan gula jenuh dianggap 100 %. 2. Buatlah potongan kentang / wortel dalam bentuk kubus dengan sisi 3 cm, sebanyak 3 potong 3. Pada bidang atas sayatan, buatlah dua lubang dengan pelubang gabus dengan kedalaman 2 - 2,5 cm (ukuran lubang disesuaikan dengan pipa kaca yang akan digunakan).

Gunakan jarum preparat atau pisau runcing untuk mengangkat

jaringan kentang setelah dibor dengan pelubang gabus. 4. Masukkan pipa kaca berskala ke dalam lubang yang telah disiapkan. Usahakan jangan sampai bocor. 5. Pada salah satu lubang dari ketiga potongan kentang, masukkan larutan gula secara berturutan 25 %; 50 % dan 100 %, sampai batas skala 0,5 cm dari

permukaan pipa. Pada satu lubang yang lain, masukkan akuades sampai pada batas skala yang sama sebagai kontrolnya. 6. Amatilah perubahan atau pertambahan volume air pada semua pipa kaca tersebut setiap 6 jam. 7. Buatlah grafik hubungan antara konsentrasi lart. gula dengan per-tambahan volume cairan dalam pipa kaca.

VII.

HASIL PENGAMATAN Tanggal Praktikum

: 28 Oktober 2016

Tempat

: Laboratorium MIPA Biologi

Waktu

Perlakuan Wortel Kentang Kentang Kentang Kentang Wortel 25 %

25 %

50 %

50 %

100 %

100 %

19.45

Aquadest

5 cm

5 cm

5 cm

5 cm

5,5 cm

5 cm

Wita

Lar. gula

5 cm

5 cm

5 cm

5 cm

5,5 cm

5 cm

09.00

Aquadest

4,7 cm 4 cm

4,8 cm

gagal

gagal

4,8 cm

Wita

Lar. gula

5,5 cm 5,2 cm

5,2 cm

gagal

gagal

5,5 cm

Perubahan Aquadest

0,3 cm 1 cm

0,2 cm

-

-

0,2 cm

tinggi

0,5 cm 0,2 cm

0,2 cm

-

-

0,5 cm

Bahan Wortel 25%

Kentang 25%

Kentang 50 %

Kentang 50 %

Kentang 100 % Wortel 100 %

Lar. gula

Perlakuan

Kecepatan

Aquades

0,025 cm/jam

Larutan gula

0,042 cm/jam

Aquades Larutan gula Aquades Larutan gula Aquades Larutan gula Aquades Larutan gula Aquades

Larutan gula

VIII. PERHITUNGAN a. Perlakuan wortel 25 % Aquadest Diketahui :

T0 = 5 cm T12

= 4,7 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇0−𝑇12 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5−4,7 12

= 0,025 cm/jam

Larutan gula 25 % Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 5,5 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇12−𝑇0 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5,5−5 12

= 0,042 cm/jam b. Perlakuan kentang 25 % Aquadest Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 4 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇0−𝑇12 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5−4 12

= 0,083 cm/jam Larutan gula 25 %

Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 5,2 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇12−𝑇0 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5,2−5 12

= 0,017 cm/jam c. Kentang 50 % Aquadest Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 4,8 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇0−𝑇12 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5−4,8 12

= 0,017 cm/jam Larutan gula 50 % Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 5,2 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇12−𝑇0 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5,2−5 12

= 0,017 cm/jam d. Perlakuan wortel 100 % Aquadest Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 4,8 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇0−𝑇12 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5−4,8 12

= 0,017 cm/jam Larutan gula 100 %

Diketahui :

T0

= 5 cm

T12

= 5,2 cm

Dicari : Kecepatan ……? Jawab : Kecepatan

= =

𝑇12−𝑇0 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 5,5−5 12

= 0,042 cm/jam

Kecepatan (cm / jam) Perlakuan

Wortel

Kentang

Kentang

25 %

25 %

50 %

Wortel 100 %

Aquadest

0,025

0,083

0,017

0,017

Larutan gula

0,042

0,017

0,017

0,042

0,017

0,042

Rata-rata = 0,0295

IX. PEMBAHASAN Pada praktikum ini kami melakukan percobaan tentang peristiwa difusi-osmosis. Percobaan yang kami lakukan adalah percobaan osmosis dengan media kentang dan wortel. Percobaan dengan media wortel dilakukan dengan larutan yang berbeda yaitu larutan gula 25 %, dan larutan gula 100 %. Sedangkan dengan media kentang dilakukan dengan larutan 25 %, 50 %, 100 %. Pada masing-masing perlakuan diisi dengan aquadest sebagai control dan masing-masing perlakuan dibuat duplo. Pada masing-masing pipa kaca diisi dengan aquadest maupun larutan gula sesuai konsentrasi setinggi 5 cm. Pengamatan dilakukan setelah 12 jam. Perlakuan konsentrasi 25 %, dengan media wortel, pada control atau aquadest mengalami penurunan 0,3 cm dengan kecepatan aliran 0,025 cm/jam sedangkan pada larutan gula mengalami peningkatan 0,5 cm dengan kecepatan 0,042 cm/jam. Dengan media kentang, pada control (aquadest) mengalami penurunan 1 cm, dengan kecepatan 0,083 cm/jam sedangkan larutan gula mengalami peningkatan 0,2 cm dengan kecepatan 0,017 cm/ jam.

Perlakuan konsentrasi 50 %, dengan media kentang pada pada control (aquadest) mengalami penurunan 0,2 cm dengan kecepatan 0,017 cm/ jam sedangkan pada larutan gula mengalami kenaikan 0,2 cm dengan kecepatan 0,017 cm/jam. Pada ulangan konsentrasi 50 % dibuat dengan media kentang, namun ulangan tersebut mengalami kebocoran. Perlakuan konsentrasi 100 % dengan media kentang mengalami kebocoran, ulangan dengan media wortel, pada aquadest mengalami penurunan 0,2 cm dengan kecepatan 0,017 cm/jam sedangkan pada larutan gula mengalami peningkatan 0,5 cm dengan kecepatan 0,083 cm/jam. Dari ketiga percobaan tersebut pada perlakuan control dengan penambahan aquadest mengalami penurunan setelah 12 jam. Sedangkan pada larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda-beda mengalami peningkatan cairan setelah 12 jam. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi proses difusi yaitu perpindahan

atau pergerakan molekul zat dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Dimana pada aquadest lebih banyak air bebas sehingga mudah berpindah, sedangkan pada larutan gula, susah berpindah atau bergerak karena air terikat dengan zat terlarut. Hal tersebut membuktikan bahwa air akan bergerak dari daerah yang memiliki konsentrasi lebih besar ke daerah yang memiliki konsentrasi air bebas yang lebih kecil melalui membrane semipermeabel, Media kentang atau wortel ini berfungsi sebagai media semi permeable. Pergerakan air menembus membran semipermeabel inilah disebut dengan peristiwa osmosis. Peningkatan air pada larutan gula tersebut berasal dari control (aquadest) yang bergerak menembus membrane semipermebel menuju larutan dengan konsentrasi air bebas lebih rendah.

Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran untuk masuk ke larutan yang memiliki konsentrasi terlarut lebih rendah. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran untuk masuk ke larutan yang memiliki konsentrasi terlarut lebih rendah. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.

Hal ini dapat ditinjau dari potensial kimia pelarut di kedua fase, yaitu pada pelarut murni dan pada larutannya. Jadi potensial kimia pelarut murni lebih besar daripada potensial kimia pelarut dalam larutan. Oleh karena itu laju pelarut murni ke larutan melalui membran semipermeabel lebih besar dibandingkan laju pelarut dari larutan ke pelarut murni yang berharga sangat-sangat kecil. Peristiwa osmosis berakhir saat tercapai kesetimbangan di kedua fasa. Keadaan kesetimbangan tercapai ketika laju aliran molekul dari pelarut murni sama dengan laju aliran molekul pelarut dari larutannya. Hal ini diperoleh melalui perbedaan tekann hidrostatik di kedua bagian wadah. Adanya tekanan ekstra ini akan meningkatkan potensial kimia pelarut dalam larutannya sampai potensial kimia pelarut dalam larutan sama dengan potensial kimia pelarut murninya, μA = μA. Dilihat dari hasil percobaan pada perlakuan konsentrasi 50 % dengan media kentang mengalami kesetimbangan karena kecepatan dari aquadest dengan larutan gulanya bernilai sama. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada umumnya membrane pada organisme hidup bersifat semipermeable (selektif permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewati. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan mengalir masuk ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis (Campbell, 2002). Dari ketiga konsentrasi terdapat perbedaan kecepatan dimana konsentrasi larutan gula 25 % kecepatannya 0,0259 cm/ jam, larutan gula konsentrasi 50 %; 0,017 cm/ jam dan larutan gula konsentrasi 100 %. Kecepatan difusi zat melalui membran sel tidak hanya bergantung pada gradien konsentrasi, tapi juga pada besar muatan dan daya larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membran dari pada molekul hidrofilik.(Kimball:2000) Ada beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:



Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.



Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.



Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.



Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. (Wordpress:2009)

Related Documents


More Documents from "choirus zakinah"