Laporan Eksplorasi Geofisika Emas.docx

  • Uploaded by: nashrul
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Eksplorasi Geofisika Emas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,220
  • Pages: 19
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mengenai “Penerapan Eksplorasi Geofisika Untuk Bahan Tambang Emas”. Tidak lupa penulis ucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W yang telah memberikan syafaatnya kepada kita. Penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai bagian dari tugas mata kuliah teknik eksplorasi pada Semester genap Tahun 2019. Dalam laporan ini sangat jauh dari kata sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik, sebagai pembelajaran atas kegiatan pembelajaran mata kuliah teknik eksplorasi yang telah dilaksanakan. Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, Maret 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................. 1.2.1 Maksud ........................................................................ 1.2.2 Tujuan ..........................................................................

BAB II

1 1 1 1

LANDASAN TEORI ............................................................. 2 2.1 2.2 2.3 2.4

Pengertian Emas .................................................................. Pengertian Geofisika ............................................................. Geolistrik ............................................................................... Macam-Macam Konfigurasi dan Metode dalam Geolistrik ..... 2.4.1 Metode Gravitasi .......................................................... 2.4.2 Metode Seismik ........................................................... 2.4.3 Metode Magnetik .........................................................

2 3 3 4 5 6 7

BAB III PEMBAHASAN ................................................................... 8 3.1 Penerapan Geofisika Dalam Eksplorasi Emas ...................... 3.1.1 Metode Geolistrik Induksi Polarisasi.............................. 3.1.2 Metode Geomagnetik ................................................... 3.1.3 Metode CSAMT ...........................................................

8 10 11 13

BAB V KESIMPULAN ....................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kegiatan eksplorasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan usaha

pertambangan

yang

bertujuan

untuk

mencari

dan

menemukan

serta

mengidentifikasi adannya suatu endapan bahan galian pada suatu daerah. Kegiatan eksplorasi merupakan bagian penting yang harus dilakukan, dimana pada kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dan sangat tergantung pada kegiatan ini. Salah satu kegiatan eksplorasi yang dilakukan untuk mengetahui keberaan endapan bahan galian, yaitu dengan menggunakan eksplorasi tidak langsung berupa pengujian geolistrik. Pada pengujian ini dilakukan berdasarkan nilah tahanan jenis batuan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang geolistrik. Penggunaan geolistrik sendiri sangat berguna, mengingat harganya yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan dengan mudah. Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan dengan tidak berhubungan langsung dengan bahan atau endapan bahan galian yang dicari.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Maksud dari laporan eksplorasi mengenai penerapan eksplorasi geofisika untuk bahan tambang emas ini adalah untuk mengetahui penerapan eksplorasi geofisika pada bahan tambang emas. 1.2.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan antara lain : 1.

Untuk mengetahui cara penerapan geofisika untuk bahan tambang emas.

2.

Untuk mengetahui macam-macam metode geofisika untuk bahan tambang emas.

3.

Untuk mengetahui kegunaan metode geofisika untuk bahan tambang emas.

1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Emas Emas merupakan logam transisi ( trivalen dan univalen ) yang bersifat

lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas mempunyai karakteristik sectile (lunak, elastis, mudah dibentuk), memiliki warna yang menarik (kuning, mengkilap, tidak mudah memudar), berat, tahan lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan terhadap oksidasi (tahan korosi) sehingga emas memiliki banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam yang sangat berharga. 2.1.1

Genesa Emas Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di

permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal,

sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis

menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu : 1.

Endapan Primer Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam retakan-retakan batuan kuarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme dan vulkanisme, bergerak berdasarkan adanya panas di dalam bumi. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal.

2.

Endapan Letakan (Placer) Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas atau sebagai hasil dari pergerakan endapan primer. Di mana pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan placer. Sering kali ditemukan bersamaan dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya, (goldbearing rocks, Lucas, 1985).

2

2.2

Pengertian Geofisika Geofisika merupakan salah satu bagian dari eksplorasi tidak langsung.

Geofisika merupakan suatu metoda yang dilakukan dalam mempelajari batuan yang terdapat dibumi dengan menggunakan pendekatan berdasarkan ilmu fisika dan matematika. Geofisika merupakan gabungan dari ilmu yang menjadi konsep dasar yaitu ilmu Geologi (kebumian) dan fisika (sains). Dalam geofisika materi yang dipelajari cukup luas, seperti geofisika eksplorasi. Dalam kajiannya, geofisika sendiri memiliki prisnsip dasar dari perbedaan densitas batuan. Geofisika dipelajari dengan tujuan untuk mengetahui struktur geologi dan kondisi sumberdaya pada suatu daerah yang kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai acuan untuk dilakukannya pemodelan yang kemudian dapat dihitung untuk menjadi cadangan. Salah satu metode dalam geofisika yang biasaya digunakan yaitu geolistrik.

2.3

Geolistrik Geolistrik merupakan suatu metode yang dilakukan dengan memanfaatkan

tahanan jenis (resistivity) dari suatu batuan batuan. Tahanan jenis batuan merupakan tahanan yang diberikan oleh masa batuan yang jika dialiri listrik dari ujung ke ujung dengan satuan (ohm-m2/m) atau (ohm-meter). Pengukuran tahanan jenis batuan dengan geolistrik dilakukan dengan menggunakan sistem empat elektroda, dimana dua elektroda digunakan sebagai pemberi arus ke dalam bumi (I) dan dua elektroda lainnya digunakan sebagai voltage yang ditimbulkan oleh arus (V). Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

R = V/I

Dimana : R = Tahanan jenis batuan (ohm-meter) V = Beda potensial (volt) I = Arus listrik (ampere)

3

Penggunaan geolistrik dilakukan dipermukaan bumi, dimana dalam penggunaan geolistrik sendiri dilakukan dengan cara membentangkan kabel secara horinzontal. Pada umumnya penggunaan uji geolistrik dilakukan pada lokasi yang cuku datar, hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kedalaman dan ketebalan lapisan batuan. Dalam penggunaan uji geolistrik dipengaruhi oleh adanya kandungan air, permeabilitas dan porositas batuan, kandungan mineral batuan, kandungan garam dan lainnya.

Sumber : www.energysupplyindonesia.co.id

Foto 2.1 Pengujian Geolistrik

2.4

Macam-Macam Konfigurasi dan Metode dalam Geolistrik Pada metoda geolistrik memanfaatkan tahanan jenis (resistivity) dari suatu

batuan batuan. Distribusi resistivitas di bawah permukaan bumi diperoleh dari hasil perekaman beda potensial di permukaan akibat dari adanya arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui suatu elektroda.

Sumber: Geoelectrical Methods – MØLLER et al

Gambar 2.1 (a)Aliran arus listrik apabila menggunakan satu elektroda A sebagai sumber arus (b)aliran arus listrik oleh sepasang elektroda sumber AB dan penerima MN

Beberapa

konfigurasi

elektroda

yang

umum

digunakan

adalah

schlumberger, wenner, dipole-dipole dan gradient array. Perkiraan distribusi

4

resistivitas secara horizontal atau lateral dari data sekunder memungkinkan untuk melakukan pengukuran geolistrik dengan teknik sounding atau profiling. Geolistrik sounding merupakan salah satu teknik geolistrik berupa 1-Dimensi dengan melihat perubahan nilai resistivitas yang bervariasi terhadap kedalaman dan jenis batuan di satu titik. Variasi perubahan nilai resistivitas secara lateral dapat dilihat secara tepat dengan teknik geolistrik profiling atau geolistrik 2Dimensi.

Sumber : Milsom, 2003

Gambar 2.2 Konfigurasi elektroda yang umum digunakan

2.3.1 Metode Gravitasi Metoda ini dilakukan untuk penyelidikan bawah tanah berdasarkan perbedaan kerapatan massa bahan galian yang sangat sensitif terhadap perubahan secara vertikal, sehingga biasanya metoda ini dilakukan untuk mengidentifikasi bidang kontak berupa hasil intrusi magma, keadaan struktur geologi, bedrock dan lainnya. Metode ini dilakukan dengan cara megidentifikasi rapat massa dari suatu lokasi dengan menggunakan alat yang disebut gravimeter. Pada metoda ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu pengambilan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil pengolahan data. Untuk pengambilan data, alat yang digunakan yaitu seperangkat gravitimeter, GPS, peta geologi dan peta topografi, pelindung gravimetri, dan alat tulis.

5

Sumber : academia.edu

Gambar 2.1 Metodologi Gravimetri

2.3.2 Metode Seismik Metoda seismik

dilakukan

dengan

memanfaatkan

cepat

rambat

gelombang untuk mendeteksi adanya sebaran endapan bahan galian. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, sedangkan alat hidrophone untuk gelombang di dasar laut. Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat dari jenis perlapisan yang terdiri dari batuan dengan cepat rambat berbeda tiap batuan yang akan diterima oleh alat penerima getaran disebut geofon. Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Terdapat 2 metode eksplorasi seismik, yaitu metode seismik pantul (refleksi) dan metode seismik bias (refraksi). Seismik refleksi merupakan metoda seismik dengan menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar. Seismik refleksi mempunyai kelebihan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah permukaandan dapat menghasilkan penetrasi yang lebih dalam dari pada seismik refraksi sehingga akan memberikan informasi detail dari perlapisan batuan.

6

Sumber : seismik-indonesia.blogspot.com

Gambar 2.2 Metoda Seismic Refraction

2.3.3 Metode Magnetik Metode magnetik berdasarkan pada variasi sifat kemagnetan suatu batuan, dalam perkembangannya medan magnetik bumi telah digunakan dalam eksplorasi bijih. Alat yang digunakan pada metode magnetik yaitu magnetometer. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui lokasi dan penyebaran dari endapan bijih tersebut. Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda yang tertarik oleh magnet atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali atau struktur geologi.

Sumber : artha-bh.blogspot.com

Foto 2.2 Alat Magnetomet

7

BAB III PEMBAHASAN

3.1

Penerapan Geofisika Dalam Eksplorasi Emas Dalam eksplorasi mineral Emas dan, ada banyak sekali metode geofisika

yang dapat digunakan bergantung pada jenis mineralisasi yang membentuk cadangan tersebut. Dalam istilah pertambangan emas, ada beberapa tipe mineralisasi yang membentuk cadangan emas atau mineral lain dan masingmasing mempunyai karakeristik yang berbeda-beda bergantung dari jenis batuan asal, terobosan batuan, alterasi dan lain-lain. Jenis-jenis cadangan emas yang kita kenal antara lain: Epithermal, Tipe Carlin, Porfiri, Skarn dan lain-lain.

Gambar 3.1 Penampang skematik intrusi sub-volkanik dangkal dan asosiasi stratovolkano, serta lingkungan pembentukan endapan porfiri, dan endapan bijih epitermal sulfidasi tinggi dan sulfidasi rendah

Model mineralisasi porfiri terdiri dari cebakan hidrothermal yang muncul sebagai stockwork atau disseminated berasosiasi dengan intrusi porfiritic dengan mineralisasi yang berasosiasi dengan alterasi potassic. Untuk mengidentifikasi

8

mineralisasi porfiri secara geologi adalah dengan cara mengenali bijih porfirinya dimana bijih porfiri kaya emas biasanya berwarna abu-abu – hitam dari mineral biotit sekunder dan magnetit dalam kuarsa. Dalam urat kuarsa yang membentuk stockwork biasanya terdapat mineral kalkopirit dan magnetit juga bornit. Mineral emas biasanya berukuran halus dan tidak dapat terlihat dengan mata telanjang muncul bersamaan dengan mineral bornit. Untuk mengidentifikasi sebuah cadangan porfiri seperti ini, seorang ahli geofisika harus dapat menentukan metode geofisika apa yang cocok untuk diaplikasikan. Jenis mineralisasi, jenis batuan dan tipe alterasi adalah parameter yang sangat penting untuk penentuan metode geofisika yang akan digunakan. Kesalahan penentuan aplikasi metode geofisika akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar karena data yang akan dihasilkan tidak akan berguna banyak dan terkadang malah membuat kesalahan dalam interpretasi.

Gambar 3.2 Model ideal model mineralisasi Porfiri (Sillitoe), dan generalisasi sinyal geofisika, distribusi logam dan jenis alterasinya.

Dalam identifikasi model porfiri ada beberapa point yang penting yang perlu dicatat sebagai referensi dalam penentuan metode geofisika seperti: Mineralisasi biasanya berasosiasi dengan alterasi potassic, mineral magnetit dan kalkopirit yang terdapat dalam bijih dan lain-lain.

9

3.1.1

Metode Geolistrik Induksi Polarisasi Salah satu metode yang tepat untuk mendeteksi distribusi keberadaan

endapan emas di bawah permukaan adalah dengan menggunakan metode geolistrik. Metode geolistrik sendiri didefinisikan sebagai suatu metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya di permukaan bumi. Metoda geolistrik terdiri dari beberapa metoda antara lain metoda geolistrik tahanan jenis, IP (Indeks Polarization), potensial diri (Self Potensial) dan lain-lain. Setiap metoda memberikan manfaat dan pengukuran yang berbeda. Salah satu metoda geolistrik yang baik digunakan untuk eksplorasi mineral logam adalah metoda induksi polarisasi atau metoda polarisasi terimbas, prinsip kerja dari metoda induksi polarisasi ini adalah untuk mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral-mineral logam di bawah permukaan bumi (Reynold, 1997). Metode Geolistrik IP digunakan untuk eksplorasi emas karena terjadi polarisasi pada medium batuan. Fenomena polarisasi tersebut menandakan adanya kandungan logam di bawah permukaan yang tidak dapat terdeteksi dengan baik jika hanya menggunakan metode geolistrik resistivitas. Sehingga, dalam eksplorasi logam dasar umumnya dilakukan dengan menggabungkan dua metode yaitu metode IP dan resistivitas (Telford, 1990). Polarisasi adalah kemampuan batuan untuk menciptakan atau menyimpan sementara energi listrik, pada umumnya lewat proses elektrokimia. Induksi polarisasi adalah efek yang muncul saat batuan terinduksi oleh energi listrik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui batuan, dan batuan itu menyimpan induksi untuk sememtara (Nurhakim, 2006). Jadi metode Induksi Polarisasi adalah metode yang didasarkan atas fenomena polarisasi yang terjadi di dalam suatu medium batuan. Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama karena adanya fluida elektrolit pada pori-pori atau rekahan batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan bergantung pada porositas batuan serta jenis fluida pengisi pori-pori batuan tersebut. Batuan poros yang berisi air atau air asin tentu lebih konduktif (resistivitas-nya rendah) dibanding batuan yg sama yg pori-porinya hanya berisi udara (kosong).

10

Gambar 3.3 Hubungan Antara zona Alterasi dan Nilai Resistivity

Pada metode IP ini parameter yang diukur berupa tegangan polarisasi atau resistifitas batuan sebagai fungsi frekeunsi. Untuk sifat fisika yang terlibat yaitu berupa kapasitansi listrik (chargebility). Pada metode ini dua buah elektroda ditancapkan kedalam tanah, elektroda tersebut berfungsi menginjeksikan arus kedalam tanah, kemudian beda potensial antara kedua elektroda diukur. Ketika arus telah dimatikan maka akan terjadi tegangan overburden yang disebabkan adanya polarisasi pada elektroda dan waktu peluruhannya tersebut akan diukur sebagai chargebility. Untuk polarisasi sendiri dibedakan menjadi dua yaitu polarisasi membrane dan polarisasi elektroda.

Gambar 3.4 Jenis – Jenis Polarisasi

Cara Kerja Metode Geolistrik IP yakni

Arus searah (DC) dialirkan melalui

rangkaian empat elektroda dan dimatikan secara tiba-tiba, potensial yang

11

tertangkap pada elektroda potensial tidak turun langsung menjadi nol namun arus turun secara perlahan yang disebut dengan potential decay. Sumber Polarisasi Polarisasi pada suatu medium dapat terjadi karena adanya penyimpan energi saat medium dialiri arus listrik. Secara teoritis, bentuk energi yang tersimpan pada medium dapat berupa energi mekanik (elektrokinetik) dan energi kimia (elektrokimia). Penyimpanan energi secara elektrokimia ini dapat diakibatkan oleh : 

Variasi mobilitas ion dalam fluida yang terkandung pada medium.



Variasi antara jalur penghantaran secara elektronik, hal ini terjadi jika di dalam medium terdapat mineral logam.

3.1.2

Metoda Magnetik Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang

memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Beberapa tipe bijih seperti magnetit, ilmenit, dan phirotit yang dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam magnet kerak bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Disamping aplikasi metoda Induced Polarization, metoda magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk mendeteksi formasi-formasi pembawa bijih dan gejala-gejala geologi lainnya (seperti sesar, kontak intrusi, dll). Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah berdasarkan atas adanya anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap lainnya. Alat untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah magnetometer. Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS).

12

3.1.3

Metoda Controlled Source Audio Frequency Magnetotelluric (CSAMT) Dasar teori CSAMT ini menggunakan prinsip Hukum Maxwell yang

merupakan

persamaan

umum

untuk

mendeskripsikan

sifat

gelombang

elektromagnetik dimana medan magnet (H) diubah menjadi listrik (E), dimana terdapat dua buah komponen medan listrik (E) yang dibutuhkan yaitu Ex dan Ey, sedangkan terdapat tiga komponen untuk medan magnet (H) yang dibutuhkan yaitu Hx,Hy dan Hz [Zonge and Hughes,1991]. Prinsip dasar dari metode CSAMT ini adalah untuk mendeteksi adanya medan listrik dan medan magnet sebagai respon dari batuan di dalam tanah [Zonge and Hughes,1991]. Sumber yang digunakan pada metode CSAMT ini merupakan sumber buatan (metode aktif) yang dikontrol sehingga dapat meminimalkan noise atau gangguan yang bersumber dari [Perdana, 2011]. Metode CSAMT akan membantu kita untuk menentukan titik lokasi – lokasi kemungkinan terakumulasinya mineral yang biasanya dilakukan survey lebih lanjut dengan metode lain seperti metode magnetik. Dengan memanfaatkan metode tersebut penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keadaan bawah permukaan dengan penetrasi yang lebih dalam dan mendapatkan korelasi pada kedalaman yang dangkal dari data pendukung lain daerah pengukuran tersebut guna menyelesaikan masalah eksplorasi mineral dalam menentukan zona mineralisasi di daerah – X. Tahapan eksplorasi dengan metode CSAMT ini dilakukan dengan cara mengukur nilai medan listrik dan medan magnet yang kemudian dikonversi menjadi data resistivitas semu bawah permukaan. Data tersebut akhirnya diolah dan hasilnya diinterpretasi terpadu dengan menggabungkan data dari seluruh tim eksplorasi. Hasil akhir berupa informasi jenis batuan di bawah permukaan tanah, informasi struktur bawah permukaan dan zona mineralisasi. Secara umum pada metode

elektromagnetik,medan

elektromagnetik

primer akan dipancarkan keseluruh arah oleh dipole listrik yang di-ground kan, saat medan elektromagnetik primer mencapai permukaan bumi di suatu tempat maka medan elektromagnetik akan menginduksi arus pada lapisan-lapisan bumi yang dianggap konduktor. Arus tersebut disebut sebagai arus telluric atau arus eddy, arus tersebut akan menyebabkan timbulnya medan elektromagnetik sekunder yang kemudian dipancarkan kembali ke seluruh arah sampai di permukaan bumi.

13

Pada metode CSAMT efek medan primer tidak tercatat, karena sumber gelombangnya langsung diinjeksikan ke dalam bumi (Anderson,1999). Suatu receiver (Rx) akan mengukur nilai medan listrik (E-field) dan medan magnet (Hfield) yang tegak lurus arahnya pada zona gelombang bidang yang letaknya berada jauh dari sumber secara idealnya seperti pada Gambar 2.1. Dengan membandingkan besar medan listrik horizontal dan medan magnet yang tegak lurus maka akan di dapatkan nilai resistivitas semu. Pada umumnya pengukuran dilakukan pada rentang frekuensi 0,1 Hz – 10 kHz [Zonge and Hughes,1991]. Pada medan listrik dan medan magnet terdapat sudut beda fase yang menunjukkan impedansi bumi.

Gambar 3.5 Gambar design pengukuran CSAMT

14

BAB III KESIMPULAN

1. Metode induced polarisasi atau polarisasi terimbas adalah salah satu metode geofisika yang pada umumnya digunakan untuk eksplorasi base metal dan logam Dimana pada metode ini suatu arus listrik diinjeksikan kedalam bumi atau melalui permukaan bumi kemudian diukur efek potensialnya.pada metode IP ini parameter yang diukur berupa tegangan polarisasi atau resistifitas batuan sebagai fungsi frekeunsi sehingga dapat mendeteksi adanya mineral-mineral sulfida yang letaknya tersebar tak beraturan (disseminated) dan berasosiasi dengan bijih besi, emas, dan bijih logam yang lainnya. 2. Metode Geomagnetik merupakan metode untuk mengukur nilai kemagnetan dari batuan dimana biasanya daerah mineralisasi logam menunjukan daerah anomaly, disamping itu juga dapat membantu memberikan informasi untuk interpretasi batuan intrusif yang bersifat basa di bawah permukaan. 3. Metode Controlled Source Audio Frequency Magnetotelluric (CSAMT) merupakan metode geofisika untuk mendeteksi keberadaan alterasi dan mineralisasi pada sistem urat. Dengan memanfaatkan sumber buatan guna mendapatkan sinyal yang stabil dengan cara menginjeksikan arus dari transmitter dan diterima oleh receiver, Hasil pengukuran berupa medan magnet dan medan listrik yang ditangkap oleh receiver kemudian dengan persamaan Cagniard diperoleh nilai resistivitas semu. Penggunaan metode CSAMT ini didukung dengan metode geofisika lain seperti magnetik. Metode CSAMT dapat memberikan gambaran bawah permukaan dengan penetrasi yang lebih dalam zona penyebaran emas serta didukung magnetik untuk mendapatkan korelasi pada kedalaman yang lebih dangkal.

15

DAFTAR PUSTAKA

1.Ardinoto, Rustan 2016, “Tahapan Eksplorasi Emas”, www.academia.edu, Diakses pada 16 Maret 2019. 2.Romdhoni, Tohir 2017, “Analisa Potensi Emas Mengunakan Metoda Geolistrik Induksi Polarisasi Konfigurasi dipole-dipole di Kenagarian Padang

Sibusuk

Ke!amatan

Kupitan

Kabupaten

Sijunjung,

www.pdfcoke.com, Diakses pada 16 Maret 2019. 3.Fadzilah, Siti 2016, “Eksplorasi Emas dengan Metode Induced Polarization”, hmgf.fmipa.ugm.ac.id, Diakses pada 16 Maret 2019. 4.Nurinaya 2016, “Studi Zona Mineralisasi Emas Menggunakan Metode Geomagnet Di Desa Siliwanga Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso”, jurnal.untad.ac.id Diakses pada 16 Maret 2019. 5.Okviyani Nur, 2015, “Menentukan Zona Mineralisasi Emas Menggunakan Metode Controlled Source

Audio Frequency

Magnetotelluric

(CSAMT) Arinem - Papandayan”, repository.unhas.ac.id, Diakses pada 16 Maret 2019.

Related Documents

Geofisika Eksplorasi
April 2020 22
Geofisika
November 2019 23
Eksplorasi
November 2019 46
Geofisika Eksplorasi.docx
December 2019 11

More Documents from "Mega Bandjar"