LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II "DAYA HANTAR LISTRIK"
Disusun oleh : Villa Ratnasari 1708511042 Kelompok IIB
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2018
DAYA HANTAR LISTRIK
I.
TUJUAN 1. Menentukan daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada berbagai konsentrasi. 2. Menentukan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya hantar listrik, 3. Mengetahui kemampuan berbagai jenis senyawa terhadap daya hantar listrik 4. Mampu membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit 5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik
II.
DASAR TEORI Leburan atau larutan (dilarutkan dalam air) maka ion-ionnya bebas bergerak, sehingga dapat menghantarkan listrik. 2. Senyawa kovalen Beberapa senyawa kovalen di dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negative. HCl merupakan senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekulmolekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dalm ion Cl- (Sudarmo, 2004). Larutan elektrolit adalah suatu zat apabila dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat mengahantarkan arus listrik. Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya lemah, larutan ini disebut larutan elektrolit kuat. Zat yang termasuk elektrolit kuat adalah asam mineral, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, basa dan leburan atau larutan dalam air. Sedangkan elektrolit lemah hanya sedikit sekali terurai menjadi ion dalam larutan dalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang sedikit sekali bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu elektrolit lemah merupakan penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat disosiasi kecil (Achmad, 1996).
Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak kearah elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda positif (anoda) dan ion positif akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Pergerakan ion-ion ini ekivalen dengan aliran elektron sepanjang kawat logam. Larutan yang mengandung suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara dua tempat tersebut.Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke tempat potensialnya rendah. Jika suatu elektroda yang dialiri listrik dengan potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarya tahanan. Makin besar tahanan, semakin kecil arus yang dihasilkan (Bird, 1987). Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengahantarkan arus listrik karena zat non elektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ionion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Larutan nonelektrolit umumnya berupa senyawa kovalen, contohnya : C12H12O11, urea, alkohol, minyak dan lain-lainnya. Penguji hantaran listrik pada larutan dapat dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Elektron yang berasal dari kutub negatif baterai mengalir menuju ke katod (elektroda negatif). Kation (ion positif) akan tertarik ke katoda dan menyerap elektron di katoda sedangkan anion (ion positif) akan tertarik ke anoda dan melepaskan elektroda di anoda. Elekron akan diteruskan dari anoda ke katoda. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa pada kawat alira arus listrik merupakan aliran elektron dan dalam larutan arus listrik merupakan aliran ion. Daya hantar listrik adalah ukuran kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik. Daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hambatan listrik (R). Daya hantar listrik disebut juga Konduktivitas. Satuan dari daya hantar listrik adalah Ω-1cm-1. Konduktivitas digunakan untuk mengukur daya hantar larutan atau cairan elektrolit. Besarnya konduktivitas ditentukan oleh konsentrasi elektrolit. Energi listrik dapat di transfer melalui materi berupa
hantaran yang bermuatan listrik yang berwujud arus listrik yang berarti bahwa harus ada pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa muatan tersebut. Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam atau dapat juga digunakan ion positif dan ion negatif seperti dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari baterai, generator atau sumber energy listrik yang lain. Muatan listrik akan berpindah jika terdapat beda potensial diantara dua tempat tersebut. Arus listrik akan mengalir atau berpindah dari tempat yang berpotensial tinggi menuju tempat dengan potensial yang lebih rendah. Arus listrik terjadi didalam suatu larutan karena adanya ion yang bergerak (Supriyana, 2004). Cara lain untuk mengelompokkan senyawa selain dengan identifikasi ikatannya yaitu didasarkan pada daya hantar listrik. Berdasarkan daya hantarnya, senyawa dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat yang di dalam larutanya akan terdisosiasi atau akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Ditinjau dari kesetimbangan peruraiannya atau derajat disosiasinya, elektrolit dibagi menjadi: elektrolit kuat, yaitu zat yang dalam larutannya terdisosiasi sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Zat ini sangat mudah terionisasi dalam larutan, dengan derajat ionisasi 1 atau mendekati 1, misalnya garam-garam alkali, asam kuat dan basa kuat. Elektrolit lemah, yaitu zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0, misalnya sebagian kecil garamgaram, asam lemah dan basa lemah (Supriyana, 2004).
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
Adanya hidrasi
Orientasi atmosfer pelarut
Berat dan muatan ion
Gaya tarik antar ion
Temperatur
Viskositas Larutan jika diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar
dan gaya tarik antar ion pada elektrolit kuat semakin kecil. Pengenceran jika dilakukan sampai titik tidak terhingga, daya hantar ekuivalen elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada: (1) jumlah ion yang ada, (2) kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada. Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat atau lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah atau kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga (Bird, 1987). Hambatan tergantung pada jenis elektrolit dan konsentrasi. Aliran listrik dalam suatu larutan elektrolit akan memenuhi hukum Ohm, yang menyatakan bahwa “besarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui larutan sama dengan perbedaan potensial (V) dibagi dengan tahanan (R)”. Secara matematika hukum Ohm dapat ditulis : 𝑉
𝐼 = 𝑅 ………………. (1) Tahanan suatu larutan bergantung pada dimensi larutan lainya berdasarkan rumus : 𝑙
𝑅 = 𝜌 𝐴………………. (2) Dimana ρ adalah tahanan spesifik atau resistivitas dengan satuan Ohm.cm. l merupakan panjang lintasan yang dinyatakan dengan satuan cm dan A sebagai luas penampang dengan satuan cm2 (Stoker, 1993).
Rumus hambatan dalam sebuah penghantar adalah : 𝑉
𝑅 = 𝐼 ………………. (3) V dalam rumus ini dinyatakan dalam volt dan I dinyatakan dalam ampere, maka hambatan akan dinyatakan dalam ohm. Unsur lain yang sangat penting dalam rangkaian alat elektrokimia adalah hambatan. Hambatan merupakan rintangan yang terdapat dalam system terhadap arus listrik sehingga menyebabkan zat yang akan mengion menjadi sulit untuk mengion. Hubungan antara arus GGL (Gaya Gerak Listrik) dengan tahanan adalah : 𝐸
𝑅 = 𝐼 ………………. (4) Satuan E dalam rumus diatas adalah volt, I dengan satuan ampere dan R dalam ohm. Rumus diatas dikenal dengan Hukum Ohm (Dogra, 1990).
III.
METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat Gelas beker Labu takar Amperemeter Timbangan Elektroda karbon Power supply 3.2 Bahan Aquades Larutan gula Larutan NaCl Larutan BaCl2 Larutan CH3COOH Larutan CuSO4
3.3 PROSEDUR KERJA Percobaaan 1 : Menemtukan daya hantar listrik berbagai larutan 1. Dibuat larutan NaCl, BACl2, CH3COOH dan gula masing-masing berkonsentrasi satu molar (1 M) 2. Diukur daya hantar listrik di atas ! Percobaan 2 : Pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik. 1. Dibuat larutan NaCl, BACl2, CH3COOH, masing-masing 4 buah dengan konsentrasi 0,1; 0,25; 0,50; 1,00 M. 2. Diukur daya hantar listrik masing-masing larutan di atas !
IV. NO
DATA PENGAMATAN Percobaan 1 : Menentukan daya hantar listrik berbagai larutan Larutan
V (Volt)
I (ampere)
I
II
III
I
II
L (ohm) III
I
II
III
1.
NaCl
4
6
8
23 x 10-3
47 x 10-3
66 x 10-3 1/166,6 1/127,6 1/121,2
2.
BaCI2
4
6
8
40 x 10-3
54 x 10-3
84 x 10-3
1/100 1/111,1 1/95,24
3.
CH3COO H Gula
4
6
8
15 x 10-3
16 x 10-3
19 x 10-3
1/266
1/375
1/421
4
6
8
0
0
0
0
0
0
4.
Percobaan 2 : Menentukan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik a) Larutan NaCl
NO
Larutan NaCl
V (Volt)
I (ampere)
L (ohm)
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1.
0,10 M
4
6
8
17 x 10-3
41 x 10-3
60 x 10-3
2.
0,25 M
4
6
8
23 x 10-3
45 x 10-3
71 x 10-3 1/173,9 1/133,3 1/112,7
3.
0,50 M
4
6
8
40 x 10-3
54 x 10-3
74 x 10-3
4.
1.00 M
4
6
8
24 x 10-3
47 x 10-3
66 x 10-3 1/166,6 1/127,6 1/121,2
1/235 1/146,3 1/1333,3
1/100 1/111,1 1/108
b) Larutan BaCI2 NO
Larutan BaCI2
V (Volt) I
II
I (ampere)
L (ohm)
1.
0,10 M
4
6
II I 8
I
II
III
3 x 10-3
54 x 10-3
78 x 10-3
I
II
III
2.
0,25 M
4
6
8
78 x 10-3
168 x 10-3
252 x 10-3 19,5 x 10-3 28 x 10-3 31,5 x 10-3
3.
0,50 M
4
6
8
54 x 10-3
102 x 10-3
156 x 10-3 13,5 x 10-3 17,0 x 10-3 19,5 x 10-3
4.
1.00 M
4
6
8
40 x 10-3
54 x 10-3
84 x 10-3
7,5 x 10-3 9,0 x 10-3 9,75 x 10-3
10 x 10-3
9 x 10-3 10,5 x 10-3
c) Larutan CH3COOH NO
Larutan CH3COOH
V (Volt)
I (ampere)
L (ohm)
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1.
0,10 M
4
6
8
9 x 10-3
10 x 10-3
11 x 10-3
1/444 1/600 1/727,3
2.
0,25 M
4
6
8
16 x 10-3
18 x 10-3
24 x 10-3
1/250 1/333 1/333
3.
0,50 M
4
6
8
6 x 10-3
15 x 10-3
24 x 10-3
1/666 1/400 1/333
4.
1.00 M
4
6
8
15 x 10-3
16 x 10-3
19 x 10-3
1/266 1/375 1/421
V.
PERHITUNGAN a. Pengenceran: : M1 = 1M
Diketahui
V2 = 50 mL (volume air yang akan digunakan) M2 = 0,10 M; 0,25 M; 0,50 M; 1,00 M. Ditanya
: V1 (masing-masing larutan) = .......?
Jawab
:
1. Konsentrasi 0,10 M V1 × M1 = V2 × M2 V1 × 1 M = 50 mL × 0,1 M V1 × 1 M = 5 mL M V1 =
5 mL M 1M
= 5 mL
2. Konsentrasi 0,25 M V1 × M1 = V2 × M2 V1 × 1 M = 50 mL × 0,25 M V1 × 1 M = 12,5 mL M V1 =
12,5 mL M 1M
= 12,5 mL
3. Konsentrasi 0,50 M V1 × M1 = V2 × M2 V1 × 1 M = 50 mL × 0,50 M V1 × 1 M = 25 mL M V1 =
25 mL M 1M
= 25 mL
4. Konsentrasi 1 M V1 × M1 = V2 × M2 V1 × 1 M = 50 mL × 1 M V1 × 1 M = 50 mL M
V1 =
50 mL M 1M
= 50 mL
(Berlaku untuk semua larutan NaCl, BaCl2 , CH3 COOH) b. Daya hantar listrik (L) Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan V dan I yang berbedabeda. Misal larutan NaCl: V = I . R, maka R =
V I
1
1
I
Jika L = R, maka L = V/I = V Diketahui: V = 4 volt I = 24 . 10−3 ampere Ditanya : L= ......? Jawab
:L= =
I V 24 .10−3 4
= 0, 006 ohm−1
Dengan cara yang sama dapat ditentukan juga masing-masing daya hantar larutan BaCl2 dan CH3 COOH. Dan disesuaikan dengan besar I yang didapatkan dan V yang digunakan.
VI.
PEMBAHASAN Percobaan daya hantar listrik yang bertujuan untuk menentukan daya hantar listrik dari berbagai laruta, mengetahui kemampuan berbagai jenis senyawa terhadap daya hantar listrik, mampu membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik serta menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listriknya. Larutan elektrolit adalah suatu zat apabila dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat mengahantarkan arus listrik. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat mengahantarkan arus listrik karena zat non elektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Dan daya hantar listrik adalah ukuran kemampuan larutan dalam menghantarkan listrik. Dalam percobaan ini dua langkah yang dikerjakan yaitu yang pertama untuk menentukan daya hantar listrik larutan yang menggunakan larutan NaCl, BaCl2, CH3COOH, dan larutan gula dengan masing-masing mempunyai konsentrasi 1 M kemudian diukur daya hantar listriknya menggunakan power supply dan amperemeter dengan beda potensial 4, 6, dan 8 volt untuk masingmasing larutan. Untuk larutan NaCl didapatkan daya hantar listrik dengan beda potensial 4, 6, dan 8 volt berturut-turut sebesar 24 x 10-3 ; 47 x 10-3 ; 66 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 6 x 10-3 ; 7,8 x 10-3 ; 8,2 x 10-3 ohm-1. Untuk larutan BaCl2 mempunyai daya hantar listrik sebesar 40 x 10-3 ; 54 x 10-3 ; 84 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 10 x 10-3 ; 9 x 10-3 ; 10 x 10-3 ohm-1 . Untuk larutan CH3COOH mempunyai daya hantar listrik sebesar 15 x 10-3 ; 16 x 10-3 ; 19 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 3,7 x 10-3 ; 2,6 x 10-3 ; 2,3 x 10-3 hm-1 . Dan untuk larutan gula diperoleh daya hantar listrik sebesar 0 ampere dan 0 ohm-1. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa larutan NaCl dan BaCl2 mempunyai daya hantar listrik paling tinggi dibanding larutan CH3COOH dan larutan gula. Dikarenakan larutan NaCl dan BaCl2 merupakan larutan garam, berdasarkan literatur garam dapat menghantar arus listrik apabila di reaksikan dengan air dan larutan CH3COOH merupakan larutan asam lemah yang dapat menghantarkan arus listrik tapi tidak sekuat larutan asam kuat, karena zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi ion-ion. Zat ini
sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0. Sedangkan larutan CH3COOH mempunyai daya hantar listrik yang lebih tinggi dibanding larutan gula. Hal tersebut dikarena gula merupakan larutan non elektrolit, dimana larutan non elektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Percobaan yang kedua yaitu menetukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik. Larutan yang digunakan sama dengan percobaan pertama namun pada percobaan kedua diberi variasi kosentrasi sebesar 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M pada masing-masing larutan dengan cara menambahkan aquades. Untuk konsentrasi 0,1 M diambil 10 mL larutan murni 1 M kemudian ditambahkan aquades hingga 100 mL. Untuk konsentrasi 0,25 M diambil 25 mL larutan murni 1 M kemudian ditambahkan aquades hingga 100mL. Untuk konsentrasi 0,50 M diambil 50 mL larutan murni kemudian ditambahkan aquades hingga 100 mL. Dan untuk konsentrasi 1,0M diambil 100 mL larutan murni 1 M tanpa penambahan aquades. Langkah tersebut berlaku untuk masing-masing larutan kemudian diukur daya hantar listriknya. Daya hantar listrik untuk larutan NaCl menggunakan beda potensial 4 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 17 x 10-3 ; 23 x 10-3 ; 40 x 10-3 ; 24 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 4,2 x 103
; 5,7 x 10-3 ; 10 x 10-3 ; 6 x 10-3 ohm-1. Daya hantar listrik untuk larutan NaCl
menggunakan beda potensial 6 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 41 x 10-3 ; 45 x 10-3 ; 54 x 10-3 ; 47 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 6,8 x 10-3 ; 7,5 x 10-3 ; 9 x 10-3 ; 7,8 x 10-3 ohm-1. Daya
hantar listrik untuk larutan NaCl menggunakan beda potensial 8 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 60 x 10-3 ; 71 x10-3 ; 74 x 10-3 ; 66 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 0,7 x 10-3 ; 8,8 x103
; 9,8 x 10-3 ; 8,2 x 10-3 ohm-1. Daya hantar listrik untuk larutan BaCl2
menggunakan beda potensial 4 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 3 x 10-3 ; 78 x 10-3 ; 54 x 10-3 ; 40 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 7,5 x 10-3 ; 19,5 x 10-3 ; 13,5 x 10-3 ; 10 x 10-3 ohm-1. Daya
hantar listrik untuk larutan BaCl2 menggunakan beda potensial 6 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 54 x 10-3 ; 168 x 10-3 ; 102 x10-3 ; 54 x10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 9,0 x 10-3 ; 28 x 103
; 17,0 x10-3 ; 9 x10-3 ohm-1. Daya hantar listrik untuk larutan BaCl2
menggunakan beda potensial 8 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 78 x 10-3 ; 252 x 10-3 ; 156 x 10-3 ; 84 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 9,75 x 10-3 ; 31,5 x 10-3 ; 19,5 x 10-3 ; 10,5 x 10-3 ohm-1.
Daya hantar listrik untuk larutan CH3COOH menggunakan beda potensial 4 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 9 x 10-3 ; 16 x 10-3 ; 6 x 10-3 ; 15 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 2,2 x 10-3 ; 4 x 10-3 ; 1,5 x 10-3 ; 3,7 x 10-3 ohm-1. Daya hantar listrik untuk larutan CH3COOH
menggunakan beda potensial 6 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut turut sebesar 10 x 10-3 ; 18 x 10-3 ; 15 x 10-3 ; 16 x 10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 1,6 x 10-3 ; 3 x 10-3 ; 2,5 x 10-3 ; 2,6 x 10-3 ohm-1. Daya
hantar listrik untuk larutan CH3COOH menggunakan beda potensial 8 volt dengan konsentrasi 0,1 M ; 0,25 M ; 0,50 M ; 1,0 M berturut-turut sebesar 11 x 10-3 ; 24 x 10-3 ; 24 x 10-3 ; 19 x10-3 ampere dan berturut-turut sebesar 1,3 x 10-3 ; 3 x 10-3 ; 3 x 10-3 ; 2,3 x10-3 ohm-1. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa
larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan menghasilkan daya hantar yang lebih tinggi pula dalam satuan ampere maupun ohm-1. Beda potensial pada percobaan ini juga memiliki peran semakin besar beda potensial larutan semakin besar pula daya hantar listrik yang dihasilkan pada satuan ampere maupun ohm-1. Maka dari itu dapat dikatakan hubungan beda potensial dengan daya hantar listrik berbanding lurus. Tetapi dalam percobaan ini larutan CH3COOH daya hantar listrik yang dihasilkan dalam satuan ohm-1
semakin besar nilai beda potensial semakin kecil nilai dari daya hantar listrik yang dihasilkan. Secara umum dapat dikatakan hubungannya berbanding terbalik antar beda potensial dengan daya hantar listrik larutan CH3COOH. Hal tersebut bisa terjadi kemungkinan ada kesalahan praktikan dalam mengitung ataupun melihat hasil dari daya hantar listrik pada saat praktikum berlangsung.
VII.
KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan daya hantar listrik antara lain : 1) Daya
hantar
listrik
adalah
ukuran
kemampuan
larutan
dalam
menghantarkan listrik. Sedangkan larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit terbagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. 2) Daya hantar listrik larutan NaCl 1 M dengan beda potensial 4, 6, dan 8 berturut-turut sebesar 6 x 10-3 ; 7,8 x 10-3 ; 8,2 x10-3ohm-1. Daya hantar listrik larutan BaCl2 1 M dengan beda potensial 4, 6, dan 8 berturut-turut sebesar 10 x 10-3 ; 9 x 10-3 ; 10,5 x 10-3 ohm-1. Dan daya hantar CH3COOH 1 M 3,7 x 10-3 ; 2,6 x 10-3 ; 2,3 x 10-3 ohm-1 3) Daya hantar listrik larutan NaCl = BaCl2 > CH3COOH > gula dalam konsentrasi 1 M berdasarkan jenis larutan yang digunakan.
4) Larutan NaCl dan BaCl2 merupakan elektrolit kuat, larutan CH3COOH merupakan elektolit lemah, dan larutan gula non elektrolit. Karena larutan gula tidak menghasilkan ion. 5) Daya hantar listrik dengan perbedaan konsentrasi menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi maka daya hantar listriknya semakin besar ( 1,00M > 0,50M > 0,25M > 0,1M ) dan semakin besar beda potensial suatu
larutan semakin besar daya hantar listrik yang dihasilkan. Tetapi pada larutan CH3COOH dengan satuan ohm-1 daya hantar listrik yang dihasilkan tidak semakin besar melainkan semakin kecil. Hal ini disebabkan kesalahan praktikan pada saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2. Erlangga : Jakarta. Cahya, D. 2013. KREATIF Kimia SMA MA Kelas X Semester 2. CV Viva Pakarindo : Klaten Sudarmo, U. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. PT Phibeta Aneka Gama : Jakarta. Staf Kimia II Dasar. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.
LAMPIRAN
Percobaan 1: Menentukan daya hantar listrik berbagai larutan 1.
Bagaimanakah kemampuan larutan diatas dalam menghantarkan arus listrik? Jawab : Larutan yang memiliki kemampuan sebagai penghantar listrik yang paling baik adalah larutan BaCl2 karena memiliki nilai daya hantar listrik terbesar diantara larutan lainnya. Selanjutnya larutan NaCl yang merupakan larutan yang sama-sama dengan BaCl2 adalah larutan yang memiliki sifat elektrolit kuat sehingga dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Sedangkan larutan CH3COOH yang bersifat larutan elektrolit lemah dan larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik paling buruk atau tidak sama sekali adalah larutan gula. Hal ini terjadi karena sifat masing-masing larutan, jumlah ion larutan da nada atau tidaknya gelembung saat dicelupkan elektroda.
Percobaan 2: Pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik 1.
Buatkanlah grafik yang menghubungkan daya hantar listrik terhadap konsentrasi dari masing-masing larutan di atas ! Jawab :
Larutan NaCl Daya Hantar Listrik
0.014 0.012 0.01
0.008
4V
0.006
6V
0.004
8V
0.002 0 0,10 M
0,25 M
0,50 M
1,00 M
Konsentrasi
Larutan BaCl2 0.035
Daya Hantar Listrik
0.03 0.025 0.02
4V
0.015
6V
0.01
8V
0.005 0 0,10 M
0,25 M
0,50 M
Konsentrasi
1,00 M
Larutan CH3COOH Daya Hantar Listrik
0.005 0.004 0.003 4V 0.002
6V
0.001
8V
0 0,10 M
0,25 M
0,50 M
1,00 M
Konsentrasi
2.
Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik masing-masing larutan di atas ? Jawab : Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik masing-masing larutan berbanding lurus. Dimana semakin kecil konsentrasi larutan maka daya hantar listrik suatu larutan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar daya hantar listrik yang dihasilkan.