Laporan C.docx

  • Uploaded by: BerlianaAgustin
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan C.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 18,873
  • Pages: 77
1 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

SKENARIO

James (45 years old) and Mary (40 years old) had five children. Their first son, John (10 years old) had marked speech delay and was eventually diagnosed as intellectual disability. Their second child was a daughter, Lynn (9 years old) who was perpectly fine. Their third child, Jeremy (7 years old) also had major speech difficulties and was also diagnosed as intellectual disability. Their fourth child, Peter (6 years old) was born barely 10 months after their third child. He, too, had marked speech delay, was late in walking (20 months), wa subject severe tantrums, was hyperactive, flapped his hand frequently, and was thought to have autistic behavior. Their fifth child, Rose (3 years old) seemed generally okay but had considerable learning difficulties, especially in mathemathics. Mary had left school in the 10th grade, and James worked in construction. Mary had two brothers with mental retardation of ‘unknown cause’. One of her two sisters had no children since her periods stopped when she was 32. Mary’s one maternal uncle, was thought to have developed Parkinson’s disease when he was 52. James had only one sibling, a brother, who also had mild mental retardation, cause unknown. Their pediatrician noted that peter’s head was rather large (in the 90th percentile), and that he had large, prominent ears, a prominent forehead and jaw with a long face, and obvious intellectual deficits, which included poor speech and autistic behavior. He immediately suspected a diagnosed of the Fragile X Syndome.

1. Klarifikasi Istilah 1. Speech delay

: Keterlambatan bicara karena gangguan intelektual

2. Intellectual disability

: secara intelektual ada gangguan fungsi

3. Major speech difficulties

: secara umum sulit dalam berbicara

4. Hyperactive

: ganguan tingkah laku yang teidak normal(terlalu aktif) disebabkan disfungsi neurologi dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian

5. Tantrums

: suatu letupan amarah anak disaat menunjukan kemandirian dengan sikap negatifnya

6. Autistic behavior

: kelainan perkembangan sistem saraf yang kebanyakan disebabkan oleh faktor hereditas dan biasanya dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan

7. Learning difficulties

: kesulitan dalam belajar 1

2 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

8. Mental retardation

: kondisi yang didiagnosa sebelum umur 18, biasanya pada masa bayi atau sebelum kelahiran yang termasuk

intelektual

yang

dibawah

rata

rata,

kurangnya kemampuan yang utama untuk menjalani hidup. Setelah umur 18 tahun disebut demensia 9. Periods stopped

: suatu masa ketika secara fisiologis siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan

10. Parkison’s disease

: kelainan degereratif dari sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan pada sistem motoric dan biasanya penderita mengalami tremor, kaku otot, sulit berjalan, ganguan keseimbangan, dan gerak gerik menjadi lambat

11. Pediatrician

: seorang dokter yang berspesialisasi dalam bidang anak- anak

12. Prominent ears

: telinga menonjol

13. Prominent forehead

: dahi menonjol

14. Fragile X syndrome

: kelainan genetic yang penyebab utamanya penyakit retardasi mental menurun (artikel undip)

15. Long face

:

II. Identifikasi Masalah 1. Their first son had marked speech delay and was eventually diagnosed as intellectual disability. (VVVV) 2. Their third child also had major speech dificullties and diagnosed as intellectual disability. (VVVV) 3. Their fourth child was born barely 10 months after their third child and had marked speech delay, was late in walking (20 months), was subject to severe tantrums, was hyperactive, flapped his hand frequently and was thought to have autistic behavior. (VVVVV) 4. Rose had considerable learning difficulties in mathemathic. (VV) 5. Mary had left school in 10th grade. (V) 6. Mary had two brothers with mental retardation of ‘unknown cause’. (VVV) 2

3 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

7. One of her two sisters had no children since her periods stopped when she was 32 (VVV) 8. Mary’s one maternal uncle, was thought to have developed Parkinson’s Disease when he was 52 (V) 9. James had only one sibling, a brother, who also had mild mental retardation, cause unknown. (VVV) 10. Their pediatrician noted that peter’s head was rather large (in the 90th percentile), and that he had large, prominent ears, a prominent forehead and jaw with a long face, and obvious intellectual deficits, which included poor speech and autistic behavior. He immediately suspected a diagnosed of the Fragile X Syndome. (VVVVV) 1. Main Problem : a. Their fourth child was born barely 10 months after their third child and had marked speech delay, was late in walking (20 months), was subject to severe tantrums, was hyperactive, flapped his hand frequently and was thought to have autistic behavior. b. Their fourth child was born barely 10 months after their third child and had marked speech delay, was late in walking (20 months), was subject to severe tantrums, was hyperactive, flapped his hand frequently and was thought to have autistic behavior c. Their first son had marked speech delay and was eventually diagnosed as intellectual disability. d. Their third child also had major speech dificullties and diagnosed as intellectual disability e. James had only one sibling, a brother, who also had mild mental retardation, cause unknown. f. One of her two sisters had no children since her periods stopped when she was 32 g. Mary had two brothers with mental retardation of ‘unknown cause’. h. Rose had considerable learning difficulties in mathemathic. i. Mary had left school in 10th grade. j. Mary’s one maternal uncle, was thought to have developed Parkinson’s Disease when he was 52

III. Analisis Masalah 1. Their pediatrician noted that peter’s head was rather large (in the 90th percentile), and that he had large, prominent ears, a prominent forehead and jaw with a long 3

4 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

face, and obvious intellectual deficits, which included poor speech and autistic behavior. He immediately suspected a diagnosed of the Fragile X Syndome. a. Gen apa yang mempengaruhi Fragile X Syndrome? Jawaban: Gen FMR 1 (Fragile X Mental Retardation 1) yang ditemukan pada kromosom X b. Apa faktor penyebab Fragile X Syndrome? Jawaban: Fragile X Syndrome merupakan suatu kelainan yang disebabkan tubuh tidak dapat menghasilkan protein FMRP (Fragile X Mental Retardation Protein) di dalam selnya. Kebutuhan protein tersebut hanya dihasilkan oleh sel tertentu dan pada waktu yang tertentu juga. Penyandang Fragile X Syndrome mempunyai gen FMR 1 (Fragile X Mental Retardation 1) yang “rusak” karena mutasi. Mutasi menyebabkan gen FMR 1 tidak berfungsi, sehingga protein FMRP tidak dihasilkan. Ketiadaan protein yang spesifik tersebut merupakan penyebab kecacatan mental yang disebut Fragile X Syndrome. c. Bagaimana mekanisme terjadinya Fragile X Syndrome? Jawaban: Ada empat kategori umum mengulangi FMR1 CGG: Normal, Intermediate, Premutation dan Mutasi penuh. 1. Normal: alel ini memiliki 5 sampai 45 pengulangan CGG. 2. Intermediate atau "Gray Zone": Alel ini memiliki 45-54 pengulangan CGG. Alel ini umum di populasi umum (sekitar 1 dari 50 orang). Alel ini tidak terkait dengan masalah medis yang dikenal, dan individu dalam kisaran ini tidak di dikenal risiko untuk memiliki anak dengan Sindrom Fragile X. Dalam sejumlah kecil keluargakeluarga alel menengah berubah sedikit di generasi berikutnya dan mungkin memiliki potensi untuk menyebabkan premutations (lihat di bawah) di generasi mendatang. 3. Premutation: alel ini memiliki 55-200 pengulangan CGG.

Individu dengan

premutation FMR1 sering disebut sebagai "carrier." Perempuan dan 1 dari 700-800 orang diperkirakan pembawa X mutasi Fragile, menurut studi saat ini. Premutation memiliki potensi untuk menjadi tidak stabil dan untuk memperluas ke penuh mutasi ketika melewati dari ibu ke anak, menyebabkan sindrom Fragile X. Banyak orang dengan premutations tidak memiliki gejala dan tidak ada yang diketahui riwayat keluarga Fragile X. Wanita dengan premutation berada pada risiko infertilitas / 4

5 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

menopause dini dan gangguan ovarium lainnya (FXPOI). Laki-laki dengan premutation beresiko terkena gangguan neurologis FXTAS. 4. Mutasi Penuh: Lebih dari 200 pengulangan CGG. Sekitar 1 dari 4.000 individu memiliki mutasi penuh. Mutasi penuh menghasilkan sindrom Fragile X pada lakilaki. Sebuah mutasi penuh dapat menyebabkan sindrom Fragile X dalam beberapa perempuan lain. Perempuan mungkin memiliki kelainan ringan (misalnya ketidakmampuan belajar, kecemasan, rasa malu) atau FXS. Mutasi penuh menyebabkan gen FMR1 untuk "mematikan" dan tidak bekerja benar. Hal ini terjadi dengan proses yang disebut metilasi, yang seperti saklar yang dapat mematikan gen. (Biasanya gen adalah "unmethylated" atau diaktifkan.) Ini berarti gen tidak menghasilkan apapun atau cukup FMRP, yang diyakini diperlukan untuk perkembangan otak normal. d. Bagaimana kemungkinan pola pewarisan sifat pada keluarga James? Jawaban: Sebagaimana yang diketahui bahwa Mary memiliki dua saudara yang mengalami keterbelakangan mental (mental retardation) dan seorang anak yang menderita Fragile X syndrome. Dimana Fragile X syndrome merupakan penyakit X-linked Resesif NonMandelian, penyakit yang disebabkan karena adanya kelainan kromosom X (pada gen FMR-1 dengan ditandai adanya segmen gen yang terdiri dari trinukleotida GCC yang berulang >200 kali). Pada penyakit ini Pria cenderung lebih mudah terkena syndrome karena hanya mengandung satu kromosom X selain itu pada pola pewarisan sifat, sebagaimana yang diketahuii tentang penyakit-penyakit X-linked resesif bahwa anak laki-laki cenderung lebih berisiko menderita penyakit ini daripada anak perempuan. Pada kasus ini Mary bertindak sebagai pembawa sifat (permutation) karena ia memiliki anak yang menderita fragile X syndrome selain itu mary memiliki sejarah keluarga (kedua saudaranya) mengalami keterbelakangan mental yang merupakan ciri umum bagi Male Pre-mutation FMR1. e. Bagaimana pola pewarisan Fragile X Syndrome? Jawaban: Dalam kaitan konsultasi genetik, diketahui bahwa pola pewarisan sindroma Fragile X adalah unik, yakni : 1. Sindroma Fragile X diwariskan secara X- linked namun tidak dapat digolongkan sebagai dominan atau resesif, karena wanita karier dapat menderita maupun tidak

5

6 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

menderita retardasi mental dan dapat dengan atau tanpa menunjukkan kelainan kromosom. 2. Hanya kurang lebih 30 % wanita karier yang menderita Sindroma Fragile X, sedangkan pada laki-laki 100%. Namun pada laki-laki pembawa sifat, kurang lebih 20 % biasanya tidak menunjukkan gejala, yang disebut sebagai NTM (Normal Transmitting Males). 3. Ibu dari penderita Sindroma Fragile X laki-laki adalah wanita karier. f. Apa defek utama Fragile X Syndrome ? Jawaban: Defek utama sindrom fragile X adalah adanya perluasan jumlah trinukleotida DNA CGG repeat pada regio tak terjemahkan 5' dari gen fragile X (FMR1). Represi gen FMR1 akibat hipermetilasi dari perluasan trinukleotida CGG, mutasi noktah dan delesi pada Xq27-28 menyebabkan terhentinya produksi protein FMR1. g. Bagaimana faktor resiko dari Fragile X Syndrome? Jawaban: Faktor resiko dari Fragile X Syndrome ditandai dengan adanya gejala klinik yang khas pada penderita Sindrom Fragile-X laki-laki selain retardasi mental adalah testis membesar, telinga menggantung dan menonjol, dagu dan jidat memanjang serta gejala psikoneurologik lainnya seperti mata juling dan hiperaktif. Pada Sindrom Fragile X, laki-laki dan perempuan keduanya mempuanyai kesempatan yang sama sebagai pembawa (carier) gen mutasi penyebab cacat mental. Carier disini adalah individu yang membawa gen yang telah mengalami perubahan yang kelak pada generasi yang akan datang akan menyebabkan kecacatan mental. Sindroma ini lebih banyak diderita oleh laki-laki dengan perbandingan 1 : 1250, dibandingkan dengan perempuan dengan perbandingan 1 : 2500. Karena kelainan ini bersifat dominan, perempuan dengan hanya satu kromosom X saja yang membawa gen mutan dapat memperlihatkan gejala retardasi mental. Tetapi seringkali pada perempuan gejala tersebut tidak sepenuhnya terekspresi. Hanya sekitar 30% dari perempuan yang membawa gen tersebut mengalami Sindrom Fragile X. Pada laki-laki 80% pembawa gen mutan pada kromosom X akan cacat mental. h. Bagaimana tingkat keparahan dari Fragile X Syndrome? Jawaban: Tingkat keparahan retardasi mental pada penderita Sindrom Fragile X tergantung dari banyaknya pengulangan tripet CGG. Gen yang stabil mempunyai pengulangan CGG antara 6-54 kali. Orang normal, tidak akan memperlihatkan kecacatan mental. 6

7 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Pengulangan CGG antara 55-200 disebut mempunyai gen pramutasi. Pengulangan lebih dari 200 kali, berarti gen mengalami mutasi penuh dan orang dengan gen ini menderita Sindrom Fragile X. i. Fragile X Syndrome diturunkan secara apa? Jawaban: Fragile X Syndrome diturunkan dengan pola resesif X-linked, artinya anak laki-laki lebih mungkin menderita sindroma ini dan gen yang bermutasi dibawa oleh kedua orangtuanya. Sindroma Fragile X diwariskan secara X-Linked namun tidak dapat digolongkan sebagai dominan atau resesif, karena wanita karier dapat menderita maupun tidak menderita retardasi mental dan dapat dengan atau tanpa menunjukkan kelainan kromosom. j. Bagaimana edukasi yang akan diberikan kepada keluarga James? Jawaban: Edukasi yang diberikan kepada keluarga James dapat dilakukan pada saat prenatal (sebelum kelahiran) yang mencakup penjelasan-penjelasan mengenai resiko anak yang akan dilahirkan setelah kelahiran anak yang menderita Fragile X Syndrome. Lalu dapat diberikan setelah anak yang menderita Fragile X Syndrome yang mencakup kelainankelainan yang mungkin akan menyertai anak tersebut dan bagaimana cara mengatasinya. Lalu dapat pula diberikan edukasi pada saat mereka berencana ingin memiliki anak lagi, yaitu yang mencakup resiko penyakit tersebut kembali terulang pada anak selanjutnya. k. Bagaimana hubungan antara Fragile X syndrome dengan jenis kelamin? Jawaban: Fragile X syndrome lebih banyak diderita oleh laki-laki karena mereka hanya memiliki satu kromosom X, apabila kromosom tersebut rusak maka akan langsung berdampak berupa kecacatan mental yang disebut Fragile X Syndrome. Sedangkan pada perempuan yang memiliki dua kromosom X, apabila salah satu kromosomnya rusak maka kerusakan tersebut dapat ditutupi oleh kromosom lainnya yang tidak terkena kerusakan. Itulah sebabnya wanita lebih banyak merupakan pembawa (carier) daripada sebagai penderita.

2. Their fourth child was born barely 10 months after their third child and had marked speech delay, was late in walking (20 months), was subject to severe tantrums, was hyperactive, flapped his hand frequently and was thought to have autistic behavior. (VVVVV) a. Apa resiko dari jarak kelahiran yang dekat? 7

8 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Jawaban: Jika jarak kehamilan terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya, maka akan banyak resiko yang menimpa baik ibu maupun janinnya. Rahim yang masih belum pulih benar akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri. Akibatnya bayi akan terlahir dengan berat badan rendah, kekurangan zat gizi sehingga bayi menjadi tidak sehat. Selain itu bayi juga rentan terhadap kelainan plasenta, pertumbuhan yang terhadap dan penelitian terakhir menunjukkan bayi dengan jarak kehamilan terlalu dekat rentan terkena autisme. Bagi ibu sendiri meningkatkan resiko terkena anemia akut. Ibu hamil yang terkena anemia akut akan meningkatkan resiko terhadap perdarahan, komplikasi kehamilan, bayi terlahir prematur, resiko pendarahan saat persalinan dan resiko terburuk yaitu keguguran. Selain itu, pertimbangan non medis pun harus diperhatikan. Diantaranya misal biaya untuk kebutuhan kehamilan, persalinan dan persiapan bayi yang kembali harus segera di persiapkan. Selain itu, perkembangan usia dan psikologis anak pertama yang belum cukup, akan mengganggu kehadiran buah hati yang baru. Berdasarkan penelitan, usia anak kurang dari 1 tahun mudah sekali cemburu, sehingga apabila ada kehadiran anggota keluarga baru, dikhawatirkan hal ini akan membuat hubungan menjadi tidak harmonis karena adanya persaingan dan Kondisi ini juga akan membuat anda semakin stress. Jarak kehamilan yang aman dan disarankan adalah antara 18 sampai 48 bulan sejak dari persalinan sebelumnya. Jarak 12 bulan pun sebetulnya bisa saja, namun sebaiknya di konsultasikan dulu dengan dokter. b. Apa penyebab late in walking dan speech delay? Jawaban: Hal ini disebabkan karena penurunan fungsi otak akibat tidak adanya asupan protein FMRP ke dalam otak. Akibatnya tingkat kecerdasan anak ikut menurun dan menyebabkan late in walking dan speech delay. c. Apa penyebab hyperactive? Jawaban: Hiperaktif sering disebabkan oleh gangguan DNA sehingga terjadi perubahan pada fungsi otak. Penyebab lainnya adalah karena kurangnya asupan gizi yang diberikan orangtua terutama zat besi. Seorang yang hamil dan sering merokok atau mengkonsumsi narkoba juga bisa menyebabkan bayi yang dilahirkan menjadi hiperaktif. Jika dikaitkan dengan skenario, maka kemungkinan besar penyebab hiperaktif pada anak James dan Mary adalah gangguan DNA yang menyebabkan perubahan pada fungsi otak. 8

9 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

d. Bagaimana gejala-gejala autistic behavior? Jawaban: 1. Harus ada 6 gejala atau lebih dari 1, 2 dan 3 di bawah ini: a. Gangguan kualitatif dari interaksi sosial (minimal 2 gejala)  Gangguan pada beberapa kebiasaan nonverbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, sikap tubuh dan pengaturan interaksi social  Kegagalan membina hubungan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya  Tidak ada usaha spontan membagi kesenangan, ketertarikan, ataupun keberhasilan dengan orang lain (tidak ada usaha menunjukkan, membawa, atau menunjukkan barang yang ia tertarik)  Tidak ada timbal balik sosial maupun emosional b. Gangguan kualitatif dari komunikasi (minimal 1 gejala)  Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa yang diucapkan (tidak disertai dengan mimik ataupun sikap tubuh yang merupakan usaha alternatif untuk kompensasi)  Pada individu dengan kemampuan bicara yang cukup. terdapat kegagalan dalam kemampuan berinisiatif maupun mempertahankan percakapan dengan orang lain  Penggunaan bahasa yang meniru atau repetitif atau bahasa idiosinkrasi  Tidak adanya variasu dan usaha untuk permainan imitasi sosial sesuai dengan tingkat perkembangan c. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat dan aktivitas (minimal 1 gejala)  Kesibukan (preokupasi) dengan satu atau lebih pola ketertarikan stereotipik yang abnormal baik dalam hal intensitas maupun focus  Tampak terikan kepada rutinitas maupun ritual spesifik yang tidak berguna  Kebiasaan motorik yang stereotipik dan repetitif (misalnya mengibaskan atau memutar-mutar tangan atau jari, atau gerakan tubuh yang kompleks)  Preokupasi persisten dengan bagian dari suatu obyek 2.

Keterlambatan atau fungsi yang abnormal tersebut terjadi sebelum umur 3 tahun, dengan adanya gangguan dalam 3 bidang yaitu: interaksi sosial; penggunaan bahasa untuk komunikasi sosial; bermain simbol atau imajinasi

9

10 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

3.

Kelainan tersebut bukan disebabkan oleh penyakit Rett atau gangguan disintegratif (sindrom Heller)

e. Apa penyebab autis? Jawaban: Penyebab autisme adalah multifaktorial. Faktor genetik maupun lingkungan diduga mempunyai peranan yang signifikan. Sebuah studi mengemukakan bahwa apabila 1 keluarga memiliki 1 anak autis maka risiko untuk memiliki anak kedua dengan kelainan yang sama mencapai 5%, risiko yang lebih besar dibandingkan dengan populasi umum. Di lain pihak, lingkungan diduga pula berpengaruh karena ditemukan pada orang tua maupun anggota keluarga lain dari penderita autistik menunjukkan kerusakan ringan dalam kemampuan sosial dan komunikasi atau mempunyai kebiasaan yang repetitif. Akan tetapi penyebab secara pasti belum dapat dibuktikan secara empiris. f. Apa ciri-ciri autis? Jawaban: 1. Adanya gangguan-gangguan berikut : a. Gangguan kualitatif dari interaksi sosial (minimal 2 gejala)  Gangguan pada beberapa kebiasaan nonverbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, sikap tubuh dan pengaturan interaksi social  Kegagalan membina hubungan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya  Tidak ada usaha spontan membagi kesenangan, ketertarikan, ataupun keberhasilan dengan orang lain (tidak ada usaha menunjukkan, membawa, atau menunjukkan barang yang ia tertarik)  Tidak ada timbal balik sosial maupun emosional b. Gangguan kualitatif dari komunikasi (minimal 1 gejala)  Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa yang diucapkan (tidak disertai dengan mimik ataupun sikap tubuh yang merupakan usaha alternatif untuk kompensasi)  Pada individu dengan kemampuan bicara yang cukup. terdapat kegagalan dalam kemampuan berinisiatif maupun mempertahankan percakapan dengan orang lain  Penggunaan bahasa yang meniru atau repetitif atau bahasa idiosinkrasi  Tidak adanya variasu dan usaha untuk permainan imitasi sosial sesuai dengan tingkat perkembangan 10

11 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

c. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat dan aktivitas (minimal 1 gejala)  Kesibukan (preokupasi) dengan satu atau lebih pola ketertarikan stereotipik yang abnormal baik dalam hal intensitas maupun focus  Tampak terikan kepada rutinitas maupun ritual spesifik yang tidak berguna  Kebiasaan motorik yang stereotipik dan repetitif (misalnya mengibaskan atau memutar-mutar tangan atau jari, atau gerakan tubuh yang kompleks)  Preokupasi persisten dengan bagian dari suatu obyek 2. Keterlambatan atau fungsi yang abnormal tersebut terjadi sebelum umur 3 tahun, dengan adanya gangguan dalam 3 bidang yaitu: interaksi sosial; penggunaan bahasa untuk komunikasi sosial; bermain simbol atau imajinasi 3.

Kelainan tersebut bukan disebabkan oleh penyakit Rett atau gangguan disintegratif (sindrom Heller)

g. Apa yang dimaksud dengan keterbelakangan mental? Jawaban: Keterbelakangan mental adalah sebuah kelompok besar gangguan dari masa bayi, masa kanak-kanak, atau remaja ditandai dengan fungsi intelektual yang secara signifikan di bawah rata-rata (IQ 70 atau di bawah), yang terwujud sebelum usia 18 dengan gangguan fungsi adaptif (di bawah kinerja yang diharapkan untuk usia di berbagai bidang seperti sebagai keterampilan hidup sosial atau harian, komunikasi, dan kemandirian). Berbagai tingkat keparahan yang diakui: tingkat IQ 50/55-70 adalah ringan, tingkat IQ 35/4050/55 adalah moderat; tingkat IQ 20/25-35/40 berat; tingkat IQ di bawah 20/25 adalah sangat berat. h. Apa hubungan antara keterbelakangan mental dengan autis? Jawaban: Keterbelakangan mental ataupun retardasi mental berbeda dengan autis. Autisme merupakan suatu keadaan di mana anak mengalami perubahan perilaku sosial, sering melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, dan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Sebagian besar penderita autism ini memiliki IQ normal atau bahkan tinggi. Sementara itu, retardasi mental merupakan suatu gangguan fungsi kognitif yang diikuti dengan penurunan IQ, yaitu kurang dari 70

11

12 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

3. Their first son had marked speech delay and was eventually diagnosed as intellectual disability. (VVVV) a. Apa itu intellectual disability? Jawaban: disabilitas intelektual adalah gangguan yang ditandai oleh adanya perkembangan mental yang tidak lengkap atau terhambat, terutama karena penurunan fungsi pada setiap tahap perkembangan yang berkontribusi terhadap keseluruhan tingkat kecerdasan, seperti kognitif, bahasa, motorik, dan fungsi sosialisasi. b. Apapenyebab intellectual disability? Jawaban: a. Sering penyebabnya tidak diketahui. b. Sekitar 5% kasus terkait dgn keturunan(kelainan gen/kromosom). Misalnya: fragile x syndrome (disebabkan cacat pd kromosom yg menentukan jenis kelamin) & down syndrome (kelebihan 1 kromosom). Cacat gen, misalnya phenylketonuria (PKU) dpt menyebabkan ID jk tdk diketahui & diobati sejak awal. c. Perilaku

ibu

selama

hamil

:

kurang

gizi,konsumsi

alkohol

berlebihan,

penyalahgunaan obat, & merokok. d. Penyakit selama kehamilan:TORCH,hipertensi, paparan radiasi. e. Kelainan Sistem Saraf f. Cacat lahir yg mempengaruhi kepala, otak, & sistem saraf pusat: cacat saluran saraf (hidrosefalus) g. Kesulitan saat proses melahirkan: prematur,cedera kepala selama melahirkan, atau kekurangan oksigen h. Anak yg lahir dengan kecerdasan normal dapat menderita ID karena sakit atau cedera. Penyakit yang dpt mengakibatkan ID (bila tdk diobati dg baik): cacar air, campak,

infeksi

bakteri

Hibmeningitis

&

ensefalitis menyebabkan

pembengkakan otakkerusakan otak & ID. Anak dg cedera otak,krn kecelakaan atau penganiayaankerusakan otakID. c. Apa ciri-ciri anak yang memiliki intellectual disability? Jawaban: lemahnya kemampuan berpikir atau nalar d. Bagaimana hubungan antara speech delay dengan intellectual disability? Jawaban: 12

13 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa, bukannya mengalami kerusakan artikulasi, akan tetapi pusat pengolahan perbendaharaan kata yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Karena alasan itu mereka membutuhkan katakata konkret yang sering didengarnya. Selain itu perbedaan dan persamaan harus ditunjukkan secara berulang-ulang.

4. Their third child also had major speech dificullties and diagnosed as intellectual disability. (VVVV) a. Apa penyebab major speech difficulties? Jawaban: Penyebab anak laki-laki tersebut mengalami kesulitan berbicara karena mereka mengalami retardasi mental. Retardasi mental tersebut merupakan salah satu indikasi atau tanda seseorang mengalami fragile X syndrome. Dalam kasus ini anak-anak lakilaki Marry dan James didiagnosis intellectual disability. Intellectual disability ini ada beberapa tingkatan yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Dalam kasus ini anakanak Marry dan James berada pada rentang retardasi mental berat yang salah satu tandanya adalah kesulitan dalam berbicara atau berkomunikasi. b. Apa perbedaan dengan speech delay? Jawaban: Speech delay kelainan dimana anak mengalami keterlambatan mengembangkan kemampuan berbicara, sedangkan Major speech difficulties adalah kelainan dimana seorang anak mengembangkan kemampuan berbicaranya dengan cara yang abnormal. Dua hal ini masih belum bisa dibedakan secara jelas.

5. James had only one sibling, a brother, who also had mild mental retardation, cause unknown. (VVV) a. Apaitu mental retardasi? Jawaban: Retardasi mental adalah keterbatasan yang substansial dari fungsi yang ada, yaitu kesulitan belajar dan ketrampilan hidup sehari-hari b. Apa ada hubungan antara mental retardasi yang dialami pamannya dengan anak dari james? Jawaban: 13

14 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Ya, karena Sindrom Fragile X ini merupakan penyakit genetik dan 80% diderita oleh laki-laki, keduanya berkemungkinan besar menderita Sindrom Fragile X yang diwariskan melalui genetik. c. Apa penyebab mental retardasi? Jawaban: Retardasi mental disebabkan akibat kejadian sebelum kehamilan, selama kehamilan, saat melahirkan atau masa perinatal antara lain karena kelainan biokimiawi, kelainan genetik, gangguan psikiatrik, dan pengaruh dari lingkungan.

6. One of her two sisters had no children since her periods stopped when she was 32 (VVV) a. Berapa umur normal wanita yang mengalami menopause? Jawaban: Manopause wanita umumnya terjadi di usia 45-65 tahun b. Apa penyebab menopause dini pada umur 32 tahun? Jawaban: a. Kadang-kadang menopause dini diakibatkan oleh faktor internal tubuh. Cacat pada kromosom, misalnya sindrom Turner, membuat seseorang lahir tanpa atau dengan kromosom X yang tidak lengkap. Hal ini menyebabkan ovarium tidak berkembang secara normal dan akhirnya mengakibatkan menopause dini. b. Jika ada anggota keluarga yang mengalami menopause dini, maka Anda lebih cenderung mengalaminya juga. Selain itu, sistem imun tubuh yang normalnya memerangi penyakit, mungkin salah menyerang ovarium sehingga menghalangi produksi hormon dan akhirnya menstruasi pun terhenti. c. Selain faktor internal tubuh, perawatan medis dapat memicu terjadinya menopause dini. Perawatan medis untuk kanker seperti kemoterapi mungkin merusak ovarium dan membuat menstruasi terhenti. Tapi hal ini bergantung pada jenis kemoterapi dan usia. d. Operasi pengangkatan kedua ovarium akan mengakibatkan menopause, karena produksi hormon yang berkaitan dengan menstruasi sudah terhenti. Sama halnya dengan wanita yang menjalani pengangkatan rahim, meski masih memiliki ovarium, perlahan-lahan akan mengalami menopause. c. Apa dampak menopause dini? Jawaban: 14

15 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Wanita yang mengalami menopause dini tidak bisa hamil maupun melahirkan anak. d. Apa ada hubungan sindrom fragile x dengan menopause dini? Jawaban: Iya ada, perempuan yang mengalami menoupase awal sebelum 40 tahun (premature ovarian failure, POF) diduga mempunyai gen FMR 1 pramutasi (pengulangan CGG 55 – 200 kali) yang berpotensi menjadi penyebab sindroma fragile X. 7. Mary had two brothers with mental retardation of ‘unknown cause’. (VVV) a. Apa hubungan retardasi mental yang dialami saudara laki-laki dengan saudara perempuan yang mengalami menopause dini? Jawaban: Ya ada, karena keduanya merupakan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pembawa (carier) maupun penderita dari Sindrom Fragile X.

8. Mary’s one maternal uncle, was thought to have developed Parkinson’s Disease when he was 52 a. Apakah ada hubungan antara Parkinson’s disease dengan Fragile X syndrome? Jawaban: Ya ada, Fragile X syndrome menyebabkan protein untuk otak berkurang sehingga terjadi penurunan fungsi otak. Dalam hal ini, parkinson adalah penyakit degenerasi sistem saraf pusat dimana otak dan sumsum tulang belakang merupakan sistem saraf pusat. Jadi saat otak mengalami degenerasi fungsi otak, sistem saraf pusat juga mengalami degenerasi yang akhirnya menyebabkan terjadinya penyakit Parkinson.

9. Rose had considerable learning difficulties in mathemathic. (VV) a. Apa penyebab kesulitan belajar pada rose? Jawaban: Kesulitan belajar pada Rose disebabkan karena ia merupakan pembawa (carier) Fragile X syndrome dan kesulitan belajar merupakan salah satu gejala dari syndrome tersebut (retardasi mental) b. Mengapa kesulitan belajar terjadi pada khususnya pelajaran matematika? Jawaban:

15

16 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Karena pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang membutuhkan keterampilan dengan tingkat ketelitian yang tinggi, sedangkan kita tahu bahwa para penyandang Fragile X syndrome baik itu pembawa maupun penderita akan mengalami penurunan fungsi otak yang juga akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan, termasuk kemampuan kognitif. c. Mengapa Rose tidak mengalami Intelletual disability padahal seluruh saudara lakilakinya mengalami Intelletual Disability? Jawaban: Karena pada perempuan gejala tersebut tidak sepenuhnya terekspresi. Hanya sekitar 30% dari perempuan yang membawa gen tersebut mengalami Sindrom Fragile X. Pada lakilaki 80% pembawa gen mutan pada kromosom X akan cacat mental.

10. Mary had left school in 10th grade. a. Apa penyebab Mary tidak menyelesaikan sekolahnya? Jawaban: Mary tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena ia mengalami gangguan belajar yang merupakan salah satu gejala dari pembawa (carier) Fragile X syndrome

IV. Identifikasi Learning Issue Pokok Bahasan

What

I What I don’t know

Know 1. Fragile Syndrome

X Pengertian, Penyebab,

What I have How will to prove

I learn

penatalaksanaan dan Hubungan pencegahan

Fragile

X

gejala,

syndrome

etiologi,

dengan jenis

patofisiologi,

kelamin

pola pewarisan, recurrence risk, pemeriksaan,

Jurnal

diagnosa

Textbook 16

17 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

2. Konseling

Pengertian,

dan Edukasi

Tata cara pelaksanaan

tujuan,

Konselor

Internet

genetika

Pakar

manfaat. 3. Pedigree

Pengertian,

4. Mutasi

-

Penulisan

tujuan, cara

nama

membuat,

penyakit

cara

pada

membaca

pedigree

Pengertian,

Proses mutasi, letak Proses

penyebab,

kerusakan

dampak

mutasi pada Fragile

X Jurnal

syndrome 5. Pattern

of Pengertian,

Inheritance

pencegahan

of Textbook

Pattern

recurrence

inheritance

risk

fragile

Internet x Pakar

syndrome 6. X-linked

Pengertian,

Pencegahan.

Pewarisan

Pola

penyakit oleh

Pewarisan

orangtua

penyakit

yang affected dan carier

7. Recurrance Risk

Pengertian,

Persentase

Resiko

Tujuan,

menggunakan hukum peningkatan

Prognosis

mendel.

penderita Fragile

X

syndrome. 8. Autis

dan Pengertian,

Etiologi, Pencegahan, Keterkaitan

Parkinson’s

gejala-

Pemeriksaan, Akibat, antara

Disease

gejala.

Penyebab.

Fragile

X

Syndrome, Autis,

dan

Parkinson’s disease 17

18 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

9. Keterbelakang

Pengertian,

Cara menyikapi orang Penyebab-

an Mental dan ciri-ciri

dengan

penyebab

Gangguan

keterbelakangan

keterbelakan

Intelektual

mental dan gangguan gan intelektual

mental

dan gangguan intelektual.

10. Menopause dini

Pengertian

Mekanisme, Penyebab,

Mengetahui Akibat, hubungan

Hormon yang terlibat, antara Resiko.

menopause dini

dengan

fragile

x

syndrome

V. Sintesis Keluarga James memiliki penyakit genetik yaitu Fragile X syndrome yang terpaut pada kromosom X. Kelima anak James kecuali anak kedua mereka menunjukkan gejala-gejala Fragile X syndrome. Mereka mendapatkan penyakit ini dari kedua orangtua mereka yaitu James dan Mary. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada kromosom X. Mutasi tersebut menyebabkan pengulangan trinukleotida CGG > 200 kali yang melebihi batas normal. Mutasi tersebut akhirnya menyebabkan gen FMR 1 rusak dan tidak dapat memproduksi protein FMRP yang dibutuhkan oleh otak. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan Fragile X syndrome muncul pada keluarga tersebut. Gejala-gejala yang ditunjukkan berupa retardasi mental, intellectual disability, speech delay, late in walking, prominent forehead and jaw with long face, prominent ear, dan major speech dificulties merupakan gajala-gejala dari Fragile X syndrome. Jika ditelusuri dari silsilah (pedigree) keluarga James dan Mary, ditemukan juga gejala-gejala yang merujuk pada Fragile X syndrome seperti intellectual deficits dan retardasi mental pada keluarga James dan menopause dini pada saudara perempuan Mary. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa keluarga James dan Mary memiliki penyakit genetik terpaut kromosom X yaitu Fragile X syndrome yang diturunkan pada anak-anak mereka.

18

19 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

1. FRAGILE X SYNDROME 1.1 DEFINISI

Sindroma Fragile X (Sindroma Martin-Bell, Fragile X Syndrome) adalah suatu kelainan genetik pada kromosom X yang menyebabkan terjadinya gangguan intelektual dan perilaku. Sindroma Fragile X paling sering terdiagnosa sebagai penyebab gangguan intelektual sedang yang diturunkan. Kelainan ini lebih sering mengenai anak laki-laki. Sindroma fragile X merupakan penyebab nomor 2 tersering gangguan intelektual pada anak laki-laki (setelah sindroma Down). Namun, tidak seperti sindroma fragile X, sindroma Down biasanya tidak diturunkan. Sindrom fragile X merupakan penyebab utama penyakit retardasi mental yang ditandai dengan kerapuhan di ujung akhir lengan panjang kromosom X. Sindroma ini muncul jika orang tersebut tidak memproduksi FMRP (Fragile X Mental Retardation Protein). Gejala klinik yang khas pada penderita sindrom fragile-X laki-laki selain retardasi mental adalah testis membesar, telinga menggantung dan menonjol, dagu dan jidat memanjang serta gejala psikoneurologik lainnya seperti mata juling dan hiperaktif (Pusat Riset Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro) Fragile X Syndrome merupakan suatu kelainan yang disebabkan tubuh tidak dapat menghasilkan protein FMRP (Fragile X Mental Retardation Protein) di dalam selnya. Kebutuhan protein tersebut hanya dihasilkan oleh sel tertentu dan pada waktu yang tertentu juga. Penyandang Fragile X Syndrome mempunyai gen FMR 1 (Fragile X Mental Retardation 1) yang “rusak” karena mutasi. Mutasi menyebabkan gen FMR 1 tidak berfungsi, sehingga protein FMRP tidak dihasilkan. Ketiadaan protein yang spesifik tersebut merupakan penyebab kecacatan mental yang disebut Fragile X Syndrome.

19

20 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

1.2 PENYEBAB Sindroma Fragile X terjadi pada sepertiga kasus dari semua keterbelakangan mental yang berkaitan dengan kromosom X pada pria dan seperpuluh kasus pada wanita. Keadaan ini terjadi pada 1 diantara 2.000 pria dan 1 diantara 4.000 wanita. Sindrom Fragile X terjadi karena adanya perluasan dari sebuah daerah triplet nukleotida berulang di gen Fragile X mental retardation 1 (FMR 1) yang ditemukan pada kromosom X sehingga menimbulkan bagian yang rapuh. Defek utama sindrom fragile X adalah adanya perluasan jumlah trinukleotida DNA CGG repeat pada regio tak terjemahkan 5' dari gen fragile X (FMR1). Represi gen FMR1 akibat hipermetilasi dari perluasan trinukleotida CGG, mutasi noktah dan delesi pada Xq27-28 menyebabkan terhentinya produksi protein FMR1. Daerah Triplet nukleotida yang berulang pada FMR1 terdiri dari sitosin-guanin-guanin (CGG)

yang sekuensnya

berulang lagi dan lagi. Dalam bentuk umumnya gen FMR1 mengandung 5 sampai 50 pengulangan basa-basa CGG, namun dalam Fragile X syndrome pengulangan ini dapat terjadi hingga ratusan bahkan ribuan kali (ebehart & Warren,1996) Sehingga poroduct FMR1 yaitu Fragile X Mental Retardation protein (FMRP) tidak diproduksi, protein ini berlimpah pada neuron hippocampus dan otak besar pada orang-orang normal (orang-orang yang tidak mengalami kelainan). Bukti terbaru menyebutkan kemungkinan gen ini memainkan peranan yang penting dalam regulasi sintesis protein dalam respon aktivitas sinaptik (Feng,et all 1997). FMRP kemungkinan memiliki fungsi yang berbeda pada bagian lain dari perkembangan otak (C. Feinstein, 1997) Kategori Pengulangan CGG pada gen FMR1 adalah: 1. Normal 5-45 CGG yang berulang 2. Intermediate atau Grey Zone 

45 – 54 CGG yang berulang, sering ditemukan (1 dari 50)



Tidak memiliki resiko untuk memiliki anak dengan fragile x syndrome, namun pada generasi generasi dibawahnya akan memungkinkan terjadinya premutasi.

3. Premutasi 

55-200 CGG yang berulang



Pria Dengan Premutasi

20

21 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Kebanyakan laki-laki dengan premutasi tidak terpengaruh oleh sindrom fragile X. Namun, ada laporan langka laki-laki dengan premutations yang memiliki manifestasi ringan, termasuk karakteristik fisik, kognitif, dan perilaku. Fragile X syndrome terkait tremor/ataksia (FXTAS), kondisi neurologis baru ini diidentifikasi, mempengaruhi laki-laki di atas usia 50 yang membawa premutation. FXTAS adalah gangguan neurodegenerative progresif

yang

ditandai

dengan

tremor

intensi,

ataksia

serebelar,

Parkinsonisme, dan neuropati perifer. Studi Otak MRI dari individu yang terkena ditandai dengan hyperintensities dari peduncles cerebellar tengah (Hagerman et al., 2001). 

Wanita Dengan Premutations Wanita dengan premutations biasanya tidak terpengaruh secara intelektual dan fisik. Wanita dengan premutations mungkin memiliki peningkatan insiden depresi, kecemasan sosial, dan rasa malu (Franke et al.,1998; Johnston et al., 2001). Lebih umum, perempuan dengan premutations berada pada peningkatan risiko untuk menderita disfungsi ovarium serta menopause dini, disertai dengan penurunan kepadatan tulang .

4. Mutasi penuh 

Lebih dari 200 CGG yang berulang



1 dari 4000 individu yang menderita



Pria dengan mutasi penuh Pria dengan mutasi penuh mungkin menunjukkan karakteristik wajah yang khas termasuk besar dan/atau menonjol telinga, wajah panjang, dahi menonjol, prognatisme mandibula, strabismus, palatum melengkung tinggi dengan sumbing langit-langit sesekali, dan macrocephaly. Karakteristik wajah sering berkembang dari waktu ke waktu, terutama dahi menonjol dan dagu. Abnormalitiesconsist Genital dari macroorchism (testis lebih dari 25 ml size) pada laki-laki pascapubertas. Fenotip kognitif ditandai dengan fitur spektrum termasuk keterlambatan perkembangan pada anak, retardasi mental dari yang ringan sampai yang berat, level IQ, dan ketidakmampuan belajar.



Wanita dengan mutasi penuh

21

22 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Secara umum, wanita dengan mutasi penuh memiliki fitur lebih ringan dibandingkan laki-laki dengan mutasi penuh tetapi mereka juga menunjukkan kisaran yang sama, perilaku, wajah. Lebih dari 50% dari wanita dengan mutasi penuh memiliki beberapa karakteristik

ciri-ciri fisik yang terkait

dengan sindrom fragile X. Gangguan intelektual lebih ringan pada wanita dibandingkan pada laki-laki yang terkena. Fungsi kognitif dapat berkisar dari kecerdasan normal untuk gangguan belajar dan keterbelakangan mental. Studi menunjukkan bahwa sekitar 53-71% dari wanita dengan mutasi penuh memiliki IQ di kisaran batas atau retardasi mental. Perempuan dengan mutasi penuh yang memiliki IQ yang normal mungkin memiliki kesulitan belajar atau masalah emosional termasuk kecemasan sosial, sifat bisu selektif, rasa malu, kontak mata yang buruk, hiperaktif, dan perilaku impulsif.

1.3 GEJALA

Gejala klinik yang khas pada penderita sindrom fragile-X selain retardasi mental adalah : 

Muka sempit dan panjang



Telinga besar



Dagu dan dahi menonjol



Testis besar pada remaja dan dewasa



Langit-langit mulut tinggi 22

23 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015



Bagian kaki rata



Kekuatan kurang



Mata bersilang



Kecenderungan untuk terkenanya infeksi telinga



Tulang sendi terlalu lentur, terlebih tangan dan pergelangan tangan

Kebiasaan : 

Perkembangan yang cenderung lambat



Ketidakmampuan dalam belajar dan kepandaiian



Kurang perhatian dan hiperaktif



Tangan mengepak-ngepak seperti burung



Kontak mata yang buruk



Pemalu, dan gelisah



Keterlambatan dalam berbicara



Berbicara cepat dan berulang-ulang



Sulit dalam hal peralihan



Sensitive terhadap suara, sentuhan, keramaian, Gejala yang dapat muncul di kemudian hari adalah adanya menopause

dini dan invertilitas pada wanita yang masih dalam usia produktif, wanita ini adalah wanita carrier pembawa gen fragile X.Sedangkan Gejala lain yang dapat muncul pada laki-laki dan perempuan adalah adanya tremor atau sindrom ataxia di usia yang lebih dari 50 tahun.

1.4 PATOGENESIS Patogenesis ataupun dasar mekanisme genetik dari kelainan ini belum jelas diketahui. (Swaiman, 1999; Turner, 1997) Sindroma fragile X merupakan suatu keadaan unik dimana terjadi transmisi genetik MR secara terikat kromosom X (X linked), sehingga laki-laki yang ter-kena mengalami fragilitas pada bagian distal kromosom X. Fragilitas ini tampak dengan frekuensi tinggi bila sel dikultur pada media dengan defisiensi timidin, dan frekuensinya bertambah bila pada media tersebut ditambahkan 5-fluoro-deoxiuridin yang merupakan suatu timidilat sintetase inhibitor. (Swaiman,1999).

23

24 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Sindroma Fragile X memperlihatkan pola herediter X linked, dimana tidak pernah terjadi transmisi dari laki-laki ke laki-laki. Tetapi berlainan dengan penyakit lain yang diturunkan secara X linked resesif, pada sindroma ini baik laki-laki maupun wanita dapat mengalami kelainan klinik. Juga terdapat pola transmisi yang tidak biasa bila diobservasi pada suatu keluarga besar, di mana gen ini akan ditransmisikan dari laki-laki asimptomatik kepada anak perempuannya yang asimptomatik, dan kemudian pada generasi ketiga baru timbul gejala. Pola ini tidak sesuai untuk kelainan X linked, dimana biasanya fenotip akan manifest pada laki-laki yang membawa gen mutan. Pola ini dikenal sebagai “Sherman paradox”. (Swaiman, 1999). Dasar dari Sherman paradox dan fragilitas kromosom X telah menjadi jelas sejak gen penyebab sindroma fragile X berhasil diklon. Gen ini adalah FMR-1 (fragile X mental retardation 1) yang diekspresikan dengan level yang tinggi pada neuron. Gen FMR-1 terletak pada regio promoter (pada regio 5’ UTRs) di mana triplet basa “CGG” berulang beberapa kali (antara 5 sampai 50 kali pada populasi umum). Pengulangan dalam range yang normal tidak mempunyai pengaruh terhadap ekspresi FMR-1 ataupun efek fenotipik. Pengulangan ini lambat laun bertambah dalam beberapa generasi dan secara progresif menjadi tidak stabil, mungkin oleh karena adanya slippage (duplikasi inakurat yang timbul pada pengulangan identik yang terlalu banyak). Jadi transisi dari alel natural menjadi alel mu-tan terjadi melalui tahap intermediate yang disebut premutasi. Pada keadaan premutasi, jum-lah pengulangan ini meningkat sebanyak 50-200 pengulangan. Hal ini terjadi pada wanita pembawa sifat atau laki-laki yang asimptomatik (“Normal Transmitting Male” = NTM). Elongasi dari > 50 pengulangan dapat secara mendadak menga-lami ekspansi menjadi ≥ 200 da-lam satu generasi. Perubahan besar atau mutasi penuh ini a-kan menghentikan promoter dan menghentikan produksi gen. Pada individu dengan mu-tasi penuh, tampak daerah yang fragil pada daerah Xq27.3. Individu dengan pengulangan masif triplet CGG sampai > 200 kali disertai penekanan ekspresi gen FMR-1 ini jika laki-laki akan menderita RM, sedangkan wanita dapat bersifat sebagai pembawa sifat ataupun menderita RM dengan derajat lebih ringan. Sherman paradox dapat dijelaskan dengan mekanisme transisi dari melalui premutasi tadi. Alel premutasi bersifat tidak stabil dan dapat mengalami ekspansi menjadi mutasi penuh pada generasi berikutnya, di mana ekspansi menjadi mutasi penuh ini tidak terjadi pada laki-laki. Jadi Sherman paradox dijelaskan dengan adanya premutasi

pada

laki-laki

asimptomatik

yang

meneruskannya

kepada

anak 24

25 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

perempuannya yang kemudian menurunkan mutasi penuh kepada beberapa individu dari keturunannya. (Swaiman,1999). Walaupun mutasi gen FMR-1 diketahui berhubungan dengan kelainan neurobehavioral spesifik, tetapi fungsi dari produk gen tersebut yaitu FMRP (FMR Protein) belum jelas diketahui. Dikatakan bahwa FMRP terdapat dalam jumlah banyak pada neuron dari otak mamalia normal, sehingga diduga berperan penting dalam perkembangan dan fungsi otak. (Abrams, 1999) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa FMRP berhubungan dengan jumlah dan panjang dendrit neuron hipokampus. Binatang dengan FMRP yang jumlahnya sedikit ternyata neuron hipokampusnya memiliki hubungan sinaptik yang lebih sedikit daripada kontrol. (Braun, 2000). Walaupun ekspansi CGG merupakan basis sindroma fragile X pada sebagian besar individu, Albright et al 1994; De Graaff et al 1996; Mannermaa et al 1996 menyatakan ada jenis mutasi lain yang dapat terjadi walaupun jarang, yaitu delesi gen FMR-1. (Mannermaa,1996; Swaiman, 1999)

1.5 DIAGNOSA Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan post natal dengan menggunakan pemeriksaan DNA, biasanya dilakukan pada anak-anak yang sudah memasuki usia sekolah dan juga pada anak-anak penderita autism.

1.6 PENGOBATAN Tidak ada pengobatan khusus untuk sindroma fragile X.Penanganan dini yang bisa dilakukan berupa terapi bicara dan berbahasa, serta terapi okupasi. Terapi ini dapat membantu anak-anak dengan sindroma fragile X memaksimalkan kemampuan mereka.

1.7 PENCEGAHAN Jika di dalam keluarga ada riwayat sindroma fragile X, maka dianjurkan melakukan konsultasi genetik untuk mengetahui resiko terjadinya sindroma yang sama pada keturunannya.

1.8 PEMERIKSAAN FRAGILE X SYNDROME Analisis Molekuler 25

26 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Diagnosis

molekuler

pada

sindroma

Fragile

X

dilakukan

dengan

menggunakan dua metoda yaitu Polimerase Chain Reaction (PCR) dan Southern Blot. Kedua metoda ini dapat mendeteksi perpanjangan pengulangan CGG yang terjadi pada sindroma Fragile X. PCR dapat mendeteksi mutasi fragile X secara cepat dan cukup sensitif pada individu normal atau premutasi Metode Southern Blot untuk deteksi sindroma fragile X menggunakan probe StB12.3 yang memakai 2 enzim retriksi. Enzim pertama, EcoRI akan memotong untaian DNA dan menghasilkan band 5,2kb. Enzim kedua, EagI akan memotong DNA tanpa metilasi di daerah CpG dan menghasilkan band 2,8 k. Pada orang normal , lakilaki maupun perempuan didapatkan band konstan 1,0-11 kb (5-50 kopi CGG), pada NTM atau wanita karier diperoleh band 1.1 -1.6 kb (70-200 kopi CGG) yang disebut juga sebagai premutasi. Penderita Fragile X memiliki band yang lebih besar dan atau multipel dengan ukuran 1.6 kb (200 kopi CGG), yang disebut juga sebagai mutasi penuh. Penderita sindroma Fragile X pada umumnya mempunyai band 5,9-9 kb. Keunggulan Southern blot dibanding PCR adalah dapat mendeteksi individu dengan mutasi penuh dan status metilasi dari regio CpG.

2. KONSELING DAN EDUKASI A. PENGERTIAN KONSELING GENETIKA : Konseling genetik merupakan suatu proses pemberian informasi tentang aspek genetik dari suatu penyakit yang diberikan oleh tenaga terlatih kepada mereka yang mempunyai risiko tinggi atau kepadamereka yang memiliki gangguan-gangguan yang bisa diwariskan kepada keturunannya. Seorang pemberi konseling genetik (konselor genetik) dapat menjelaskan bagaimana kelainan/gangguan ini diwarisi oleh orangtua pada anak, risiko kemungkinan berulang ; ditujukan kepada pasien,keluarga mereka dan tenaga medis yang secara langsung memberikan pelayanan kepada mereka; dan memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit Bagi mereka yang memiliki riwa yat keluarga yang memiliki gannguan genetik, konselor genetik dapat menjelaskan risikoyang akan mereka hadapi nanti, yaitu memiliki bayi yang mempunyai kondisi yang sama denganmereka dan bagaiman kondisi nantinya akan mempengaruhi si anak. Selama beberapa tahun kemudian peranan genetik konselor mulai dikembangkan dari membuatgambaran silsilah keluarga untuk mengetahui komponen-komponen genetik 26

27 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

dari penyakit dan cacatlahir sampai pada pendekatan tidak langsung, dibutuhkan konselor untuk memberikan informasi danumpan balik kepada pasien yang mengalami penyakit dan risiko penyakit keturunan. Individu

yang

datang

untuk

menemui

konselor

genetik

mungkin

mengalami gangguan tersendiri dankhawatir tentang keluarga mereka, pasangan yang memiliki anak dengan gangguan genetic dan akanmerencanakan kehamilan berikutnya, pasangan yang merencanakan kehamilan pertama kalinya danberharap untuk mendapatkan informasi tentang kerentanan anak tersebut mangalami penyakit samahalnya dengan mereka yang merencanakan kehamilan di usia tua serta ingin menilai beberapa resikopotensialnya.

Layanan

konseling

genetic

sangat

berguna

disetiap

tahap

perkembangan, bayi yang harus menjalani skrining, remaja yang akan diperiksa untuk menilai adanya gen thalasemia atau menilai efeksamping genetic remaja saat memasuki pertengahan siklus hidup dalam memenuhi perubahan gaya hidup. Genetik konselor sekarang bekerja dalam ruang lingkup yang lebih luas disamping kegiatan rutin dirumah sakit. Lahan pekerjaan mereka di pendidikan, administrasi, pembuat kebijakan, dan dapat jugasebagai anggota dari perusahaan bioteknologi. Beberapa dari mereka bekerjasama dengan ilmuwan dandokter dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan. Medical genetik dan konselor genetik dilatih untuk membantu keluarga-keluarga untuk memahami tentang ganggua-gangguan genetic. Medikal genetik biasanya adalah seorang dokter, mereka melakukan pemeriksaan fisik saat dibutuhkan dan juga membantu memberika penyuluhan kepadapasien tentang ganggua-gangguan genetik. Konselor genetik memberikan informasi tentang factor risiko dan menjelaskan tes genetika yangtersedia. Seorang individu atau pasangan dapat menggunakan informasi ini untuk membantu merekadalam membuat keputusan untuk menjadi orangtua. Bagi orangorang yang berhubungan denganmereka yang mempunyai riwayat keturunan, konselor genetic dapat : 1. Memberikan informasi komplit dan akurat tentang gangguan-gangguan yang spesifik. 2. Menentukan pasangan-pasangan yang berisiko memiliki anak dengan gangguangangguan tertentu. 3. Memberikan informasi tentang pemeriksaan yang dapat menjelaskan bahwa bayi memiliki gangguan sebelum atau setelah lahir.

B. SASARAN KONSELING GENETIKA 27

28 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Konseling genetk diberikan kepada mereka yang : 1. Sedang hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat :  Gangguan genetik seperti : kistik fibrosis  Cacat lahir : bibir sumbing,  Abnormalitas kromosom : down sindrom  Retardasi mental 2. Wanita yang memiliki riwayat abortus berulang 3. Wanita yang sulit hamil 4. Wanita yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya terhadap bayi yang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi, beberapa obt-obatan, alkohol,infeksi). 5. Wanita yang berusia di atas 35 tahun. 6. Wanita yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal 7. Wanita yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau pemeriksaan darah.

Pada konseling genetik, konselor menanyakan individu atau pasangan beberapa pertanyaan tentang riwayat keluarga dan riwayat medis. Ia juga menjelaskan pemeriksaanpemeriksaan yang dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan ( prenatal atau pemeriksaan darah). Konselor menjelaskan bagaimana proses terjadinya kelainan tersebut, ia juga membicarakan tentang risiko penurunan kondisi tersebut pada anak. Pemeriksaan fisik oleh medical genetic menjadi bagian dari kegiatan konselin ggenetic. Ahli genetik ini bisa menyarankan beberapa tes untuk membantu dalam menegakkan diagnosis.

C. PROSES KONSELING GENETIKA Selama konsultasi : Riwayat kesehatan keluarga dikumpulkan untuk memberikan informasi tentang kesehatan anggota keluarga, membuat diagnosis dari kondisi genetic, atau dipastikan pada saat kehamilan, setelahpersalinan, masa anak-anak, atau dalam kehidupan lanjut setelah itu. Diagnosis dibuat, berdasarkan dari hasil pemerriksaan biokimia atau genetic. Diagnosis yang dibuat ini bisa juga berarti bahwa anggota keluarga yang lain juga bisa mengalami resiko yang sama. 28

29 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh seorang konselor dalam melakukan konseling terhadap keluarga yang bermasalah : 1. Memperkirakan resiko pada aggota keluarga yang lain, atau anak berikutnya, yang akan terpengaruh oleh kondisi. Bagaimanapun mereka harus diyakinkan untuk mengikuti konseling genetic dalam menemukan keadaan-keadaan yang sepertinya tidak terjadi dalam keluarga mereka. 2. Mendiskusikan dampak dan pengaruh yang mungkin terjadi pada individu atau keluarga dalam suasana yang mendukung. Informasi verbal dan tertulis mengenai kondisi mereka diberikan untuk membantu mereka dalam menanggapi beberapa isu yang mungkin muncul dari diagnosis yangtelah dibuat tentang kondisi genetik. 3. Mendiskusi bila terdapat pemeriksaan prenatal yang sesuai dan pilihan-pilihan lainnya untukmemastikan bahwa keputusan yang dibuat tersebut berdasarkan data dasar. Beberapa kondisi genetik dapat dibuat sebelum bayi lahir:  Jika kondisi genetik ini diidentifikasi melalui diagnosis prenatal, konseling genetic menjadi sarana yang menyediakan informasi langsung dan dengan demikian keputusan dapat dibuat sehubungandengan kelanjutan kehamilan.  Pada mereka yang telah terpapar zat teratogenik (kimia, obatobatan, radiasi, medikasi atau gen lingkungan lainnya yang dapat menimbulkan cacat lahir). Konseling genetic memberikankesempatan untuk memperoleh informasi dan dukungan.  Mendiskusikan dan menyusun pemeriksaan genetik pada mereka yang karir, yang diprediksikandan mereka yang belum memperlihatkan gejala.

D. KONSELOR GENETIKA Konseling genetik diberikan oleh tim profesional multidisiplin yang termasuk di dalamnya : 1. ahli genetik klinik dan spesialis medis lainnya dengan keahlian dalam hal-hal yang berkaitandengan genetic di bidang mereka seperti : ahli onkologi dan ahli saraf 2. Konselor genetic yaitu mereka yang telah menyelesaikan pendidikan kesehatan professionaldengan pelatihan khusus dan diberi sertifikat oleh HGSA (Human Genetic Sosiety Australia). 3. Pekerja social yang memiliki ketertarikan terhadap genetic, bekerja sangat dekat dengan

klinikgenetik,

konselor

genetik

dan

kelompok-kelompok

yang

mendukungnya. 29

30 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Ada beberapa alasan kenapa konseling genetik diperlukan : 1. Bila ada suatu kondisi dalam keluarga dan individu yang bersangkutan yang mana mereka atauanak mereka akan mengalami perkembangan kondisi. 2. Sebelum anak mengalami masalah serius dalam pertumbuhan, perkembangan atau kesehatan. 3. Satu atau lebih anggota keluarga (hubungan darah yang tidak berhubungan dengan perkawinan).Memiliki cirri-ciri yang tidak biasa, atau masalah kesehatan yang serius. 4. Wanita yang berada pada usia pertengahan 30 atau lebih dan yang merencanakan kehamilan ataumereka yang telah siap untuk hamil. 5. Saat suatu pasangan memiliki hubungan darah. 6. Individu atau pasangan mereka berhubungan dengan kondisi ini dan akan menrunkan padaketurunannya. 7. Ketika abnormalitas fetus sudah terdeteksi selama kehamilan. 8. Jika terpapar dengan lingkungan yang bisa menyebabkan cacat lahir seperti : obatobatan, kimia,medikasi, radiasi.

Beberapa hal penting yang khususnya disampaikan oleh konseling genetic jika disertai oleh factor-faktor resiko yang diterapkan pada anda: 1. Sebuah skrining tes kehamilan standar, seperti tes Alpha Fetoprotein, yang mendapatkan hasilyang tidak normal. 2. Hasil

amniosentesis

yang

tidak

diharapkan

(seperti

kelainan

kromosom

dalam kehamilan) 3. Orang tua/ keluarga dekat yang mewarisi penyakit atau cacat lahir. 4. Orang tua yang memiliki anak dengan cacat lahir atau gangguan genetic. 5. Ibu yang mengalami 2 atau lebih keguguran atau bayi lahir mati. 6. Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih ketika melahirkan. 7. Kesempatan memiliki anak dengan Down Syndrome meningkat pada ibu dengan usia: Seorangwanita mengalami 1 dari 350 kehamilan anak dengan Down Syndrome pada usia 35 tahun, 1dalam 110 kehamilan pada usia 40 tahun, dan 1 dalam 30 pada kehamilan dengan usia 45 tahun. 8. Anda yang berhubungan dengan kelainan genetic frekuensi kejadian dalam etnik tertentu ataukelompok ras. Contoh, pasangan keturunan Africa mempunyai resikoo tinggi memiliki anak dengan anemia bulan sabit; pasangan dari Eropa Jewish (Ashekenazi) bagian timur atau tengah, Cajun, orketurunan Irlandia memungkinkan 30

31 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

sebagai carrier penyakit Tai-Sachs; dan pasangan Italia,Yunani, atau keturunan Timur Tengah dapat membawa gen Thalasemia, gangguan sel darahmerah.

3. PEDIGREE Mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia terutama tentang penyakit menurun mempunyai kendala tersendiri. Kendala-kendala tersebut misalnya: tidak mungkin melakukan uji coba perkawinan pada manusia, kemungkinan kecil orang mau dikawinkan secara asal sesuai kehendak peneliti, adanya kemauan untuk menghindari kelainan atau penyakit menurun, adanya pembatasan jumlah anak karena pertimbanganpertimbangan tertentu, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempelajari pola pewarisan sifat terutama kelainan dan penyakit bawaan sering kali dilakukan dengan cara analisis peta silsilah (pedigree). Peta silsilah ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan jawaban yang memuaskan terhadap sejumlah persoalan yang diakibatkan oleh kelainan atau penyakit menurun. Pedigree selalu menggunakan simbol silsilah keluarga, seperti: 1. 2.

= (kotak tanpa arsiran), simbol untuk laki-laki normal = (kotak dengan arsiran penuh),simbol untuk laki-laki yang menderita kelainan atau penyakit tertentu.

3.

= (kotak dengan arsiran tidak penuh),simbol untuk laki-laki normal carier untuk penyakit tertentu.

3.

= (lingkaran tanpa arsiran) , simbol untuk perempuan normal

4.

= (lingkaran dengan arsiran tidak penuh), simbol untuk perempuan normal carier untuk penyakit atau kelainan tertentu

5.

= (lingkaran dengan arsiran penuh) , simbol untuk perempuan dengan kelainan atau penyakit tertentu.

1. Cacat dan Penyakit Menurun Seperti diketahui kromosom ada dua jenis yaitu AUTOSOM dan GONOSOM, jadi penyakit genetik pada manusia juga ada dua sebab yaitu : 

Disebabkan oleh kelainan autosom.



Disebabkan oleh kelainan gonosom.

a. Cacat dan penyakit menurun yang tidak terpaut Seks 31

32 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

1) Albinisme Albinisme mengakibatkan individu mengalami kelainan kulit tubuh yang disebut albino. Albino merupakan kelainan genetika yang ditandani adanya abnormalitas pigmentasi kulit dan organ tubuh lainnya serta penglihatan yang sangat peka terhadap cahaya. Akibatnya, rambut dan kulitnya berwarna putih atau bule. Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a, sedangkan gen A menentukan sifat kulit normal. Penderita Albino mempunyai genotip aa, sedangkan orang normal mempunyai fenotip AA atau Aa. Perhatikan persilangan berikut: P1 (normal)

AA

Gamet

A

X

aa (albino) a

F1

Aa (normal)

P2 (normal)

Aa

Gamet F2

X

A, a

Aa (normal) A, a

AA Normal

Aa Aa

Normal

aa

Albino

Jadi dari perkawinan seorang pria normal dengan wanita normal yang keduanya heterozigot menghasilkan keturunan dengan rasio fenotip normal : albino = 3 : 1. 2) Gangguan mental Yang dimaksud dengan gangguan mental adalah debil, imbisil, dan ideot. Salah satu ciri penderita gangguan mental adalah jika urinnya diberikan larutan ferioksida 5% akan menghasilkan warna hijau kebiruan yang berarti terdapat senyawa derivat fenilketouria (FKU). 32

33 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Fenilketouria disebabkan oleh gen resesif ph, sedangkan Ph menentukan sifat normal. Cara pewarisan Fenilketouria sebagai berikut berikut : P

(normal) Phph X

Gamet F

Phph (normal)

Ph, ph

Ph, ph

1 PhPh = normal (25%) 2 Phph = normal (50%) 1 phph = fenilketouria (25%)

Jadi rasio fenotipnya adalah normal : fenilketouria = 3 : 1. 3) Kemampuan Mengecap Phenylthiocarbamida (PTC) Phenylthiocarbamida (PTC) yaitu senyawa kimia yang rasanya pahit. Sebagian besar orang dapat merasakan rasa pahit PCT disebut pengecap atau taster, sedangkan sebagian lainnya tidak dapat merasakan pahit disebut dengan nontaster. Gen T menentukan sifat perasa PCT, sedangkan alelnya gen t menentukan seseorang tidak dapat merasakan PTC atau disebut buta kecap. Cara pewarisan perasa PTC dan bukan perasa PTC dapat dijelaskan dalam persilangan berikut: P1 (taster) TT

X

Gamet

T

F1

Tt (taster)

P2 (taster) Tt

X

Gamet

T, t

F2

tt (nontaster) t

Tt (taster) T, t

TT Tt

taster (75%)

Tt Tt

nontaster (25%)

Jadi rasio fenotipnya adalah perasa PTC (taster) : buta kecap (nontaster)=75% : 25% = 3:1 4) Polidaktili Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan atau jari kaki melebihi normal, misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah.

33

34 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja. Perhatikan gambar disamping. 5) Thalasemia Thalasemia merupakan kelainan genetika karena rendahnya pembentukan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan kemampuan eritrosit untuk mengikat oksigen rendah. Thalassemia diakibatkan ketidakberesan sintesis salah satu rantai globin, yaitu kesalahan transkripsi mRNA dalam menerjemahkan kodon untuk asam amino globin. Thalassemia disebabkan oleh gen dominan Th, sedangkan alelnya th menentukan sifat normal. Penderita thalassemia bergenotip ThTh (thalassemia mayor) atau Thth (Thallassemia minor). Penderita thalassemia mayor keadaannya lebih parah daripada thalassemia minor. Penderita thalassemia mayor biasanya bersifat letal (mati). 6) Dentinogenesis Imperfecta Dentinogenesis Imperfecta adalah kelainan pada gigi, yaitu keadaan tulang gigi berwarna putih seperti air susu. Kelainan itu disebabkan oleh gen Dt, sedangkan gigi normal ditentukan oleh gen resesif dt. 7) Retinal aplasial Retinal aplasial adalah kelainan pada mata yang mengakibatkan penderita mengalami kebutaan sejak lahir. Penyebab kelainan itu yaitu gen dominan R, sedangkan alel resesif r menentukan sifat mata normal. 8) Katarak Katarak adalah kelainan mata, yaitu kerusakan pada kornea mata. Katarak dapat mengakibatkan kebutaan. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan K, sedangkan alel resesif menentukan sifat mata normal. 9) Botak Ekspresi gen penyebab botak dibatasi oleh jenis kelamin. Hal ini berarti dengan genotip yang sama tetapi terdapat pada jenis kelamin yang berbeda akan menimbulkan ekspresi fenotip yang berbeda. Kebotakan ditentukan oleh gen B dan gen b untuk kepala berambut normal). Orang yang bergenotip BB, baik perempuan 34

35 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

maupun laki-laki akan mengalami kebotakan. Sebaliknya, genotip Bb pada lakilaki mengakibatkan kebotakan, tetapi tidak untuk perempuan. Artinya, genotip Bb tidak mengakibatkan kebotakan pada perempuan. Mengapa demikian? Hal ini karena perempuan menghasilkan hormon estrogen yang mampu menghalangi kebotakan. Perhatikan pewarisan gen penyebab kebotakan berikut.

b. Cacat dan penyakit menurun yang terpaut Seks 1) Buta warna Buta warna disebabkan oleh gen resesif c (dari kata : colour blind) yang terpaut kromosom-X. wanita normal bergenotip XCXC atau XCXc, sedangkan wanita buta warna homozigotik (XcXc) jarang dijumpai. Buta warna dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) buta warna parsial (sebagian) Penderita buta warna parsial tidak dapat melihat warna-warna tertentu, misalnya hijau dan merah. Jika penderita tidak dapat melihat warna hijau saja dinamakan buta warna hijau atau buta warna deutan. Jika penderita tidak dapat melihat warna merah saja dinamakan buta warna merah atau buta warna protan. 2) buta warna total Penderita buta warna total tidak dapat melihat semua warna sehingga dalam pandangannya hanya ada warna hitam dan putih. Perhatikan tabel ekspresi gen berikut: Jenis

Fenotip

Kelamin

Normal

Wanita

XCXC,

Buta Warna XcXc

XCXc Pria

XY

XcY

2) Hemofili Hemofilia adalah kelainan pada darah yang ditandai darah sukar membeku, ketika terjadi luka. Ratu Vectoria (Inggris) diduga pembawa (karier) gen penyebab hemofilia pada keluarga kerajaan Inggris. Perhatikan silsilah penurunan hemofilia pada keluarga Ratu Victoria berikut. 35

36 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Hemofilia disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut dengan kromosom-X. Perhatikan tabel ekspresi gen resesif h berikut : Jenis kelamin

Normal

Hemofilia

Wanita

XH XH

Xh Xh

XHXh

(letal)

XHY

XhY

Pria

c. Cara Menghindari penyakit menurun Beberapa penyakit seperti diabetes melitus, buta warna, gangguan mental, hemofili, sickle cell anemia, dan talasemia merupakan penyakit yang bersifat menurun. Bahkan beberapa penyakit seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan beberapa penyakit lainnya juga bersifat genetis. Gen-gen penyebab penyakit-penyakit tersebut biasanya resesif danindividu pembawanya bersifat heterozigot. Untuk menghindari penyakit tersebut saat ini di dunia kedokteran telah ada pemeriksaan kelainan genetis (medical genetics). Calon pasangan pengantin diharapkan berkonsultasi, dan akan diberikan saran-saran berdasarkan: 

pemeriksaan silsilah keluarga



tes laboratorium



uji klinis

4. MUTASI Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan. mutasi didefenisikan sebagai perubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya. Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa mutasi pada 36

37 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun. Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X (Anonim, 2009).
 Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan kematian (lethal mutation). a. Mutasi kromosom Mutasi kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan struktur kromosom atau perubahan jumlah kromosom. Istilah mutasi pada umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi besar/ gross mutation atau aberasi. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada mitosis. Pada prinsipnya, mutasi kromosom digolongkan rnenjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Mutasi Komosom Akibat Perubahan Jumlah Kromosom Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genorn disebut aneuploid. Euploid (eu = benar; ploid = unit) Yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan pada jumlah n. Makhluk hidup yang terjadi dari perkembangbiakan secara kawin, pada umumnya bersifat diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom). Organismee yang kehilangan I set 37

38 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

kromosomnya sehingga memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya disebut monoploid. Sedang organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid. Mutasi poliploid ada dua, yaitu (1) autopoliploid yang terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis dan terjadi pada kromosom homolog, misalnya semangka tak berbiji; dan (2) alopoIiploid yang terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya dan terjadi pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar seperti kol, daun mirip lobak).
 Aneuploid (an = tidak; eu = benar; Ploid = Unit) Yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi kromosom ini tidak melibatkan seluruh genom yang berubah, rnelainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Mutasi ini disebut juga dengan istilah aneusomik. Penyebab mutasi ini adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindle ke sentromer) dan nondisjunction (gagal berpisal). Macam-macam aneusomik antara lain sebagai berikut : monosomik (2n-1); yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom, misalnya Sindrom Turner pada manusia dimana jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin (22AA+X0).
 nullisomik (2n-2); yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom
 trisomik (2n + 1); yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, misalnya Sindrom Klinefelter pada manusia dengan kariotipe 22AA+XXY dan Sindrom Jacobs (22AA+XYY). tetrasomik (2n * 2); yaitu mutasi karena kelebihan dua kromosom. 2. Mutasi Kromosom Akibat Perubahan Struktur Kromosom Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut juga dengan istilah aberasi. Macam-macam aberasi dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Delesi adalah mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Penghilangan dapat terjadi pada segmen panjang lengan kromosom seperti yang dilaporkan 38

39 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

pada tanaman gandum. Tergantung pada gen dan tingkat ploidi, defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau menurunkan viabilitas. Pada tanaman defisiensi yang ditimbulkan oleh perlakuan bahan mutagen (radiasi) sering ditunjukkan dengan munculnya mutasi klorofil. Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat diamati pada stadia muda (seedling stag), yaitu dengan adanya perubahan warna pada daun tanaman. Macam-macam delesi antara lain:  Delesi terminal; ialah delesi yang kehilangan ujung segmen kromosom.
 Delesi intertitial; ialah delesi yang kehilangan bagian tengah kromosom  Delesi cincin; ialah delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran seperti cincin.  Delesi loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya.

b. Duplikasi, Mutasi karena kelebihan segmen kromosom. Mutasi ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain (homolognya) yang tetap normal. Duplikasi menampilkan cara peningkatan jumlah gen pada kondisi diploid. Dulikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti: pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah, penyimpangan dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase pembelahan sel), rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi, sebagai konsekuensi dari inversi heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan mutagen. Beberapa kejadian duplikasi telah dilaporkan dapat miningkatkan viabilitas tanaman. Pengaruh radiasi terhadap duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada bermacam jenis tanaman seperti jagung, kapas, dan barley.

c. Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom non homolog. Macam-macam translokasi antara lain sebagai berikut :  Translokasi homozigot (resiprok)


ialah translokasi yang mengalami

pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua 39

40 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

kromosom non homolog.  Translokasi heterozigot (non resiprok)
 ialah translokasi yang hanya mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom non homolog.
  Translokasi Robertson ialah translokasi yang terjadi karena penggabungan dua kromosom akrosentrik menjadi satu kromosom metasentrik, maka disebut juga fusion (penggabungan). Translokasi terjadi apabila dua benang kromosom patah setelah terkena energi radiasi, kemudian patahan benang kromosom bergabung kembali dengan cara baru. Patahan kromosom yang satu berpindah atau bertukar pada kromosom yang lain sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda dengan kromosom aslinya. Translokasi dapat terjadi baik di dalam satu kromosom (intrachromosome)

maupun

antar

kromosom

(interchromosome).

Translokasi sering mengarah pada ketidakseimbangan gamet sehingga dapat

menyebabkan

kemandulan

(sterility)

karena

terbentuknya

chromatids dengan duplikasi dan penghapusan. Alhasil, pemasangan dan pemisahan gamet jadi tidak teratur sehingga kondisi ini menyebabkan terbentuknya tanaman aneuploidi. Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman Aegilops umbellulata dan Triticum aestivum yang menghasilkan mutan tanaman tahan penyakit.

d. Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin dan terjadi kiasma. Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi dan segmen yang patah tersebut berotasi 180o dan menyatu kembali. Kejadian bila centromere berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut pericentric, sedangkan bila centromere berada di luar kromosom yang terinversi disebut paracentric.

Inversi

pericentric

berhubungan

dengan

duplikasi

atau

penghapusan chromatid yang dapat menyebabkan aborsi gamet atau pengurangan frequensi rekombinasi gamet. Perubahan ini akan ditandai dengan adanya aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada tanaman jagung dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau diinduksi dengan bahan mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman 40

41 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

heterosigot dijumpai lebih rendah pada kejadian inversi daripada translokasi. Macam-macam inversi antara lain sebagai berikut.  Inversi parasentrik; teriadi pada kromosom yang tidak bersentromer.  lnversi perisentrik; terjadi pada kromosom yang bersentromer. e. Isokromosom

ialah

mutasi

kromosom

yang

terjadi

pada

waktu

menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing masing berlengan identik (sama). Dilihat dari pembelahan sentromer maka isokromosom disebut juga fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan.

f. Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, salinq bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
 3. Penyebab Mutasi (Mutagen) Penyebab mutasi dalam lingkungan dapat bersifat fisik, kimia, dan biologis. a. Mutagen Fisik Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik adalah radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi pengion dan radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi berenergi tinggi sedangkan radiasi bukan pengion adalah radiasi berenergi rendah. Contoh radiasi pengion adalah radiasi sinar X, sinar gamma, radiasi sinar kosmik. Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi sinar UV. Radiasi pengion mampu menembus jaringan atau tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara radiasi bukan pengion hanya dapat menembus lapisan sel-sel permukaan karena berenergi rendah. Radiasi sinar tersebut akan menyebabkan perpindahan elektron-elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Ataomataom yang memiliki elektron-elektron sedemikian dinyatakan tereksitasi atau tergiatkan. Molekul-molekul yang mengandung atom yang berada dalam 41

42 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

keadaan tereksitasi maupun terionisasi secara kimiawi lebih reaktif daripada molekul yang memiliki atom-atom yang berada dalam kondisi stabil. Raktivitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya sejumlah reaksi kimia, terutama mutasi. Radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi, insersi, translokasi serta fragmentasi kromosom umumnya. b. Mutagen Kimiawi Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi disebut juga mutagen kimiawi. Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi 3 kelompok, yaitu analog basa, agen pengubah basa dan agen penyela. Senyawa yang merupakan contoh analog basa adalah 5-Bromourasil (5 BU). 5-BU adalah analog timin. Dalam hubungan ini posisi karbon ke-5 ditempati oleh gugus brom padahal posisi itu sebelumnya ditempati oleh gugus metil. Keberadaan gugus brom mengubah distribusi muatan serta meningkatkan peluang terjadinya tautomerik. Senyawa yang tergolong agen pengubah basa adalah mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia dari basa, yang termasuk kelompok ini adalah agen deaminasi, agen hidroksilasi serta agen alkilasi. Perlakuan dengan asam nitrit, misalnya, terhadap sitosin akan menghasilkan urasil yang berpasangan dengan adenin sehingga terjadi mutasi dari pasangan basa S-G menjadi T-A. Agen hidroksilasi adalah mutagen hydroxammin yang bereaksi khusus dengan sitosin dan menguabhnya sehingga sitosisn hanya dapat berpasangan dengan adenin. Sebagai akibatnya terjadi mutasi dari SG menjadi TA.agen alkilasi mengintroduksi gugus alkil ke dalam basa pada sejumlah posisi sehingga menyebabkan perubahan basa yang akibatnya akan terbentuk pasangan basa yang tidak lazim. Senyawa yang tergolong agen interkalasi akan melakukan insersi antara basa-basa yang berdekatan pada sati atau kedua unting DNA. Contoh agen interkalasi adalah proflavin, aeridine, ethidium bromide, dioxin dan ICR-70.

42

43 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

5. PATTERN OF INHERITANCE

Peta Silsilah Penurunan Fragile X Syndrome Individu yang mengalami Fragile X Syndrome nampak normal ketika lahir tetapi mengalami perkembangan yang lambat pada masa pertumbuhannya. Laki-laki memperlihatkan gejala fragile X yang lebih kentara/hebat dibandingkan perempuan karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X. Perempuan mempunyai dua kromosom X. Jika salah satu kromosom X tidak normal, maka masih dapat diimbangi oleh kromosom X normal yang satunya. Akan tetapi perempuan juga dapat menjadi carrier fragile X, dimana masing-masing anaknya mempunyai kemungkinan 50% terkena Syndrome Fragile X.

2.1 POLA PEWARISAN FRAGILE X SYNDROME Dalam kaitan konsultasi genetik, diketahui bahwa pola pewarisan sindroma Fragile X adalah unik, yakni : 1. Sindroma Fragile X diwariskan secara X- linked namun tidak dapat digolongkan sebagai dominan atau resesif, karena wanita karier dapat menderita maupun tidak 43

44 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

menderita retardasi mental dan dapat dengan atau tanpa menunjukkan kelainan kromosom. 2. Hanya kurang lebih 30 % wanita karier yang menderita Sindroma Fragile X, sedangkan pada laki-laki 100%. Namun pada laki-laki pembawa sifat, kurang lebih 20 % biasanya tidak menunjukkan gejala, yang disebut sebagai NTM (Normal Transmitting Males). 3. Ibu dari penderita Sindroma Fragile X laki-laki adalah wanita karier. 4. Rasio segregasi atau proporsi anaknya menderita dari wanita pembawa sifat adalah 0,4 bukan 0,5. Pada Sindroma Fragile X juga dikenal paradoks Sherman, yakni berupa: risiko terjadinya retardasi mental tergantung posisi pada gambaran pedigree. Laki-laki akan menderita kelainan lebih berat, sedangkan pada wanita gejala yang muncul adalah ringan (yang disebabkan oleh inaktivasi krom osom X dan mosaisism). Pada kasus nonpenetran, Normal Transmitting Male memiliki anak perempuan normal, tetapi cucu-cucunya berisiko menderita kelainan. Peluang penderita perempuan dengan gejala ringan memiliki anak laki-laki yang terkena sindroma ini adalah 50 %, sedangkan perempuan karier normal berpeluang kurang dari 50 % memiliki anak lakilaki yang menderita sindroma Fragile X.

2.2 PEWARISAN PADA GEN TERKAIT-X Jika sifat terkait-X adalah karena alel resesif, seorang wanita akan mengekspresikan fenotipe hanya jika itu homozigot untuk alel itu. Karena laki-laki hanya memiliki satu lokus, istilah homozigot dan kurangnya heterozigot berarti untuk menggambarkan X-linked gen; yang hemizygous istilah digunakan dalam kasus tersebut. Setiap penerima laki-laki alel resesif dari ibunya akan mengekspresikan sifat. Untuk alasan ini, jauh lebih laki-laki daripada perempuan memiliki X-linked resesif gangguan. Namun, meskipun kesempatan perempuan yang mewarisi dua dosis alel mutan yang jauh lebih sedikit daripada kemungkinan laki-laki mewarisi satu dosis, ada perempuan dengan gangguan terkait-X. Misalnya, buta warna adalah gangguan ringan hampir selalu diwariskan sebagai sifat terkait-X. Seorang anak perempuan buta warna dapat lahir buta warna yang ayah yang pasangan adalah pembawa karena alel terkait-X untuk buta warna relatif jarang terjadi, meskipun, probabilitas bahwa seorang pria dan wanita tersebut akan kawin rendah. 44

45 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

6. X-LINKED Pada manusia, kromosom X adalah salah satu contoh dari kromosom seks. Jika Anda adalah seorang gadis, Anda memiliki dua kromosom X. Jika Anda adalah anak laki-laki, Anda hanya memiliki satu kromosom X. Pelajari lebih lanjut tentang kromosom X dan gangguan yang terkait dengan itu dalam artikel ini. a. Definisi dan Fungsi Semua makhluk hidup memiliki kromosom dalam sel mereka. Kromosom adalah struktur yang membawa informasi genetik dalam bentuk DNA. Anda, serta individuindividu manusia lainnya, memiliki 46 kromosom pada setiap sel tubuh Anda. Dua dari 46 kromosom yang disebut kromosom seks karena mereka adalah penting untuk menentukan apakah Anda adalah seorang anak laki-laki atau perempuan. Ada dua kromosom seks yang berbeda: kromosom X dan kromosom Y.. Seorang gadis akan memiliki dua kromosom X (ditulis sebagai XX), tapi anak laki-laki akan memiliki satu X dan satu kromosom Y (ditulis sebagai XY). Ini berarti bahwa tidak peduli jenis kelamin Anda, Anda akan selalu memiliki setidaknya satu kromosom X. Kromosom Y sangat kecil dan hanya memiliki beberapa gen (50 sampai 60). Gen ini sebagian besar terlibat dengan karakteristik laki-laki karena hanya laki-laki memiliki kromosom Y.

Gambar semua 46 kromosom pada manusia laki-laki. X dan Y adalah dua kromosom seks

45

46 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

manusia. (Seorang wanita akan memiliki dua kromosom X dan kromosom Y tidak ada.)

Di sisi lain, setiap orang memiliki kromosom X. Kromosom X lebih besar dan memiliki 800-900 gen. Gen ini disebut tautan gen (gen X-linked) dan membuat protein yang terkait dengan banyak sifat yang tidak berhubungan dengan gender dan proses, termasuk: 

Pigmentasi kulit dan mata



penglihatan



pembekuan darah



Pencernaan bahan menggunakan lisosom



membuat kolagen



Membuat email gigi

Pada wanita, satu kromosom X dimatikan dalam proses yang disebut X-inaktivasi. Hal ini terjadi sehingga jumlah yang sama protein dibuat dari gen X-linked di kedua perempuan dan laki-laki. Ingat bahwa laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, sementara perempuan memiliki dua. Jadi jika kedua kromosom X yang aktif pada wanita, mereka akan membuat dua kali lebih banyak protein dibanding pria. b. Gangguan Ada berbagai jenis gangguan yang berkaitan dengan kromosom X. Beberapa dari mereka harus melakukan bersama jumlah kromosom X, seperti memiliki salinan tambahan atau hilang salinan. Tiga contoh ditunjukkan pada tabel di bawah. Gangguan

Penyebab

Gejala

Sindrom Turner

Satu kromosom X hilang pada Tidak matang secara seksual, wanita (ditulis sebagai XO tidak subur, perawakan pendek bukan XX)

Sindrom Triple

XEkstra kromosom X pada Biasanya sehat dan subur wanita (ditulis sebagai XXX) perempuan

46

47 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Sindrom Klinefelter

Ekstra kromosom X pada laki- Peningkatan

fitur

feminin,

laki (ditulis sebagai XXY berkurang kelamin, tidak dapat bukan XY)

mereproduksi

Gangguan kromosom X-yang berhubungan lainnya adalah karena mutasi pada gen tautan X. Ingat, tautan gen X hanya mereka yang berada di kromosom X. Bagi banyak orang gangguan genetik terpaut kromosom X, sebuah kebutuhan perempuan untuk memiliki dua salinan dari mutasi, satu pada setiap kromosom X. Pria hanya memiliki satu kromosom X, sehingga mereka hanya perlu satu salinan mutasi untuk mengalami gangguan tersebut. Ini berarti bahwa sebagian besar gangguan tautan-X lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan karena jauh lebih mudah untuk mewarisi satu salinan gen mutan dari dua salinan gen mutan yang sama. Tiga contoh kelainan genetik tautan X tercantum dalam tabel di bawah. Gangguan

Gejala

buta warna Merah-hijau

Kesulitan membedakan antara merah dan hijau

Hemofilia

Pendarahan berlebihan setelah cedera karena masalah dengan pembekuan darah

distrofi Otot

otot lemah, otot mengecil

c. Ringkasan Kromosom X adalah salah satu dari dua kromosom seks yang ditemukan pada manusia. Semua orang memiliki kromosom X. Perempuan memiliki dua, tetapi anak laki-laki hanya memiliki satu. Kromosom X memiliki lebih dari seratus gen (disebut gen X-linked/tautan gen X) hal-hal yang harus dilakukan dengan yang tidak berhubungan dengan gender, seperti pembekuan darah dan penglihatan. Gangguan karena ekstra kromosom X yang hadir adalah sindrom Klinefelter dan sindrom X tripel. Sindrom Turner terjadi ketika seorang gadis atau wanita yang hilang kromosom X. Kelainan genetik terpaut kromosom X lebih sering terjadi pada laki-laki dan termasuk kebutaan warna merah-hijau, hemofilia, dan distrofi otot. 47

48 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

X Linked Warisan Berikut ini akan memberikan informasi tentang apa yang x terkait warisan sarana dan bagaimana X terkait kondisi diwariskan. Untuk memahami X terkait warisan, itu adalah pertama membantu untuk mengetahui tentang gen dan kromosom. Gen dan Kromosom Tubuh kita terdiri dari jutaan sel. Kebanyakan sel mengandung satu set lengkap gen. Gen bertindak seperti satu set instruksi, mengontrol pertumbuhan kami dan bagaimana tubuh kita bekerja. Mereka juga bertanggung jawab untuk banyak karakteristik kami, seperti warna mata, golongan darah kami dan tinggi. Kami memiliki ribuan gen. Kita masingmasing mewarisi dua salinan dari sebagian besar gen, satu salinan dari ibu dan satu salinan dari ayah kami. Itulah sebabnya kita sering memiliki karakteristik yang mirip dengan mereka berdua. Gambar 1: Gen, kromosom dan DNA

Gen terletak pada struktur seperti benang kecil yang disebut kromosom. Biasanya kami memiliki 46 kromosom di sebagian besar sel. Satu set 23 kromosom yang kita warisi dari ibu kami dan satu set kromosom 23 yang kita warisi dari ayah kami. Jadi kita memiliki dua set kromosom 23, atau 23 pasang.

48

49 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Gambar 2: 23 pasang kromosom diatur sesuai dengan ukuran; kromosom 1 adalah yang terbesar. Dua kromosom terakhir adalah kromosom seks.

Kromosom (lihat Gambar 2) bernomor 1-22 terlihat sama pada pria dan wanita. Ini disebut autosom. Pasangan nomor 23 berbeda pada laki-laki dan perempuan dan mereka disebut kromosom seks. Ada dua jenis kromosom seks, yang disebut kromosom X dan satu kromosom Y disebut. Wanita biasanya memiliki dua kromosom X (XX). Seorang wanita mewarisi satu kromosom X dari ibu dan satu kromosom X dari ayahnya. Lakilaki biasanya memiliki X dan kromosom Y (XY). Seorang pria mewarisi kromosom X dari ibunya dan kromosom Y dari ayahnya. Gambar 2 karena itu menunjukkan kromosom laki-laki sebagai pasangan terakhir dari kromosom (XY). Kadang-kadang, ada perubahan (mutasi) di satu salinan gen yang berhenti dari bekerja dengan benar. Perubahan ini dapat menyebabkan kondisi genetik karena gen tidak berkomunikasi petunjuk yang benar untuk tubuh. X terkait kondisi genetik disebabkan oleh perubahan gen pada kromosom X. Apa x linked resesif warisan? Kromosom X memiliki banyak gen yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kromosom Y lebih kecil dan memiliki gen yang lebih sedikit. Perempuan memiliki dua kromosom X (XX) dan oleh karena itu jika salah satu gen pada kromosom X memiliki perubahan, gen normal pada kromosom X lainnya dapat mengkompensasi berubah copy. Jika ini terjadi betina biasanya pembawa sehat kondisi X terkait. Menjadi pembawa berarti bahwa Anda tidak memiliki kondisi tersebut, tetapi membawa salinan berubah dari gen. Dalam beberapa kasus, perempuan menunjukkan tanda-tanda ringan dari kondisi tersebut. Pria memiliki X dan kromosom Y (XY) dan oleh karena itu jika salah satu dari gen pada kromosom X laki-laki memiliki perubahan, ia tidak memiliki salinan lain dari gen yang untuk mengkompensasi berubah copy. Ini berarti bahwa ia akan 49

50 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

terpengaruh oleh kondisi tersebut. Kondisi yang diwariskan dengan cara ini disebut kondisi resesif X-linked. Beberapa contoh kondisi X terkait termasuk hemofilia, Duchenne distrofi otot dan rapuh X. X-linked warisan dominan Meskipun kondisi yang paling X terkait yang resesif, sangat jarang kondisi X terkait dapat ditularkan dengan cara yang dominan. Ini berarti bahwa meskipun perempuan mewarisi satu salinan normal dan satu salinan berubah dari gen, berubah gen akan cukup untuk menyebabkan kondisi tersebut. Jika laki-laki mewarisi kromosom X berubah maka ini akan cukup untuk menyebabkan kondisi karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X. Sebuah perempuan yang terkena dampak memiliki 50% (1 dalam 2) kesempatan memiliki anak yang terkena (putra dan putri). Sebuah laki-laki yang terkena akan memiliki semua anak perempuan yang terkena dampak tetapi semua anak akan terpengaruh. Kondisi resesif bagaimana X terkait diwariskan? Jika pembawa perempuan memiliki anak, ia akan menyampaikan baik kromosom X dengan gen yang normal, atau kromosom X dengan gen berubah. Oleh karena itu setiap anak memiliki kesempatan 50% (1 dalam 2) dari mewarisi gen berubah dan terpengaruh oleh kondisi tersebut. Ada juga kesempatan 50% (1 dalam 2) bahwa anak akan mewarisi gen normal. Jika hal ini terjadi ia tidak akan terpengaruh oleh kondisi tersebut. Kesempatan ini tetap sama untuk setiap anak. Jika pembawa perempuan memiliki anak perempuan, dia akan melewati baik pada kromosom X dengan gen yang normal, atau kromosom X dengan gen berubah. Oleh karena itu setiap anak memiliki kesempatan 50% (1 dalam 2) dari mewarisi gen berubah. Jika ini terjadi putri akan menjadi pembawa, seperti ibunya. Ada juga kesempatan 50% (1 dalam 2) bahwa anak perempuan akan mewarisi gen normal. Jika ini terjadi dia tidak akan pembawa, dan akan benar-benar terpengaruh oleh kondisi tersebut. Kesempatan ini tetap sama untuk setiap anak.

50

51 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Gambar 3: Bagaimana X terkait kondisi resesif diwariskan oleh operator perempuan

Gambar 4: Bagaimana X terkait kondisi resesif diwariskan oleh laki-laki yang terkena

Jika laki-laki yang memiliki kondisi X terkait memiliki anak perempuan, ia akan selalu lulus pada gen berubah padanya. Hal ini karena laki-laki hanya memiliki satu kromosom X dan mereka selalu kirimkan ke anak perempuan mereka. Semua anakanaknya karena itu akan operator. Anak-anak perempuan biasanya tidak akan memiliki kondisi tersebut, tetapi mereka berisiko memiliki anak yang terkena dampak. Jika laki-laki yang memiliki kondisi X terkait memiliki seorang putra, anaknya tidak akan mewarisi gen berubah pada kromosom X. Hal ini karena pria selalu lulus pada kromosom Y mereka ke anak-anak mereka (jika mereka lulus pada kromosom X, mereka akan punya anak perempuan).

51

52 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Bagaimana jika seorang anak adalah orang pertama dalam keluarga untuk memiliki kondisi tersebut? Kadang-kadang anak yang lahir dengan kondisi genetik X terkait dapat menjadi orang pertama yang akan terpengaruh dalam keluarga. Hal ini bisa terjadi karena perubahan gen baru telah terjadi untuk pertama kalinya dalam telur atau sperma yang diciptakan bayi. Ketika ini terjadi, tidak orang tua anak yang merupakan pembawa. Orang tua sangat tidak mungkin untuk memiliki anak lagi dipengaruhi oleh kondisi yang sama. Namun anak yang terkena dampak, yang kini memiliki gen berubah, bisa menularkannya kepada anak-anak mereka. Pembawa Pengujian dan Tes Kehamilan Sejumlah opsi mungkin tersedia untuk orang-orang yang memiliki riwayat keluarga kondisi genetik X terkait. Pengujian pembawa mungkin tersedia bagi perempuan untuk melihat apakah mereka adalah pembawa gen yang berubah. Informasi ini mungkin berguna ketika merencanakan kehamilan. Untuk beberapa X terkait kondisi adalah mungkin untuk memiliki tes kehamilan untuk melihat apakah bayi telah mewarisi kondisi (informasi lebih lanjut tentang tes ini tersedia di CVS dan selebaran amniosentesis). Ini adalah sesuatu yang Anda harus membicarakan dengan dokter atau profesional kesehatan. Anggota Keluarga lainnya Jika seseorang dalam keluarga memiliki kondisi terkait X atau pembawa, Anda mungkin ingin membicarakan hal ini dengan anggota keluarga yang lain. Hal ini memberikan anggota keluarga perempuan lainnya kesempatan untuk memiliki tes darah untuk melihat apakah mereka juga operator, jika mereka ingin. Informasi ini juga dapat berguna dalam membantu mendiagnosa anggota keluarga lainnya. Ini mungkin sangat penting untuk anggota keluarga yang sudah memiliki anak, atau cenderung memiliki anak di masa depan. Beberapa orang merasa sulit untuk memberitahu anggota lain dari keluarga tentang kondisi genetik. Mereka mungkin khawatir tentang menyebabkan kecemasan dalam keluarga. Pada beberapa keluarga, orang telah kehilangan kontak dengan kerabat dan 52

53 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

mungkin merasa sulit untuk menghubungi mereka. Spesialis genetik sering memiliki banyak pengalaman dengan keluarga dalam situasi ini dan mungkin dapat menawarkan Anda membantu dalam membahas situasi dengan anggota keluarga lainnya. 7. RECURRENCE RISK Pada Fragile X Syndrome, baik pria maupun wanita memiliki kesempatan yang sama sebagai pembawa (carrier) gen mutasi penyebab cacat mental. Carrier adalah individu pembawa gen yang telah mengalami perubahan yang kelak pada generasi yang akan datang akan menyebab kecacatan mental. Sindroma ini lebih banyak diderita oleh laki-laki dengan angka perbandingan 1 : 1250, dibandingkan dengan perempuan yaitu pada angka 1 : 2500. Karena kelainan ini bersifat dominan, perempuan dengan hanya 1 kromosom X saja yang membawa gen mutan dapat memperlihatkan gejala retardasi mental. Tetapi seringkali pada perempuan gejala tersebut tidak sepenuhnya terlihat. Hanya sekitar 30% perempuan yang membawa gen itu yang mengalami Fragile X Syndrome, sedangkan pada laki-laki 80% pembawa gen mutan pada kromosom X akan mengalami cacat mental. Pewarisan Fragile X Syndrome Sindroma Fragile X mempunyai pewarisan yang unik yaitu : a.

Sindroma Fragile X diwariskan secara X-linked namun tidak bisa digolongkan sebagai dominan atau resesif, karena wanita karier dapat menderita maupun tidak menderita retardasi mental dan dapat dengan atau tanpa menunjukan kelainan kromosom.

b.

Hanya kurang lebih 30% wanita carrier yang menunjukkan gejala sindroma Fragile X, sedangkan pada pria 100%. Namun lelaki carrier (kurang lebih 20%) biasanya tidak menunjukkan gejala, yang disebut sebagai normal transmitting males (NTM). Saudara laki-laki dari NTM biasanya kurang menunjukkan gejala dibanding saudara laki-laki penderita sindroma Fragile X ( disebut dengan Sherman paradox)

c.

Ibu dari penderita sindroma Fragile X pria adalah wanita carrier

Pada Syndroma Fragile X juga dikenal paradoks Sherman, yakni berupa : resiko terjadinya retardasi mental tergantung posisi pada gambaran pedigree. Laki-laki akan menderita kelainan lebih berat, sedangkan pada wanita gejala yang muncul adalah ringan. Normal Transmitting Male memiliki anak perempuan normal tetapi cucucucunya beresiko menderita kelainan. Peluang penderita perempuan dengan gejala 53

54 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

ringan memiliki anak laki-laki yang terkena sindrom ini adalah 50%, sedangkan perempuan karier normal berpeluang kurang dari 50% memilki anak laki-laki yang menderita sindrom fragile X  Lelaki dengan mutasi penuh memiliki keterbelakangan mental dan umunya tidak bereproduksi  Perempuan dengan mutasi penuh mempunyai resiko 50% mempunyai anak dengan mutasi penuh disetiap kehamilan.  Lelaki dengan premutasi karier, akan mewarisi ke seluruh anak perempuan dan tidak ke anak laki-laki. Semua anak perempuan yang dimiliki oleh laki-laki premutasi karier adalah hanya sebagai pembawa tidak memilik gejala (unaffected carrier)  Perempuan dengan premutasi karier, mempunyai resiko kehamiln 50% (baik untuk mutasi penuh atau premutasi) disetiap kehamilan. Tetapi ini juga disesuaikan dengan nomor pengulangan terjadinya mutasi gen. Number

of

Maternal Approximate % Risk of Approximate % Risk of

Premutation CGG repeats

Having an Affected

Having an Affected

Son

Daughter

56-59

7%

3.5%

60-69

10%

5%

70-79

29%

15%

80-89

36%

18%

90-99

47%

24%

>100

50%

25%

8. PENYAKIT AUTIS DAN PARKINSON a. AUTISME Definisi Autisme adalah kumpulan kondisi kelainan perkembangan yang ditandai dengan kesulitan berinteraksi sosial, masalah komunikasi verbal dan nonverbal, disertai dengan

pengulangan tingkah laku dan ketertarikan yang dangkal dan obsesif. 54

55 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Autisme merupakan suatu gangguan spektrum, artinya gejala yang tampak bisa sangat bervariasi. Tidak ada dua anak yang memiliki diagnosis yang sama yang menunjukkan pola dan variasi perilaku yang sama persis. Autisme sesungguhnya adalah sekumpulan gejala klinis atau sindrom yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor yang sangat bervariasi dan berkaitan satu sama lain dan unik karena tidak sama untuk masing-masing kasus. Epidemiologi Menurut CDC, autisme terdapat pada 1 dari 166 kelahiran. Berdasarkan statistik Departemen pendidikan Amerika Serikat angka pertumbuhan autisme adalah 10-27 persen per tahun. National Institute of Mental Health Amerika (NIMH) memperkirakan antara 2 dan 6 per 1000 orang menderita autisme. Insiden autisme konsisten di seluruh dunia tapi prevalen laki-laki empat kali lebih besar daripadapada perempuan. Penelitian di Korea Selatan tahun 2005-2009 menemukan, autisme pada 26,4 dari 1.000 anak usia 7-12 tahun. Meningkatnya jumlah kasus autisme ini kemungkinan karena semakin berkembangnya metode diagnosis, sehingga semakin banyak ditemukan anak penderita Autism Spectrum Disorder (ASD). Sampai saat ini, belum ada data pasti mengenai jumlah penyandang autisme di Indonesia. Dari catatan praktek dokter diketahui, dokter menangani 3-5 pasien autisme per tahun tahun 1980. Data yang akurat dari autisme ini sukar didapatkan, hal ini disebabkan karena orang tua anak yang dicurigai mengindap autisme seringkali tidak menyadari gejala-gejala autisme pada anak. Akibatnya, mereka tidak terdeteksi dan begitu juga keluarga yang curiga anaknya ada kelainan mencari pengobatan ke bagian THT karena menduga anaknya mengalami gangguan pendengaran atau ke poli tumbuh kembang anak karena mengira anaknya mengalami masalah dengan perkembangan fisik. Menurut Sutadi (2003), sebelum tahun 1990-an prevalensi ASD pada anak berkisar 25 penderita dari 10.000 anakanak usia dibawah 12 tahun, dan setelah itu jumlahnya meningkat menjadi empat kali lipat. Sementara itu, menurut Kelana dan Elmy (2007) menyatakan bahwa prevalensi ASD di Indonesia berkisar 400.000 anak, lakilaki lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 4 : 1 (Handojo 2003). 55

56 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Etiologi Penyebab autisme adalah multifaktorial. Faktor genetik maupun lingkungan diduga mempunyai peranan yang signifikan. Sebuah studi mengemukakan bahwa apabila 1 keluarga memiliki 1 anak autis maka risiko untuk memiliki anak kedua dengan kelainan yang sama mencapai 5%, risiko yang lebih besar dibandingkan dengan populasi umum. Di lain pihak, lingkungan diduga pula berpengaruh karena ditemukan pada orang tua maupun anggota keluarga lain dari penderita autistik menunjukkan kerusakan ringan dalam kemampuan sosial dan komunikasi atau mempunyai kebiasaan yang repetitif. Akan tetapi penyebab secara pasti belum dapat dibuktikan secara empiris. Patofisiologi Saat ini telah diketahui bahwa autisme merupakan suatu gangguan perkembangan, yaitu suatu gangguan terhadap cara otak berkembang. Akibat perkembangan otak yang salah maka jaringan otak tidak mampu mengatur pengamatan dan gerakan, belajar dan merasakan serta fungsi-fungsi vital dalam tubuh. Penelitian post-mortem menunjukkan adanya abnormalitas di daerah-daerah yang berbeda pada otak anak-anak dan orang dewasa penyandang autisme yang berbedabeda pula. Pada beberapa bagian dijumpai adanya abnormalitas berupa substansia grisea yang walaupun volumenya sama seperti anak normal tetapi mengandung lebih sedikit neuron. Kimia otak yang paling jelas dijumpai abnormal kadarnya pada anak dengan autis adalah serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu sebagai neurotransmiter yang bekerja sebagai pengantar sinyal di sel-sel saraf. Anak-anak penyandang autisme dijumpai 30-50% mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Perkembangan norepinefrine (NE), dopamin (DA), dan 5-HT juga mengalami gangguan. Gejala Klinis Biasanya tidak ada riwayat perkembangan yang jelas, tetapi jika dijumpai abnormalitas tampak sebelum usia 3 tahun. Selalu dijumpai hendaya kualitatif dalam interaksi sosialnya yang berupa tidak adanya apresiasi adekuat terhadap isyarat sosioemosional, yang tampak sebagai kurangnya respon terhadap emosi orang lain dan atau 56

57 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

kurang modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial; buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan lemah dalam integrasi perilaku sosial, emosional dan komunikatif; dan khususnya, kurang respon timbal balik sosio-emosional. Selain itu juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi yang berupa kurangnya penggunaan sosial dari kemampuan bahasa yang ada; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial; buruknya keserasian dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan; buruknya fleksibilitas dalam bahasa ekspresif dan relatif kurang dalam kreatifitas dan fantasi dalam proses pikir; kurangnya respon emosional terhadap ungkapan verbal dan nonverbal orang lain; hendaya dalam meggunakan variasi irama atau tekanan modulasi komunikatif; dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau mengartikan komunikasi lisan Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, pengulangan dan stereotipik. Ini berupa kecenderungan untuk bersifat kaku dan rutin dalam aspek kehidupan sehari-hari;ini biasanya berlaku untuk kegiatan baru atau kebiasaan sehari-hari yang rutin dan pola bermain. Terutama sekali dalam masa dini anak, terdapat kelekatan yang aneh terhadap benda yang tidak lembut. Anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin seperti ritual dari kegiatan yang sepertinya tidak perlu; dapat menjadi preokuasi yang stereotipikdengan perhatian pada tanggal, rute dan jadwal; sering terdapat stereotipik motorik; sering menunjukkan perhatian yang khusus terhadap unsur sampingan dari benda (seperti bau dan rasa); dan terdapat penolakan terhadap dari rutinitas atau tata ruang dari kehidupan pribadi (perpindahan dari mebel atau hiasan dalam rumah) Diagnosis Ada beberapa instrumen screening untuk autisme: 1. CARS rating system (Childhood Autism Rating Scale), dikembangkan oleh Eric Schopler pada awal 1970an, berdasarkan pengamatan terhadap perilaku. Di 6 dalamnya terdapat 15 nilai skala yang mengandung penilaian terhadap hubungan anak dengan orang, penggunaan tubuh, adaptasi terhadap perubahan, respon pendengaran, dan komunikasi verbal. 2. Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) digunakan untuk screening autisme pada usia 18 bulan. Dikembangkan oleh Simon Baron-Cohen pada awal 1990an 57

58 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

untuk melihat apakah autisme dapat terdeteksi pada anak umur 18 bukan. alat screening ini menggunakan kuesioner yang terbagi 2 sesi, satu melalui penilaian orang tua, yang lain melalui penilaian dokter yang menangani. 3. Autism Screening Questionnaire adalah 40 poin skala skreening yang telah digunakan untuk anak usia 4 tahun ke atas untuk mengevaluasi kemampuan berkomunikasi dan fungsi sosialnya. Adapun untuk menegakkan diagnosis autisme dapat digunakan kriteria diagnostik menurut DSM IV, seperti yang tertera dibawah ini. A. Harus ada 6 gejala atau lebih dari 1, 2 dan 3 di bawah ini: 1). Gangguan kualitatif dari interaksi sosial (minimal 2 gejala)  Gangguan pada beberapa kebiasaan nonverbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, sikap tubuh dan pengaturan interaksi social  Kegagalan

membina

hubungan

yang

sesuai

dengan

tingkat

perkembangannya  Tidak ada usaha spontan membagi kesenangan, ketertarikan, ataupun keberhasilan dengan orang lain (tidak ada usaha menunjukkan, membawa, atau menunjukkan barang yang ia tertarik)  Tidak ada timbal balik sosial maupun emosional 2). Gangguan kualitatif dari komunikasi (minimal 1 gejala)  Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa yang diucapkan (tidak disertai dengan mimik ataupun sikap tubuh yang merupakan usaha alternatif untuk kompensasi)  Pada individu dengan kemampuan bicara yang cukup. terdapat kegagalan dalam kemampuan berinisiatif maupun mempertahankan percakapan dengan orang lain  Penggunaan bahasa yang meniru atau repetitif atau bahasa idiosinkrasi  Tidak adanya variasu dan usaha untuk permainan imitasi sosial sesuai dengan tingkat perkembangan 3). Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat dan aktivitas (minimal 1 gejala)  Kesibukan (preokupasi) dengan satu atau lebih pola ketertarikan stereotipik yang abnormal baik dalam hal intensitas maupun focus 58

59 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

 Tampak terikan kepada rutinitas maupun ritual spesifik yang tidak berguna  Kebiasaan motorik yang stereotipik dan repetitif (misalnya mengibaskan atau memutar-mutar tangan atau jari, atau gerakan tubuh yang kompleks)  Preokupasi persisten dengan bagian dari suatu obyek B. Keterlambatan atau fungsi yang abnormal tersebut terjadi sebelum umur 3 tahun, dengan adanya gangguan dalam 3 bidang yaitu: interaksi sosial; penggunaan bahasa untuk komunikasi sosial; bermain simbol atau imajinasi C. Kelainan tersebut bukan disebabkan oleh penyakit Rett atau gangguan disintegratif (sindrom Heller) Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada autisme harus secara terpadu, meliputi semua disiplin ilmu yang terkait: tenaga medis (psikiater, dokter anak, neurolog, dokter rehabilitasi medik) dan non medis (tenaga pendidik, psikolog, ahli terapi bicara/okupasi/fisik, pekerja sosial). Tujuan terapi pada autis adalah untuk mengurangi masalah perilaku dan meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya terutama dalam penguasaan bahasa. Dengan deteksi sedini mungkin dan dilakukan manajemen multidisiplin yang sesuai yang tepat waktu, diharapkan dapat tercapai hasil yang optimal dari perkembangan anak dengan autisme. Manajemen multidisiplin dapat dibagi menjadi dua yaitu non medikamentosa dan medika mentosa. 1. Non medikamentosa a. Terapi edukasi Intervensi dalam bentuk pelatihan keterampilan sosial, keterampilan seharihari agar anak menjadi mandiri. Tedapat berbagai metode penganjaran antara lain metode TEACHC (Treatment and Education of Autistic and related Communication Handicapped Children) metode ini merupakan suatu program yang sangat terstruktur yang mengintegrasikan metode klasikal yang individual, metode pengajaran yang sistematik terjadwal dan dalam ruang kelas yang ditata khusus. b. Terapi perilaku 59

60 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Intervensi terapi perilaku sangat diperlukan pada autisme. Apapun metodenya sebaiknya harus sesegera mungkin dan seintensif mungkin yang dilakukan terpadu dengan terapi-terapi lain. Metode yang banyak dipakai adalah ABA (Applied Behaviour Analisis) dimana keberhasilannya sangat tergantung dari usia saat terapi itu dilakukan (terbaik sekitar usia 2 – 5 tahun). c. Terapi wicara Intervensi dalam bentuk terapi wicara sangat perlu dilakukan, mengingat tidak semua individu dengan autisme dapat berkomunikasi secara verbal. Terapi ini harus diberikan sejak dini dan dengan intensif dengan terapi-terapi yang lain. d. Terapi okupasi/fisik Intervensi ini dilakukan agar individu dengan autisme dapat melakukan gerakan, memegang, menulis, melompat dengan terkontrol dan teratur sesuai kebutuhan saat itu e. Sensori integrasi Adalah pengorganisasian informasi semua sensori yang ada (gerakan, sentuhan,

penciuman,

pengecapan,

penglihatan,

pendengaran)untuk

menghasilkan respon yang bermakna. Melalui semua indera yang ada otak menerima informasi mengenai kondisi fisik dan lingkungan sekitarnya, sehingga diharapkan semua gangguan akan dapat teratasi. f. AIT (Auditory Integration Training) Pada intervensi autisme, awalnya ditentukan suara yang mengganggu pendengaran dengan audimeter. Lalu diikuti dengan seri terapi yang mendengarkan suara-suara yang direkam, tapi tidak disertai dengan suara yang 10 menyakitkan. Selanjutnya dilakukan desentisasi terhadap suara-suara yang menyakitkan tersebut. g. Intervensi keluarga Pada dasarnya anak hidup dalam keluarga, perlu bantuan keluarga baik perlindungan, pengasuhan, pendidikan, maupun dorongan untuk dapat tercapainya perkembangan yang optimal dari seorang anak, mandiri dan dapat bersosialisai dengan lingkungannya. Untuk itu diperlukan keluarga yang dapat berinteraksi satu sama lain (antar anggota keluarga) dan saling mendukung. Oleh karena itu pengolahan keluarga dalam kaitannya dengan manajemen terapi menjadi sangat penting, tanpa dukungan keluarga rasanya sulit sekali kita dapat melaksanakan terapi apapun pada individu dengan autisme. 60

61 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

2. Medikamentosa Individu yang destruktif seringkali menimbulkan suasana yang tegang bagi lingkungan pengasuh, saudara kandung dan guru atau terapisnya. Kondisi ini seringkali memerlukan medikasi dengan medikamentosa yang mempunyai potensi untuk mengatasi hal ini dan sebaiknya diberikan bersama-sama dengan intervensi edukational, perilaku dan sosial. a) Jika perilaku destruktif yang menjadi target terapi, manajemen terbaik adalah dengan dosis rendah antipsikotik/neuroleptik tapi dapat juga dengan agonis alfa adrenergik dan antagonis reseptor beta sebagai alternatif.  Neuroleptik 

Neuroleptik

tipikal

potensi

rendah-Thioridazin-dapat

menurunkan agresifitas dan agitasi. 

Neuroleptik

tipikal

menurunkan

agresifitas,

potensi

tinggi-Haloperidol-dapat

hiperaktifitas,

iritabilitas

dan

stereotipik. 

Neuroleptik atipikal-Risperidon-akan tampak perbaikan dalam hubungan sosial, atensi dan absesif.

 Agonis reseptor alfa adrenergic 

Klonidin, dilaporkan dapat menurunkan agresifitas, impulsifitas dan hiperaktifitas.

 Beta adrenergik blocker 

Propanolol dipakai dalam mengatasi agresifitas terutama yang disertai dengan agitasi dan anxietas.

b) Jika perilaku repetitif menjadi target terapi Neuroleptik (Risperidon) dan SSRI dapat dipakai untuk mengatasi perilaku stereotipik seperti melukai diri sendiri, resisten terhadap perubahan hal-hal rutin dan ritual obsesif dengan anxietas tinggi. c) Jika inatensi menjadi target terapi Methylphenidat

(Ritalin,

Concerta)

dapat

meningkatkan

atensi

dan

mengurangi destruksibilitas d) Jika insomnia menjadi target terapi Dyphenhidramine (Benadryl) dan neuroleptik (Tioridazin) dapat mengatasi keluhan ini. 61

62 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

e) Jika gangguan metabolisme menjadi problem utama Ganguan metabolisme yang sering terjadi meliputi gangguan pencernaan, alergi makanan, gangguan kekebalan tubuh, keracunan logam berat yang terjadi akibat ketidak mampuan anak-anak ini untuk membuang racun dari 12 dalam tubuhnya. Intervensi biomedis dilakukan setelah hasil tes laboratorium diperoleh. Semua gangguan metabolisme yang ada diperbaiki dengan obatobatan maupun pengaturan diet. Prognosis Intervensi dini yang tepat dan perogram pendidikan terspesialisasi serta pelayanan pendukung mempengaruhi hasil pada penderita autisme. Autisme tidak fatal dan tidak mempengaruhi harapan hidup normal. Penderita autis yang dideteksi dini serta langsung mendapat perawatan dapat hidup mandiri tergantung dari jenis gangguan autistik apa yang diderita dan berapa umurnya saat terdeteksi dan ditangani sebagai penderita autis. b. PARKINSON Penyakit parkinson adalah kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan (motor system), terjadi karena hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin. Penyakit parkinson berkembang secara bertahap, gejala awal dapat berupa tremor atau gemetaran ringan pada satu tangan. Walaupun gejala parkinson yang paling utama aadalah tremor, namun dapat juga

menyebabkan kekakuan atau

memperlambat gerakan. Gejala awal penyakit parkinson ini sangat sulit dikenali, contonya seseorang terkena panyakit parkinson adalah sebagian tubuh akan merasa lemah atau terasa lebih kaku, dan pada saat sedang istirhat maka pada salah satu tangan akan gemetaran halus . Itulah gejala awal yang ditimbulkan oleh penyakit parkinson pada tahap awal, sehingga akan sangat sulit untuk di kenali.

62

63 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Penyebab Penyakit Parkinson Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf di bagian otak yang disebut substantia nigra yang memproduksi dopamin. Dopamin ini berfungsi sebagai utusan antara bagian-bagian otak dan sistem saraf yang membantu mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan tubuh. Jika dopamin di otak kurang, maka akan menyebabkan gerakan tubuh menjadi lambat dan tidak normal lalu timbullah gejala penyakit parkinson. Penyebab rusaknya sel-sel saraf penghasil dopamin memang belum diketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor risiko, antara lain sebagai berikut: 1) Genetik. Perubahan genetik (mutasi) dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Parkinson, walaupun mekanismenya masih belum diketahui. Dalam keluarga sebagai akibat dari gen yang rusak dapat diwariskan dari orang tua ke anaknya, walaupun hal ini jarang terjadi.

2) Faktor Lingkungan. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson. Menurutnya, pestisida dan herbisida yang digunakan dalam pertanian dan polusi industri atau lalu lintas dapat menyebabkan kondisi tersebut. Hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut. 3) Usia. Penyakit Parkinson umumnya terjadi pada usia antara 50 – 70 tahun, jadi dengan bertambahnya usia faktor risiko makin besar.

63

64 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

4) Penyebab Perkinson Lainnya. ‘Parkinsonisme’ merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala tremor, kekakuan otot dan lambatnya gerakan. Sedangkan Penyakit Parkinson merupakan jenis Parkinsonisme yang paling umum.

Parkinsonisme dapat disebabkan oleh: 1)

Obat-obatan : Gejala parkinson mucul setelah minum obat tertentu, seperti beberapa jenis obat antipsikotik, dan biasanya membaik setelah obat dihentikan

2)

Infark serebral – beberapa bagian dari otak mati akibat stroke berat

Hal-hal tersebut akan menyebabkan gangguan gerakan. Gangguan gerakan akan menuju pada sekelompok kondisi neurologis yang diakibatkan dari gangguan gerakan tubuh normal. Tentunya hal ini akan mengakibatkan pada kondisi yang akan memperlambat gerakan-gerakan tubuh manusia seperti pada penyakit parkinson atau suatu keadaan yang terkait dengan ketidaknormalan atau juga peningkatan gerakan tubuh manusia.

Gejala utama penyakit parkinson disebabkan oleh degenerasi struktur otak yang disebut dengan substansia nigra. Dan inilah yang menyebabkan kekurangan neurotransmiter yang disebut dengen dopamine yang akan mengakibatkan fungsi saraf tidak normal, sehingga akan mengakibatkan kehilangan ketidakmampuan untuk dapat mengendalikan gerakan tubuh. Gangguan Gerakan Penyakit parkinson 1) Mioklonus 64

65 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Gangguan mioklonus seperti mengalami kontraksi otot singkat atau berkedut secara tidak sengaja seperti tersentak. 2) Chorea Gangguan gerakan tersentak yang akan timbul secara tidak teratur, relatif berlangsung dengan cepat dan tidak sengaja yang dapat mempengaruhi wajah atau juga angguota tubuh lainnya. 3) Miokimia Gangguan gerakan pada otot gemetar atau berdesir halus yang berlangsung secara terus menerus. 4) Distonia Gangguan gerakan distonia adalah gerakan lambat, berputar, tidak sengaja yang berhubungan dengan kontraksi otot yang cukup kuat atau kejang. Dan mungkin ini di pengaruhi oleh mata (blepharospasm), rahang, leher, otot wajah atau anggota tubuh bagian bawah dan / atau anggota tubuh bagian atas. Dan tekadang kejang-kejang tersebut akan terjadi pada saat melakukan jenis pekerjaan tertentu seperti pada saat nulis akan mengalami kram. 5) Ataksia Gangguan kemampuan gerakan untuk mengkoordinasikan gerakan sukarela yang biasanya mengakibatkan masalah dengan berjalan dan denga keseimbangan tubuh. 6) Kejang Hemifasial Gangguan gerakan pada kejang hemifasial adalah berkedut atau kejang yang tanpa disengaja yang dapat mempengaruhi setengah bagian wajah, termasuk gangguan pada otot mata, sehingga mengakibatkan penutupan mata tidak dapat terkendali. 7) Tremor Bergemetar atau tremor adalah gerakan berirama, tidak sengaja dan goncangan maju mundur yang pada umumnya sering mempengaruhi bagian lengan tangan atau kepala. 8) Tiks Tiks adalah gangguan gerakan otot berulang, yang tidak memiliki tujuan atau vokalisasi yang ditimbulkan dari desakan tidak tertahan yang sementara akan membaik mengikuti eksekusi gerakan atau vokalisasi.

65

66 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Dengan adanya geraka-gerakan yang tidak normal ini kemungkinan timbul dari berbagai jenis penyakit dan evaluasi cermat yang diperlukan untuk menentukan penyebab gangguan gerakan yang mendasarinya. Gejala Penyakit Parkinson Berikut ini beberapa gejala yang ditimbulkan pada penyakit parkinson, antara lain :  Tremor. Tremor atau gemetaran, salah satu ciri penyakit Parkinson adalah tremor tangan pada saat santai (saat istirahat) disebut resting tremor. Biasanya dimulai pada tangan atau jari.  Bradikinesia. Atau gerakan melambat, orang dengan penyakit parkinson akan menaglami perlambatan dalam gerakannya sehingga tugas-tugas sederhana menjadi sulit dan memakan waktu. Saat berjalan mungkin langkah kaki menjadi lebih pendek, kesulitan beranjak dari kursi, dan lain-lain.  Otot kaku. Kaku otot dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, hal ini akan membuat rasa sakit dan membatasi gerakan. Hal ini juga mengenai wajah sehingga wajah kaku, kurang ekspresi, dan kurang senyum.  Gangguan keseimbangan dan postur tubuh. Orang dengan parkinson lebih cendrung memiliki postur tubuh bungkuk, dan keseimbangan terganggu.  Masalah bicara. Bicara menjadi terganggu seperti susah untuk memulai, atau bahkan berbicara terlalu cepat, suara lemah dan monoton, air liur sering menetes.  Perubahan penulisan. Tulisan menjadi kecil-kecil dan tampak kesulitan.

Stadium Penyakit Parkinson Terdapat 5 stadium dalam penyakit parkinson, yakni adalah : 1.

Stadium 1 Pada stadium ini biasanya gejala dan juga tanda yang ada pada satu sisi yang sifatnya ringan, dan juga adanya suatu gejala yang sangat mengganggu namun tidak menimbulkan terjadinya kecacatan. Biasanya terjadi tremor disalah satu anggota gerak. Gerakan yang muncul akan mudah dikenali oleh orang terdekat si pasien.

2.

Stadium 2 Pada stadium ini baisanya akan menunjukkan gejala bilateral, kecacatan secara 66

67 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

minimal, dan juga pada sikap serta cara dalam berjalan yang mengalami gangguan. 3.

Stadium 3 Pada stadium ini akan terjadi gerakan tubuh yang lama kelamaan menjadi semakin melambat, keseimbangan yang mengalami gangguan saat sedang berjalan atau juga saat sedang berdiri dan mengalami disfungsi umum dengan tingkat sedang.

4.

Stadium 4 pada stadium ini gejala yang terjadi menjadi semakin berat, namun masih bisa berjalan hanya untuk jarak tertentu saja, terjadinya rigiditas dan juga bradkinesia, yang tidak bisa berjalan dengan sendirinya, dan gejala tremor atau gemetar yang bisa berkurang dibandingkan dengan stadium sebelumnya yang terjadi.

5.

Stadium 5 Pada stadium kakhetik atau chacetic stage ini, kecacatan yang terjadi secara total, tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa berjalan dengan sendirinya serta memerlukan perawatan dengan tetap.

9. KETERBELAKANGAN MENTAL DAN GANGGUAN INTELEKTUAL a. Gangguan intelektual Difinisi Intellectual Disability (ID) menurut American Psychiatric Association(1994) adalah gangguan yang ditandai oleh fungsi intelektual secara bermakna di bawah ratarata (IQ kira-kira 70 atau lebih rendah)yang bermula sebelum usia 18 tahun disertai minimnya fungsi adaptif. Seiring dengan definisi tersebut, ID diklasifikasikan ke dalam 4 tingkat gangguan intelektual, yaitu:

67

68 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Secara umum, terjadinya kecacatan disebabkan 2 faktor utama, yaitu faktor dari dalam (endogen) dan faktor dari luar (eksogen). Faktor dalam berarti, anak menderita kecacatan sejak dalam kandungan. Kecacatan seperti ini bisa disebabkan oleh virus, gangguan emosi, pengaruh merokok, salah obat, atau minum-minuman keras pada saat mengandung. Sedangkan faktor dari luar berarti, anak menderita kecacatan setelah lahir kedunia termasuk lahir prematur, operasi pada saat melahirkan, atau kesalahan teknis yang dilakukan oleh para medis pada saat melahirkan (misalnya ditarik untuk membantu persalinan). Disamping itu dapat juga disebabkan kecelakaan, luka diotak, gangguan psikologis, atau pengaruh lingkungan.

Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa, bukannya mengalami kerusakan artikulasi, akan tetapi pusat pengolahan perbendaharaan kata yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Karena alasan itu mereka membutuhkan kata-kata konkret yang sering didengarnya. Selain itu perbedaan dan persamaan harus ditunjukkan secara berulang-ulang.

b. Keterbelakangan mental Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. 68

69 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Penyebab mental retardasi pada kasus ini adalah kelainan kromosom-X yang cukup sering menim-bulkan retardasi mental adalah Fragile-X syndrome, yangmerupakan kelainan kromosom-X pada band q27. Kelainan ini merupakan X-linked, dibawa oleh ibu. Penampilan klinis yang khas pada kelainan ini adalah dahi yang tinggi, rahang bawah yang besar, telinga panjang, dan pembesaran testis. Diperkirakan prevalens retardasi mental yang disebabkan fragile-X syndrome pada populasi anak usia sekolah adalah 1 : 2610 pada laki-laki, dan 1: 4221 pada perempuan.

10. MENOPAUSE Defenisi Menopause Menopause dialami oleh wanita-wanita yang telah melewati masa subur yang ditandai dengan berhentinya haid secara menetap. Priode berhentinya menstruasi secara definitife ini disebut dengan priode klimakterium (Kartini,1992) Menopause adalah kondisi dimana seorang wanita mencapai masa berhentinya haid pada usia lebih dari atau pada 45 tahun. Usia rata-rata untuk mencapainya menopause alami atau berhentinya haid adalah diatas 51 tahun. Bila seorang wanita mencapai menopause pada usia kurang dari atau tepat 45 tahun dapat dikatagorikan sebagai menopause dini (Nirmala, 2003). Tanda dan Gejala Menopause Menopause ternyata memberi pengaruh ketidaknyamanan. Berikut dikemukakan beberapa gejala fisik yang sering muncul pada kondisi menopause dini, antara lain: Hot flashes yaitu perasaan panas, gerah bahkan rasa seperti terbakar pada area wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas serta muncurnya keringat berlebih khususnya pada malam hari. Kondisi ini adalah kondisi yang paling sering dikeluhkan dan menjadi pemberat utama dalam menghadapi masa klimaterium (Caroline, 2001). Kesulitan tidur sepanjang malam dengan atau tanpa gangguan keringat. Kesulitan tidur ini bisa terjadi karena kegelisahan akibat perubahan faal tubuh atau mungkin keinginan BAK yang datang lebih sering dari biasanya. Kesulitan tidur yang dialami wanita akan berakibat buruk pada status kesehatannya, dimana wanita tersebut akan tampak lemah dan pucat (Elisabet, 2005) Nafsu makan bertambah, sehingga wanita tersebut kelihatan lebih gemuk ditambah lagi pelebaran pada bagian pinggul, pinggal dan paha. Belum disadari benar mengapa keinginan makan pada wanita perimenopause meningkat. Diduga, lemak tubuh akan 69

70 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

diolah untuk terus menghasilkan estrogen sehingga keinginan makan akan bertambah untuk mensuptitusi pemecahan lemak tubuh tadi. Kerontokan rambut membuat menipisnya rambut di kepala, kemaluan dan seluruh tubuh. Namun bulu – bulu pada area wajah meningkat. Hal ini sejalan dengan berkurangnya produksi kelenjar dan lapisan lemak pada kulit. Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks. Keringnya vagina dapat terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang secar berangsur – angsur meminimalkan pengeluaran cairan vagina. Selain itu otot – otot vagina juga semakin kendur dan daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung nantinya berdampak pada menurunnya libido. Inkontenensia yaitu sulitnya menahan BAK terutama dalam kondisi bersin, tertawa, dan terkejut. Ini mengindentifikasikan hilangnya kelenturan otot halus. Kondisi seperti ini lebih memberatkan saat malam hari karena mengganggu aktivitas istirahat dan tidur. Gangguan pada kulit dan ekstremitas adanya gelenyar – gelenyar pada kaki dan tangan yang diakibatkan kurangnya vitamin B12, perubahan kelenturan pembuluh darah dan menipisnya kadar potassium dan kalsium. Juga kondisi kulit kering dan pecah – pecah (Wahyudi Nugroho, 2000). Selain gejala fisik seperti yang dikemukakan di atas, terdapat pula gejala psikis yang menonjol pada wanita menopause seperti : mudah tersinggung, susah tidur, kecemasan, gangguan daya ingat, streess, depresi, tertekan, gugup dan kesepian. Ada juga wanita yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan suami dan keluarga. Semua tanda dan gejala diatas mulai data pada waktu yang lebih awal yaitu sekitar 3 – 5 tahun sebelum menopause atau sebanding dengan usia 40 – 45 tahun (Kartini, 1992).

Usia Menopause Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda – beda. Ada yang datang lebih awal dan ada yang terlambat. Dikatakan awal bila menopause muncul pada usia 20 – 40 tahun. Usia menopause terlambat biasanya terjadi di atas 51 tahun (Sukma, 2007). Klimaterium merupakan suatu masa peralihan dari kehidupan seorang wanita yang berawal sejak fungsi indung telur berkurang hingga beberapa waktu sampai berhentinya haid. Masa klimaterium ini bisa terjadi pada usia dibawah 45 tahun termasuk pada kondisi menopause dini (Sukma, 2007) 70

71 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Manopouse Dini Manopouse Dini adalah manopuase terjadi sebelum usiah 40-45 tahun dianggap sebagai manopause cepat tetapi biasanya didefinisikan sebagai manopause yang terjadi sebelum usia 45 tahun. Penyebab Manopouse Dini  Kadang-kadang menopause dini diakibatkan oleh faktor internal tubuh. Cacat pada kromosom, misalnya sindrom Turner, membuat seseorang lahir tanpa atau dengan kromosom X yang tidak lengkap. Hal ini menyebabkan ovarium tidak berkembang secara normal dan akhirnya mengakibatkan menopause dini.  Jika ada anggota keluarga yang mengalami menopause dini, maka Anda lebih cenderung mengalaminya juga. Selain itu, sistem imun tubuh yang normalnya memerangi penyakit, mungkin salah menyerang ovarium sehingga menghalangi produksi hormon dan akhirnya menstruasi pun terhenti.  Selain faktor internal tubuh, perawatan medis dapat memicu terjadinya menopause dini. Perawatan medis untuk kanker seperti kemoterapi mungkin merusak ovarium dan membuat menstruasi terhenti. Tapi hal ini bergantung pada jenis kemoterapi dan usia.  Operasi pengangkatan kedua ovarium akan mengakibatkan menopause, karena produksi hormon yang berkaitan dengan menstruasi sudah terhenti. Sama halnya dengan wanita yang menjalani pengangkatan rahim, meski masih memiliki ovarium, perlahan-lahan akan mengalami menopause.

71

72 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

VI. Kerangka Konsep X-LINKED JAMES (affected) X MARY (carrier)

PENYAKIT GENETIK PADA ANAK

MUTASI PADA KROMOSOM X

PENGULANGAN CGG > 200 KALI (MUTASI PENUH)

RUSAKNYA GEN FMR 1

PROTEIN FMRP TIDAK DIHASILKAN

KEBUTUHAN PROTEIN FMRP DI OTAK TIDAK TERPENUHI

FRAGILE X SYNDROME

NEURON HIPOKAMTUS MEMENDEK

DEGENERASI FUNGSI OTAK

RETARDASI MENTAL

GANGGUAN INTELEKTUAL

72

73 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

VII. Resume James merupakan penderita Fragile X syndrome, sedangkan Mary adalah pembawa (carier) dari penyakit genetik Fragile X syndrome. Ketika keduanya menikah, penyakit Fragile X syndrome yang merupakan penyakit genetik terpaut pada kromosom X diturunkan kepada anak-anak mereka (X-linked Resesif). Hal ini meyebabkan mutasi kromosom pada anakanak mereka. Mutasi tersebut menyebabkan pengulangan basa trinukleotida CGG yang melebihi batas normal yaitu > 200 kali, sedangkan normalnya adalah 5 – 52 kali. Pengulangan yang melebihi batas normal ini akhirnya mengakibatkan rusaknya gen FMR 1 pada kromosom X. Jika gen FMR 1 ini rusak, maka protein FMRP yang dibutuhkan oleh otak tidak akan dihasilkan didalam sel-sel tubuhnya dan akhirnya kebutuhan akan protein FMRP di otak tidak tercukupi. Hal inilah yang pada akhirnya memicu kecacatan mental yang disebut dengan Fragile X syndrome. Penderita Fragile X syndrome ini akan mengalami pemendekan neuron hipokamtus dimana pemendekan ini akan mengakibatkan degenerasi fungsi-fungsi otak, sehingga orang yang menderita Fragile X syndrome akan menunjukan gejala retardasi mental dan gangguan intelektual.

73

74 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

DAFTAR PUSTAKA Braum K, Segal M. 2000. FMRP Involvement in Formation of Synap-ses among Culture Hippocampal Neurons.Dalam : Cerebral Cor-tex. Vol. 10:1045-1052. (Abstrakdari Medline). Kamm, C, et all. 2005. The Fragile X Tremor Ataxia Syndrome in the differential diagnosis of multiple system atropy: data from the EMSA Study Group dalam http://brain.oxfordjournals.org/content/brain/128/8/1855.full.pdf diakses pada tanggal 3 November 2015 Turner G., Robinson H.l, Wake S., Laing S., Partington M. 1997. Case Finding for the Fragile X syndromeand its consequences. BMJ Swaiman K. F., Ashwal S. 1999. Pediatric Neurology.Principles & Practice.3 rd edition. Mosby, Inc. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195505161981011MUSYAFAK_ASSYARI/Pendidikan_Anak_Autis/bentuk_layanan_dan_prog ram_pendidikan_anak_autistik.pdf diakses pada 3 November 2015 http://medicastore.com/penyakit/926/Sindroma_Fragile_X.html diakses pada 3 November 2015 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34767/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 3 November 2015 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ir.%20Victoria%20Henuhili,%20%20M.Si./ Sindroma%20Fragile%20X,%20Kelainan%20Genetik%20yang%20Berakibat %20Retardasi%20Mental.pdf diakses pada 3 November 2015 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ir.%20Victoria%20Henuhili,%20%20M.Si./ Penyusunan%20Sumber%20Belajar%20Genetika%20Berbasis%20Potensi%2 0Lokal%20dalam%20Bentuk%20Modul%20Pembelajaran.pdf diakses pada 3 November 2015 Fragile X Syndrome. Diambil dari ( http//www.fragilex.org/html/what.htm). Diakses tanggal 03 November 2015 Pukul. 16.30. Fragile X Syndrome. Diambil dari (http://www.hmc.psu.edu/childrens/healthinfo/f/fragilex.htm ). Diakses pada tanggal 03 November 2015 Pukul.17.20 . 74

75 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Anonim. Fragile X Syndrome. https://www.academia.edu/9792080/fragile_x_syndrome. Diakses pada 3 November 2015. Australian Herpes Management Forum. Guidelines for Clinicians Counseling & Communication Skill for Patient With Genital Herpes Beltasar,Tarigan.2000. Penjaskes Adaptif. Jakarta:Depdiknas. Berger, B. Effective Patient Counseling. US Pharmacist Publication. Darmono.Kelainan seks kromosom X dan Y link. http://penyakitgenetik.yolasite.com/resources/x-link.pdf. diakses pada 3 november 2015. Differencebetween. (2014). Perbedaan Antara Autisme dan Retardasi Mental. Dari https://www.dokter.id/berita/perbedaan-antara-autisme-dan-retardasi-mental. Diakses tanggal 3 November 2015 EuroGentest.2011.X-Linked Warisan. http://www.eurogentest.org/index.php?id=623 Griadhi, Made Ovy Riandewi dkk. (-) Diagnosis dan Penatalaksanaan Autisme. Dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=82607&val=970. Diakses pada tanggal 3 November 2015. http://core.ac.uk/download/pdf/11728121.pdf diakses pada 3 November 2015 http://eprints.undip.ac.id/1489/1/artikel_06_full_text_01.htm diakses pada 3 November 2015 http://eprints.undip.ac.id/299/ http://penyakitparkinson.com/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17032/4/Chapter%20II.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ir.%20Victoria%20Henuhili,%20%20M.Si./ Sindroma%20Fragile%20X,%20Kelainan%20Genetik%20yang%20Berakibat %20Retardasi%20Mental.pdf. Diakses pada 3 November 2015. https://www.deherba.com/apa-penyebab-menopause-dini-dan-bagaimana-gejalanya.html Ikawati, Zullies. 2009. Penyakit Parkinson , http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/parkinsons-disease.pdf, 3 November 2015. 75

76 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Indriani,novi.”contoh gangguan kelainan kromosom”. 02 november 2015. http://www.sridianti.com/contoh-gangguan-kelainan-kromosom-x.html Kamus Kesehatan. (2015). Keterbelakangan Mental. Dari http://kamuskesehatan.com/arti/keterbelakangan-mental/. Diakses pada tanggal 3 November 2015. Maritska, Ziske. Patterns of Inheritance. Medicine.a,n.Fragile X Syndrome. http://www.medicinenet.com/fragile_x_syndrome/article.htm Muhlisin, Ahmad. (2015). Penyakit Parkinson – Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan. Dari http://mediskus.com/penyakit/penyakit-parkinson. diakses pada tanggal 3 November 2015. Munir, Zelva. Konseling Genetik. 03 November 2015. Diambil dari https://www.pdfcoke.com/doc/133996688/konseling-genetik Phadke Dr. Subha R.2005.”Fragile X Syndrome”.Orphanet Journal. https://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-Fragile-X.pdf Phadke, Shubha R. 2005. Fragile X Syndrome. https://www.orpha.net/data/patho/GB/ukFragile-X.pdf. Diakses pada 3 November 2015. RBS. (-) Buku Pedoman Penanganan dan Pendidikan Autisme YPAC. Dari http://ypacnasional.org/download/BUKU%20PENANGANAN%20dan%20Pendidikan% 20Autis%20di%20YPAC%207April.pdf. Diakses pada tanggal 3 November 2015. Rujito, Lantip dan Paulus Anwar Ghozali.2010. Menggagas Pengembangan Layanan Konseling Genetik di Unit Pelayanan Kesehatan: Sebuah Kajian Awal.Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 9, September 2010 Sugiharto, Bowo. Simbol Silsilah Keluarga. Sunaryati, Titiek. 2011. Penyakit Parkinson (jurnal). Volum 1, No. 2, http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol1.no2.Juli2011/PENYAKIT% 20PARKINSON_old.pdf, 3 Novermber 2015.

76

77 Laporan Tutorial Blok 4 Skenario C Tahun 2015

Surya, HM.2003. Psikologi Konseling. Jakarta, CV. Pustaka Bani Quraisy Sutjihati,Soemantri. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Tarleton,Jack,.PhD.2000.”Fragile X Syindrome”.NIH journal. http://web.udl.es/usuaris/e4650869/docencia/segoncicle/genclin98/malalties/Fr agile%20X%20Syndrome.pdf Turner G, Robinson H, et al. Preventive screening forthe fragile X syndrome. N Eng J Med 1986; 315:607-9. Warianto, Chaidar. 2011. Mutasi (.pdf). Diakses pada tanggal 3 November 2015 http://googleweblight.com/?lite_url=http://bidanku.com/pentingnya-menjaga-jarakkehamilan&ei=mFuzg2_m&lc=idID&s=1&m=215&ts=1446704849&sig=APONPFkQV4w1AOlrhaFRTViStZ B2axdhAQ

77

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"