DATA PRIBADI
NAMA
:
PAUL EMANUEL TOTI
NIM
:
1813015098
PRODI
:
S1 FARMASI
JURUSAN
:
FARMASI
SEMESTER :
2
KELAS
C1
:
1
PERCOBAAN II SEL DAN JARINGAN
I.
Uraian Umum Percobaan
I.1. Sel Tubuh manusia tersusun dari triliunan sel. Sel-sel tersebut membentuk organ pada tubuh manusia dan bertanggungjawab terhadap fungsi organ. Sel mengambil nutrisi yang dibawa oleh darah dan menggunakannya untuk membentuk karbohidrat, lemak, protein serta asam nukleat. Sel menggunakan makromolekul tersebut untuk membentuk struktur ektraseluler, perbaikan diri dan melakukan tugas yang dibutuhkan untuk fungsi organ. I.2. Jaringan Tubuh manusia memiliki empat tipe jaringan, yaitu jaringan epitel, ikat, otot dan saraf. Jaringan epitel berada dipermukaan, gurat rongga tubuh, membentuk kelenjar. Jaringan ikat, merupakan jaringan yang paling umum ditemukan dalam tubuh manusia, berfungsi sebagai menghubungkan dan melindungi jaringan lain, menyusun kerangka dan menahan gaya tarik. Jaringan otot menyebabkan terjadinya gerakan dan jaringan saraf menerima serta membangkitkan impuls. Organ-organ umumnya terbentuk dari dua atau lebih jaringan yang berbeda dan bekerjasama untuk melaksanakan fungsi-fungsi spesifik.
II.
Daftar Pustaka
Sherwood, 2008, Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. EGC : Jakarta Ganong, W. F., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. EGC : Jakarta Allen, C and Harper V., 2009, Laboratory Manual for Anatomy and Physiology, John Wiley & Sons., Inc : USA Martini, F. H. and Nath, J. L., 2012, Fundamentals of Anatomy and Physiology Ninth Edition, Pearson Education : USA
2
III. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi komponen sel pada model atau diagram. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi membran plasma beserta organel. 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengobservasi struktur sel pada preparat. 4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tipe-tipe jaringan, struktur beserta fungsinya.
IV. Alat dan Bahan 1. Mikroskop 2. Preparat sel darah & hati 3. Preparat jaringan 4. Preparat sel hati dan darah 5. NaCl 0.9% 6. Biru metilen 7. Tusuk gigi 8. Object dan cover glass 9. Kertas gambar 10. Pensil warna / spidol warna / krayon.
3
V.
Cara Kerja
1. Pembuatan Preparat Sel a. Disiapkan mikroskop, tusuk gigi dan object dan cover glass. b. Sebanyak 1 tetes larutan NaCl 0.9% diteteskan pada object glass c. Digoreskan ujung datar tusuk gigi pada lapisan dalam pipi anda dengan lembut sebanyak satu kali. d. Diletakkan sel ke object glass dengan cara memutar tusuk gigi diantara ibu jari dan telunjuk untuk mencampurkan sel ke dalam larutan NaCl. e. Ditambahkan satu tetes biru metilen pada sel yang terdapat di object glass kemudian ditutup dengan cover glass. f. Diamati bentuk sel g. Dibandingkan preparat dengan preparat sel darah dan sel hati h. Digambar sel dan diberi keterangan bagian-bagian tersebut.
2. Pengamatan Preparat a. Disiapkan preparat sel dan jaringan b. Digambar bagian-bagian pada preparat sel dan jaringan c. Diberi keterangan nama bagian sel dan jaringan beserta fungsi
4
VI. Hasil Pengamatan No. 1.
Preparat Ginjal
Gambar Perbesaran 10X
Keterangan a. Inti sel b. Sel epitel c. Lumen
Perbesaran 40X
a. Sel
epitel
selapis
kubus b. Inti sel c. lumen
Perbesaran 100X
a. epitelium
5
2.
Hepar
a. Hepatosit b. Sitoplasma c. Membran plasma
Perbesaran 10X a. Hepatosit b. Sitoplasma c. Membran Plasma
Perbesaran 40X a. Hepatosit b. Sitoplasma c. Membran Plama
Perbesaran 100X
Dari hasil pengamatan sel ginjal mencit , ditemukan sel epitel dan setelah dibandingkan dengan sel epitel yang terdapat pada ginjal manusia tidak terdapat perbedaan dari sturktur maupun fungsinya
6
VII. Pembahasan Praktikum ini mengenai sel dan jaringan. Sel yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat sel hepar dan sel ginjal pada mencit (tikus putih). Sedangkan, jaringan yang diamati adalah jaringan otot, jaringan ikat, jaringan saraf, jaringan epitel, jaringan tulang, dan jaringan darah. Tujuan praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui komponen ,sturktur dan fungsi sel beserta mahasiswa mengetahui tipe-tipe jaringan beserta fungsinya. Pertama akan dibahas mengenai jaringan otot. Jaringan otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan berkontraksi untuk melakukan gerakan. Di dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot, yaitu otot polos, otot rangka (otot lurik) dan otot jantung. Jaringan otot polos merupakan sel otot yang berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing dan bagian tengah lebih lebar. Selnya berukuran panjang 30-200µm dan berdiameter 5-10µm. Sel otot polos memiliki satu inti berbentuk oval di tengah sel. Namun, selnya tidak memiliki pita gelap dan pita terang, sehingga disebut otot polos.
Otot polos merupakan otot involunter
(bekerja tak sadar). Jaringan otot polos terdapat pada saluran pencernaan makanan (yang membuat gerakan peristaltik), dinding pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pernafasan, saluran reproduksi, kandung kemih, dermis, iris, dan korpus siliaris pada mata. Jaringan otot yang lainnya adalah jaringan otot rangka (otot lurik). Jaringan otot rangka berwarna merah muda karena mengandung pigmen di dalam seratseratnya dan memiliki banyak pembuluh darah. Sel otot rangka berbentuk silindris panjang 1-40 mm dan berdiameter 10-100 µm, inti berbentuk lonjong dan banyak jumlahnya di pinggir sel (sekitar 35 inti setiap mm panjang serat), banyak mengandung mitokondria, serta miofibril yang menunjukkan pita gelap dan pita terang seperti pola lurik. Otot lurik merupakan otot volunter (otot sadar) yang bekerja dibawah pengaruh saraf sadar, cepat bereaksi jika terdapat stimulus (rangsangan), kontraksinya kuat, tetapi cepat lelah. 7
Jaringan otot yang terakhir adalah jaringan otot jantung. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Sel otot jantung (kardiosit) berbentuk silindris dengan ujung bercabang dua atau lebih. Percabangan di ujung sel jantung disebut sinsitium. Otot jantung berukuran panjang sekitar 50-100µm, berdiameter 1020µm, dan banyak mengandung satu inti berbentuk lonjong panjang di tengahtengah serat. Sel otot jantung pada atrium berukuran lebih kecil daripada sel otot jantung pada ventrikel. Otot jantung merupakan otot involunter (otot tak sadar) yang dikendalikan oleh saraf otonom baik saraf simpatik yang mempercepat denyut jantung, maupun saraf parasimpatik yang memperlambat denyut jantung. Jaringan otot pada tubuh terdapat pada bahu (shoulders), dada (chest), punggung (back), perut (abdominals), lengan (arms), paha dan pinggul (thighs and glutes), dan betis (calves) (Irnaningtyas, 2013). Pada bahu (shoulders), terdapat otot deltoid (otot yang bertugas untuk memutar dan mengangkat lengan) dan otot trapezius (otot yang bertugas untuk mengangkat rangka bahu). Pada dada (chest), terdapat otot pectoralis major, otot yang bertugas untuk mendorong bahu ke depan, fungsi utamanya adalah untuk gerakan menekan atau mendorong. Pada punggung (back), otot latissimus dorsi (otot terbesar di bagian tubuh atas manusia yang berfungsi untuk menarik bahu ke belakang dan ke bawah), otot-otot punggung atas (upper back) (berfungsi sebagai penggerak bahu dan menjaga tubuh supaya tegak), dan otot-otot punggung bawah (lower back) (kumpulan otot-otot di punggung sebelah bawah yang bertugas untuk menegakkan tubuh). Pada perut (abdominals) terdapat otot rectus abdominis (otot yang membentang sepanjang perut fungsinya untuk menekuk tubuh), dan otot external obliques (otot kecil di sisi perut yang berfungsi untuk memutar dan menekuk tubuh). Pada lengan (arms) terdapat otot bisep (otot lengan atas yang berfungsi untuk menekuk lengan), otot trisep (otot lengan atas yang berfungsi untuk meluruskan lengan), dan otot-otot lengan bawah (forearms) (terdiri atas beberapa otot kecil yang kompleks yang bertugas untuk memutar dan menggerakkan tangan). Pada paha dan pinggul (thighs and glutes) terdapat 8
otot quadriceps (fungsinya untuk meluruskan kaki), otot biceps femoris (untuk menekuk kaki), dan otot glutes maximus (otot pantat). Dan yang terakhir pada betis (calves) terdapat otot gastocnemius (untuk menggerakkan telapak kaki). Beberapa gangguan yang menyerang jaringan otot, salah satunya adalah angina pectoris (Rifa’i, 2013). Angina pectoris adalah gangguan yang timbul akibat hipoxia (kekurangan oksigen) otot jantung karena kelelaha fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh penciutan arteri jantung, infark, kejang-kejang atau adanya takikardia tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta. Gejala yang timbul adalah rasa sakit hebat di bawah tulang dada yang menjalar ke pundak kiri dan lengan bagian atas, terutama bila berjalan atau sesudahnya; nyeri tersebut akan hilang bila berhenti dan istirahat. Tindakan umum untuk mengurangi serangan angina pectoris
adalah
berupa tidak merokok (karena merorok dapat menciutkan pembuluh) dan diet (kolesterol dan lemak), menghindari beban fisik maupun mental, berolahraga sekurang-kurangnya jalan kaki selama 1 jam sehari guna memperbaiki sirkulasi di jantung dan mengobati hipertensi (Murniati, 2008). Jaringan berikutnya adalah jaringan epitel. Jaringan epitel merupakan lapisan sel yang menyelimuti dan melapisi permukaan luar organ dalam (endotelium),bagian dalam rongga (mesotelium), dan permukaan paling luar dari tubuh (epidermis). Jaringan epitel dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu epitel pipih, epitel kubus, epitel batang atau silindris. Berdasarkan lapisannya, jaringan epitel dapat dikelompokkan menjadi epitel pipih sederhana atau atau epitel selapis yang terdiri atas epitel selapis pipih, epitel selapis kubus dan epitel selapis batang. Epitel selapis pipih terdapat di dinding arteri, alveolus, dan kapsul glomerulus pada ginjal. Epitel selapis kubus terdapat di tubula ginjal dan epitel selapis batang terdapat di lambung dan usus halus. Lalu jaringan epitel terbagi lagi atas epitel berlapis atau epitel lapis banyak yang terdiri atas epitel berlapis atau epitel lapis 9
banyak, epitel kubus lapis banyak, dan epitel batang lapis banyak. Epitel kubus lapis banyak terdapat di permukaan kulit, vagina, rongga mulut, dan esofagus. Epitel batang lapis banyak terdapat di laring, faring, uretra, saluran kelenjar ludah, dan kelanjar susu. Kemudian terdapat pula dua jenis epitel lapis banyak yang memiliki struktur yang khas yaitu, epitel batang berlapis semu dan epitel transisional. Epitel lapis banyak semu dapat ditemukan di saluran reproduksi jantan dan trakea, sedangkan epitel transisional terdapat di kantung air seni (Ferdinand, 2010). salah satu
penyakit jaringan epitel adalah celiac. Celiac merupakan
imunopatologi yang disebabkan oleh antigen spesifik, merupakan kondisi kronik dari usus halus bagian atas yang disebabkan oleh respon imun terhadap gluten. Gluten merupakan protein komplek yang terdapat pada wheat, oats, dan barley. Ciri patologi penyakit celiac ini adalah hilangnya slender yaitu bentukan seperti jari-jari yang disusun oleh sel-sel epitelium usus. Salah satu pengobatan bagi celiac disease harus dilakukan dengan cara super disiplin atau 100% disiplin, dengan diet yang mengeliminasi gluten dari menu selama hidup (Rifa’i, 2013). Jaringan darah adalah jaringan ikat cair yang terdiri atas plasma darah, trombosit (keping-keping darah), dan sel-sel darah. Jaringan darah terdiri atas plasma darah, trombosit (keping-keping darah), dan sel-sel darah. Plasma darah berupa cairan yang mengandung berbagai macam protein, asam amino, peptida, enzim, hormon, vitamin, dan mineral. Trombosit berbentuk lempengan, tidak bernukleus, dan berfungsi dalam pembekuan darah agar darah tidak keluar jika terjadi luka pada pembuluh darah. Sel-sel darah meluputi eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit berbentuk bulat dengan lekukan pada bagian sentral (bikonkaf), tidak bernukleus, dan memiliki sitoplasma yang mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Leukosit bentuknya bervariasi karena bergerak ameboid, bernukleus, dan berfungsi untuk pertahanan tubuh dari infeksi (Irnaningtyas, 2013).
10
Salah satu gangguan pada jaringan darah adalah anemia ferriprive. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan tanda-tanda berupa kadar hemoglobin di bwah normal (hypochrom), eritrosit lebih kecil (microcyter). Anemia ini sering disebut anemia hypochrom, anemia microcyter atau anemia sekunder. Berhubung anemia hanya merupakan gejala, amaka sebelum melakukan pengobatan perlu ditentukan lebih dahulu jenis anemia dengan menentukan kadar besi, vitamin B12 dan asam folat dalam darah, agar diberikan terapi yang tepat (Murniati, 2008). Kemudian ada jaringan tulang. Jaringan tulang adalah jaringan yang berfungsi sebagai penyokong dan merupakan susunan kuat yang mendukung tubuh dan mengandung matriks yang terdiri dari banyak fiber, dan pada tulang keras mengandung garam kalsium yang tidak larut (Martini, 2012). Kartilago memiliki matriks gel yang mengandung turunan polisakarida yang disebut kondroitin sulfat, kondroitin sulfat membentuk complex dengan protein pada substansi dasar memproduksi proteoglikan. Kondrosit merupakan satu-satunya sel yang terdapat pada matriks kartilago dan menempati ruang kecil yang disebut lakuna, kartilago tidak memiliki pembuluh darah sehingga pertukaran nutrien terjadi secara difusi pada matriks, jaringan darah tidak terdapat dikartilago karena karena kondrosit menghasilkan senyawa kimia yang mencegah formasi nya, senyawa kimia ini disebut antiangiogenesis factor (vessel=genno) yang saat ini diuji sebagai potensial agen antikanker. Kartilago dipisahkan dari jaringan disekitarnya oleh perikondrium yang teridiri dari dua lapisan yaitu lapisan fibrous dan lapisan seluler, lapisan fibrous menyediakan perlindungan mekanik dan lapisan seluler penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kartilago. Klasifikasi kartilago, kartilago hialin kaku dan sedikit fleksibel, mengurangi gesekan diantara permukaan tulang, lokasi pada tulang rusuk dan tulang dada, melindungi permukaan tulang pada sendi synovial, laring, trakea, bronkiolus, membentuk sebagian septum nasal. Kartilago elastis menyediakan dukungan, membiarkan distorsi tanpa kerusakan dan dapat kembali seperti bentuk 11
semula, lokasi pada daun telinga, epiglotis, kanal auditori,laring. Fibrokartilago menahan tekanan, menolak kontak tulang pada tulang, pergerakan terbatas. Lokasi, bantalan pada sendi lutut, diantara tulang pubic dan pelvis, cakram intervertebral. Tulang Keras terdiri dari sel osteosit di lakuna, matriks terdiri kalsium fosfat yang merupakan bagian yang primer, dan lebih sedikit kalsium karbonat, matriks lainnya terdiri dari serat kolagen, garam kalsium ini bersifat keras namun rapuh, serat kolagen bersifat kuat dan relatif fleksibel, kehadiran mineral disekitar serat kolagen menjadikannya lebih kuat. Lakuna pada matriks terdiri dari osteosit, atau sel tulang. Lakuna terorganisasi diantara pembuluh darah dan bercabang di sepanjang matriks tulang. Meskipun difusi tidak dapat terjadi pada matriks keras, osteosit berkomunikasi atau terhubung Perpanjangan ini
dengan
pembuluh darah dengan perpanjangan sitoplasmik.
melintasi matriks yang disebut kanalikuli. lintasan ini
membentuk cabang-cabang yang berhubungan untuk pertukaran material diantara osteosit dan pembuluh darah. Permukaan jaringan tulang ditutupi oleh periosteum, lapisan luar terdiri dari fibrous dan lapisan seluler pada bagian dalam. Lapisan fibrous berfungsi untuk
asosiasi atau menghubungkan
tendon dan ligamen.
Lapisan seluler berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan membantu perbaikan tulang pasca cedera (Martini, 2012). Salah satu gangguan pada jaringan tulang adalah rakhitis. Pada rakhitis, pertumbuhan tulang tidak sempurna akibat kemunduran atau penekanan pertumbuhan kartilago epifisis normal dan kalsifikasi normal. Perubahan ini tergantung pada defisiensi kalsium dan garam fosfor serum untuk mineralisasi. Sel kartilago gagal untuk menyempurnakan siklus proliferasi dan degenerasi normalnya, dan kegagalan penetrasi kapiler selanjutnya terjadi dengan cara selapis demi selapis. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah sengan pemberian sinar matahari alamiah dan buatan, tetapi pemberian oral vitamin D lebih baik (Wahab, 1999). 12
Kemudian ada jaringan ikat, yang merupakan jaringan yang berfungsi untuk membangun susunan struktural tubuh, transpor material dan cairan, melindungi organ, mendukung dan menghubungkan jaringan yang lain, menyimpan energi terutama dalam bentuk trigliserida, pertahanan tubuh dari mikroorganisme. Jaringan ikat diklasifikasi menjadi 3 bagian. (Martini, 2012). Pertama jaringan ikat sejati yaitu jaringan pengikat yang memiliki banyak tipe sel dan serat ekstraseluler pada substansi cairan dasar, dikategorikan menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat (berdasarkan tipe sel dan proporsi fiber dan substansi dasar). Kedua jaringan ikat cair terdiri dari sel yang tersuspensi dalam cairan matriks dan mengandung protein terlarut dibagi menjadi 2; darah dan limfa. Ketiga
jaringan ikat pendukung berfungsi melindungi jaringan
dibawahnya dan mendukung bagian tubuh. Jaringan ikat proper terdiri dari Fibroblas yang berjumlah sangat banyak dan menempati jaringan ikat proper secara permanen, fibroblast menghasilkan hyaluronan (turunan polisakarida) dan protein. (hyaluronan merupakan bahan yang membantu sel epitel saling terikat). Pada jaringan ikat proper
cairan
ekstraseluler, hyaluronann, dan protein berinteraksi membentuk proteoglikan yang membuat substansi dasar bersifat merekatkan. Fibroblas lainnya juga menghasilkan subunit protein yang membentuk serat ekstraseluler besar. Fibrosit berjumlah terbanyak kedua dan diferensiasi dari fibroblast, sel berbentuk spindle ini menyokong jaringan ikat fiber dari jaringan ikat proper. Adiposit merupakan sel lemak, mengandung titisan kecil lemak yang banyak. Inti sel, organel, dan sitoplasma terdorong pada satu sisi yang mengakibatkan nya menyerupai cincin. Jumlah sel adiposity bermacam-macam trgantung pada tipe jaringan ikat, dan individu. Sel mesenkim merespon cedera local atau infeksi dengan cara memisahkan diir untuk menghasilkan sel anakan yang akan berdiferensiasi menjadi fibroblast, makrofag, atau sel jaringan ikat lain. Makrofag sel amoeboid besar yang tersebar didalam matriks. Menelan sel patogen yang memasuki jaringan, ketika distimulasi makrofag menghasilkan senyawa kmia yang 13
mengaktifkan system imun dan meningkatkan jumlah sel makrofag dan sel lain yang terlibat dalam pertahanan jaringan. Sel mast berukuran kecil dekat pembuluh darah,
sitoplasmanya terdiri dari granula yang mengandung histamine dan
heparin, histamine dikeluarkan setelah infeksi atau cedera, menstimulasi inflamasi local. Basofilsel darah yang memasuki jaringan yang rusak dan memperbesar proses inflamasi. Juga mengandung histamine dan heparin. Limfosit bermigrasi di sepanjang jaringan ikat dan jaringan lain, jumlahnya meningkat ketika kerusakan pada jaringan terjadi, dapat berkembang menjadi plasma sel yang memproduksi antibody. Mikrofag merupakan sel darah fagotik yang normalnya berpindah di sepanjang jaringan ikat dalam sebelum kecil. Ketika cedera atau infeksi terjadi cairan kimia yang dihasilkan oleh makrofag dan mast sel menarik banyak mikrofag pada bagian tersebut. Melanosit mensintesis dan menyimpan pigmen coklat melanin, yang memberikan warna gelap pada jaringan. Umunya terapat pada epitel kulit, pada mata dan dermis pada kulit. Patofisiologi jaringan ikat, yaitu Anterior cruciate ligament injury (ACL), Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah ligamen yang terdapat pada sendi lutut. Ligamen ini berfungsi sebagai stabilisator yang mencegah pergeseran ke depan yang berlebih dari tulang tibia terhadap tulang femur yang stabil, atau mencegah pergeseran ke belakang yang berlebih tulang femur terhadap tulang tibia yang stabil. Setiap cedera yang terjadi pada ACL berpotensi menimbulkan gangguan kestabilan pada sendi lutut. Penanganan dengan Terapi non-operatif dapat diberikan pada kasus-kasus robekan ACL parsial yang tidak menimbulkan gejala ketidakstabilan, sedangkan operatif sebaiknya dilakukan pada kasus robekan di atas 50 % karena umumnya menimbulkan keluhan. telah menyusun sebuah alur penanganan cedera ACL pada atlet berusia muda dan merekomendasikan tindakan rekonstruksi berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: (1) keluhan ketidakstabilan yang menetap, (2) cedera lutut lain yang menyertai ACL, seperti: robekan bantal sendi, robekan ligamen lutut lain, dan fraktur, (3) usia tulang, (4)
14
target dan harapan pasien, seperti: kembali ke olahraga kompetitif atau tidak (Martini, 2012). Jaringan terakhir adalah jaringan saraf. Jaringan saraf merupakan jaringan yang terdapat paling banyak pada susunan saraf pusat otak dan medula spinalis (sumsum tulang belakang), sisanya terdapat pada susunan saraf tepi. Jaringan saraf berfungsi menghimpun rasangan dari lingkungan, mengubah rangsangan menjadi impuls saraf, meneruskan impuls ke bagian penerimaan yang terorganisasi, menafsirkan impuls kemudian memberikan jawaban (respons) yang tepat ke organ-organ efektor (Irnaningtyas, 2013). Jaringan saraf terkonsentrasi pada otak dan sumsum tulang belakang, yang merupakan pusat kontrol sistem saraf, jaringan saraf terdiri dari 2 tipe sel yaitu neuron dan beberapa jenis sel pendukung yang disebut neuroglia atau sel glia. Proses gerak sadar dan tidak sadar mencerminkan komunikasi antara neuron dan otak. Seperti komunikasi yang terkait perambatan impuls, yang berasal dari perubahan potensial transmembran. Informasi disampaikan oleh frekuensi dan pola impuls. Neuroglia mendukung dan memperbaiki jaringan saraf dan menyediakan nutrisi bagi neuron. Anatomi sel saraf, tipikal sel saraf memiliki badan sel yang besar dan nykleus yang besar pula. Perpanjangan dari badan sel yang memiliki banyak cabang disebut dendrit, dan akson. Dendrit menerima informasi, dari neuron yang lain, dan akson menghantarkan informasi ke sel yang lainnya, karena akson sangat panjang dan ramping, sehingga disebut juga nerve fibers. Neuroglia memiliki beberapa
fungsi
diantaranya
mempertahankan
struktur
fisik
jaringan,
memperbaiki jaringan setelah cedera, melakukan fagosit, menyediakan nutrien untuk neuron, meregulasi komposisi dari cairan interstitial disekitar neuron (Martini, 2012).
15
Obat yang digunakan untuk mengurangi atau mengobati sakit akibat gangguan sistem saraf salah satunya adalah morfin. Morfin termasuk ke dalam golongan analgesik narkotika (analgesik sentral) yang bekerja di sistem saraf pusat, menghilangi daya penghalang nyeri yang hebat. Dalam dosis besar dapat menimbulkan depresan umum (mengurangi kesadaran), mempunyai efek samping menimbulkan rasa nyaman (euforia). Morfin disini digunakan sebagai analgesik selamadan setelah pembedahan dan analgesik pada situasi lain. Kontra indiksi morfin diantaranya depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, atau peningkatan tekanan otak. Efek samping yang dapat ditimbulkan, yaitu mual muntah, konstipasi, ketergantungan/adiksi pada overdosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian (Murniati, 2008).
VIII. Pertanyaan 1.
Sel yang menyusun tubuh manusia merupakan sel? Jawab : Tubuh manusia terdiri dari beberapa jaringan, jaringan merupakan kumpulan dari beberapa sel. Secara umum sel-sel yang menyusun tubuh manusia terdiri dari membran sel, protoplasma, dan inti sel (nukleus). (Campbell, 2010)
2.
Sebut dan jelaskan bagian-bagian penyusun sel beserta fungsinya! Jawab : a) Membran plasma/ membran sel Fungsi membran plasma adalah sebagai berikut: Mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel. Sebagai pelindung agar isi sel tidak keluar.
16
Sebagai reseptor (menerima rangsangan) dari luar sel. b) Nukleus (inti sel) Fungsi nukleus, yaitu : Mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis m-RNA sesuai dengan perintah DNA. Mengendalikan proses metabolisme sel. Menyimpan informasi genetik berupa DNA. Tempat penggandaan (replikasi) DNA. c) Sitoplasma Fungsi sitoplasma, yaitu: Tempat organelseldan sitoskeleton Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma. Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel. Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya karbohidrat, lemak, protein dan enzim). d) Ribosom Fungsi ribosom adalah menyintesis protein. e) Retikulum Endoplasma (RE) Fungsi dari Retikulum Endoplasma, yaitu : RE halus (tidak bergranula), berperan dalam proses sintesis lipid (fosfolipid dan sterol), metabolisme karbohidrat,dan menetralisir racun RE
kasar
(bergranula),
berperan
membentuk
fosfolipid
membrannya sendiri dan sintesis protein sekretori (misalnya glikoprotein dan hormon insulin di dalam sel pankreas). f)
Badan Golgi/Aparatus Golgi Fungsi dari Badan Golgi, yaitu :
17
Berperan dalam sekresi atau membentukvesikula yang berisi enzim untuk sekresi. Membuat makromolekul (seperti polisakarida) Membentuk
membran
plasma
dari
vesikula-vesikula
yang
dilepaskan. g) Lisosom Fungsi lisosom, yaitu : Berperan dalam pencernaan intrasel Berperan pada proses fagositosis Autofag atau menelan dan mendaur ulang sel yang rusak Autolisis atau perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semuaisi lisosom h) Peroksisom Fungsi dari peroksisom,yaitu : Penghasil enzim oksidase dan katalase Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar untuk respirasi sel Di dalam sel hati, berperan dalam menetralisir racun alkohol dan senyawa berbahaya lainnya i)
Mitokondria Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau metabolisme energi di dalam sel yang dapat menghasilkan ATP.
j)
Sentrosom Sentrosom berperan dalam proses pembelahan sel.
k) Sitoskeleton Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong dan mempertahankan bentuk sel, serta berperan sebagai tempat tertambatnya beberapa organel sel. (Nurani, 2010)
18
3.
Sebut dan jelaskan spesialisasi sel! Jawab : Spesialisasi sel adalah proses perubahan sel menjadi jaringan. Contohnya sebuah sel saraf berbentuk seperti bintang dengan prosesus yang panjang dan sel otot polos berbentuk seperti spindel (Aryanti, 2015).
4.
Sebut dan jelaskan tipe-tipe jaringan epitel! Jawab : Jaringan epitel dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu epitel pipih, epitel kubus, epitel batang atau silindris. Berdasarkan lapisannya, jaringan epitel dapat dikelompokkan menjadi : a. Epitel pipih sederhana atau epitel selapis, terdiri atas epitel selapis pipih, epitel selapis kubus dan epitel selapis batang. Epitel selapis pipih terdapat di dinding arteri, alveolus, dan kapsul glomerulus pada ginjal. Epitel selapis kubus terdapat di tubula ginjal dan epitel selapis batang terdapat di lambung dan usus halus. b. Epitel berlapis atau epitel lapis banyak, terdiri atas epitel berlapis atau epitel lapis banyak, epitel kubus lapis banyak, dan epitel batang lapis banyak. Epitel kubus lapis banyak terdapat di permukaan kulit, vagina, rongga mulut, dan esofagus. Epitel batang lapis banyak terdapat di laring, faring, uretra, saluran kelenjar ludah, dan kelanjar susu. c. Epitel batang berlapis semu, epitel batang lapis semu dapat ditemukan di saluran reproduksi jantan dan trakea. d. Epitel transisional terdapat di kantung air seni. (Ferdinand, 2009)
5.
Sebut dan jelaskan tipe-tipe jaringan ikat! Jawab : 1. Jaringan ikat sejati 19
Jaringan ikat sejati dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a. Jaringan ikat longgar Yang termasuk dalam jaringan ikat longgar, yaitu : 1.
Jaringan mukosa. Jaringan mukosa merupakan jaringan embrional yang muncul untuk sementara pada pembentukan jaringan ikat.
2.
Jaringan areolar. Jaringan aerolar bersifat fleksibel dengan substansi dasar yang relatif cair. Jaringan ini terdapat di antara kulit
dengan
otot,
serta
berfungsi
sebagai
materi
pengikat/pembungkus jaringan lain dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah dan saraf. 3.
Jaringan lemak (adiposa). Jaringan ini berfungsi sebagai bantalan yang melindungi organ-organ, cadangan makanan dan isolator penjaga suhu tubuh.jaringan lemak terdapat di bawah kulit, disekitar persendian, sumsumtulang, omentum (selaput pada lambung) mesenterium (selaput pada perut), disekitar ginjal dan di belakang bola mata.
4.
Jaringan retikuler. Jaringan ini tersusun atas jaring-jaring serat retikuler dan sel-sel dengan sitoplasma yang bercabangcabang panjang. Jaringan ini terdapat pada nodus limfa, sumsum tulang belakang, dan hati.
b. Jaringan ikat padat Jaringan ikat padat tersusun dari serat-serat yang berhimpitan padat dengan sedikit seldan substansi dasar. Serat kolagen merupakan bahan yang dominan,sehingga jaringan ikat padat sering disebut jaringan kolagen. (1) Jaringan ikat padat teratur, tersusun dari serat-serat kolagen yang berhimpitan secara paralel dan sangat kuat. Contoh jaringan
ikat
padat
adalah
tendon
(jaringan
yang 20
menghubungkan tulang dengan otot), ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang), dan aponeurosis (urat otot yang berbentuk lebar dan pipih). (2) Jaringan ikat padat tidak teratur, berbentuk seperti lembaranlembaran dengan serat-serat membentuk anyaman kasar yang kuat. Jaringan ini terdapat pada fasia (selaput pembungkus atau penyekat), dermis kulit, periosteum (lapisan luar tulang), perikondrium (lapisan luar tulang rawan), serta kapsul pembungkus beberapa organ termasuk hati dan testis. 2. Jaringan ikat cair Jaringan ikat cair tersusun dari sel-sel yang berada di dalam suatu matriks berupa larutan atau berbentuk cairan. Larutan tersebut mengandung protein-protein. Jaringan ikat cair di dalam tubuh meliputi darah dan limfa (getah bening).
3.
Jaringan ikat penyokong Jaringan ikat penyokong merupakan jaringan kerangka yang berfungsi untuk sebagai penyokong tubuh. Jaringan ikat penyokong meliputi jaringan tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). (Irnaningstyas, 2013)
6.
Sebut dan jelaskan tipe-tipe jaringan otot! Jawab : 1. Jaringan otot polos Sel otot polos berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing dan bagian tengahnya lebih besar. Otot polos merupakan otot involunter (bekerja tak sadar). Jaringan otot polos terdapat pada
saluran
pencernaan
makanan
(yang
membuat
gerakan 21
peristaltik), dinding pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pernafasan, saluran reproduksi, kandung kemih, dermis, iris, dan korpus siliaris pada mata. 2. Jaringan otot rangka (otot lurik) Jaringan otot rangka disebut otot rangka karena melekat pada tulang rangka. Otot lurik merupakan otot volunter (otot sadar) yang bekerja dibawah pengaruh saraf sadar, cepat bereaksi jika terdapat stimulus (rangsangan), kontraksinya kuat, tetapi cepat lelah. 3. Jaringan otot jantung Otot ini hanya terdapat di jantung sehingga disebut otot jantung. Sel otot jantung (kardiosit) berbentuk silindris dengan ujung bercabang dua atau lebih. Otot jantung merupakan otot involunter (otot tak sadar) yang dikendalikan oleh saraf otonom baik saraf simpatik yang mempercepat denyut jantung, maupun saraf parasimpatik yang memperlambat denyut jantung. (Irnaningtyas, 2013)
22
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Elsi dkk. 2015. Biologi Sel : Perbedaan Konsep Fungsi Sel dan Fisiologi Sel. Palembang : UIN Raden Fatah Palembang Campbell, Neil A dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid Ketiga. Jakarta : Erlangga Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Visindo Media Persada Irnaningstyas. 2013. Biologi. Jakarta : Erlangga Martini, F. H. and Nath, J. L., 2012, Fundamentals of Anatomy and Physiology Ninth Edition, Pearson Education : USA Murniati, dkk. 2008. Farmakologi II. Jakarta : PPB SMF Nurani, Laela Hayu. 2010. Biologi Sel dan Biologi Molekuler. Yogyakarta : UAD Yogyakarta Rifai’i, Muhaimin. 2013. Imunologi dan Hipersensitif. Malang : UB Press Wahab, A. Samik. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1 Edisi 15. Jakarta : EGC Zein, Ikhwan. 2013. Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) pada atlet berusia muda. Jurnal ilmiah kesehatan olahraga, 11(1), 111-121
23