Laporan Biologi Sel.docx

  • Uploaded by: Fatkhur Robani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Biologi Sel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,547
  • Pages: 25
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL II PENGAMATAN SEL

DISUSUN OLEH NAMA

: ANNISA FEBRI. H

NIM

: G30118028

KELOMPOK

: I (SATU)

ASISTEN

: RISKA SEPTIANA

LABORATORIUM BIODIVERSITY JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO NOVEMBER, 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam kehidupan di alam semesta ini, setiap makhluk hidup pasti tersusunatas ribuan bahkan jutaan sel. Mulai dari organisme tingkat rendah hingga tingkattinggi, semuanya tersusun dari sel. Sel penyusun organisme tingkat rendahtermasuk jenis uniseluler. Sedangkan organisme tingkat tinggi, diantaranyatumbuhan dan hewan termasuk manusia bersifat multiseluler dimana tubuhnyamerupakan kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi. Oleh karena ituketika sel tersusun ke dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya jaringan dan organ, sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organismetersebut (Campbell, 2008).

B. Tujuan Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah: 1.

Untuk mengetahui bagian-bagian sel dari penampang melintang batang ubi kayu (Manihot esculenta).

2.

Untuk mengetahui bagian-bagian dari struktur sel umbi lapis bawang merah (Allium cepa).

3.

Untuk mengetahui struktur dan bentuk dari sel ganggang daun Hydrilla verticilata.

4.

Untuk mengetahui struktur dan bentuk sel selaput rongga mulut.

5.

Untuk mengidentifikasi bentuk sel darah Dn mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diwarnai.

6.

Untuk mengetahui bagian dan jenis protozoa didalam air rendaman jerami.

7.

Untuk mengetahui sifat permeabilitas membrane sel pada telur yang sudah direndam air cuka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setia porganisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Beragam organisme, misalnya bakteri, merupakan uniselluler, yaitu terdiri dari hanya satu sel saja. Beragam organisme lainnya, misalnya manusia adalah multiseluler (manusia diperkirkan memiliki 100.000 miliar sel di dalam tubuhnya). Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat sel-sel otak, sel-sel kulit, sel hati, sel perut,dan daftar terus (Kusumawati, 2013).

Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masingmasing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang disebut organel (Amin, 2010).

Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut biologi sel. Semua sel-sel ini memiliki fungsi yang unik dan

fitur kesamaan.Sel juga memiliki beberapa bagian, seperti membran sel, dinding sel, sitoplasma, inti sel, plastida, badan golgi, mitokondria, ribosom, lisosom, dan retikulum endoplasma (Waluyo, 2010).

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota Kloroplas merupakan salah satu jenis organel pada tumbuhan dan alga yang disebut plastid. Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel (Campbell, 2002).

Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang (Sloane, 2003).

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi (Alberts, 2002).

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus, disebut retikulum endoplasma halus karena tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Badan Golgi tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna (Russel, 2011).

Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Vakuola dimiliki oleh sel tumbuhan. Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan protista uniselular. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna (Kratz, 2009).

Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel (Solomon, 2004).

Sel hewan mempunyai ciri tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, memiliki lisosom, memiliki sentrosom, timbunan zat berupa lemak dan glikogen, bentuk tidak tetap, pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, dan sedikit (Kusnandar 2007).

Sel tumbuhan mempunyai ciri memiliki dinding sel dan membran sel, umumnya memiliki plastid, tidak memiliki lisosom, tidak memiliki sentrosom, timbunan zat berupa pati, bentuk tetap, memiliki vakuola ukuran besar, dan banyak (Iskandar 2007).

Sel hewan dan sel tumbuhan termasuk sel eukariotik yang memiliki selaput inti, namun secara umum sel hewan dan sel tumbuhan tidak memiliki perbedaan yang mendasar, hanya saja perbedaan pada bagian struktur atau organ-organ tertentu. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, membran sel, inti sel, sitoplasma, kutikula, dan epidermis. Sedangkan sel hewan memiliki vakuola retikulum endoplasma dan membran sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sumadi (2007). Bahwa sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan pada organ tertentu. Sel

tumbuhan memiliki membran sel, sitoplasma, retikulum endoplasma, inti sel (nukleus), mitokondria, ribosom, plastida dan vakuola. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan terletak pada sentriol, sentrosom, lisosom dan flagel/silia.

Sel mahluk hidup mempunyai ukuran antara 10-30 mikro meter. Sel bersifat mikroskopis. Sel tumbuhan berdiameter antara 10-100 mikro meter yang dapat dilihat dibawah mikroskop (Sutrian, 2004). Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat seperti sel darah, sel lemak dan sel telur (Rachmat, 2007). Bentuk sel tumbuhan cenderung tetap. Hal ini terjadi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel (Nugroho, 2006).

Sel hewan bentuknya tidak tetap. Hal ini terjadi karena sel hewan tidak memiliki dinding sel (Nugroho, 2006). Ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu besar karena sel harus mempertahankan suatu area permukaan (membran plasma) yang memadai untuk menampung pergantian antara nutrisi dan sampah (Rachmat, 2007).

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun Mahluk Hidup. Definisi atau pengertian sel tadi agak sukar untuk dipahami. Agar lebih mudah, pengertian sel dapat kita sederhanakan menjadi satuan terkecil penyusun Mahluk Hidup.

Menurut Tjirosoepomo (2010) klasifikasi bawang merah sebagai berikut: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Class

:Liliopsida

Ordo

:Liliales

Family

: Lilicae

Genus

: Alium

Spesies

: Alium cepa var

Menurut Agrios (1996) ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Euphorbiales

Family

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Species

: Manihot utilisima L.

BAB III METODE PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat Praktikum biologi dilaksanakan pada: Hari / Tanggal

: Kamis, 27 September 2018

Waktu

: Pukul 13.00 WITA s.d 15.00 WITA

Tempat

: Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako

B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan digunakan pada saat praktikum pengamatan sel yaitu: a.

Alat a) Mikroskop b) Gelas objek c) Gelas penutup d) Pipet tetes e) Pinset f)

Cutter

g) Kaca arloji h) Rak dan tabung reaksi i)

Alat tulis

j)

Gelas ukur

k) Cawan petri l)

Toples

b. Bahan

a) Darah manusia b) Telur c) Bawang merah (Allium Ascolonium) d) Daun hidrila (Hydrilla Verticillaa multa) e)

Ubi kayu (Manihot Esculenta),

f)

Epitelium rongga mulut (epithelium mucosa)

g)

Pewarna (eosin atau metilen blue)

C. Cara kerja 1.

Untuk percobaan bawang merah (Allium cepa). a.

Pertama-tama kita mengambil umbi bawang merah

b.

Kemudian mengiris lapisan terluar bawang merah tersebut hingga tampak lapisan epidermis tipis

c.

Kemudian mengambil lapisan epidermis tipis tersebut dengan pinset

d.

Lalu

meletakkannya

pada

kaca

objek

lalu

tutup

dengan

menggunakan gelas penutup dan mengusahakan agar tidak terjadi kerutan atau lipatan pada epidermis bawang merah. e.

Kemudian teteskan satu hingga dua tetes lalu tutup dengan cover glass dengan kemiringan 450

f.

Setelah itu mengamatinya dibawah mikroskop dengan perbesaran (40 X) dan hasil dari pengamatan menggambarmya di buku gambar.

2.

Untuk percobaan praktikum pada pengamatan struktur sel pada tumbuhan daun hidrilla (Hydrilla verticillata). a.

Pertama-tama mengambil daun hidrilla yang masih muda dengan menggunakan pingset

b.

Kemudian meletakkannya diatas

kaca objek dengan posisi

membujur rata dan tidak terlipat c.

Lalu menetesinya dengan air dan menutup daun tersebut dengan kaca penutup dengan kemiringan 450

d.

Kemudian mengamati daun hidrilla di bawah mikroskop dengan perbesaran 10X dan gambar.

kemudian

menggambarkannya pada buku

3.

Untuk percobaan praktikum pada penampang melintang emplur batang ubi kayu (Manihot esculenta) a.

Pertama-tama membuat potongan melintang emplur batang ubi kayu setipis mungkin

b.

Kemudian meletakkan potongan kecil tersebut pada gelas objek dan jaga jangan sampai terjadi lipatan atau kerutan

c.

Kemudian menutupnya dengan gelas penutup.

d.

Lalu mengamatinya dibawah mikroskop dengan pembesran paling lemah (10x)

e.

4.

Kemudian menggambar beberapa sel.

Untuk percobaan praktikum struktur sel selaput rongga mulut, sebagai gambaran sel hewan. a.

Pertama-tama dengan menggunakan catton buth mengeruk epitel pada bagian dalam dinding pipi

b.

Kemudian ditebarkan epitel yang diperolh kedalam setetes air pada kaca objek dan tutup sediaan tersebut dengan kaca penutup.

c.

Lalu meneteskan metilen biru secara hati-hati pada salah satu tepi gelas penutup.

d.

Kemudian menghisap metilen biru dengan menggunakan kertas hisap(tissue)

melalui

sisi

yang

berlawanan

dengan

tempat

meneteskan metilen biru. e.

Kemudian mengamatinya dibawah mikroskop yang dimulai dengan pembesaran lemah 10x, kemudia 40x.

f.

Kemudian menggambar struktur sel epitel rongga mulut.

5. Untuk percobaan pengamatan darah manusia: a. Pertama-tama bersihkan jari menggunakan alcohol 70%,dengan menggunakan jarum pentul tusuk jari telunjuk dengan hati-hati b. Oleskan darah tersebut pada kaca objek dengan membuang tetesan darah pertama. c. Amati dan gambar bagian-bagian sel tersebut. 6. Untuk percobaan pengamatan sel protozoa: a. Langkah pertama yaitu sediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah dibersihkan. b. Teteskan air rendaman jerami ke atas kaca objek kemudian tutup dengan kaca penutup. Jangan ditekan karena sel protozoa akan hancur. c. Keudian amati dan gambar bagian sel nya. 7. Untuk percobaan pengamatan sifat permeabilitas membrane sel a. pertama-tama mengukur dan catat tengah telur di sekeliling bagian tengahnya, catat bagaimana bentuk telur. b. Kemudian masukkan telur ke dalam stoples. Jagan sampai kulitnya pecah. c. Lalu tuangkan cuka kedalam stoples sampai seluruh telur terendam kemudian stoples di tutup. d.

Kemudian amati perubahan yang terjadi pada telur secara periodik selama 72 jam.

e. Lalu keluarkan telur setelah 72 jam dan ukur garis tengahnya. Kemudian bandingkan bentuk dan ukuran telur sebelum dan sesudah direndam di dalam cuka. f.

Setelah mencatat perubahan yang terjadi bukalah kulit telur. Masukkan telur tersebut kedalam stoples yang telah berisi sirup dengan ketinggian sekitar 72 jam.

g.

Bandingkan bentuk dan ukuran telur sebelum dan sesudah kulit telur terbuka.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Pengamatan Berdasarkan praktikum praktek pengamatan sel yang telah dilakukan maka sebagai berikut. No

1

2

3

4

Gambar

keterangan 1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

3.

Ruang antar sel

1.

Dinding sel

2.

Inti sel

3.

Ruang antar sel

4.

Sitoplasma

1.

Dinding sel

2.

Inti sel

3.

Ruang antar sel

4.

Sitoplasma

1.

Dinding sel

2.

Sitoplasma

1.

Rongga mulut

(epitel) 5

2.

trombosit

1. sel drah merah 2. Plasma darah 6

1. sel drah merah 2. Plasma darah 7

1. dinding sel 2. sitoplasma 8

Tabel 1. Pengamatan permeabilitas telur pada cuka selama 72 jam Waktu pengamatan (jam)

Lebar (cm)

0 (awal)

14,5 cm

24

16

cm

48

15,7 cm

72

15,8 cm

B. Pembahasan Pada empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel-sel tampak tersusun rapi dan berongga. Dalam ruang sel yang terdapat dinding sel yang mana fungsinya sebagai pelindung dari batang ubi kayu dan memberi bentuk yang tetap (Soenarjo, 2005).

Pada sel gabus batang ubi kayu tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya. Tampak dinding primer dan dinding sekunder.. sel gabus berbentuk segi enam. Dalam pengamatan sel gabus, telah ditemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Ruang kosong itu terjadi karena sel telah mati dan tidak melakukan kegiatan kehidupan. Pada sel mati, tidak terdapat inti sel hanya terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong.

Pada pengtamatan umbi bawang merah (Allium Ascolonicum) sel-selnya tersusun rapi dan teratur seperti susunan batu bata. Bagian yang tampak pada saat pengamatan berupa dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bagian-bagian ini memiliki fungsi masing-masing pada pengamatan umbi bawang merah, yaitu dinding sel sebagai pelindung bagian dalam sel, inti sel sebagai mengatur segala aktifitas-aktifitas sel dan sitoplasma sebagai penyeimbang tekanan dalam sel. Dinding sel tumbuhan yang masih muda dan berukuran tipis dan tersusun dari selaput pektin, setelah berkembang menjadi tua, dinding sel semakin menjadi menebal dan berlapis-lapis (Nurbayati, 2007).

Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang rapi kotak kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini dikarenakan bawang merah adalah tumbuhan. Mengapa demikian karena sel tumbuhan meiliki dinding sel di luar membrannya. Sehingga terlihat rapi saat kita melihat melalui mikroskop. Sekarang kalau kita melihat warna dari sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti. Sel tersebut berwarna

keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tak selalu mengandung klorofil. Sel epidermis bawang merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak berudah – ubah karena di dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang merah tersusun oleh : a. Dinding sel, b. Sitoplasma c. inti sel

Organel-organel pada sel daun hydrilla (Hydrilla verticilata), memiliki kemiripan dengan organel-organel sel pada umbi bawang merah seperti dinding sel, sitoplasma, inti sel. Antara satu sel dengan sel yang lain terdapat rongga yang disebut noktah (Rabiati, 2007).

Daun (Hydrillla verticillata) adalah daun majemuk berukuran kecil yang memiliki tepi bergerigi. Daun (Hydrillla verticillata) berwarna hijau dengan pangkal daun berwarna kemerahan jika pada keadaan segar.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan mengamati daun (Hydrillla verticillata) diketahui bahwa sel daun (Hydrilla verticillata) ini tersusun atas dinding sel yang tebal, inti sel, kloroplas yang berbentuk lensa, klorofil dan sitoplasma. Sel daun (Hydrilla verticillata) berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Pada juga sel daun (Hydrilla verticillata) terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih. Sel daun (Hydrilla verticillata) ini merupakan sel hidup karena terdapatnya sel protoplasma yaitu dinding sel, kloroplas dan vakuola serta inti sel. Pada epitellium rongga mulut (Ephitellium mucosa), bentuk selnya tidak beraturan, karena tidak adanya dinding sel melainkan hanya membrane sel. Membran sel merupakan bagian luar dari sel yang fungsinya sebagai tempat terjadinya biokimia dan sebagai pengontrol zat-zatyang boleh masuk dan keluar dari sel (Purnomo, 2005).

Pada percobaan ini kami mengamati sel Epitel Rongga Mulut sebagai perwakilan dari sel hewan. Pada sel Epitel Rongga Mulut kami dapat melihat adanya membran sel, inti sel dan sitoplasma. Fungsi inti sel dan sitoplasma pada sel hewan sama seperti pada sel tumbuhan, bedanya sel hewan tidak memiliki dinding sel. Sel hewan hanya mempunyai membran sel yang berfungsi untuk melindungi organel-organel yang berada di dalamnya

Sel mukosa pipi tidak mempunyai dinding sehingga mempunyai bentuk yang tidak tetap dan mudah berubah – ubah bentuknya. Sel mukosa pipi hanya mempunyai membram sel saja sehingga sel mukosa pipi termasuk sel hewan. Sel mukosa pipi tersusun oleh: a)

Inti sel

b)

Membram sel

c)

Sitoplasma

Pada percobaan sel darah manusia, terdapat perbedaan antara sel yang sudah di warnai dan belum di warnai. Dtruktur dari sel darah yang kami amati adalah sel darah merah dan plasma darah. Saat kami melakukan pembesaran 10x tidak nampak goresan seperti tersayat (gambar). Darah vertebrata merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut plasma. Darah tersusun atas 55% plasma darh dan 45% unsur-unsur seluler berupa sel dan fragmen sel. Darah merupakan bagian terpenting dalam sistem transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi. Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh plasma darah yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih, yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Unsur seluler yang ketiga, keping darah, adalah bagian sel yang terlibat dalam penggumpalan darah. Dari tiga tipe tersebut, sel-sel darah merah yang paling banyak jumlahnya.

Menurut Varela (2004), klasifikasi Ilmiah Paramecium Sp. : Kingdom : Animalia Class

: Ciliate

Ordo

: Hymenostomatida

Family : Paramecidae Genus : Paramaecium Species : Paramaecium caudatum

Paramaecium memiliki tubuh yang sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut getar. Dimana bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang. Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh.

Paramecium

bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih.

Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.

Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.

Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi

kegiatan

metabolisme,

pertumbuhan,

dan

regenerasi.

Paramecium

bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal) dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

Tubuh paramecium

memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah

vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan transversal.

Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah. Euglena memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.

Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.

Euglena adalah sel tunggal memanjang runcing diujung posterior, dan tumpul pada ujung anterior. Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap.

Euglena berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang. Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zatorganik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu

dicernakan secara enzimatis di dalam sitop. Euglena adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu marga dari hewanhewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat lapisan permukaana air yang berwarna hijau.

Euglena banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau pada air kolam. Hal in disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas didalam tubuhnya. Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridisz.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan lalu memasukan hasil pengamatan ke dalam tabel, dapat dilihat adanya perubahan pada bentuk dan tekstur telur, telur menjadi membesar dan cangkangnya menjadi lunak. Telur menjadi membesar karena adanya peristiwa osmosis yaitu mengalirnya zat cair dalam larutan (asam cuka) pada cangkang telur sehingga melalui membran semi permeabel (selaput kulit ari telur) dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Cangkang telur menjadi lunak karena cangkang telur mengandung Kalsium Karbonat (CaCO3) yang karena molekul tersebut dapat membuat cangkangnya itu keras dan cuka mengandung asam asetat (CH3COOH) yang mampu membuat cangkang nya menjadi lunak. Jadi ketika cuka bercampur dengan telur maka asam asetat cuka akan melarutkan cangkang telur dan telur akan menjadi elastik atau lunak.

Membran sel memiliki sifat semipermeabel dan selektif permeabel. Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. Selektif permeabel artinya membran hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu.

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa apabila telur direndam di asam cuka maka telur akan menjadi membesar dan apabila di rendam di larutan glukosa maka telur akan menjadi mengecil.

Larutan asam cuka dapat membuat cangkang telur menjadi lunak karena pada asam cuka mengandung asam asetat (CH3COOH).

Semipermeabel adalah membran yang menyerupai lapisan plastik yang memeiliki pori-pori dan hanya dapat di lalui oleh molekul kecil seperti air. Oleh karena itu telur yang di rendam menggunakan larutan cuka dapat menembus pori-pori yang menyerupai lapisan plastik pada cangkang telur dan merubah bentuk dan tekstur dari telur itu sendiri.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah melakukan praktikum tentang modul pengamatan sel maka dapat diambil kesimpulan yaitu: a. Dari percobaan yang telah kami lakukan, sel tumbuhan memiliki dinding sel, stomata, dan sitoplasma. Pada percobaan yang telah kami lakukan bahwa sel gabus kosong, hal itu dikarenakan sel gabus merupakan sel tumbuhan yang mati sehingga selnya tidak memilik organel-organel sel. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena organorgan selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan sel yang lainnya.

b. Dari hasil pengamatan bentuk sel bawang merah, dapat disimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil dalam kehidupan. Sel epidermis yang terletak pada bagian terluar dari bawang merah berbentuk segiempat dan tersusun rapat ( seperti batu bata yang disusun ) yaitu sesuai fungsinya untuk melindungi sel di bawahnya. Bawang merah mempunyai organelorganel yaitu dinding sel, Jaringan Epidermis, Nukleu, Membran Inti , Sitoplasma

c. Sel daun Hydrilla verticillata berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Pada juga sel daun Hydrilla verticillata terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih.Sel daun Hydrilla verticillata ini merupakan sel hidup karena terdapatnya sel protoplasma yaitu dinding sel, kloroplas dan vakuola serta inti sel.

d. Sel mukosa pipi tidak mempunyai dinding sehingga mempunyai bentuk yang tidak tetap dan mudah berubah – ubah bentuknya. Sel mukosa pipi hanya mempunyai membram sel saja sehingga sel mukosa pipi termasuk sel hewan

e. Darah merupakan bagian terpenting dalam sistem transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi. Terdapat dua kelas sel yang tersebar di seluruh plasma darah yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih, yang berfungsi dalam pertahanan tubuh. Unsur seluler yang ketiga, keping darah, adalah bagian sel yang terlibat dalam penggumpalan darah.

f. Salah satu protista mirip hewan yang ditemukan dalam air rendaman jerami adalah Paramecium Sp dan Euglena. Paramecium Sp berukuran sekitar 50-350ɰm dan memiliki selubung inti (Eukariot) serta terdapat alat gerak berupa silia. Hewan ber sel satu terdiri dari organel sel: silia, inti sel, plasmolema, flagelata, protoplasma. Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang) serta

euglena

memiliki alat gerak berupa flagel.

g. Membran sel memiliki sifat semipermeabel dan selektif permeabel. Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. Selektif permeabel artinya membran hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar tertentu.

h. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa apabila telur direndam di asam cuka maka telur akan menjadi membesar dan apabila di rendam di larutan glukosa maka telur akan menjadi mengecil. Larutan asam cuka dapat membuat cangkang telur menjadi lunak karena pada asam cuka mengandung asam asetat (CH3COOH).

B. Saran Saran yang dapat kami sampaikan ialah sebaiknya untuk mencapai praktikum yang baik dan efektif, penggunaan waktu dalam melaksanakan praktikum harus digunakan secara optimal agar tidak ada waktu yang terbuang secara sia-sia. Demi keaktifan praktikan didalam laborarorium sebaiknya antara asisten pembimbing dan praktikkan membangun rasa keakraban agar praktikan tidak canggung ataupun takut untuk aktif dalam mengikuti kegiatan praktikum di dalam laborarorium. Serta dalam pelaksanaan kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diwajibkan membawa sarung tangan agar tangan praktikkan tidak terkontaminasi dengan bahan berbahaya yang ada di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, 2010, Biologi anatomi tumbuhan. Elstar Offset. Bandung. Agrios, 1996 Anatomi tumbuhan. Bandung. Alberts, 2003, Pengamatan sel. Jakarta. Asnifah, 2009, Bilologi Praktis. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Campbell, 2008, Biologi, Erlangga, Jakarta. Iskandar, 2007, Anatomi tumbuhan. Erlangga. Jakarta. Joshua, 2009, Morfologi dan anatomi sel. Bandung. Kartz, 2009. Bilologi Praktis. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Kusumawati, 2013, Pengamatan sel. Jakarta. Kusnandar, 2007, Anatomi tumbuhan. Erlangga. Jakarta. Nurbayati, 2007, Anatomi tumbuhan. Erlangga. Jakarta. Nugroho, 2006, Morfologi dan anatomi sel. Jakarta. Rabiati, 2007, Anatomi tumbuhan. Erlangga. Jakarta Rachmat, 2007. Anatomi tumbuhan. Erlangga. Jakarta. Russel, 2011, Biologi anatomi tumbuhan. Bandung. Satrio, 2006, Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta. Solomon, 2004, Sel dan Tumbuhan. Bandung. Sumadi, 2007. Anatomi tumbuhan. Erlangga. Jakarta Suryadi, 2010, Biologi anatomi tumbuhan. Elstar Offset. Bandung. Tjirosoepomo, 2010, Biologi anatomi tumbuhan. Elstar Offset. Bandung. Waluyo, 2010, Biologi sel. Definisi sel-sel.universitas Makassar.

Related Documents

Laporan Biologi
November 2019 19
Laporan Biologi
October 2019 26
Laporan Hasil Biologi
May 2020 12
Laporan Biologi 2
June 2020 2

More Documents from ""