Laporan Bidang Gelincir (uts).docx

  • Uploaded by: Rafida Aulia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Bidang Gelincir (uts).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,687
  • Pages: 9
PENENTUAN BIDANG GELINCIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK Rafida Aulia1 F1D315009

Abstract The investigation of the slip field using geoelectric resistance method has been done in Mendalo Hill area using geoelectric method. We take 2 areas around mendalo hill, which is the area that can be categorized as forest and another open place with no trees around. Acquisition of data by way of Wenner configuration. Data processing and interpretation using Progress software version 3.0 and RES2DINV 3.54 versions. The output of Progress software is the depth, the number of layers, and the rock resistivity values. While the output of RES2DINV is resistivity, RMS, and rock layer depth For the error we get on measurement in rubber forest area that is 65.5% and for measurement in clay area we get an error value of 72.3%.

Keywords: Slip Field, Geoelectric and Error. Sari Investigasi bidang gelincir menggunakan metode tahanan geolistrik telah dilakukan di daerah Mendalo Hill dengan menggunakan metode geolistrik. Kami mengambil 2 daerah di sekitaran mendalo hill, yaitu didaerah yang dapat dikategorikan hutan dan satu lagi tempat terbuka tanpa pohon disekitarnya.. Akuisisi data dengan cara konfigurasi Wenner. Pengolahan data dan interpretasi menggunakan perangkat lunak Progress versi 3.0 dan versi RES2DINV 3,54. Output dari perangkat lunak Progress adalah kedalaman, jumlah lapisan, dan nilai-nilai resistivitas batuan. Sedangkan output dari RES2DINV adalah resistivitas, RMS, dan kedalaman lapisan batuan Untuk error yang kami dapat pada pengukuran di daerah hutan karet yaitu 65.5% dan untuk pengukuran di daerah tanah liat kami dapatkan nilai error sebesar 72.3%.

Kata kunci: Bidang Gelincir, Geolistrik dan Error 1)

Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Jambi. Email: [email protected]

I. PENDAHULUAN Metode geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur bumi

sifat fisis di atas permukaan bumi yang berlandaskan atas prinsip-prinsip fisika. Aplikasi

metode

geofisika

baik yang terlihat maupun tidak dengan

resistivitas telah banyak digunakan untuk

melakukan pengukuran atau pengamatan

survei maupun ekplorasi sumberdaya alam, seperti pencarian sumber panas bumi,

distribusi sumber mata air panas, survei air

II. TEORI DASAR Metode pengamatan geofisika pada

tanah, dan gerakan tanah atau tanah

dasarnya adalah mengamati gejala-gejala

longsor. penyebab

gangguan yang terjadi pada keadaan normal.

longsoran yang sangat berpengaruh adalah

Gangguan ini dapat bersifat statik dapat juga

bidang gelincir (slip surface) atau bidang

bersifat dinamik, yaitu gangguan yang

geser (shear surface). Pada umumnya tanah

dipancarkan ke bawah permukaan bumi.

Salah

satu

faktor

Gejala gangguan yang terdapat pada

yang mengalami longsoran akan bergerak

keadaan normal disebut dengan anomali.

di atas bidang gelincir tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menginvestigasi bidang gelincir adalah metode geolistrik tahanan

Metode Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dengan cara pendeteksian di permukaan bumi.

jenis.

Diantaranya meliputi pengukuran

Metode geolistrik ini bersifat tidak merusak lingkungan, biaya relative murah dan mampu mendeteksi perlapisan tanah sampai kedalaman beberapa meter di

potensial,

pengukuran

arus

medan

elektromagnetik yang terjadi baik secara alami maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi.

bawah permukaan tanah.

Oleh karena itu metode geolistrik

Oleh karena itu metode ini dapat

mempunyai banyak macam, termasuk di

dimanfaatkan untuk survey daerah rawan

dalamnya yaitu : Metode Potensial Diri / Self

longsor, khususnya untuk menentukan

Potential (SP), Metode Resistivitas / Tahanan

ketebalan lapisan yang berpotensi longsor

Jenis,

serta litologi perlapisan batuan bawah

Potensial terimbas (Reynold, 1997).

permukaan.

Arus

Metode

Telluric,

Magnetotelluric,

geolistrik

resistivitas

merupakan salah satu dari metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas dari lapisan batuan di dalam bumi.

II. TUJUAN Dilakukannya penelitian ini yaitu

metode

ini

arus

listrik

diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah

bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui struktur bawah

mengetahui

material

penyusun bawah permukaan suatu bidang gelincir.

elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua buah elektroda

permukaan bidang gelincir. 2. Untuk

Pada

potensial, hasilnya berupa beda potensial yang terukur pada elektroda di permukaan.

Dari beda potensial yang diukur

Dengan adanya aliran arus listrik

dapat ditentukan variasi resistivitas masing-

tersebut maka akan menimbulkan tegangan

masing lapisan di bawah titik pengukuran

listrik di dalam tanah.

(Reynold, 1997). Di

Tegangan listrik yang terjadi di

dalam

metode

geolistrik

permukaan

tanah

diukur

dengan

resistivitas ini terdapat 2 macam metode

menggunakan multimeter yang terhubung

dalam pengambilan datanya, yaitu : metode

melalui dua buah elektroda tegangan M dan

geolistrik resistivitas mapping dan metode

N yang jaraknya lebih pendek daripada jarak

geolistrik resistivitas sounding.

elektroda AB.

Metode merupakan

resistivitas

menjadi lebih besar maka tegangan listrik

variasi

yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah

resistivitas lapisan tanah bawah permukaan

sesuai dengan informasi jenis batuan yang

secara

ikut terinjeksi pada kedalaman yang lebih

untuk

horizontal.

resistivitas

Bila posisi jarak elektroda AB diubah

yang

bertujuan

metode

mapping

mempelajari

Sedangkan

metode

geolistrik resistivitas sounding bertujuan

besar.

untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di dalam permukaan bumi secara vertikal. Penggunaan

asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan

geolistrik

yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama

Conrad

dengan separuh dari jarak AB yang biasa

Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik

disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC

merupakan salah satu metode geofisika untuk

murni), maka diperkirakan dari injeksi ini

mengetahui perubahan resistivitas lapisan

berbentuk setengah bola dengan jari-jari

batuan di bawah permukaan tanah dengan

AB/2.

pertama

kali

metode

Menurut Damtoro (2007:5) dengan

digunakan

oleh

cara mengalirkan arus listrik DC (Dirrect

Umumnya metode geolistrik yang

Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke

sering digunakan adalah yang menggunakan

dalam tanah.

4 buah elektroda yang terletak dalam satu

Injeksi arus listrik ini menggunakan 2

garis lurus serta simetris terhadap titik

buah elektroda arus A dan B yang

tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di

ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak

bagian luar dan 2 buah elektroda tegangan

tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB

(MN) di bagian dalam.

akan menyebabkan aliran arus listrik bisa

Gambar di bawah ini adalah ilustrasi

menembus lapisan batuan lebih dalam

garis equipotential yang terjadi akibat injeksi

(Damtoro, 2007:5).

arus ditunjukkan pada dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi.

V.

ANALISIS Pada penelitian kali ini kami akan

melakukan analisa pada suatu bidang gelincir dengan menggunakan metode Gambar 1. Pola Aliran arus Dan Bidang

geolistrik. Dimana kami mengambil 2 titik

Equipotential Antara Dua Elektroda Arus

lokasi yaitu di daerah hutan karet dan

Dengan Polaritas Berlawanan

sebuah

(Sumber : Bahri, 2005)

lapangan

yang

tidak

saling

berjauhan, yang mana kedua titik tersebut masih di dalam kawasan mendalo hill.

III. METODOLOGI

Kami menggunakan konfigurasi

Pengukuran ini dilakukan dengan metode

geolistrik

Dipole-Dipole

dengan

dan

konfigurasi

pengolahan

data

dilakukan dengan menggunakan aplikasi

dipole-dipole dalam penelitian ini dengan interval antar elektroda yaitu 5 meter dan memiliki panjang lintasan yaitu hingga 50 meter.

Res2DInv seperti dibawah ini:

Setelah dilakukannya akuisisi kami melakukan proses penginputan data yang akan dilanjutkan dengan tahap processing (pengolahan data). Didalam sheet yang telah dibuat terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan saat akuisisi di lapangan, yaitu interval antar elektroda, kemudian x (nilai datum), V, I, R, K (factor geometri), ρapparent (ohm.m), hingga nilai elevasi. Untuk nilai V dan I didapatkan dari pengukuran, ketika pembacaan alat maka didapat nilai tegangan dan arus, sedangkan untuk nilai hambatan (r) didapat dari rumus yaitu R=V/I.

IV.

HASIL

DAN

Setelah

PENGOLAHAN

didapatkan

nilai

dari

masing-masing komponen, maka nilai

DATA --Lembar Lampiran--

tersebut diurutkan dimulai dari yang terkecil

hingga

ke

terbesar

untuk

dimasukkan ke dalam notepad. Tidak lupa

berkisar 26.2 Ωm warna diasumsilkan juga

pada saat penyimpanan di notepad harus

sebagai lempung lanauan (tabel resistivitas

dalam bentuk format .dat, hal ini agar file

batuan Roy,1984), untuk daerah berwarna

dapat terbaca pada saat pengolahan di

hijau, hijau kuning dengan nilai resistivitas

Res2Dinv.

batuan berkisar 58.1 Ωm diasumsikan

Setelah

dilakukan

sebagai batu pasir (tabel resistivitas batuan

pengolahan di Res2Dinv untuk melihat

Loke, 2006), sedangkan pada warna orange

keadaan bawah permukaannya. Untuk data

muda, kuning, orange, merah diasumsikan

pertama yaitu merupakan data dengan titik

sebagai

pengambilan didaerah hutan karet (lihat

resistivitas batuan berkisar sekitar 286 Ωm

lampiran).

(tabel resistivitas batuan suyono,1984)

Untuk (Measured

itu

baru

penampang Apparent

pertama

batuan

tufaan

Begitupula

untuk

dengan

hasil

nilai

citra

Resistivity

penampang kedua yaitu dengan melihat

Pseudosection) terlihat berbagai macam

range harga resistivitas dari batuan tersebut.

ragam warna. Pada range harga n dari 25.0

Sedangkan untuk hasil citra penampang

– 30.0 dengan nilai pada sumbu x sekitar

dengan topography baik untuk yang

3.49 - 4.8 terlihat terdapat nilai anomaly

pertama dan kedua juga sama dengan

tertinggi berdasarkan skala yaitu 635 yang

gambar sebelumnya yang ana hasil citra ini

mana merupakan warna merah tua hingga

berdasarkan elevasi dari keadaan topografi

ungu yang sangat gelap. Hasil dari citra

daerah pengukuran. Dapat ditandai juga

tersebut menunjukkan bahwa dengan nilai

bahwa daerah yang tertandai merupakan

resistivitas berkisar 635 Ωm diasumsikan

daerah bidang gelincir.

sebagai batuan aglomerat.

Untuk error yang kami dapat pada

Sedangkan Batuan dengan nilai

pengukuran di daerah hutan karet yaitu

resistivitas 2.48 – 5.32 Ωm dengan

65.5% dan untuk pengukuran di daerah

tampilan warna biru dongker, biru tua

tanah liat kami dapatkan nilai error sebesar

diasumsikan sebagai Tanah lempungan

72.3%.

(tabel

resistivitas

batuan

Roy,1984)

kemudian pada daerah warna biru benhur, biru muda dengan nilai resistivitas batuan berkisar 5.32 Ωm diasumsikan sebagai tanah

liat

(tabel

resistivitas

batuan

VI.

KESIMPULAN

Pada pengukuran kali ini dapat ditarik kesimpulan berupa: 1. Hasil citra bawah permukaan dapat

Loke,2006), untuk warna abu-abu, hijau

menghasilkan

bentuk

bawah

muda dengan nilai resistivitas batuan

permukaan dengan menampilkan

warna dan range harga yang dapat menentukan struktur lapisannya. 2. Selain bentuk bawah permukaan, hasil tersebut dapat menampilkan jenis batuan apa yang menjadi penyusun bawah permukaannya sehingga dapat diketahui zona bidang gelincirnya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Loke, M. H. 1995. Least Squares Deconvolution

of

Resistivity

Apperent Psedosection.

Geophysics. Malaysia. 2. Loke,

M.H.

1999.

Imaging

Electrical

Surveys

Environmental

And

For Enginering

Studies. Malaysia. Penang. 3. Priatna, B. 2000. Aplikasi Metode Geofisika

dalam

Eksplorasi

Mineral Logam dan Batubara. Bandung. Departemen Energi dan Sumber Geologi.

Daya

Mineral

Pusat

Sumber

Badan Daya

Geologi. 4. Reynolds,

J.M.

1997.

An

Introduction

to

Applied

and

Enviromental

Geophysics.

New

York : John Wiley & Sons. 5. Telford, W M, et al. 1990. Applied Geophysics Second Edition. New York : Cambridge University Press.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Model Penampang 2D di daerah pengukuran Hutan Karet

Lampiran 2. Topography 2D daerah pengukuran Hutan Karet

Lampiran 3. Model Penampang 2D di daerah pengukuran tanah merah

Lampiran 4. Topography 2D daerah pengukuran Tanah Liat

Lampiran 5. Peta Lokasi Pengabilan Data

Lampiran 6. Peta Titik Pengabilan Data

Lampiran 7.Peta Kontur (Titik Pengambilan Data)

Related Documents


More Documents from "sri fadillah saragih"