BAB I PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk ditentukan dan dibandingkannya level energi radiasi alpha pada unsur Radium yang terdeteksi dengan energi radiasi unsur tersebut sesuai literatur yang sudah ada, serta ditentukannya besar energi radiasi alpha yang dipancarkan oleh unsur Ameresium sesuai perbandingan level energi radiasi alpha.
1.2
Tinjauan Pustaka Rentang energi kinetik pada peluruhan alpha adalah 1,8 sampai 11,6 MeV. Hanya beberapa peluruhan alpha yang melebihi 8 MeV. Selain itu peluruhan alpha memiliki rentang kecepatan dari 9 x 108 sampai 2 x 109 cm/s (kecepatan rambat cahaya dalam ruang hampa adalah 3 x 1010 cm/s. Karena massa dan luasnya besar besar maka radiasi alpha memiliki kemampuan menembus yang lemah dan dapat dihentikan dengan selembar kertas. Ketika Eα < 7,5 MeV maka radiasi alpha tidak dapat menembus permukaan kulit (0,07 nm). Selama peluruhan, biasanya peluruhan alpha disertai dengan pemancaran radiasi gmma yang merupakan bagian eksternalnya. Ketika partikel alpha berinteraksi dengan suatu medium, maka menyebabkan ionisasi dan eksitasi elektron. Ionisasi terjadi ketika adanya tarik menarik elektrostatik antara partikel alpha dengan sebuah orbital elektron dan menyebabkan elektron keluar dari atom. Hasil eksitasi ketika gaya eletrostatik antara partikel alpha dan orbital elektron menaikkan posisi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi tanpa ionisasi (Hallenbeck, 1994). Terdapat beberapa macam peluruhan radiasi, salah satunya adalah peluruhan alpha. Bentuk peluruhan ini terjadi pada unsur berat yaitu unsur yang memiliki nomor massa yang besar. Unsur tersebut memiliki tenaga ikat yang rendah dan umumnya diikuti pula dengan peluruhan gamma. Radioisotop yang memancarkan radiasi alpha maka nomor massanya berkurang 4 dan nomor atomnya berkurang 2 sehingga radiasi alpha disamakan dengan pembentukan inti Helium yang bermuatan +2. Radiasi alpha, contohnya terjadi pada peluruhan Plutonium : … (1.1) Partikel alpha adalah inti atom Helium . Peluruhan alpha terjadi jika inti menjadi tidak stabil karena besarnya jumlah nucleon A, serta inti melepaskan partikel alpha sehingga nomor atom Z berkurang 2 dan nomor massa A berkurang 4. Reaksi peluruhan alpha dapat ditulis sebagai … (1.2) di mana Q adalah energi yang dilepaskan pada reaksi tersebut, yang nilainya sebesar … (1.3) Nilai Q positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan energi, sedangkan nilai Q negatif menunjukkan reaksi yang membutuhkan energi. Suatu reaksi hanya bisa berlangsung secara spontan jika Q ≥ 0. Nilai Q yang positif juga menunjukkan bahwa massa total inti hasil reaksi harus lebih kecil sama dengan massa inti sebelum reaksi.
Peluruhan alpha merupakan satu-satunya reaksi yang menghasilkan Q bernilai positif (Abdurrouf, 2015). Partikel alpha digunakan untuk memborbardir bebagai sasaran. Salah satu eksperimen yang terkenal dilakukan oleh Earnest Rutherford pada 1917 yang mengarah pada penemuan struktur atom. Partikel alpha terdiri atas dua proton dan dua neutron. Besarnya partikel alpha dipancarkan dari peluruhan nucleus radioaktif yang berat, seperti Uranium, Actinium, dan Radium. Meskipun memiliki energi yang cukup besar, memiliki sifat pengion yang tinggi, ukuran dan berat partikel alpha membuatnya cepat kehabisan energi dalam jarak tempuh yang relatif pendek, maka dari itu partikel alpha akan mudah terhenti saat mengenai kertas atau kulit manusia sehingga partikel alpha memiliki resiko kesehatan yang rendah (Donya et all, 2014).
BAB II METODOLOGI 2.1
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain, sebuah bahan radioaktif Am-241, sebuah bahan radioaktif Ra-226, sebuah digital counter, sebuah detektor sintilator, sebuah high voltage power supply, sebuah penyangga, sebuah oscilloscope, sebuah single channel analyser, dan beberapa buah kabel penghubung.
2.2
Tata Laksana Percobaan Peralatan dirangkai seperti pada video panduan yang digunakan untuk simulasi. Kabel detektor semikonduktor disambungkan ke single channel analyser dan ke channel I dan II pada oscilloscope. Kabel digital counter disambungkan ke single channel analyser dan ke digital counter itu sendiri. Bahan radioaktif berupa Radium dipasangkan pada gagang penyangga dan dimasukkan ke detektor semikonduktor. Single channel dan oscilloscope dinyalakan. Digital counter dinyalakan dan dilakukan perhitungan. Hal yang sama dilakukan untuk percobaan bahan radioaktif Ameresium.
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Data Hasil Pecobaan 3.1.1 Data Praktikum Radium
Ameresium - 241
level energi
N1
N2
N3
N4
N5
0
92
100
100
95
0,5
96
92
90
1
94
90
1,5
84
2
N1
N2
N3
N4
N5
N ratarata
96
N ratarata 96,6
102
98
94
90
86
94
90
85
90,6
83
83
84
72
70
78,4
90
78
92
88,8
82
75
78
72
99
81,2
80
82
87
92
85
80
74
94
57
67
74,4
90
98
100
94
96
95,6
84
82
96
75
98
87
2,5
78
92
95
84
85
86,8
75
76
74
68
82
75
3
92
89
90
77
77
85
65
59
70
60
60
62,8
3,5
92
92
94
81
74
86,6
64
66
65
65
73
66,6
4
89
96
98
100
91
94,8
73
65
64
65
69
67,2
4,5
94
98
96
99
96
96,6
86
75
79
79
84
80,6
5
100
89
86
79
90
88,8
80
83
84
84
82
82,6
5,5
82
95
94
90
95
91,2
78
80
77
85
89
81,8
6
77
82
88
82
81
82
94
94
100
92
90
94
6,5
82
85
92
78
75
82,4
111
104
101
102
116
106,8
7
88
92
94
82
92
89,6
131
120
135
137
137
132
7,5
94
85
92
100
80
91,4
137
147
139
157
155
147
8
80
77
78
73
78
77,2
158
159
162
168
172
163,8
8,5
80
77
82
90
88
83,4
164
173
170
176
177
172
9
94
88
80
84
75
84,2
200
196
201
208
223
205,6
9,5
77
86
78
80
69
77
210
211
203
199
192
203
10
72
62
68
92
84
75,6
220
216
226
232
227
224,2
3.1.2 Data Simulasi Radium
Ameresium - 241
level energi
N1
N2
N3
N4
N5
0
84
96
89
80
0,5
93
92
81
1
89
83
1,5
96
2
N1
N2
N3
N4
N5
N ratarata
93
N ratarata 88,4
104
101
98
101
88
98,4
83
77
85,2
108
85
82
101
77
90,6
75
85
88
84
100
100
104
88
91
96,6
88
84
75
95
87,6
94
96
104
84
86
92,8
92
81
87
80
79
83,8
88
92
90
88
88
89,2
2,5
85
101
91
84
93
90,8
108
86
105
85
106
98
3
99
97
96
87
99
95,6
95
92
93
105
93
95,6
3,5
74
95
80
75
97
84,2
104
97
84
103
106
98,8
4
85
92
84
86
88
87
89
91
88
83
106
91,4
4,5
96
120
117
114
133
116
111
95
96
105
96
100,6
5
104
154
153
147
109
133,4
95
90
79
98
97
91,8
5,5
196
185
180
168
177
181,2
322
336
327
334
326
329
6
144
140
156
156
159
151
154
146
157
180
168
161
6,5
83
84
97
93
86
88,6
82
88
91
98
90
89,8
7
96
77
86
84
84
85,4
75
87
106
91
93
90,4
7,5
131
125
137
120
117
126
94
93
95
105
85
94,4
8
119
101
106
113
104
108,6
107
90
86
101
95
95,8
8,5
86
81
78
94
83
84,4
96
108
90
78
92
92,8
9
87
90
85
86
94
88,4
102
97
99
98
93
97,8
9,5
92
86
86
76
98
87,6
113
94
89
85
96
95,4
10
98
84
91
84
87
88,8
94
98
96
86
92
93,2
3.2 Grafik 3.2.1 Grafik Praktikum 3.2.1.1 Radium - 266
Percobaan Radium - 226 100
Impuls Ratarata (Hz)
2, 95.6
4.5, 96.6
95 5.5, 91.2 90 85 80 75 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11
Level Energi
Ameresium - 241
Percobaan Ameresium - 241 300
Impuls Ratarata (Hz)
3.2.1.2
250 9, 205.6 200 150
100 50 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10
Level Energi
3.2.2 Grafik Simulasi 3.2.2.1 Radium - 226
Simulasi Radium - 226
Impuls Ratarata (Hz)
193
181.2
173 153 7.5, 126
133 113
3, 95.6
93 73 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10
Level energi
3.2.2.2
Ameresium - 241
Simulasi Ameresium - 241 5.5, 329
impuls Ratarata (Hz)
350
300 250 200 150 100
50 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10
Level Energi
3.3 Perhitungan 3.3.1 Percobaan Diketahui
: a max = 7,68 MeV a min = 4,78 MeV b max= 5,5 b min = 2 b =9
𝑎 max − 𝑎 𝑚𝑖𝑛
Kα = 𝑏 max − 𝑏 𝑚𝑖𝑛 = 𝛼−𝑎 𝑚𝑖𝑛
K𝛼 = 𝑏−𝑏 𝑚𝑖𝑛
7,68−4,78 5,5−2
0,83
2,9
= 3,5 = 0,83
=
𝛼−4,78 9−2
(7)(0,83) = α – 4,78 5,81 = α – 4,78
α = 10,59 MeV
3.3.2 Simulasi Diketahui
: a max = 7,68 MeV a min = 4,78 MeV b max= 7,5 b min = 3 b = 5,5
𝑎 max − 𝑎 𝑚𝑖𝑛
Kα = 𝑏 max − 𝑏 𝑚𝑖𝑛 = 𝛼−𝑎 𝑚𝑖𝑛
K𝛼 = 𝑏−𝑏 𝑚𝑖𝑛
7,68−4,78 7,5−3
0,64
2,9
= 4,5 = 0,64
=
𝛼−4,78 5,5−3
(2,5)(0,64) = α – 4,78 1,6 = α – 4,78
α = 6,38 MeV
3.4 Pembahasan 3.4.1 Analisis Prosedur 3.4.1.1 Fungsi Alat Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain sebuah bahan radioaktif Ameresium–241, sebuah bahan radioaktif Radium-226, sebuah digital counter, sebuah detektor sintilator, sebuah power supply, sebuah penyangga, sebuah oscilloscope, sebuah single channel analyser, dan beberapa kabel penghubung. Bahan radioaktif Ameresium–241 dan Radium-226 digunakan sebagai bahan yang akan diamati jumlah impulsnya, di mana Radium-226 digunakan sebagai level energi acuan, sedangkan Ameresium-241 digunakan sebagai bahan yang dicari besar energi radiasi gamma berdasarkan perbandingan level energi Ameresium-241 terhadap literatur. Digital counter digunakan sebagai alat penghitung jumlah impuls. Sintilator digunakan sebagai alat pendeteksi adanya radiasi atau impuls radiasi gamma yang dipancarkan oleh bahan radioaktif yang digunakan. Power supply digunakan sebagai pemberi atau sumber tegangan pada rangkaian percobaan. Penyangga digunakan sebagai penyangga sintilator.Oscilloscope digunakan sebagai penampil gelombang dari radiasi gamma. Single channel analyser digunakan sebagai alat penentu level energi yang digunakan pada percobaan. Kabel penghubung digunakan sebagai penghubung antara alat yang satu dengan alat yang lain. 3.4.1.2
Fungsi Perlakuan Sebelum percobaan dimulai, semua peralatan yang digunakan dirangkai sesuai dengan ketentuan yang ada agar terhindar dari kerusakan alat. Setelah itu sumber listrik dinyalakan agar peralatan yang telah dirangkai mendapatkan arus listrik sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bahan radioaktif berupa Radium-226 dimasukkan ke lubang penyangga dan dimasukkan pada detektor agar dapat terdeteksi adanya radiasi alpha dari bahan tersebut. Jangan ada praktikan yang berada di arah yang sama dengan bahan radioaktif tersebut karena sangat berbahaya. Single channel analyser diset pada level energi 0 dan dilihat angka yang keluar pada digital counter sebagai besarnya impuls atau intensitas radiasi alpha yang terpancar. Dilakukan hal yang serupa pada level energi 0 sampai 10 dengan range pengambilan data sebesar 0,5. Frekuensi atau angka yang
muncul pada digital counter dicatat dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali untuk setiap level energi yang digunakan. Dilakukan pengulangan dalam pengambilan data tersebut agar didapatkan variasi data percobaan berupa gelombang yang terlihat pada oscilloscope. Langkah yang sama dilakukan untuk bahan radioaktif Ameresium-241. 3.4.2 Analisis Hasil Berdasarkan percobaan radiasi Alpha yang telah dilakukan didapatkan hasil data di antaranya level energi, impuls radiasi yang kemudian dilakukan perata-rataan sehingga menghasilkan impuls radiasi rata-rata. Pada percobaan praktikum, untuk Radium-226 didapatkan jumlah impuls tertinggi pada level energi 2 dan 5,5 (puncak sebelum dan sesudah puncak tertinggi utama), sedangkan untuk unsur Ameresium-241 semakin meningkatnya level energi yang digunakan maka impuls radiasi yang terdeteksi akan semakin banyak. Data yang telah diperoleh kemudian dibuat suatu grafik, di mana impuls rata-rata sebagai sumbu y dan level energi sebagai sumbu x, baik untuk grafik unsur Radium-226 maupun unsur Ameresium-241. Berdasarkan grafik yang telah dibuat tersebut dapat digunakan untuk menentukan energi kinetik dari unsur Ameresium-241 dengan unsur Radium-226 sebagai faktor pembanding. Besarnya energi kinetik yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan yaitu 10,59 MeV, di mana hasil tersebut tidak sesuai dengan literatur yang memiliki nilai sebesar 5,5 MeV. Sedangkan untuk grafik simulasi didapatkan puncak tertinggi sebelum dan sesudah puncak tertinggi utama berada pada level energi 3 dan 7,5 untuk unsur Radium-226 dan puncak tertinggi untuk unsur Ameresium-241 pada level energi 5,5 MeV. Besarnya energi kinetik yang diperoleh setelah dilakukan perhitungan yaitu 6,38 MeV, dengan energi kinetik pada literatur sebesar 5,5 MeV untuk unsur Ameresium241. Ketidaksesuaian antara hasil percobaan dengan nilai literatur ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya dapat disebabkan oleh kurang fokusnya praktikan dalam melakukan percobaan atau kurang berfungsinya dengan baik alat atau bahan yang digunakan untuk percobaan. Jika dibandingkan besarnya energi kinetik antara praktikum dengan simulasi, pada praktikum terjadi perbedaan yang cukup jauh antara nilai literatur dengan nilai yang telah diperoleh pada saat percobaan dilakukan secara langsung daripada pada saat simulasi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor alat maupun faktor keadaan, di mana pada percobaan praktikum menggunakan alat maupun bahan yang sudah tua sehingga mengurangi fungsi dari bahan atau alat yang digunakan yang berpengaruh terhadap impuls yang terdeteksi pada detektor semikonduktor. Radiasi adalah cara energi dikeluarkan oleh atom dalam bentuk sinar-X, sinar gamma, neutron, atau partikel listrik. Kebanyakan atom yang stabil tidak bersifat radioaktif, sedangkan atom yang tidak stabil bersifat radioaktif dan cennderung melepaskan radiasi gamma atau praktikel ketika mencapai kestabilannya. Sinar alpha merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alpha sama dengan inti Helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alpha adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alpha dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1:10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar maka sinar alpha memiliki daya tembus paling lemah diantara sinar-sinar radioaktif lainnya. Di udara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit.
Sinar alpha dapat dihentikan oleh selembar bertas basa. Sinar alpha segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan tersebut menyebabkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alpha akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom Helium. Reaksi peluruhan alpha sesuai dengan persamaan (1.2). nilai Q pada persamaan (1.2) merupaka energi yang dilepaskan pada reaksi tersebut, di mana jika Q bernilai positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan energi, dan jika Q bernilai negatif menunjukkan bahwa reaksi tersebut membutuhkan energi. Suatu reaksi akan berlangsung secara spontan jika Q » 0. Nilai Q yang positif juga menunjukkan bahwa massa letal inti hasil reaksi harus lebih kecil atau sama dengan massa inti sebelum reaksi. Pada prinsipnya detektor semikonduktor bekerja melalui konsep konduktivitas suatu bahan yang disebabkan oleh adanya radiasi ionisasi. Energi radiasi yang memasuki bahan semikonduktor akan diserap oleh bahan sehingga memberikan energi yang cukup besar. Pada suhu ruang, beberapa elektron tereksitasi ke pita konduksi dan ada lubang di pita valensi. Lubang ini dapat diisi elektron dari atom sebelahnya maka seakan lubang ini dapat bergerak (tentu mmuatan positif inti atom tak berpindah). Untuk mengontrol konduksi di semikonduktor, sejumlah kecil bahan dari golongan III atau V yang dikenal sebagai doping diberikan pada bahan semikonduktor ini. Dengan adanya bahan doping gol. V maka ada atom dari doping ini yang kelebihan elektron (tak berpasangan). Elektron ini mudah terksitasi ke pita konduksi. Bahan ini menjadi semikonduktor tipe n. Sebaliknya kalau doping dari golongan III maka atom doping hanya bervalensi 3 maka ada sebuah lubang yang mudah diisi oleh elektron dari pita valensi. Bahan ini menjadi semikonduktor tipe p). Sambungan semikonduktor dibuat dengan menyambungkan semikonduktor tipe N dengan tipe P (P-N junction). Kutub positif dari tegangan listrik eksternal dihubungkan ke tipe N sedangkan kutub negatifnya ke tipe P. Jika semikonduktor tipe n dan tipe p disambungkan maka elektron dari tipe n akan menyeberang sambungan menuju tipe p menyebabkan terjadinya daerah deplesi. Di sekitar sambungan ini pembawa muatan bebas ternetralisasi. Akibatnya terjadi medan listrik di sekitar sambungan yang mencegah penyeberangan selanjutnya. Bila partikel radioaktif memasuki daerah deplesi dan menimbulkan ionisasi (pasangan elektron dan hole) maka elektron dan hole akan bergerak dalam arah berlawanan di bawah medan listrik yang ada sehingga tercipta pulsa elektronik yang sebanding dengan energi partikel radioaktif tersebut. Hal tersebut menyebabkan pembawa muatan positif akan tertarik ke atas (kutub negatif) sedangkan pembawa muatan negatif akan tertarik ke bawah (kutub positif), sehingga terbentuk (depletion layer) lapisan kosong muatan pada sambungan PN. Dengan adanya lapisan kosong muatan ini maka tidak akan terjadi arus listrik. Bila ada radiasi pengion yang memasuki lapisan kosong muatan ini maka akan terbentuk ion-ion baru, elektron dan hole, yang akan bergerak ke kutub-kutub positif dan negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan menyebabkan terbentuknya pulsa atau arus listrik. Sambungan semikonduktor jenis n dan p yang bertindak sebagai detektor semikonduktor.
Partikel alpha ini dapat menghasilkan ionisasi, di mana ionisasi ini dapat digunakan dalam bidang biologi yaitu dapat menggantikan sel-sel yang rusak secara total. Partikel alpha tersebut ditembakkan pada inti atom maka akan menghasilkan
radioisotop (yang lebih sering digunakan untuk menembak adalah neutron). Muatan positif partikel alpha sangat berguna dalam bidang industry, antara lain Radium-226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker yakni dengan memisahkan jumlah kecil Radium ke daerah yang terkena tumor, Polonium-210 berfungsi sebagai alat statit eliminator dari paper mills di pabrik kertas dan industry lainnya, serta beberapa detector asap memanfaatkan emisi alpha dari Ameresium-241 untuk membantu menghasilkan arus listrik sehingga mampu menghasilkan alm saat terjadi kebakaran.
BAB IV PENUTUP 4.4.1.1
Kesimpulan Setelah dilakukan percobaan mengenai radiasi alpha, dapat diperoleh data berupa jumlah impuls rata-rata, faktor perbandingan level energi radiasi alpha pada unsur Radium dan Ameresium, serta level energi radiasi alpha Ameresium yang terdeteksi berdasarkan faktor perbandingan tersebut. Data hasil percobaan praktikum diperoleh level energi tertinggi pada 4,5 untuk Radium-226 dan 9 untuk Ameresium-241 dengan energi kinetik sebesar 10,59 MeV. Sedangkan pada simulasi diperoleh level energi tertinggi pada 5,5 untuk Radium-226 dan Ameresium-241 dengan energi kinetik sebesar 6,38.
4.2
Saran Praktikan harus teliti dan berhati-hati terhadap bahan radioaktif yang digunakan pada saat percobaan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrouf. 2015. Fisika Inti : Teori dan Penerapannya. Malang : Universitas Brawijaya. Donya, Mohamed., M.Radford., A.Elgoindy., D.Firmin., M.H.Yacoub. 2014. Radiation in Medicine : Origins, Risks, and Aspriration. Global Cardiology Science & Practice (A Qatar Foundation Academic Journal). 57, 437-448. Hallenbeck, William.H. 1994. Radiation Protection. New York : CLC Press LLC. Wardhana. 1994. Teknik Analisis Radioaktivitas Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.
LAMPIRAN
Hallenbeck, William H. 1994. Radiation Protection. New York.: CLC Press LLC.
Wardhana. 1994. Teknik Analisis Radioaktivitas Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
Abdurrouf. 2015. Fisika Inti : Teori dan Penerapannya. Malang : Universitas Brawijaya.
Donya, Mohamed., M. Radford., A. Elguindy., D. Firmin., M. H. Yacoub. 2014. Radiation in Medicine : Origins, Risks, and Aspirations. Global Cardiology Science and Practice. Aswan : Aswan Healt Centre.