LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II RANGKAIAN BEL LISTRIK (BEL CERDAS CERMAT)
Dosen Pengampu : Drs. Paulus G. D. Lasmono, M.T
Disusun Oleh : Kelompok III 1. Kamasia Azis 2. Restiana 3. Indra Pakabu
(20160111064002) (20160111064018) (20160111064031)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2018 1
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan laporan praktikum ini dengan judul “Rangkaian Bel Listrik ( Bel Cerdas Cermat)” ini tepat pada waktunya. Selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan laporan praktikum ini. 2. Bapak Drs. Paulus G. D. Lasmono, M.T selaku dosen mata kuliah Elektronika II yang telah memberikan tugas serta petunjuk kepada penulis sehingga termotivasi dalam menyelesaikan laporan praktikum ini. 3. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan praktikum ini. Dalam penulisan laporan praktikum ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya penulis harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang. Semoga laporan praktikum ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan praktikum yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Jayapura, 2018
Kelompok III
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Tujuan Percobaan 1. Dapat mengetahui rangkaian bel listrik. 2. Dapat mengetahui bagaimana cara untuk membuat bel listrik sendiri. 3. Dapat mengetahui cara kerja bel listrik.
1.2 Dasar Teori Bel cukup mempunyai peran dalam kehidupan sehari-hari. Dahulu tanda ini menggunakan alat-alat tradisional seperti gong, kentongan dan alat tradisional lainnya untuk memberi tanda. Pada masa kini, bel listrik sudah tersedia dalam bebagai variasi. Ada bel listrik dengan sistem elektronik yang cukup rumit, yang menghasilkan bunyi yang unik pula seperti lagu-lagu maupun nada-nada. Pembuatan bel listrik di atas membutuhkan bahan-bahan seperti kabel-kabel dan resistor yang cukup banyak dan rumit dalam pengerjaannya. Bisa juga dipergunakan PCB (Printed Circuit Board) untuk menggantikan fungsi kabel yang terlalu banyak dan terlihat tidak rapi. Namun penggunaan PCB juga tidak membebaskan pembuatan bel dari alat-alat yang cukup banyak seperti resistor, speaker dan lain-lain, selain itu penggunaan resistor membutuhkan pemahaman yang cukup tinggi dalam merangkainya, sehingga tidak semua orang ataupun orang awam dapat merangkai resistor. Ada juga cara pembuatan bel listrik lain yang memanfaatkan gaya elektromagnetik dari kabel maupun kawat yang dibentuk kumparan untuk membuat bel listrik. Cara ini lebih mudah untuk membuat bel listrik karena cukup dengan modal ketelatenan dan mengerti tentang gaya elektromagnetik, sudah mampu membuat bel ini. Komponen dan Cara Kerja Bel Listrik Banyak sekali pemanfaatan elektromagnetik dalam kehidupan kita, salah satunya adalah bel listrik. Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik. Sebuah bel listrik mempunyai bagian terpenting, yaitu elektromagnet dan pemutus arus (interuptor). Pada dasarnya bel listrik terdiri atas dua elektromagnet yang disebut solenoida, di mana setiap solenoida dililitkan pada arah yang berlawanan. Solenoida adalah penghantar melingkar yang berbentuk kumparan panjang. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar, apalagi oleh sebuah penghantar lurus. Jika solenoida dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada kuat arus listrik dan banyaknya kumparan. Garis-garis gaya magnet pada solenoida merupakan gabungan dari garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar. Gabungan itu akan menghasilkan medan magnet yang sama dengan medan magnet sebuah magnet batang yang panjang. 3
Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub, yaitu ujung yang satu merupakan kutub utara dan ujung kumparan yang lain merupakan kutub selatan.
Cara kerja sebuah bel listrik dapat dijelaskan sebagai berikut: Ketika saklar (7) di sambung, maka arus listrik mengalir dari sumber (3) menuju solenoida yang berisi inti besi (1), berdasarkan prinsip elektromagnetik maka ketika solenoida yang berisi inti besi dialiri arus listik, inti besi akan berubah menjadi magnet sementara sehingga menarik pemukul (5) menuju magnet, akibatnya aliran listrik terputus karena pemukul tidak lagi bersentuhan dengan penyambung no (6), ketika pemukul tertarik kearah magnet, secara bersamaan pemukul juga memukul piringan (2). Karena aliran arus listrik terputus, maka elektromagnetik akan hilang sifat kemagnetannya, hal ini mengakibatkan pemukul kembali ke posisinya semula, proses tersebut terjadi berulang kali dengan cepat sehingga bel terdengar tidak terputus-putus.
BAB II ALAT DAN BAHAN 2.1
Alat dan Bahan Alat 1. Obeng 2. Silet 3. Gunting 4. Tang potong dan tang jepit 5. Korek api
Bahan 1. Bel listrik 4 buah 2. Kabel 3. Lampu 5 watt 4 buah 4
4. 5. 6. 7. 8.
Jack 1 buah Tempat lampu 4 buah Skun kabel Relay 14 pin Konektor 8 pin
BAB III PERCOBAAN 3.1
Prosedur Percobaan 1. Lem bagian bawah relay pada papan yang sudah disiapkan (PIN menghadap keatas). Berilah jarak sekitar 1 cm antar relay.
2. Sambungkan pin-pin relay tesebut dengan menggunakan skun kabel. Kemudian sambungkan ke konektor pada bagian yg tersambung ke BEL, Saklar dan Lampu, seperti pada gambar dibawah ini.
5
3. Setelah selasai pada bagian relay, rangkai terlebih dahulu Saklar tombol tekan, lampu dan bel seperti dibawah ini. Setiap meja terdiri dari 1 buah saklar tombol tekan,1 buah lampu dan 1 buah bel. Gunakan konektor untuk memudahkan penyambungan dan pelepasan ke relay.
6
4. Sambungkan setiap rangkaian pada setiap meja ke bagian konektor relay. Agar lebih mudah berikan nomor pada setiap kabelnya. Hubungkan kabel dengan nomor yang sama.
5. Sambungkan relay ke sumber tegangan listrik dengan menggunakan jack. 6. Ujilah rangkaian, apakah sudah berfungsi dengan benar atau belum. 7. Jika sudah benar, rapikan kabel dan masukkan relay ke dalam wadah, bias menggunakan kotak sabun. Untuk menghindari sengatan arus listrik.
BAB IV HASIL PERCOBAAN
Ketika saklar atau tombol bel pertama ditekan, maka lampu bohlam pertama akan menyala dan bel pertama akan berbunyi. Sedangkan untuk lampu bohlam dan bel kedua, ketiga dan keempat akan mati Ketika saklar atau tombol bel kedua ditekan, maka lampu bohlam kedua akan menyala dan bel kedua akan berbunyi. Sedangkan untuk lampu bohlam dan bel pertama, ketiga dan keempat akan mati
7
Ketika saklar atau tombol bel ketiga ditekan, maka lampu bohlam ketiga akan menyala dan bel ketiga akan berbunyi. Sedangkan untuk lampu bohlam dan bel pertama, kedua dan keempat akan mati Ketika saklar atau tombol bel keempat ditekan, maka lampu bohlam keempat akan menyala dan bel keempat akan berbunyi. Sedangkan untuk lampu bohlam dan bel pertama, kedua dan ketiga akan mati
BAB V PEMBAHASAN Banyak sekali pemanfaatan elektromagnetik dalam kehidupan kita, salah satunya adalah bel listrik. Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik. Pada dasarnya bel listrik terdiri atas dua elektromagnet yang disebut solenoida, di mana setiap solenoida dililitkan pada arah yang berlawanan.Sebuah bel lisrtik dapat berbunyi karena adanya kumparan elektromagnet yang mengubah energi listrik menjadi energi magnet.Adapun cara kerja dari sebuah bel listrik sehingga bisa berbunyi adalah ketika jack di colokkan di sumber tengangan dan saklar di di tekan , pada saat itu mengalir energi listrik menuju kumparan. Yang di dalam kumparan tersebut akan timbul gaya magnet. Dengan adanya gaya magnet tersebut memungkinkan gaya magnet itu akan menarik jangkar besi sehingga jangkar besi akan menggerakkan pemukul. Pemukul tersebut yang akhirnya akan memukul bel (yang di dalamnya terdapat lempengan baja yang memberi suara).Dan akhirnya bel pun akan berbunyi. Pada saat kumparan elektromagnetik tersebut menarik jangkar besi,hubungan antara jangkar besi dan Interuptor terputus sehingga arus listrik berhenti mengalir yang akan mengakibatkan hilangnya gaya magnet. Hilangnya gaya magnet tersebut mengakibatkan jangkar tersebut akan kembali ke posisi awalnya sehingga berhubungan kembali dengan Interuptor sehingga arus mengalir dan adanya gaya magnet yang akan menarik jangkar. Hal ini akan terjadi terus menerus hingga saklar di matikan.
8
BAB VI PENUTUP 4.1
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Banyak sekali pemanfaatan elektromagnetik dalam kehidupan kita, salah satunya adalah bel listrik. Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik. Sebuah bel lisrtik dapat berbunyi karena adanya kumparan elektromagnet yang mengubah energi listrik menjadi energi magnet.Adapun cara kerja dari sebuah bel listrik sehingga bisa berbunyi adalah ketika jack di colokkan di sumber tengangan dan saklar di di tekan , pada saat itu mengalir energi listrik menuju kumparan. Yang di dalam kumparan tersebut akan timbul gaya magnet. Dengan adanya gaya magnet tersebut memungkinkan gaya magnet itu akan menarik jangkar besi sehingga jangkar besi akan menggerakkan pemukul. Pemukul tersebut yang akhirnya akan memukul bel (yang di dalamnya terdapat lempengan baja yang memberi suara).Dan akhirnya bel pun akan berbunyi. Pada saat kumparan elektromagnetik tersebut menarik jangkar besi,hubungan antara jangkar besi dan Interuptor terputus sehingga arus listrik berhenti mengalir yang akan mengakibatkan hilangnya gaya magnet. Hilangnya gaya magnet tersebut mengakibatkan jangkar tersebut akan kembali ke posisi awalnya sehingga berhubungan kembali dengan Interuptor sehingga arus mengalir dan adanya gaya magnet yang akan menarik jangkar. Hal ini akan terjadi terus menerus hingga saklar di matikan.
Saran Di dalam melakukan pembuatan bel listrik ini di butuhkan keterampilan yang tinggi,selain itu di butuhkan kekompakan di dalam membuatnya supaya hasilnya maksimal.
9
DAFTAR PUSTAKA
AF31. 2018. “Bel Listrik dan Cara Kerjanya (FISIKA)”. Dalam http://theworldofsocceres.blogspot.co.id/2012/01/bel-listrik-dan-cara-kerjanyafisika.html. 22 Mei.
Alfarizi, Nugroho. 2018. “Laporan Kerja BTE”. Dalam http://nugroho6alfarizi.blogspot.co.id/2016/10/laporan-kerja-bte-rangkaianlistrik.html. 23 Mei.
Joe. 2018. “Bel Listrik”. Dalam http://joe-proudly-present.blogspot.co.id/2010/11/bellistrik.html. 22 Mei.
Rahmawati, Astrinur. 2018. “Prinsip Kerja Bel Listrik”. Dalam .http://astrinr.blogspot.com/2013/02/prinsip-kerja-bel-listrik.html. 22 Mei.
10
Lampiran I BEL LISTRIK Bel cukup mempunyai peran dalam kehidupan sehari-hari. Dahulu tanda ini menggunakan alat-alat tradisional seperti gong, kentongan dan alat tradisional lainnya untuk memberi tanda. Pada masa kini, bel listrik sudah tersedia dalam bebagai variasi. Ada bel listrik dengan sistem elektronik yang cukup rumit, yang menghasilkan bunyi yang unik pula seperti lagu-lagu maupun nada-nada. Pembuatan bel listrik di atas membutuhkan bahanbahan seperti kabel-kabel dan resistor yang cukup banyak dan rumit dalam pengerjaannya. Bisa juga dipergunakan PCB (Printed Circuit Board) untuk menggantikan fungsi kabel yang terlalu banyak dan terlihat tidak rapi. Namun penggunaan PCB juga tidak membebaskan pembuatan bel dari alat-alat yang cukup banyak seperti resistor, speaker dan lain-lain, selain itu penggunaan resistor membutuhkan pemahaman yang cukup tinggi dalam merangkainya, sehingga tidak semua orang ataupun orang awam dapat merangkai resistor. Ada juga cara pembuatan bel listrik lain yang memanfaatkan gaya elektromagnetik dari kabel maupun kawat yang dibentuk kumparan untuk membuat bel listrik. Cara ini lebih mudah untuk membuat bel listrik karena cukup dengan modal ketelatenan dan mengerti tentang gaya elektromagnetik, sudah mampu membuat bel ini. Komponen dan Cara Kerja Bel Listrik Banyak sekali pemanfaatan elektromagnetik dalam kehidupan kita, salah satunya adalah bel listrik. Bel listrik bekerja menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu pembuatan magnet sementara dengan cara dialiri arus listrik. Pada dasarnya bel listrik terdiri atas dua elektromagnet yang disebut solenoida, di mana setiap solenoida dililitkan pada arah yang berlawanan. Solenoida adalah penghantar melingkar yang berbentuk kumparan panjang. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar, apalagi oleh sebuah penghantar lurus. Jika solenoida dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada kuat arus listrik dan banyaknya kumparan. Garis-garis gaya magnet pada solenoida merupakan gabungan dari garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar. Gabungan itu akan menghasilkan medan magnet yang sama dengan medan magnet sebuah magnet batang yang panjang. Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub, yaitu ujung yang satu merupakan kutub utara dan ujung kumparan yang lain merupakan kutub selatan.
11
Cara kerja sebuah bel listrik dapat dijelaskan sebagai berikut: Ketika saklar (7) di sambung, maka arus listrik mengalir dari sumber (3) menuju solenoida yang berisi inti besi (1), berdasarkan prinsip elektromagnetik maka ketika solenoida yang berisi inti besi dialiri arus listik, inti besi akan berubah menjadi magnet sementara sehingga menarik pemukul (5) menuju magnet, akibatnya aliran listrik terputus karena pemukul tidak lagi bersentuhan dengan penyambung no (6), ketika pemukul tertarik kearah magnet, secara bersamaan pemukul juga memukul piringan (2). Karena aliran arus listrik terputus, maka elektromagnetik akan hilang sifat kemagnetannya, hal ini mengakibatkan pemukul kembali ke posisinya semula, proses tersebut terjadi berulang kali dengan cepat sehingga bel terdengar tidak terputus-putus. Posted by Joe at 1:59 AM Labels: Teknologi
12
Lampiran II Laporan Kerja BTE : Rangkaian Listrik Pada Lampu Dan Bel LAPORAN KERJA BTE
Disusun Oleh : Nugroho Alfarizi
13
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tanpa adanya halangan apapun. Laporan yang berjudul “Rangkaian Listrik Pada Lampu Dan Bel” merupakan salah satu tugas dari guru mata pelajaran BTE di sekolah kami. Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku menuju alam yang lurus. Amin Dan kami juga memohon maaf kepada orang-orang yang telah membaca laporan ini karena kami tahu bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna oleh karenanya kritik dan saran sangatlah kami butuhkan dan inginkan demi menyempurnakan laporan kami.
Palu, 01 Oktober 2013
Penyusun
14
RANGKAIAN LISTRIK
I.
Tujuan Siswa mampu membuktikan cara kerja rangkaian listrik pada bohlam lampu dan bel
II.
Landasan Teori Rangkaian listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran. Pada percobaan sebelumnya telah dijelaskan rangakain seri. Rangkaian paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel).Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak, ini dikarenakan kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak.Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri.Dalam rangkaian paralel besarnya komponen-komponen listrik disusun secara paralel/ sejajar dengan sumber arus listrik. Dalam rangkaian paralel besarnya hambatan total dalam rangkaian lebih kecil dari hambatan setiap peralatan listrik yang disambungkan. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti pada rangkaian seri, rangkaian paralel juga mempunyai ciri-ciri khusus. Ciriciri rangkaian paralel yaitu: 1. Arus mengalir melalui satu cabang atau lebih. Arus listrik yang melalui lampu 1 atau baterai 1 tidak melalui lampu 2 atau baterai 2. Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak arus listrik akan tetap mengalir melalui cabang yang lain. Adapun sifat susunan paralel yaitu: 1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber. 2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. 3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian). 4. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oeh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
15
III.
Pembahasan Dalam percobaan yang dilakukan akan nampak bahwa, Ketika saklar diaktifkan, lampu bohlam akan hidup atau menyala dan bel akan berbunyi. Dan apabila salah satu lampu dimatikan maka lampu yang lain akan tetap menyala, berbeda dengan rangkaian seri yang apabila lampu yang lain dimatikan maka lampu yang lain akan ikut mati karena saling berkesinambungan.
IV.
Alat Gunting Obeng Bor Kater Gergaji
V.
Bahan Lampu bohlam Saklar tombol Kabel secukupnya Bel Papan tripleks Baut Isolasi putih
VI.
Langkah Kerja 1. Siapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk merangkai rangkaian listrik, (berupa rangkaian parallel). 2. Potonglah tripleks dengan menggunakan gergaji dengan ukuran 35 cm x 35 cm. 3. Lubangi tripleks dengan bor sebagai tempat masuk baut dan kebel. 4. Sambungkan ujung tembaga kabel ketempat lampu, saklar, dan bel. 5. Menggunting kabel bel listrik Ujung kabel dibuat terbuka untuk dipasang pada rangkaian / saklar / lampu / bel ; dengan cara potong sedikit pembungkus kabel kemudian tarik sambil diplintir. 6. Memasang kabel bel lisrik pada fitting yang telah dipasang lampu dan mengikat kabel yang telah dipotong ke fitting yang telah dipasang lampu 7. Membuka saklar dengan obeng 8. Memasang kabel (tembaga) yang telah digunting ke saklar dan kemudian saklar ditutup kembali 9. Menyambungkan tembaga (kabel bel yang sudah dipotong) dengan tembaga (secara seri atau parallel) 10. Menutupi sambungan dengan selotip kabel 16
11. Masukkan kabel lewat lubang yang telah dibuat dan kuatkan lampu, saklar, dan bel menggunakan baut agar tidak lepas. 12. Sambungkan satu kabel dari lampu dengan masing-masing satu kabel bel dan satu kabel saklar (pastikan kabel yang bertemu positif dengan positif), kemudian sambungkan satu kabel lampu lainnya dengan satu kabel bel dan satu kabel saklar (pastikan kabel yang bertemu negatif dengan negatif). 13. Sambungakan kabel dari lampu, bel, dan saklar yang positif dengan salah satu kabel colokan yang positif pula, sedangkan sambungakan kabel dari lampu, bel, dan saklar yang negatif dengan salah satu kabel colokan yang negatif. 14. Masukkan colokan pada stop kontak, dan kemudian benda kerja siap digunakan....
VII.
Hasil Pengamatan Ketika saklar diaktifkan, lampu bohlam akan hidup atau menyala dan bel akan berbunyi.
VIII. Manfaat dan Kegunaan Sebagai pengingat atau alaram jika bel dibunyikan Sebagai penerang jika lampunya dinyalakan Dapat digunakan dalam perlombaan cerdas cermat
IX.
Kesimpulan Dalam rangkaian listrik ini, digunakan rangkaian parallel dimana saat saklar tombol ditekan, lampu bohlam dan bel dapat menyala, meskipun salah satu benda dimatikan maka benda lain akan tetap menyala.Terbukti dengan jika fungsi satu rangkaian dimatikan rangkaian yang lain akan tetap hidup.
X.
Daftar Pustaka Kartika Chrysti Suryandari, M.Si. 2011. Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IPA 3 Program S1 PGSD. Kebumen: FKIP UNS Surakarta. Wasis,dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 3 untuk SMP dan MTs Kelas IX. Jakarta: Depdiknas
17
Lampiran III Monday, 2 January 2012 Bel Listrik dan Cara Kerjanya (FISIKA) A.
Gambar bagan 1 bel listrik
B.
Cara kerja : Ketika saklar (7) di sambung, maka arus listrik mengalir dari sumber (3) menuju solenoida yang berisi inti besi (1), berdasarkan prinsip elektromagnetik maka ketika solenoida yang berisi inti besi dialiri arus listik, inti besi akan berubah menjadi magnet sementara sehingga menarik pemukul (5) menuju magnet, akibatnya aliran listrik terputus karena pemukul tidak lagi bersentuhan dengan penyambung no (6), ketika pemukul tertarik kearah magnet, secara bersamaan pemukul juga memukul piringan (2). Karena aliran arus listrik terputus, maka elektromagnetik akan hilang sifat kemagnetannya, hal ini mengakibatkan pemukul kembali ke posisinya semula, proses tersebut terjadi berulang kali dengan cepat sehingga bel terdengar tidak terputus-putus. Posted by AF31 at 21:14 Labels: FISIKA Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub
18
Lampiran IV Prinsip Kerja Bel Listrik
Sebuah bel listrik mempunyai bagian terpenting, yaitu elektromagnet dan pemutus arus (interuptor). Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja sebuah bel listrik. Ketika sakelar bel ditekan, arus listrik dari baterai mengalir melalui interuptor kemudian mengalir ke pegas baja menuju kumparan. Inti besi menjadi magnet listrik dan menarik jangkar besi beserta pegas baja, sehingga pemukul mengenai bel dan bel berbunyi.
Ketika jangkar besi beserta pegas baja ditarik oleh elektromagnet, kontak interuptor terputus sehingga secara otomatis arus listrik dari baterai terputus. Karena kumparan tidak dialiri arus listrik, inti besi kehilangan sifat magnetiknya dan tidak mampu lagi menarik jangkar besi. Hal itu menyebabkan jangkar kembali ke kedudukannya semula dan arus listrik tersambung kembali, demikian siklus tersebut terjadi terus-menerus. Penulis Astrinur Rahmawati di 02.44
19