Laporan Batuan Metamorf.docx

  • Uploaded by: abdan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Batuan Metamorf.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,669
  • Pages: 26
i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb. Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat nikmat dan karunianyaNya saya dapat menyelesaikan laporan akhir “Pengenalan Batuan Metamorf” ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan rahmatan lil alamin. Kemudian dengan segala hormat saya mengucapkan maaf dan terimakasih terhadap rekan-rekan dan instruktur Laboratorium Geologi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung karena atas bimbingannya sehingga saya mampu menyelesaikan laporan akhir “Pengenalan Batuan Metamorf”. Sebelumnya saya selaku penulis ingin meminta maaf atas kekurangan laporan praktikum Geologi ini, mengingat banyak kendala yang saya alami dalam pembuatan laporan ini dan dalam proses untuk menyusun laporan ini. Saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kembali sebesar-besarnya kepada asisten labpratorium yang senantiasa bisa menjadi pembimbing dengan baik. Wassalamualaikum Wr, Wb.

Bandung, 27 Maret 2019

Dhia Fahri Hamdan

i

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................................. 1.2.1 Maksud ............................................................................... 1.2.2 Tujuan ................................................................................ BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 2.1 Definisi Batuan ........................................................................................ 2.2 Proses Terbentuknya Batuan ......................................................... 2.3 Batuan Metamorf ....................................................................................

1 1 2 2 2 3 3 3 7

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 11 3.1 Tugas........................................................................................................ 11 3.1.1 Mendeskripsikan Batuan Metamorf Sebanyak 6 Sampel.. 11 3.1.2 Menggambarkan Daur Geologi atau Siklus Batuan ........... 11 3.1.3 Mencari Contoh Batuan Metamorf Beserta Batuan Asal ... 11 3.1.4 Mencari Manfaat dari Batuan Metamorf ............................. 11 3.2 Pembahasan ........................................................................................... 11 3.2.1 Deskripsi Batuan Metamorf ............................................... 12 3.2.2 Gambar Daur Geologi ....................................................... 17 3.2.3 Contoh Batuan Metamorf dan batuan Asal ....................... 18 3.2.4 Manfaat Batuan Metamorf ................................................. 21 BAB IV ANALISA............................................................................................. 22 BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Bumi merupakan tempat keterdapatan makhluk hidup dengan segala

aktivitas biologisnya dengan dipengaruhi beberapa lapisan bumi yang memliki lapisan dengan ciri khasnya masing-masing yakni khususnya litosfer yang merupakan lapisan dibawah permukaan bumi, pada dasarnya bumi merupakan cairan pijar (asthenosphere) dengan bagian permukaannya yang telah memadat dan membeku (lithosphere) karena beberapa pengaruh yang dialami bumi, namun pada bagian dalam bumi terdapat beberapa lapisan yang diduga masih berbentuk fluida cair sehingga pada aktivitasnya memerlukan tempat yang memliki suhu dan tekanan yang lebih rendah sehingga dapat menerobos ke permukaan sekaligus menjadi sumber utama pembentukan batu dan mineral khususnya pada gunung api dan sekitarnya. Pada bagian lapisan bumi, bukan hanya memiliki lapisan berupa liquid saja, bumi memiliki komponen penyusun berupa batuan yang keras ataupun lunak sehingga lapisan yang memiliki batuan terdapat pada kerak bumi, tersebarnya beraneka ragam jenis batuan dipermukaan bumi dengan keterdapatan mineral didalamnya maka perlu dikenali satu persatu agar dapat membedakan setiap jenis karakteristik suatu batuan. Pentingnya untuk mengenali jenis karakteristik suatu batuan sangat berkaitan dengan bidang ilmu kebumian baik geologi maupun pertambangan macam-macam dari jenis batuan yang terdapat pada kerak bumi sangat beragam misalnya batuan beku, batuan metamorf batuan sedimen dan batuan piroklastik dengan perbedaan yang dimiliki setiap jenis batuan, baik perbedaan bentuk fisik genesa batuan, khususnya batuan metamorf yang memiliki kegunaan serta keterdapatan yang berbeda sekaligus merupakan bukti luasnya ketersebaran batuan di kerak bumi sehingga adanya pembelajaran terkait klasifikasi dan jenis batuan diharuskan untuk dipelajari dalam pengaplikasiannya bagi ilmu kebumian baik geologi maupun pertambangan.

1

2

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud Maksud dari dilaksanakannya kegiatan praktikum ini agar praktikan dapat

mengetahui dan memahami karakteristik serta Klasifikasi Batuan Metamorf. 1.2.2

Tujuan Tujuan dari dilaksanakannya praktikum Pengenalan Batuan Metamorf ini

adalah : 1. Untuk dapat mengetahui dan memahami proses keterbentukan dan metamorfisme batuan metamorf. 2. Untuk dapat mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik batuan metamorf berdasarkan strukturnya. 3. Untuk dapat memahami dan melakukan pendeskripsian batuan metamorf.

2

3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Definisi Batuan Batuan adalah padatan heterogen yang terdiri dari beberapa mineral

penyusun sehingga batuan tidak memiliki komposisi yang tunggal atau homogen, beranggapan bahwa batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda dan tidak mempunyai kompisisi kimia yang tetap. Menurut para ahli definisi batuan adalah : Menurut definisi geologi, batu mempunyai arti tunggal dan batuan mempunyai arti jamak adalah benda padat atau solid yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Penelitian ilmiah mengenai batu-batuan disebut dengan istilah petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi.

Sumber : Rina, 2019

Foto 2.1 Batuan

Pada dasanya batuan tidak muncul secara tiba-tiba dibumi melainkan melalui proses tertentu sesuai dengan klasifikasi batuan tersebut, biasanya batu n terbentuk akibat adanya aktivitas gunung api yang mengeluarkan lava dimana lava tersebut yang menjadi sumber utama batuan.

2.2

Proses Terbentuknya Batuan Pada hakikatnya proses terbentuknya suatu batuan dapat digambarkan

memalui siklus dimana siklus pembentukan batuan adalah suatu lingkar yang tidak

3

4

terputus dan terus berkesinambungan, pembentukan batuan yang satu diikuti dengan penghancuran atau proses pembentukan batuan yang lain atau bahkan kembali kepada induk batuan (Magma) dimana asal – usul batuan dimulai. Batuan tersebut adalah batuan Beku, Batuan sedimen, Batuan Metamorf sedangkan prosesnya meliputi proses pelapukan / penghancuran (weathering) diikuti oleh proses sedimentasi, proses metamorfisme, proses peleburan (melting) dan proses pembentukan Kristal (kristalisasi). Siklus batuab juga dapat diartikan sebagai hubungan atai keterkaitan erat antara semua batuan dengan penyusunnya yaitu bumi, siklus ini dapat berjalan cepat dapat pula berjalan lambat. Bahkan, siklus batuan dapat berlangsung selama jutaan tahun lamanya tergantung dari jenis batuan apa yang mengalami perubahan

. Sumber : terra 2019

Gambar 2.2 Siklus terbentuknya batuan

Menurut bapak geologi, James Hutton (Abad 18) : “bahwa seluruh elemen yang ada di bumi mempunyai sebuah keteraturan sehingga pasti akan kembali ke bentuk semua.Pengertian lain dari siklus batuan adalah suatu proses perubahan magma yang telah membeku efek dari cuaca menjadi batuan yang lain. Maksud dari batuan yang lain yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf lalu diakhir siklus akan kembali menjadi magma. Ada pula yang mengartikan bahwa siklus batuan adalah suatu konsep dalam dunia geologi yang paling dasar. Konsep ini menjelaskan tentang kurun waktu perubahan tiga batuan utama yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf untuk keluar dari ekuilibriumnya. Siklus batuan juga menunjukkan tentang hubungan yang erat antara ketiga jenis batuan utama,adapun proses terbentuknya melalu beberapa perbedaan yaitu :

4

5

2.2.1

Orogenesa orogenesa adalah proses pembentukan suatu gunung. Gunung terbentuk

dikarenakan pergerakan 2 lempeng antara lempeng samudera dan lempeng benua yang kedua lempeng tersebut disesbabkan oleh adanya aktivitas dari arus koveksi dari magma

Sumber : nurhusaeni 2017

Gambar 2.3 Orogenesa

Magma merupakan batuan cair yang terletak didalam kamar magma yang berisi larutan silika tinggi yang komples. Magma juga merupakan gabungan dari batuan semi cair dan cair yang letaknya berada di permukaan bumi. Magma mempunyai empat bagian yaitu lelehan yang berada di dasar dan sangat panas, kedua kristalisasi dari lelehan. Lalu yang ketiga yaitu batuan padat dan yang terakhir atau bagian keempat ialah gas yang larut. Setelah mengetahui apa itu magma dan proses terbentuknya magma, di dalam permukaa bumi ini terdapat banyak batuan yang pada umumnya mempunyai siklus

2.2.2

Kristalisasi Magma Proses pertama yang terjadi saat siklus batuan berlangsung yaitu magma

yang mengkristal, yang mana magma adalah sumber utama batuan. Magma yang telah membeku atau menjadi kristal ditemukan di gunung berapi saat mereka mengalami erupsi hingga magma keluar. Bila magma yang keluar saat erupsi sampai ke permukaan bumi disebut magma ekstrusif. Sedangkan, magma yang keluar dari gunung berapi saat erupsi akan tetapi belum sampai ke permukaan

5

6

bumi disebut dengan magma intrusif. Magma keluar lalu menuju permukaan bumi akan membeku kemudian saat inilah magma berubah menjadi batuan beku. Magma biasanya berlokasi atau mudah ditemukan di sekitar batas lempeng bumi, ia berada di sekelilingnya.

2.2.3

Metamorf Batuan sedimen awalnya akan berada di bawah permukaan bumi, namun

lama kelamaan akan mengalami proses pengangkatan lalu akan terkubur dan bergerak semakin dalam. Hal ini membuat batuan tersebut menerima tekanan dan energi panas bumi yang meningkat. Batuan sedimen kemudian akan berubah menjadi batuan jenis lain yaitu metamorf karena pengaruh tekanan dan suhu tinggi tersebut. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru. 2.2.4

Pelapukan Proses berikutnya yaitu pelapukan yang mana batuan beku dari magma

akan mengalami proses atau tahap serta fase pelakukan dimana tahap pelapukan ini bisanya memakan waktu yang cukup lama karena proses ini merupakan proses alamiah yang tidak dapat dilakukan secara teknologi. Hal yang paling memengaruhi proses pelapukan yaitu perubahan cuaca khususnya sinar matahari, angin dan hujan serta gejala alam. Maka dari itu, batuan yang akan mengalami pelapukan tercepat adalah batuan ekstrusif. Alasannya yaitu batuan ekstrusif berada di permukaan bumi sehingga frekuensi terkena sinar, angin dan keadaan lainnya lebih tinggi. Pelapukan pada batuan disebabkan oleh aktivitas kimia dan fisik hasil interaksi antara air, angin dan suatu organisme tertentu. Batuan intrusif yang tidak berada di permukaan bumi juga akan mengalami pelapukan apabila ia terangkat ke permukaan. 2.2.5

Erosi Erosi adalah suatu proses pengikisan padatan yang merupakan akibat dari

interaksi air, udara dan hujan serta es. Proses erosi pada siklus batuan akan berlangsung setelah batuan telah mengalami pengangkatan untuk batuan intrusif

6

7

lalu pelapukan untuk batuan ekstrusif. Proses erosi dibantu oleh air yang akan menyingkirkan material hasil pelapukan ke wilayah lain. 2.2.6

Pengendapan Semua material yang terangkut oleh air ke wilayah lain nantinya akan

berkumpul pada sebuah tempat secara terus menerus. Lalu semua material itu akan mengendap dan jumlahnya terus bertambah seiring berjalannya waktu danmenimbulkan sebuah tumpukan material. Material yang telah banyak bertumpuk dan mengendap kelamaan akan berubah menjadi keras atau mengeras. 2.2.7

Magma Proses terakhir pada siklus batuan adalah kembali ke magma. Batuan

metamorf atau malihan juga mengalami pelapukan dan kembali berubah menjadi batuan sedimen. Struktur yang berbeda juga membuat batuan metamorf akan meleleh dan kembali menjadi magma. Magma yang membeku lalu mengalami pelapukan diikuti dengan erosi dan pengendapan hingga terbentuknya sedimen dan metamorf. Proses siklus batuan ini akan terus berulang, dari awalnya adalah magma hingga kemudian kembali berubah menjadi magma lagi.

2.3

Batuan Metamorf

2.3.1

Definisi Batuan Metamorf Batuan

metamorf

merupakan

batuan

yang

terbentuk

dari

hasil

metamorfosa batuan dengan adanya pengaruh suhu dan tekanan atau bisa terjadi karena kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh adanya gaya geologi sehingga susunan mineral dalam suatu mineral berubah, bukan hanya perubahan mineral melainkan Kristal yang terkandung dalam mineral tersebut ikut berubah karena adanya pengaru h dari suhu dan tekanan serta gaya geologi. Pada dasarnya batuan metamorf merupakan batuan malihan dimana batuan metamorf mempunyai batuan asal baik berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan piroklastik, berbagai jenis batuan metamorf pasti memiliki batuan asalnya sebagaimana kandungan mineral dan material penyusunnya.

7

8

Sumber : rahmad 2017

Foto 2.1 Batuan Metamorf

Salah Satu Kelompok Utama Batuan Yang Hasil Dari Transformasi Atau Ubahan Dari Suatu Tipe Batuan Yang Sudah Ada Sebelumnya, Protolith, Oleh Suatu Metode Yang Disebut Dengan Metamorfisme, Yang Berarti “Perubahan Bentuk”. Batuan Asal Atau Protolith Yang Dikenai Panas (Lebih Tidak Kecil Dari 150 Derajat Celsius) Serta Tekanan Ekstrem (1500 Bar), Akan Mengalami Suatu Perubahan Fisika Dan/Atau Kimia Yang Lebih Besar. Protolith Bisa Berupa Batuan Sedimen, Batuan Beku, Ataupun Batuan Metamorf Lain Yang Lebih Tua. Batuan Metamorf Membentuk Bagian Yang Sangat Besar Dari Kerak Bumi Dan Diklasifikasikan Berdasarkan Dengan Struktur, Selain Itu Juga Oleh Susunan Mineral Dan Susunan Kimianya (Fasies Metamorfik). Batuan Varian Ini Bisa Terbentuk Sebagai Selaku, Ala, Menurut, Mudah Akibat Berada Di Dalam Kedalaman Tinggi, Mengalami Suhu Tinggi Dan Sebuah Tekanan Lebih Besar Dari Lapisan Batuan Pada Atasnya. Mereka Bisa Terbentuk Dari Proses Tektonik Misalnya Tabrakan Benua, Yang Mengakibatkan Suatu Tekanan Horisontal, Gesekan Lalu Distorsi. Mereka Juga Terbentuk Ketika Batuan Terpanaskan Akibat Dari Intrusi Dari Batuan Cair Dan Panas Yang Dianggap Magma Dari Interior Bumi.

Sumber : fajri 2013

Gambar 2.2 Lapisan batuan

8

9

2.3.2

Faktor-Faktor Pembentukan Batuan Metamorf Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut : a) Komposisi mineral batuan asal b) Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme c) Pengaruh gaya tektonik d) Pengaruh fluida

2.3.3

Metamorfosa Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20

km) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogy baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan (P) dan tempertur (T) tertentu. Batuan sedimen merupakan jenis yang mineraloginya stabil disekitar permukaan bumi yakni pada tekanan dan temperature rendah, sedangkan batuan beku tersusun oleh mineral yang stabil pada temperature 700 – 1100 dengan tekanan 10.000 atmosfer, selain itu juga jenis batuan yang terjadi disesuaikan dengan kondisi kimia. Proses metamorfosa suatu proses yang tidak mudah untuk dipahami karena sulitnya menyelidiki kondisi dikedalaman dan panjangnya waktu. Tekstur dan Struktur Batuan Metamorf Mineral dalam batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat, dan bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu Kristal yang terjadi disebut blastos. Idiomorf untuk mineral metamorfosa adalah idioblastik, sedangkan xenomorf adalah xenoblastik. Kristal yang ukurannya lebih besar daripada massa dasarnya disebut profiroblastik. Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan

9

10

pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf 2.3,4

Klasifikasi Batuan Metamorf Klasifikasi batuan metamorf dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan struktur

dan secara umum yaitu sebagai berikut : a)

Berdasarkan Struktur i.

Folasi. Merupakan struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.

ii. Non-foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut. b)

Secara Umum i.

Batuan metamorf thermal Batuan metamorf thermal merupakan batuan metamorf yang terbentuk karena pengaruh temperature yang lebih mendominasi dari pada tekanan yang ada sehingga memiliki temperature sekitar 400 - 800˚C, adapun contoh batuan yang terbentuk dari hasil metamorf thermal ini yaitu Hornflens

ii. Batuan metamorf Dynamo Batuan metamorf Dynamo merupakan kebalikan dari proses pembentukan batuan metamorf thermal dimana tekanan dalam proses pembentukan lebih mendominasi dari pada suhu pada tekanan tersebu sehingga contoh dari hasil pembentukan ini yiatu Gneiss iii. Batuan metamorf regional Batuan metamorf regional merupakan batuan metamorf yang dalam proses keterbentukannya mempunyai suhu dan tekanan yang sama mendominasi atau seimbang sehingga contoh dari produk jenis ini yaitu batuan metamorf sekis mika.

10

11

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1

Tugas

3.1.1

Mendeskripsikan Batuan Sedimen sebanyak 10 Sampel (7 Batuan Sedimen Klastik 3 Batuan Sedimen Nonklastik)

3.1.2

Menggambarkan Genesa Batuan Sedimen Mekanis, Kimiawi dan Organik (A4)

3.1.3

Menggambarkan Skala wenworth (A3)

3.1.4

Menggambarkan Bagan Golongan Batuan Sedimen Utama (A3)

11

12

3.2

Pembahasan

3.2.1

Deskripsi Batuan Metamorf berdasarkan Megaskropis Deskripsi batuan merupakan suatu kegiatan dalam mengidentifikasi

batuan dengan parameter atau pendekatan yang telah ditentukan sehingga batuan dapat diketahui jenis dan klasifikasinya. Parameter-parameter yang digunakan dalam pendeskripsian batuan metamorf diantaranya kode, warna, struktur, komposisi, proses metamorfisme.dan nama batuan, adapun beberapa contoh batuan metamorf yang telah dideskripsikan yaitu sebagai berikut : a)

Batuan Metamorf Tabel 3.1 Deskripsi Batuan Metamorf Parameter Hasil Pengamatan

No 1.

Kode

LG/BM/74/2019

2.

Warna

Sadle Browen

3.

Struktur

Berfoliasi

4.

Komposisi Mineral

-

5.

Proses Metamorfisme

Dynamo

6.

Nama batuan

Batu Sabak

Sketsa

Gambar

Sumber : Data Praktikum Geologi Umum , 2019

12

13

Tabel 3.4 Deskripsi Batuan Metamorf Parameter Hasil Pengamatan

No 1.

Kode

LG/BM/139/2019

2.

Warna

Dark Olive Green

3.

Struktur

Foliasi

4.

Komposisi Mineral

Hornblende, Plagioklas

5.

Proses Metamorfisme

Dynamo

6.

Nama batuan

Amfibolit

Sketsa

Gambar

Sumber : Data Praktikum Geologi Umum , 2019

13

14

Tabel 3.3 Deskripsi Batuan Metamorf Parameter Hasil Pengamatan

No 1.

Kode

LG/BM/41/2019

2.

Warna

Grey

3.

Struktur

Nonfoliasi

4.

Komposisi Mineral

Hornblende, Kuarsa, Piroksen, Plagioklas

5.

Proses Metamorfisme

Thermal

6.

Nama batuan

Amfibolit

Sketsa

Gambar

Sumber : Data Praktikum Geologi Umum , 2019

14

15

Tabel 3.4 Deskripsi Batuan Metamorf Parameter Hasil Pengamatan

No 1.

Kode

LG/BM/151/2019

2.

Warna

Grey

3.

Struktur

Nonfoliasi

4.

Komposisi Mineral

Plagioklas, Piroksen, Orthoklas

5.

Proses Metamorfisme

Thermal

6.

Nama batuan

Amfibolit

Sketsa

Gambar

Sumber : Data Praktikum Geologi Umum , 2019

15

16

Tabel 3.5 Deskripsi Batuan Metamorf Parameter Hasil Pengamatan

No 1.

Kode

LG/BM/1564/2019

2.

Warna

Dimgrey

3.

Struktur

Nonfoliasi

4.

Komposisi Mineral

Plagioklas, Hornblende, Piroksen

5.

Proses Metamorfisme

Thermal

6.

Nama batuan

Amfibolit

Sketsa

Gambar

Sumber : Data Praktikum Geologi Umum , 2019

16

17

3.2.2

Daur Geologi / Siklus Batuan Daur geologi merupakan suatu siklus keterbentukannya batuan, dimana

siklus ini menggambarkan suatu roda genesa batuan yang berawal dari magma membeku hingga menjadi batuan beku lalu batuan beku akat lapuk dan tersedimentasi di tempat yang lain sampai pada akhirnya terlitifikasi dan tertimbun tanah dari waktu ke waktu sampai pada akhirnya mendapat pengaruh dari suhu dan tekanan hingga menjadi batuan metamorf dan kembail menjadi fasa cair jika titik lebur batuan telah dilewati.

Sumber : Data Praktikum Geologi Umum 2019

Foto 3.1 Genesa Siklus Batuan

17

18

3.2.3

Contoh Batuan Metamorf dan Batuan Asalnya

1.

Batu metamorf slate dengan batuan asalnya yaitu batuan shale yang pada pembentukannya dipengaruhi suhu dan tekanan yang relative tidak tinggi.

Sumber : adinda 2013

Foto 3.2 BatuSlate

Sumber : rahmad 2017

Foto 3.3 Batu shale

2.

Batuan metamorf yaitu filit merupakan batuan hasil dari proses lanjutan slate.

Sumber : kamilia, 2018

Foto 3.4 Batu Filit

Sumber : kamilia, 2018

Foto 3.5 Batu Filit

18

19

3.

Batuan metamof gneiss berasal daribatuan beku intrusi intermediet yaitu andesit dengan pengaruh suhu dan tekanan tinggi.

Sumber : akbar, 2017

Foto 3.6 Batu Gneiss

Sumber : akbar, 2017

Foto 3.7 Batu Andesit 4.

Batu Basalt akan bermetamorfisme menjadi batuan metamorf sekis

Sumber : aris, 2013

Foto 3.8 Batu sekis

Sumber : eka. 2012

Foto 3.9 Batu Basalt

19

20

5.

Zeolit berasal dari batuan beku ekstrusif yang mengandung SiO 2 relatif tinggi dan dominan yang berinteraksi dengan air tanah.

Sumber : eka. 2012

Foto 3.10 Batu Basalt

Sumber : arief. 2012

Foto 3.11 Batu Ziolit

20

21

3.2.4

Manfaatn Batuan Metamorf a) Batu Marmer Batu marmer biasa digunakan sebagai kerajinan industry contohnya dalam pembuatan patung dan lantai ubin b) Batu Sabak Digunakan sebagai kerajinan, batu tulis, bahan bangunan dana tap bangunan, c) Batu Gneiss Batu Gneiss biasa digunakan sebagai bahan kerajinan d) Batu Sekis Batu sekis biasa digunakan untuk industry elektronika. e) Batu kuarsit Batu kuarsit biasa digunakan sebagai kerajinan industry f)

Batu Milonit Batu milonit biasa digunakan sebagai industry kerajinan.

21

22

BAB IV ANALISA Keterdapatan tersebarnya batuan pada kerak bumi sangat meluas serta memiliki beragam jenis batuan yang diklasifikasikan sesuai dengan kesamaan antar batuan tersebut, sehingga dalam pemehaman dan untuk mengetahui jenis dan klasifikasi setiap batuan, perlu dulakukannya pendeskripsian dengan menggunakan parameter-parameter tertentu, parameter yang digunakan dalam pendeskripsian batuan berbeda dengan parameter pendeskripsian mineral, adapun batuan yang dideskripsikan yaitu batuan metamorf, maka parameter utama dalam mengklasifikasikan batuan metamorf berdasarkan pada struktur mineral yang terkandung dalam batuan tersebut. Adapun parameter pendeskripsian batuan metamorf meliputi kode, warna, strukur, komposisi mineral, proses metamorfisme dan nama batuan, pada parameter tersebut khususnya pada bagian struktur memiliki keterkaitan dengan parameter proses memorfisme. Jika suatu batuan diindikasi memiliki struktur foliasi artinya pada permukaan batuan tersebut terdapat garis garis dan mineral yang tampak, maka batuan tersebu masuk dalam proses dynamo dimana tekanan lebih mendominasi dibanding suhu. Jika suatu batuan tidak memiliki garis pada strukturnya atau tidak terdapat mineral, namun terdapat baking effect, maka mineral tersebut memiliki proses thermal yaitu suhu lebih mendominasi dibanding tekanan. Dan jika suatu batu memiliki baking effect dan permukaannya terdapat mineral tampak maka batuan tersebut terindikasi memiliki proses regional. Pendeskripsian harus dilakukan secara tertib atau berurutan karena setiap parameter memiliki keterkaitan yang bisa menghasilkan informasi pada parameter lain misalnya dalam menentukan nama batuan, dimana dalam pemberian nama batuan harus memiliki informasi berupa struktur, komposisi mineral dan proses metamorfisme. Pentingnya mempelajari batuan metamorf dan memahami prosedur pendeskripsian sangat berpengaruh dalam bidang geologi dan pertambangan, hal utama dalam pendeskripsian batuan metamorf yaitu berdasarkan struktur batuan tersebut apakah termasuk foliasi atau nonfoliasi sehingga dapat diidentifikasi setiap kegunaannya jika struktur tersebut telah diketahui.

22

23

BAB V KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum terkait pengenalan batuan metamorf ini yaitu sebagai berikut : 1. Batuan metamorf terbentuk melalui proses suhu dan tekanan yang tinggi, karena setiap batun metamorf selalu memiliki batuan asalnya, maka dari itu suatu batu yang mengalami metamorfisme akan mengalami bentuk perubahan baik secara fisik dan strukturnya, proses metamorfisme digolongkan menjadi 3 bagian, proses metamorfisme thermal merupakan proses metamorfisme dimana suhu akan lebih dominan dibanding tekanannya sehingga produk dari proses ini memiliki baking effect. Yang berikutnya yaitu proses metamorfisme dynamo dimana dalam proses ini tekanan lebih mendominasi daripada suhu, akibatnya batuan akan terlihat bergaris dengan garis tersebuh tegak lurus dengan arah tekanan dan terdapat mineral tampak pada permukaan. Yang terakhir yang itu proses metamorfisme regional dimana antara suhu dan tekanan sama sama mendominasi dan akan membuat suatu produk gabungan dari kedua ciri, baik thermal maupun dynamo. 2. Struktur batuan metamorf terbagi menjadi 2 yaitu foliasi dan nonfoliasi, pembagian ini berdasarkan pada ada tidaknya mineral yang tampak atau terdapat garis horizontal pada batuan. Batuan metamorf dengan struktur foliasi akan memiliki mineral tampak pada permukaannya sehingga terlihat bercakbercak kecil pada permukaan batuan dan terdapat garis yang tegak lurus dengan arah tekanan. Batuan metamorf dengan struktur nonfoliasi akan terlihat tidak memiliki garis hirozontal yang tegak lurus dengan arah tekanan atau paling tidak, batun metamorf jenis ini tidak terdapat mineral tampak pada bagian permukaannya. 3. Proses pendeskripsian batuan metamorf memiliki parameter tertentu yang baiknya dilakukan secara berurutan. Parameter pendeskripsian batuan metamorf berupa Kode, warna, struktur, komposisi mineral, proses metamorfisme dan nama batuan.. Sehingga parameter utama batuan metamorf berdasarkan pada strukturnya.

23

24

DAFTAR PUSTAKA

1.

Sukandarrumidi, Harry zadrak, F. W. Maulana, 2012 Geologi Umum. Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada

2.

Surajat ajat “Petrologi dan Pedoman Praktikum, jurusan teknik geologi universitas pakuan bogor.

3.

Jahidin , 2010 , Klasifikasi Normatif Batuan Sedimen dari Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan Software K-ware magma, Universitas Haluoleo, v. 6, no. 2, p.111-115. /id.pdfcoke.com/

24

Related Documents


More Documents from ""