LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN
KELOMPOK 4 RAFIF RAHMAD SYAHNI (18062052) REZKY KURNIA ILLAHI (18062060) SILVIA MINANG SYAHPUTRI (18062065)
Drs.Iskandar G Rani,M.pd
PRODI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019
BERAT ISI SEMEN
A. TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat isi gembur dan padat semen yang diuji 2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan berat isi semen B.TEORI SINGKAT Berat isi adalah berat per satuan volume. Berat isi dalam keadaan seimbang adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaan seimbang, dicapai oleh beton ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 % Β± 5 % dan temperatur 23ΒΊC Β± 2ΒΊC selama jangka waktu yang cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008). C. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT a) Sarung tangan b) Ember c) Literan 5 liter dan 1 liter d) Sendok semen e) Timbangan f) Mesin ketuk 2. BAHAN a) Semen portland D. LANGKAH KERJA 1. Timbang literan,misal A dan catat volumenya 2. Isi literan dengan semen sampai penuh, ratakan. Timbang literan yang berisi penuh, catat (misal B) 3. Berat isi ini disebut berat isi gembur.
BERAT ISI GEMBUR =
π΅βπ΄ πππΏπππΈ πΏπΌππΈπ
π΄π
4. untuk berat isi padat,lakukan pengujian berikut. 5. Isi literan separoh dengan semen. 6. Tempatkan pada mesin ketuk ketuk sebanyak 30 kali. 7. Penuhkan literan ketuk sebanyak 30 kali. 8. Ratakan Permukaan literan ,timbang beratnya. 9. Berat padat sama rumusnya dengan berat gembur. E. ANALISIS DATA Tabel berat isi gembur semen NO
PENGUJIAN JENIS
I (gr)
II (gr)
1528,46
1546,01
1
Berat Liter + Semen
2
Berat literan (A)
298,7
298,7
3
Berat Semen (B)
1229,76
1247,31
4
Volume literan
1000
1000
5
Berat isi gembur
0,9310
0,9486
PI : π΅ππππ‘ ππ π πππππ’π = PII : π΅ππππ‘ ππ π πππππ’π = π΅ππππ‘ πππ‘π β πππ‘π =
1229,76β298,7 1000
1229,76+1247,31 2
Berat isi =
= 0,931 ππ
1247,31β298,7 1000
ket
= 0,9486ππ
= 1.238,535 ππ = 1,238 ππ
π΅βπ΄ πππΏπππΈ πΏπΌππΈπ
π΄π
Tabel berat isi padat semen NO
PENGUJIAN JENIS
I (gr)
II (gr)
1731,38
1749,37
1
Berat Liter + Semen
2
Berat literan (A)
298,7
298,7
3
Berat Semen (B)
1432,68
1450,67
4
Volume literan
1000
1000
5
Berat isi gembur
1,1398
1,15197
PI : π΅ππππ‘ ππ π πππππ‘ = PII : π΅ππππ‘ ππ π πππππ‘ =
π΅ππππ‘ πππ‘π β πππ‘π =
1432,68β298,7 1000
Berat isi = π΅βπ΄ πππΏπππΈ πΏπΌππΈπ
π΄π
= 1,1398 ππ
1450,67β298,7 1000
ket
= 1,15197 ππ
1432,68 + 1450,67 = 1.441,675ππ = 1,4 ππ 2
G. KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan di atas diperoleh berat isi gembur semen pada percobaan I dan II yaitu 0,931 gr dan 0,9486 gr. Sedangkan berat isi padat semen didapatkan pada percobaan I dan II adalah 1,1398 gr dan 1,15197 gr.
LAPORAN PRATIKUM βPEEMERIKSAAN VISUAL BATU BATAβ
A.TUJUAN Diharapkan setelah melakukan pratikum,mahasiswa dapat menentukan dan dapat menerangkan visual dan bentuk bata merah,serta dapat membandingkannya dengan SII,No.21./SII/78
B.TEORI SINGKAT Pandangan luar dari batu bata merah harus memiliki bentuk yang sempurna,tidak terdapat retak dan cacat,rusuknya siku dan tajam,merah tua,coklat,kuning-kuningan,dan lain sebagainya.berat masing-masing batu merah juga harus di ketahui dengan ketelitian timbangan 0,01 gram.
C.BAHAN DAN ALAT a.Bahan sepuluh buah batu merah,diambil secara acak (menurut standar industri) b.Alat 1) kuas 2) siku-siku 3) timbangan 4) mistar baja
D.LANGKAH KERJA 1) bersihkan batu dari debu yang menempel 2) periksa permukaan setiap bata,bentuk sisi setiap bata,dan kemudian tuliskan ke dalam tabel 3) timbang berat (massa) satu per satu,dan masukkan kedalam tabel
E.ANALISIS DATA
Tabel Data Visual dan Berat Bata Merah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bentuk Balok Balok Balok Balok Balok Balok Balok Balok Balok Balok
Warna
Berat 1138,0 1073,8 1130,0 1133,7 1074,0 1125,5 1041,0 1080,9 1112,7 1112,4
G.KESIMPULAN Dari hasil percobaan lab uji bahan dalam pengukuran panjang, lebar, dan tebal batu bata, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran panjang, lebar, dan tebal memiliki perbedaan dan warna dari setiap jenis batu bata berbeda-beda
LAPORAN PRATIKUM βPEMERIKSAAN UKURAN BATU BATAβ
A.TUJUAN Diharapkan setelah melakukan pratikum,mahasiswa dapat membuktikan bahwa ukuranukuran batu bata yang diperiksa sesuai dengan SII No.21/B.I/73 maupun PUBI 1982
B.TEORI SINGKAT Ukuran-ukuran batu bata memang perlu diperhitungkan,sebab apabila ukuran tidak memenuhi persyaratan nantinya siar tegak akan bertemu.Hal ini membuat pasangan tidak kokoh. Persyaratan menurut standar industri adalah sebagai berikut: Uraian
Ukuran (mm) 240 115 52
Panjang Lebar Tebal
Penyimpangan Max (%) 3 4 5
Selisih ukuran terbesar dengan terkecil (mm) 10 5 4
Persyaratan minimm: Panjang = 2x lebar + 1 siar Lebar
= 2x tebal + 1 siar
C.BAHAN DAN ALAT a.Bahan sepuluh buah batu merah
D.LANGKAH KERJA 1) Ambil sepuluh bata merah menurut standar industri yang ada 2) bersihkan dari kotoran dan debu yang menempel 3) ukur panjang,lebar dan tebal tiga kali berturut- turu.setiap benda percobaan tuliskan Kedalam tabel
E.ANALISIS DATA Tabel data pengukuran Panjang N O
1
2
3
Lebar 1
2
3
9,70
9,33
Tebal
1
19,00 18,98 19,10
Ratarata 19,02
9,28
Ratarata 9,43
1
2
3
5,22
5,30 5,23
Rata βrata 5,25
2
19,00 19,36 19,40
19,25
9,66
9,67
9,62
9,65
5,13
5,00 5,00
5,04
3
19,10 19,10 19,26
19,15
8,83
8,86
8,92
8,87
5,20
5,37 5,42
5,33
4
19,26 19,00 19,16
19,14
9,10
9,22
9,18
9,16
5,20
5,49 5,43
5,37
5
19,27 19,20 19,16
19,21
9.58
9,59
9,61
9,59
5,01
5,25 5,18
5,14
6
18,96 18,98 19,16
19,03
8,89
9,02
8,96
8,95
5,14
5,27 5,31
5,24
7
19,72 19,61 19,56
19,63
9,51
9,49
9,57
9,52
5,05
5,17 5,02
5,08
8
18,87 18,86 18,89
18,87
9,65
9,63
9,63
9,63
5,17
5,20 5,23
5,02
9
19,25 19,38 19,35
19,32
9,65
9,65
9,45
9,58
5,05
5,18 5,04
5,09
10
18,40 18,41 18,58
18,46
8,85
8,87
9,26
8,99
5,18
5,04 5,02
5,08
G.KESIMPULAN Dari hasil percobaan lab uji bahan dalam pengukuran panjang, lebar, dan tebal batu bata, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran panjang, lebar, dan tebal memiliki perbedaan dan warna dari setiap jenis batu bata berbeda-beda
LAPORAN PRATIKUM βBERAT JENIS SEMENβ
A.TUJUAN Setelah pratikum,mahasiswa dapat menguji mutu semen dalam hal berat jenis semen sesuai prosedur yang benar.
B.TEORI SINGKAT Berat jeis semen type 1 menurut standar industri SII No.13 tahun 1981 adalah 3,12-3,25
C.BAHAN DAN ALAT a.Bahan 1) korosin bebas air atau minyak tanah 2) semen type 1 b.Alat 1) timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 2) corong kaca/plastik 3) botol le chatelier 4) saringan minyak (kertas sring) 5) tisu 6) viknometer
D.LANGKAH KERJA 1) isi botol le chatelier dengan minyak tanah sampai batas antara 0-1 2)keringkan bahagian dalam botol diatas permukaan 3)masukkan botol kedalam bak air selama 1 smpai 2 menit,untuk menyamakan suhu Cairan dalam botol dengan suhu air di luar botol
4)baca skala pada botol (V1) 5)masukkan 64 gram semen kedalam botol dengan hati-hati supaya semen jangan menempel pada dinding diatas cairan 6)setelah semen masuk semuanya,tutup botol dan putar dengan posisi miring secara Perlahan- lahan sampai gelembung udara tidak ada lagi pada permukaan cairan 7)masukkan botol kedalam air supaya suhu didalam botol sama dengan suhu luar 8)baca skala pada botol (V2)
5.ANALISIS DATA Menghitung berat jenis semen Data
a)Percobaan 1 Semen type 1 sebanyak 64 gr V1= 0,8 V2= 23,3 BJ=
= =
64 ππππ π ππππ π£2βπ£1 64 ππ
23,3β0,8
2,84
b) Percobaan 2 semen type 1 sbyk 64 gr V1=0,6 V2=22,9 BJ=
64 ππππ π ππππ π£2βπ£1
=
64 ππ 22,9β0,6
= 2,86
G.KESIMPULAN Berat jenis tersebut belum sesuai dengan standar industry SII No. 13 tahun 1981 (3,12-3,25), yang mana hasil percobaan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa berat jenis yang diperoleh adalah 2.8 gr/ml.
LAPORAN PRATIKUM βKONSISTENSI NORMAL SEMENβ
A.TUJUAN Setelah melakukan pratikum ini,diharapakan mahasiswa dapat menentukan banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencampur semen dalam konsistensi normal.
B.TEORI SINGKAT Konsistensi normal merupakan kondisi ideal dimana campuran air dan semen tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental.konsistensi normal dihitung dengan membagi berat air Percampuran dengan berat semen,yang dinyatakan dalam persen.
C.BAHAN DAN ALAT a.Bahan 1) semen type 1 2) air murni b.Alat 1) alat fikat 2) sarung tangan karet 3) mesin pengaduk (mixer) 4) timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 5) sendok semen 6)spatula 7)gelas ukur
D.LANGKAH KERJA 1) Ambil semen dan timbang sebanyak 500 gram 2)Timbang air sebanyak 25% dari berat semen dan masukkan ke dalam bejana mixer 3)Masukkan semen sebanyak 500 gram tadi kedalam bejana yang telah berisi air dan diamkan selama 30 detik 4)Jalankan mesin pengadu dengan kecepatan 1 (140Β±5) rpm selama 30 detik 5)Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik,sementara itu bersihkan pasta yang menempel Pada dinding mixer 6)Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 2 (285Β±10) rpm selama 1 menit 7)Bentuklah pasta semen dengan tangan seperti bola,kemudian lemparkan 6 kali dari satu tangan ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm 8)Letakkan cincin konik diatas plat kaca,pegang bola pasta dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri memegang cincin konik,kemudian masukkan pasta kedalam cincin dengan menrkan sampai cincin penuh dengan pasta 9)kelebihan pasta diratakan dengan spatula yang digerakkan dalam posisi miring Sehingga permukaan atas pasta sama rata dengan permukaan cincin 10) Tempatkan pasta semen dengan cincin konik dan plat kaca dibawah jarum ΗΎ10 mm, Sentuhkan ujung jarum dengan permukaan ujung semen 11)atur skala baca pada alat fikat pada titik 0 12) jatuhkan jarum selama 30 detik dan catat penurunan yang berlangsung
E.ANALISIS DATA Percobaan 1 2 3 4
Banyak air 135,45 gr 139,72 gr 142,70 gr 141,40 gr
Penurunan jarum vikat 3 mm 7 mm 13 mm 11 mm
π΅ππππ‘ πππ
konsistensi normal= π΅ππππ‘ π ππππ Γ 100% =
141,40 ππ 500 ππ
Γ 100%
= 28,28%
G.KESIMPULAN Konsistensi normal yang dicapai pada komposisi semen 500 gram dan air 141,40 gram adalah sebesar 11 mm dengan persentase 28,28%. Pada percobaan berlangsung suhu sangat berpengaruh karena dapat mempengaruhi air yang dibutuhkan.
LAPORAN PRATIKUM βSETTING TIME (WAKTU IKAT)β
A.TUJUAN Setelah melakukan pratikum mahasiswa dapat menguji durasi waktu pengikatan awal dan pengikatan akhir dari semen portland
B.TEORI SINGKAT Pengikatan semen merupakan pengerasan sesaat setelah semen bereaksi dengan air dan mengalami proses hidrasi 1.pengikatan awal adalah keadaan dimana semen mulai mengeras dan waktu yang diperlukan sejak semen bereaksi dengan air sampai mulai mengeras 2.waktu pengikatan akhir adalah waktu yang dibutuhkan semen dari saat mulai bereaksi dengan air sampai pasta semen mengeras
C.BAHAN DAN ALAT a.Bahan 1) semen type 1 2)air murni b.Alat 1)gelas ukur 2)alat fikat 3)mesin pengaduk (mixer) 4)timbangan dengan ketelitian 0,1 gram 5)sarung tangan plastik 6)sendok semen 7) spatula
D.LANGKAH KERJA 1)Masukkan air kedalam mangkok pengaduk sebanyak yang didpatkan dalam konsistensi Normal 2) Masukkan semen sebanyak 500 gram kedalam bejana yang telah diberi air dan diamkan selam 30 detik 3)Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (145Β±5) rpm selama 30 detik 4)Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik,sementara itu bersihkan psta yang menempel pada dinding mixer 5)Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285Β±10) rpm selam 1 menit 6)Bentuklah pasta semen dengan tangan seperti bola,kemudian lemparkan 6 kali dari tangan ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm 7)Pegang cincin dengan tangan kiri dan bola pada tangan kanan,masukkan bola kedalam Cincin melalui lobang yang besar,sehingga cincin berisi penuh dengn pasta 8)kelebihan pasta pada lobang besar diratakan dengan spatula yang digerakkan dengan Posisi miring terhadap perrmukaan cincin 9)Letakkan kaca pada lobang besar balikkan,kemudian kelebihan pasta pada lubang Kecil diratakan dan dilicinkan 10)Letakkan cincin konik dalam ruang lembab selama 30 menit tanpa gangguan 11)Ambil dari ruang lembab dan letakkan dibawah jarum vikat ΗΎ 1 mm dan kontakan Jarum di dahagian tengah pasta 12)Jatuhkan jarum setiap 15 menit sekali sampai mencapai penurunan (25Β±1) mm, Setiap menjatuhkan jarum.catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik 13)pengikatan akhir akan terjadi apabila jarum tidak membekas pada permukaan pasta Semen
E.ANALISIS DATA
TABEL PEMERIKSAAN WAKTU IKAT NO PENGAMATAN 1 2 3 4
WATU PENURUNAN (menit) 30 45 60 75
PENURUNAN (mm) 42 41 40 32
KETERANGAN
G.KESIMPULAN Dari pratikum penurunan waktu ikat Semen Portland tersebut dengan berpatokan dengan standar 25Β±1, maka di dapatkan penurunan 32 mm pada waktu 75 menit.
LAPORAN PRATIKUM βDAYA SERAP BATU BATAβ
A. TUJUAN Dapat menentukan besaran nilai daya serap sehingga dapat menentukan batu bata yang baik untuk digunakan dalam konstruksi.
B. TEORI SINGKAT Daya serap adalah kemampuan dari batu bata untuk menyerap air sampai semua poriβ porinya terisi air, daya serap batu bata yang akan digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan haruslah dikontrol sebelum dipasang adukan. Pengaruh daya serap batu bata pada pemakain akan memberikan efek pada jumlah air adukan, daya serap batu bata yang tinggi memberikan lemahnya ikatan antara bata dengan adukan karena air semen yang diisyaratkan untuk mencapai kekuatan karakteristik yang diinginkan berkurang akibat diserap oleh batu bata. Oleh sebab itu penting sekali untuk menyamakan daya hisap sebelum dipasang. Ikatan antara bata dan spesi sangat berpengaruh kepada kekuatan pasangan batu bata. Ikatan antara keduanya dapat dianggap baik bila antara bata dan spesi pada awal pengikatan 3 menit pertama terjadi dengan baik Dalam Pengujian batu bata sesuai standar SII 021-1978 SNI 152094-1991, Dikelompokan menjadi 2 kelompok: 1. Jika daya serap > 30% Batu bata mempunyai rongga β rongga yang banyak serta kepadatannya kurang. Perlu dilakukan perendaman sebelum bata digunakan untuk konstruksi. 2. Jika daya serap< 30% Batu bata mempunyai rongga β rongga yang sedikit serta tingkat kepadatan relative tinggi. Tidak perlu dilakukan perendaman sebelum bata digunakan untuk konstruksi.
Besarnya daya serap batu bata tergantung pada : a) Sifat bahan penyusunnya. Yang dimaksud dengan sifat bahan penyusunnya adalah susunan butiran tanah liat (lempung). Bila susunan butirannya halus, maka daya serapnya juga kecil dan sebaliknya jika susunan butirannya kasar, maka daya serapnya akan besar. b) Kerapatannya. Kerapatan bata tergantung pada saat membuat adukan platis bata, sehingga pada saat dicetak, pengeringan dan pembakaran, kerapatan kecil, tidak berpori β pori dan daya serpa kecil. Jika adukan tidak plastis, maka pada saat dicetak, pengeringan dan pembakaran, kerapatan besar dan berpori β pori sehingga daya serap besar. c) Keretakan. Akibat pengeringan atau pembakaran yang terlalu cepat maka akan menyebabkan timbulnya penyusutan yang besar. Akibat dari besarnya penyusutan ini, maka akan menimbulkan keretakan pada bata. Besar kecilnya keretakan pada bata akan mempengaruhi besarnya daya serap batu bata dan kekuatan bata. Jika daya serap batu bata besar, batu bata akan menyerap air adukan dan mungkin akan membuat air adukan menjadi kering sehingga batu bata dengan adukan tidak melekat dan kekuatan batu bata pun akan berkurang. Jika daya serap batu bata kecil, akan mengakibatkan batu bata tidak menyerap air adukan, sehingga air adukan dan batu bata juga tidak melekat dan akan mengurangi kekuatan batu bata. Besarnya daya serap dapat dihitung dengan rumus DS =
BβA A
Γ100%
Dimana: A = berat batu bata kering B = berat batu bata setelah direndam
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a) Timbangan b) Kuas c) Ember 2. Bahan a) 2 buah Batu Bata Merah D. LANGKAH KERJA a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Bersihkan debu atau kotoran yang melekat dipermukaan batu bata dengan menggunakan kuas. c. Timbang berat kedua batu bata dan catat hasil timbangannya. d. Masukan batu bata ke dalam ember yang sudah terisi air. e. Rendam selama Β± 2 jam. f. Timbang kembali kedua batu bata dan catat hasil timbangannya. E. TABULASI DATA Batu Bata
Berat Sebelum Direndam (gr)
Berat Setelah Direndam (gr)
I
1115,96
1411,5
II
1173,61
1458,5
III
1164,64
1451,6
F. ANALISIS DATA Batu Bata I : Batu Bata II :
1411,5β1115,96 1115,96 1458,5β1173,61
Batu Bata III :
1173,61
Γ 100% = 0,26% Γ 100% = 0,24%
1451,6β1164,64 1164,64
Γ 100% = 0,24%
G. KESIMPULAN Dari pengujian daya serap batu bata didapatkan data daya serap batu bata I adalah 7.54% dan batu bata II adalah 13,95%, Berdasarkan standar SII 021-1978 SNI 15-2094-1991, daya serap batu bata dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu < 30 % (tidak perlu perendaman ulang dan bisa untuk kontruksi) dan > 30 % ( perlu perendaman ulang ). jadi dapat disimpulkan batu bata yang diuji memenuhi standar yaitu < 30% dan dapat disimpulkan bahwa batu bata dalam keadaan baik dan dapat digunakan untuk konstruksi.
LAPORAN PRATIKUM βKUAT TEKAN BATU BATAβ
A.TUJUAN Diharapkan setelah melaukan pratikum,mahasiswa dapat menentukan klasifikasi batu bata berdasarkan tekan kuatnya
B.TEORI DASAR Pengujian kuat tekan batu bata merah dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat hancur, yang merupakan perbandingan antara beban maksimum yang diberikan sampai batu bata merah hancur.pada uji kuat tekan,kecepatan pembebanan sangat berpengaruh,untuk itu pada pengujian ini kecepatan penekanan diatur sebesar 2 kg/ππ2 perdetik.Mutu bata merah berdasarkan kuat tekannya digolongkan sebagai berikut:
Mutu I II III
Kuat Tekan (kg/ππ2 ) β₯ 100 80-100 60-80
C.BAHAN DAN ALAT a.Bahan 1) 3 buah bata merah 2) air 3) semen 4) pasir kuarsa Γ 0,3 mm dan 0,15 mm 5) minyak pelumas b.Alat 1) mesin tekan
Bagian yang cacat Tidak ada 1 dari 10 2 dari 10
2) gergaji pemotong 3) cetakan dengan potongan acuan setebal 6 mm 4) spatula 5) ember plastik
D.LANGKAH KERJA 1)Potong bata menjadi dua bagian yang sama 2)Bersihkan kedua potongan tersebut 3)Llumasi cetakaan dengan minyak pelumas 4)Masukkan potongan bata ke dalam cetakan dan letakkan papan penyangga antara dua potongan bata 5)Buat adukkan satu bahagian berat semen + tiga bahagian berat pasir + air seberat 60% -70% berat semen (1 pc: 3 ps) 6)Keluarkan papan penyangga,isi rungan tersebut dengan spesi,tutup dengan bahan kedap air 7)Diamkan selama 1 minggu 8)Keluarkan dari cetakan lalu rendam selama 24 jam 9)Keluarkan benda uji dari dalam air,lap air yang menetes ukur permukaan bata dan letakkan pada mesin tekan,tekan dengan kecepatan 2kg/ππ2 /detik 10)catat hasil pengukuran dan penekanan maksimum kedalam tabel
LAPORAN PRATIKUM βKADAR AIR KAYUβ
A. TUJUAN Diharapkan sehabis pratikum,mahasiswa dapat melakukan pengujian kadar air kayu,serta dapat
menganalisis/menghitung kadar air dan porsentase penyusutan kayu.
B. TEORI SINGKAT Keawetan kayu,serta kestabilan dimensi kayu sangat dipengaruhi oleh keadaan kadar air kayu. Persentase kadar air yang besar dapat menyebabkan kayu tidak tahan lama, karena mudah diserang rayap atau cendawa, dan akan menunjukkan penampilan yang buruk dalam pemakaian karena perubahan dimensi yang sangat besar, untuk pemakaian sebagai bahan bangunan, persentase kadar air kayu yang dianjurkan adalah dibawah 20%. Kadar air adalah banyaknya air atau presentase air yang dikandung oleh sepotong kayu terhadap berat kering kayu tersebut. Kemampuan kayu untuk menghisap atau mengeluarkan zat atau cairan tergantung pada suhu dan kelembaban udara sekeliling. Standar yang ditentukan untuk menentukan kadar air dengan mengeringkan kayu dalam oven pada suhu 100-105Β°C hingga kayu mencapai berat yang tetap.Pada kondisi ini kandungan air masih 1%.Sifat fisika kayu dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Kadar air kayu rata β rata adalah 15 %. Kayu memiliki kandungan air lebih banyak pada kayu muda atau hijau yang akan mengalami penyusutan yang besar dibandingkan dengan kayu tua. Air terdapat pada seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh se3 kosong dan dinding sel jenuh air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat, biasanya kadar air berafda antara 23-27%karna sifat hidrokopis semua kayu berusaha untuk mencapai kadar air yang seimbang. Kadar air kayu ada 2 yaitu : a. Air Bebas, yaitu air yang terdapat pada rongga sel, paling mudah dan paling cepat
keluar yang disebabkan oleh sifat dan bentuk kayu.
b. Air Terikat, yaitu air yang terdapat di dalam dinding sel kayu,yang mana air jenis ini sangat sulit untuk dilepaskan. Bila kadar air bebas telah keluar dan masih ada air terikat, maka dikatakan telah mempunyai titik jenuh. Ada 5 tingkat kelembaban kayu, yaitu : a. Kadar air 0 % : Berat kering berarti tidak ada air didalam sel maupun didalam rongga. b. Kadar air 0 % - 25 % : Air terdapat didalam dinding sel dan dalam serat sel tidak jenuh air, kondisi ini penting untuk konstruksi. c. Kadar air 25 % - 30 % : Merupakan suatu keadaan kayu dimana serat tidak jenuh dan tidak ada air dalam rongga kayu, kondisi ini disebut titik jenuh serat ( timber saturatet point). d. Kadar air 30 % - 70 % : Merupakan keadaan dimana serat jenuh air dan rongganya terisi oleh air, kondisi ini biasanya terjadi pada kayu yang baru ditebang yang disebut juga dengan green timber. e. Keadaan air lebih besar dari 70 % : Bearti serat jenuh air dan rongga terisi air, tergantung dari jenis kayu. Kondisi ini diperoleh setelah lama kayu disimpan didalam air. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a) Mistar insur(squifmat) b) Timbangan dengan ketelitian 0.1 garam c) Daput pemanas (oven) d) Exikator e) Tang penjepit f) Piring kecil 2. Bahan a) Sampel(contoh) sebanyak 3 potong kayu dengan ukuran 2x2x5 cm. Pada pratikum ini menggunakan kayu Matoa. D. LANGKAH KERJA a) Siapkan alat dan bahan secukupnya b) Bersihkan kayu dari kotoran yang menemoel c) Timbang dan masukkan hasil penimbangan kedalam tabel
d) Ukur dimensi benda uji e) Keringkan benda coba dengan oven sampai kering tetap dan masukkan untuk pendinginan dalam desikator f) Dinginkan lk.10 menit g) Ukur dimensi h) Hitung kadar air i) Hitung penyusutan Pengujian Awal (Sebelum di Oven) No
Tinggi
Lebar
Panjang
Berat
Sampel
(cm)
(cm)
(cm)
(gr)
I
1,91
1,71
4,76
7.81
II
1.94
1.71
4.86
8.36
III
1.92
1.73
4.83
8.28
Pengujian Awal (Setelah di Oven) No
Tinggi
Lebar
Panjang
Berat
Sampel
(cm)
(cm)
(cm)
(gr)
I
1.29
1.09
4.73
6.16
II
1.87
1.62
4.76
6.48
III
1.86
1.62
4.71
6.41
E. TUGAS ο Hitung kadar air dengan rumus Ka =
baβbko bko
Γ 100%
ο Hitung penyusutan dengan rumus Penyusutan = Catatan:
Volume Awalβ Volume Akhir Volume Awal
Γ 100%
-
Ka = kadar air
-
Ba = berat awal
-
Bko = berat kering oven
F. ANALISIS DATA 1) Kayu I : 7.81β 6.16
a)
Ka =
b)
Penyusutan=
6.16
Γ 100% = 26.79%
(4.76Γ1.71Γ1.91)β (4.73Γ1.09Γ1.29) (4.76Γ1.71Γ1.91)
Γ 100%
15.55 β 6.65 Γ 100% 15.55
=
= 57.23% 2) Kayu II a) Ka =
8.36 β6.48
Γ 100% = 29.01%
6.48
b) Penyusutan=
(4.86Γ1.71Γ1.94)β (4.76Γ1.62Γ1.87)
=
(4.86Γ1.71Γ1.94)
Γ 100%
16.12 β 14.42 Γ 100% 16.12
= 10.55% 3) Kayu III : 8.28 β 6.41
c)
Ka =
d)
Penyusutan=
6.41
=
Γ 100% = 29.17%
(4.83Γ1.73Γ1.92)β (4.71Γ1.62Γ1.86) (4.83Γ1.73Γ1.92) 16.04β14.19 16.04
Γ 100%
Γ 100% = 11.53%
G. KESIMPULAN Dari pratikum ini dapat disimpulkan bahwa pada kayu I memiliki kadar air 57.23% yang mana berarti keadaan serat jenuh air dan rongganya terisi oleh air, kondisi ini biasanya terjadi pada kayu yang baru ditebang yang disebut juga dengan green timber. Pada kayu II dan kayu III memiliki kadar air diantar 0 % - 25 % yang mana air terdapat didalam dinding sel dan dalam serat sel tidak jenuh air, kondisi ini penting untuk konstruksi.
LAPORAN PRATIKUM βBERAT JENIS KAYUβ
A. TUJUAN Diharapkan sehabis pratikum,mahasiswa dapat melakukan pengujian berat jenis kayu,serta dapat menganalisis dan menghitung berat jenis kayu. B. TEORI SINGKAT Berat jenis kayu merupakan perbandingan berat kayu dengan berat air pada volume yang sama. Besarnya berat jenis kayu sangat ditentukan oleh jenis kayu,derah tumbuh dan strukturnya. Kayu yang padat dan keras biasanya memliki berat jenis yang lebih besar dari kayu yang strukturnya kurang padat dan beratnya ringan. Berat jenis kayu merupakan perbandingan masa kayu dengan volume kayu tertentu dengan volume air. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/dm. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan kayu tersebut. Makin besar kayu itu, umumnya makin kuat kayunya dan sebaliknya makin ringan suatu jenis kayu maka akan makin berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu berdasarkan PPKI-NI 5-1961 kelas kuat dibagi atas 5 : Kelas kuat kayu
Berat jenis kayu
I
>0.90
II
0,90 β 0,60
III
0,60 β 0,40
IV
0,40 β 0,30
V
>0,30
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu dalam hubungan dengan kekuatan kayu tersebut :
a. Susunan dari masing-masing sel kayu tersebut b. Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar berat jenis kayu c. Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori C. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT a. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram b. Dua buah benjana kaca o +10 cm tinggi +10cm c. Krustang/pinset
2. BAHAN a. Papan cair secukupnya b. Air c. Contoh benda uji 2x2x5cm sebanyak 3potong D. LANGKAH KERJA 1. Siapkan alat dan bahan secukupnya 2. Timbang masing masing benda uji(mk) dan masukkan data kedalam tabel 3. Ambil gas dan isi dengan parapin 4. Masukan benda uji kedalam parapin 5. Keluarkan benda uji dari parapin dan biarkan sampai kering 6. Ambil gelas lain dan isi air sampai penuh 7. Timbang gelas yang erisi air (ma) 8. Masukkan benda uji satu persau dan timbang beratnya (mb), dimana air tetap penuh.
E. TABULASI DATA Nomor Sampel A
Massa Kayu (mk) 9.68 gr
Massa Air (ma) 696.97 gr
Massa Kayu dan Air (mb) 707.00 gr
B
9.88 gr
696.75 gr
707.00 gr
C
8.98 gr
696.51 gr
705.88 gr
π΅ππππ‘ πππππ πππ¦π’ =
ππΎ ππ΅ β ππ΄
F. ANALISIS DATA 1. Sampel A π΅ππππ‘ πππππ πππ¦π’ =
9.68 = 0,939 707.00 β 696.97
π΅ππππ‘ πππππ πππ¦π’ =
9,68 = 0,944 707.00 β 696.75
π΅ππππ‘ πππππ πππ¦π’ =
8,98 = 0,958 705.88 β 696.51
2. Sampel B
3. Sampel C
G. KESIMPULAN Dari hasil pratikum diatas dapat di simpulkan bahwa berat jenis kayu (kayu yang digunakan matoa) rata-rata >0.90 maka kelas kuat kayu tersebut sesuai dengan PPKI-NI 5-1961 adalah kelas I.