Laporan Asam Sulfat Villa (1).docx

  • Uploaded by: Villa Ratnasari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Asam Sulfat Villa (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,178
  • Pages: 20
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II "ASAM SULFAT"

Disusun oleh : Villa Ratnasari 1708511042 Kelompok IIB

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2018

ASAM SULFAT

I.

TUJUAN PERCOBAAN 1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat 2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator 3.

Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Fe,Zn maupun Cu

4.

Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat pekat dan asam sulfat encer

5. Memahami teori dasar tentang asam sulfat

II.

DASAR TEORI Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada

zat

lain

(yang

disebut basa),

atau

dapat

menerima

pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam

adalah asam

asetat (ditemukan

dalam cuka)

dan asam

sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati dengan mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.

Asam sulfat adalah cairan tak berwarna, seperti minyak dan higroskopik, dengan berat jenis 1,838. Asam pekatnya yang murni dan komersial, adalah suatu campuran yang bertitik didihkonstan, dengan titik didih 338o dan mengandung asam kira-kira 98% (Vogel,1979). Istilah “asam” merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa

Inggris), zuur (bahasa

Belanda),

atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis. Contoh dari asam kuat : asam klorida (HCL), Asam Sulfat (H2SO4) Contoh dari asam lemah : asam asetat (CH3COOH) , Asam sianida (HCN)

A. Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH-. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut :

HxZ –> x H+ + Zx– Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut : M(OH)x –> Mx+ + xOHJumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.

B. Teori Asam dan Basa Bronsted-Lowry Dalam kimia, teori asam

dan

basa yang

Brønsted-Lowry adalah teori digagaskan

oleh Johannes

mengenai Nicolaus

Brønsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori ini, asam Brønsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau “mendonorkan” kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brønsted sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau “menerima” kation hidrogen (proton). Ketika sebuah senyawa yang berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat basa yang menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam dan basa Brønsted–Lowry dapat didefinisikan sebagai reaksi: Asam + Basa → basa konjugat + asam konjugat.

Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan terbalik maupun ke depan. Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam

reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa. CH3COOH + H2O –> CH3COO- + H3O+ Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan ion hidronium, H3O+, adalah asam konjugat dari air. Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia: H2O + NH3 –> OH- + NH4+

H2O mendonorkan proton kepada NH3. Ion hidroksida adalah basa konjugat dari air yang berperan sebagai asam, sedangkan ion amonium adalah asam konjugat dari basa amonia.

C. Teori Asam-Basa menurut Lewis Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan Lewis muncul definisi asam dan basa baru. 

Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan elektron.



Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan elektron. Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan

elektron, sedangkan OH- dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah penyumbang pasangan elektron. Yang menarik dalam definisi asam Lewis adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat

bertindak sebagai asam. Contoh, molekul BF3. Jika kita menentukan struktur Lewis dari BF3, tampak B kurang dari oktet dan dapat menerima pasangan elektron., sehingga dapat bertindak sebagai asam Lewis Dalam kenyataan molekul yang tidak mencapai oktet sering merupakan asam Lewis yang kuat karena molekul tersebut dapat mencapai konfigurasi oktet dengan menerima pasangan elektron tak berikatan. Senyawa yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari perioda dua dapat bertindak sebagai asam Lewis sangat baik, dengan memperbanyak susunan valensi terluar mereka.

Akibatnya,

SnCl4 bertindak

sebagai

asam

Lewis

berdasarkan reaksi berikut: SnCl4 + 2Cl-( aq) → SnCl 62Atom pusat dikelilingi 12 elektron valensi, elektronnya menjadi lebih banyak dari 8. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

-

Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.

-

Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, terutama bila asamnya asam pekat.

-

Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

-

Hantaran

listrik:

asam,

walaupun

tidak

selalu ionik,

merupakan

cairan elektrolit Asam sulfat H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan senyawa kimia yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa kimia lain. Kegunaan utamanya antara lain : pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Asam sulfat juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat warna, insektisida, obatobatan, plastik, dan baterai. Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang

besar oleh industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air. Asam sulfat juga memiliki kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk

mengubah

sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam,

yang

digunakan untuk membuat nilon (Halimah : 2016). Pada abad ke-17, kimiawan Jerman Belanda Johann Glauber membuat asam sulfat dengan membakar sulfur bersamaan dengan kalium nitrat, KNO3, dengan keberadaan uap. Kalium nitrat tersebut terurai dan mengoksidasi sulfur menjadi SO3, yang akan bergabung dengan air membentuk asam sulfat. Asam sulfat murni yang tidak diencerkan, tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis (kemampuan zat menyerap molekul air). Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun (Chang, Raymond : 2004)

Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan: 

10%, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium,



33,53%, asam baterai,



62,18%, asam bilik atau asam pupuk,



73,61%, asam menara atau asam glover,



97%, asam pekat

Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menghasilkan besi(II), atau Fe2+: 2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+ Fe2+ dapat kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+: 4 Fe2+ + O2 + 4 H+ → 4 Fe3+ + 2 H2O Fe3+ yang dihasilkan dapat diendapkan sebagai hidroksida: Fe3+ + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 H+ Besi (III) atau ion feri juga dapat mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit besi (III) terjadi, proses ini akan berjalan dengan cepat. Nilai pH yang lebih rendah dari nol telah terukur pada air asam tambang yang dihasilkan oleh proses ini. Hampir semua asam sulfat dibuat dengan proses kontak, yang disebut demikian karena langkah utamanya terjadi ketika dua pereaksi berkontak dengan suatu katalis padat. Reaksi ini adalah antara belerang dioksida dan oksigen dengan kehadiran platinum atau vanadium pentoksida (V2O5), untuk menghasilkan belerang trioksida.Vanadium pentoksida umum digunakan, karena platinum mudah diracuni oleh zatzat pengotor dalam belerang dioksida (Pudjaatmaka, A Hadyana :1992). Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk memperoleh belerang dioksida. S(S) + O2(g) → SO2(g)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium pentoksida : 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

Sulfur

trioksida diserap

ke

dalam

97-98%

H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), oleum juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat. H2SO4 (l) + SO3(g) → H2S2O7 (l) H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l) Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan. SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l) Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses bilik. Reaksi antara asam sulfat dengan air sangat eksotermis sekali. Karena afinitasnya terhadap air ini, asam sulfat pekat dapat digunakan untuk menghilangkan air dari zat lain (Pudjaatmaka, A Hadyana :1992). Asam sulfat menjalani reaksi substitusi aromatik elektrofilik dengan senyawa-senyawa aromatik, menghasilkan asam sulfonat

terkait:

III. METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat

1. Gelas ukur 2. Gelas beker 3. Tabung reaksi 4. Batang pengaduk 5. Pipet tetes 6. Penjepit tabung reaksi 7. Pemanas 8. Botol semprot 9. Tempat tabung reaksi

3.2 Bahan

1. Aquades 2. H2SO4 Pekat 3. CuSO4.5H2O 4. Gula pasir 5. Batang kayu korek api 6. Bubuk Logam Fe 7. Logam Zn 8. Logam Cu

3.3 Prosedur Kerja Percobaan 1 : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat 1. Diambil 2 mL asam sulfat pekat kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2. Ke dalam gelas beker dimasukkan 25 mL air dingin 3. Asam sulfat pekat ditambahkan secara perlahan kedalam air dingin sambil diaduk. Diamati dan dirasakan perubahan suhu yang terjadi pada gelas beker Percobaan 2 : Reaksi Dehidrasi Disiapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 mL asam sulfat pekat 1. Kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL asam sulfat pekat dimasukkan sekitar 1 gram CuSO4.5H2O. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi sampai diatas 30 menit 2. Kedalam tabung reaksi yang berisi 2mL asam sulfat pekat dimasukkan 1 gram gula pasir. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi 3. Kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL asam sulfat pekat dimasukkan sepotong kayu (batang korek api). Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi 4. Diambil tabung reaksi yang berisi gram CuSO4dan tabung reaksi yang berisi kayu. Dituangkan asam sulfat dari tabung reaksi tersebut kedalam tempat asam sulfat pekat. Dikeluarkan CuSO4, kayu dari tabung dan dengan hati-hati dimasukkan CuSO4 dan kayu tersebut kedalam gelas beker yang berisi 50 mL air. Diamati perubahan yang terjadi

Pecobaan 3 : Reaksi Oksidasi 1. Kedalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan sepotong logam : Zn, Fe dan Cu 2. Ditambahkan sebanyak 2 mL larutan asam sulfat encer kedalam logam diatas dan diamati dengan teliti. Diamati gas yang timbul lalu ditulis reaksi kimia yang terjadi 3. Diambil 3 tabung reaksi lain dan dimasukkan sebanyak 1 mL asam sulfat pekat kedalamnya. Dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi sepotong logam Zn, Fe dan Cu. Dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi Dijelaskan perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu maupun Zn dibandingkan dengan reaksi larutan asam sulfat encer dengan logam-logam tersebut

IV.

HASIL PENGAMATAN. Percobaan 1 : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat Air

Perubahan suhu

25 mL

Suhu meningkat

Asam sulfat pekat

2 mL

Percobaan 2 : Reaksi Dehidrasi

No. 1

Bahan

Dehidrator

Pengamatan dan hasil

CuSO4.5H2O

Asam sulfat pekat

Membentuk endapan CuSo4 berwarna biru muda hingga putih dan larutan berwarna putih

2

Gula pasir

Asam sulfat pekat

Larutan menjadi berwarna kuning keemasan, mengeluarkan bau karamel da nada endapan berwarna hitam

3

Kayu(batang

Asam sulfat pekat

korek api)

Warna kayu berubah menjadi hitam seperti arang dan larutan berwarna hitam kemerahan

4

Hasil no.1

Air

Endapan CuSO4 berubah warna dari biru muda ke biru seperti warna garam CuSO4. Larutan berwarna bening dan ada gelembung

5

Hasil no.3

Air

Ada gelembung yang menempel pada arang dan larutan berwarna hitam kemerahan

Percobaan 3 : Reaksi Oksidasi No.

Bahan

Oksidator

Pengamatan dan hasil

1

Serbuk Fe

Asam sulfat pekat

Timbul banyak gelembung, warna larutan berubah menjadi abu-abu muda dan ada endapan berwarna abuabu muda

2

Logam Zn

Asam sulfat pekat

Timbul gelembung berwarna abu-abu, warna larutan tetap bening

3

Logam Cu

Asam sulfat pekat

Tidak timbul gelembung, warna larutan tetap bening

4

Serbuk Fe

Asam sulfat encer

Timbul gelembung, warna larutan berubah menjadi hijau tua dan ada endapan berwarna hitam

5

Logam Zn

Asam sulfat encer

Timbul gelembung, warna larutan abu muda dan larutan berwarna abu pekat

6

Logam Cu

Asam sulfat encer

Timbul gelembung, warna larutan tetap bening dan ada endapan Cu

V.

PEMBAHASAN Percobaan kali ini bertujuan agar praktikan mampu melakukan pengenceran asam sulfat dengan baik dan benar. Dalam percobaan Asam sulfat kali ini menggunakan Asam sulfat pekat dan Asam sulfat encer.. Masing-masing bahan kimia memiliki peran penting dalam percobaan pengenceran, reaksi dehidrasi, dan reaksi oksidasi. Percobaan I : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat Dalam perbobaan pertama yang dilakukan adalah mengencerankan asam sulfat pekat. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat ke dalam wadah yang berisi aquades, dalam proses pengenceran air tidak boleh langsung dituangkan ke larutan asam sulfat karena larutan akan memercik sehingga menimbulkan hal yang berbahaya. Setelah itu diaduk sambil diamati dan menemukan adanya peningkatan suhu pada saat aquades ditambahkan asam sulfat pekat. Peningkatan suhu ini terjadi kareana reaksi : H2O(l) + H2SO4(aq) → H3O+ + HSO4Reaksi ini sangat eksotermis sekali. karena asam sulfat memiliki afinitas yang tinggi terhadap air, asam sulfat pekat juga digunakan untuk menghilangkan air dari zat lain, dan bahkan untuk menghilangkan atomatom hidrogen dan oksigen dari molekul yang tak mengandung H2O. Percobaan II : Reaksi dehidrasi Dalam percobaan kedua yang dilakukan adalah reaksi dehidrasi (reaksi yang melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi). Dalam 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi 2 mL asam sulfat pekat, dengan menggunakan 3 bahan yang akan didehidrasi yaitu; CuSO4.5H2O , Gula pasir (C12H22O11) , dan kayu dari batang korek api. Pada tabung reaksi yang

berisi 2 ml asam sulfat pekat dimasukan 1 gram CuSO4.5H2O setelah 30 menit terjadi perubahan pada endapan CuSO4 yang semula berwarna biru berubah menjadi biru keputih-putihan dan ada endapan berwarna putih. Perubahan ini disebabkan karena molekul H2O dalam tembaga sulfat telah terlepas, sehingga tembaga sulfat mengendap dalam asam sulfat yang telah encer. Kemudian ada tabung reaksi kedua yang berisi 2 mL asam sulfat pekat dimasukan 1 gram gula pasir, setelah beberapa saat diamati larutan berubah warna kuning keemasan, ada endapan berwarna hitam dan mengeluarkan bau karamel. Proses ini terjadi karena terlepasnya H2O dalam sukrosa, sehingga hanya meninggalkan hasil karbon saja. Pada tabung reaksi ketiga dimasukan kayu, kemudian setelah diamati terjadi perubahan warna kayu menjadi hitam arang dan larutan berwarna hitam kemerahan. Hasil kayu berwarna hitam arang ini disebabkan karena terlepasnya H2O dari selulosa, sehingga meninggalkan hasil karbon saja. Pada percobaan pertama dan ketiga, dimasukannya endapan CuSO4 dan arang kedalam 50 mL air. Setealah diamati CuSO4 kembali pada warna semula seperti warna garam tembaga sulfat sedangkan kayu hanya ada gelembung yang menempel pada kayu. Percobaan III : Reaksi oksidasi Pada percobaan ketiga yang dilakukan adalah reaksi oksidasi antara logam dengan asam sulfat pekat dan asam sulfat encer. Pada percobaan logam dengan asam sulfat pekat. Bahan yang digunakan logam Fe, Zn, dan Cu yang dimasukan ke masing-masing tabung yang berisi 1 mL asam sulfat pekat, kemudian tabung reaksi dipanaskan dengan pemanas, setelah diamati pada logam Zn dan Fe larutan berwarna abu-abu muda, ada endapan berwarna abu-abu muda dan timbul gelembung. Hal ini menunjukan reaksi logam dengan asam sulfat pekat menghasilkan gas H2, seharusnya pada logam Cu juga timbul gas namun gas yang dihasilkan bukan H2 melainkan

gas SO2. Tidak timbulnya gas pada reaksi antara logam Cu dengan asam sulfat pekat ini disebabkan karena sulitnya asam sulfat pekat mengoksidasi logam Cu. Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g) Cu(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l) + SO2(g) Pada percobaan logam dengan asam sulfat encer, dimasukan ke masing-masing tabung raksi yang berisi 2 mL asam sulfat encer dimasukan logam Zn, Fe dan Cu. Setelah diamati pada Zn larutan berwarna abu-abu muda, ada endapan berwarna abu pekat dan timbul gelembung. Sedangkan pada Fe larutan berwarna hijau tua, ada endapan berwarna hitam, dan timbul gelembung. Selanjutnya pada logam Cu larutan berwarna bening, ada gelembung dan terdapat endapan Cu. Timbulnya gelembung pada Zn, Fe dan Cu menunjukan reaksi antara logam dengan asam sulfat encer menghasilkan gas SO2.

VI.

KESIMPULAN Dari hasil pembahasan di atas tentang percobaan asam sulfat ini dapat disumpulkan sebagai berikut : 1. Asam sulfat merupakan asam mineral (anor-ganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semuaperbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia 2. Asam sulfat pekat mampu diencerkan, dengan cara asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam sebuah wadah yang berisi aquades dingin 3. Asam sulfat pekat dapat melakukan reaksi oksidasi karena mempunyai ion SO42- sebagai pengoksida. Sedangkan asam sulfat pekat dapat melakukan reaksi dehidrasi dikarenakan sifatnya yang higroskopis (menyerap air). 4. Umumnya logam yang direaksikan dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan garam dan gas hidrogen, sedangkan pada logam yang direaksikan dengan asam sulfat encer akan menghasilkan garam, air dan gas belerang dioksida. 5. Asam sulfat dihasilkan dari proses kontak dan pada akhirnya gas belerang trioksida dialirkan dengan asam sulfat pekat kemudian menghasilkan asam pirosulfat (oleum), oleum yang dilarutkan dalam air akan membentuk asam sulfat pekat dengan sembarang kekuatan.

DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep - konsep Inti Jilid I Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta Petrucci, Ralph H, 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3 : Erlangga Pudjaatmaka, A. Hadyana. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2 Edisi Keenam. Erlangga .Jakarta Purba, Michael. 2002. Kimia SMA Kelas XII. Erlangga : Jakarta Sutresna, Nana. 2005. Kimia SMA Kelas XI. Grafindo Media Utama : Bandung Staf Kimia Dasar. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana : Bukit Jimbaran, Bali.

LAMPIRAN

1. Jelaskan perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu maupun Zn dibandingkan dengan reaksi larutan asam sulfat encer dengan logam-logam tersebut. Jawaban : Logam Cu dan Zn sama-sama direaksikan dengan asam sulfat pekat maka akan menghasilkan suatu larutan, gas SO2 dan molekul air. Perbedaan yang terjadi adalah keadaan warna larutan setelah reaksi tersebut terjadi. Larutan asam sulfat akan berubah warna menjadi abu-abu keruh jika ditambahkan logam Zn sedangkan larutan asam sulfat setelah direaksikan dengan logam Cu tetap berwarna bening. Jika logan Zn dan Fe direaksikan dengan asam sulfat encer maka akan menghasilkan suatu larutan dan gas H2 dan warna larutan asam sulfat ketika ditambahkan logam Zn adalah berwarna abu-abu. Setelah itu ketika asam sulfat ditambahkan logam Fe maka warna larutan asam sulfat menjadi hitam. Sedangkan ketika logam Cu direaksikan dengan asam sulfat tidak terjadi reaksi. Hal tersebut dikarenakan logam Cu yang kurang reaktif dibandingkan hidrogen, ada asam sulfat dan sukar bereaksi dengan logam yang berada disebelah kirinya.

Related Documents


More Documents from "MuhammadSyarwan"