BAB I PENDAHULUAN
Fluida merupakan suatu jenis zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen, sehingga apabila terjadi perubahan bentuk didalam fluida, maka akan terbentuk lapisan-lapisan yang mengalir diatas lapisan lain dan terbentuklah lapisan baru. Pada proses tersebut terdapat tegangan geser yang besarnya tergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap suatu arah. Tegangan geser ini akan hilang setelah fluida mencapai keadaan kesetimbangan. Berdasarkan densitas, fluida dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : fluida compressible dan fluida incompressible. Fluida compressible mempunyai densitas yang peka terhadap perubahan temperatur dan tekanan (misalnya : gas), dan fluida incompressible kebalikan dari fluida compressible (misalnya : zat cair). Dalam suatu sistem perpipaan transportasi fluida, terdapat beberapa komponen atau peralatan umum yang digunakan, seperti: pipa/tabung, valve, blower, pompa, dll. Pipa merupakan tempat mengalirnya fluida dan valve dipasang untuk mengatur laju alir/bukaan fluida. Dalam suatu sistem perpipaan dibutuhkan penambahan energi mekanik umtuk mempercepat laju alir fluida. Alat yang dapat digunakan antara lain pompa, blower, kipas, dan kompresor. Peralatan pemindahan fluida dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerja menggunakan tekanan langsung ke fluida, atau dengan membangkitkan rotasi menggunakan momen punter.
Untuk menganalisis sistem pipa digunakan persamaan Bernoulli :
Keterangan : A : bagian hisap pompa B : Bagian keluaran pompa
Jumlah kerja dari pompa bergantung pada kapasitas dan head. Kapasitas adalah laju alir massa per volume fluida yang dialirkan, sedangkan head adalah perbedaan total tekanan masuk dan keluar alat, yang dinyatakan dalam tinggi kolom fluida pasda kondisi adiabatik. Efisiensi pompa dinyatakan sebagai perbandingan daya output dan input. Dalam operasi pompa harus dihindari fenomena kavitasi, yaitu fenomena berubahnya sebagian fluida menjadi uap akibat tekanan hisap yang leboh tinggi dibandingkan tekanan uap fluida yang menyebabkan timbulnya gelembung yang dapat merusak pompa. Agar tidak terjadi kavitasi, nilai (NPSH)R harus terpenuhi. (NPSH)R merupakan total head cairan pada garis pusat pompa, dikurang tekanan uap P. NPSH dapat dihitung menggunakan persamaan :
(NPSH)A dalam isntalasi pompa harus lebih besar atau sama dengan (NPSH) R untuk kapasitas yang diingikan. Laju alir fluida dapat diukur dengan berbagai jenis alat ukur, contohnya pitot tube, orificemeter, dan venturimeter. Ketiga alat ini menggunakan prinsip Bernoulli untuk menentukan laju alir fluida.
BAB II TUJUAN DAN SASARAN PERCOBAAN
2.1
Tujuan percobaan Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakteristik
sistem perpipaan, serta sluida yang mengalir didalamnya. 2.2
sasaran percobaan Dari praktikum ini praktikan diharapkan dapat : Menentukan hubingan laju alir dan headloss Menentukan hubungan bilangan Reynold dan pipe friction coefficient Menentukan nilai K masing-masing fitting Menghitung konstanta yang diperlukan pada perhitungan laju alir fluida
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1
Perangkat dan Alat Ukur Perangkat dan alat ukur yang digunakan pada percobaan ini adalah: a) b) c) d) e) f) g)
3.2
Satu set peralatan aliran fluida ViskometerOstwald Piknometer Stopwatch Gelas ukur 1 Liter Neraca Analitis Ember, lap bersih dan tissue
Bahan Bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah : a) Aquadm b) Air keran
3.3
Berikut merupakan langkah kerja praktikum modul Aliran Fluida 1. Alat disiapkan 2. Isi bak penampung air dengan air hingga mencapai setengah ukuran bak penampung 3. Buka seluruh valve, kran pompa, dan manometer disambungkan selang manometer 4. Nyalakan power supply, pastikan tidak ada udara didalamnya 5. Kemudian tutup valve 1, 2, 3, 4, 5, dan 11 6. Menghitung volume dan waktu untuk menentukan laju alirnya
3.4
Langkah penentuan Densitas Air Keran 1. Alat disiapkan 2. Piknometer dan aseton disiapkan 3. Piknometer dicuci dan dikeringkan 4. Piknometer kosong ditimbang, massa dicatat 5. Aqua dm dimasukkan kedalam piknometer hingga tepat penuh 6. Piknometer ditutup rapat hingga aqua dm meluap 7. Dinding luar piknometer dikeringkan dengan tissue atau lap kering yang bersih 8. Piknometer berisi aqua dm ditimbang, massa dicatat dan fluida 9. Suhu aqua dm dalam piknometer diukur 10.Diulang menggunakan air keran 11.Piknometer dikosongkan dibilas dengan aseton, keringkan 12.Densitas air keran dihitung, densitas air keran 13.Selesai
3.5
Penentuan Viskositas Air Keran 1. Siapkan alat 2. Bersihkan dan keringkan viskometer 3. Masukan aqua dm kedalam viskometer 4. Cairan dihisap dari ujung atas reservior B hingga melewati m 5. Cairan dibiarkan mengalir, waktu dan titik m ke n dicatat 6. Ulangi prosedur untuk mencari waktu m ke n air keran 7. Viskositas air keran dicari dengan membandingkan terhadap viskositas aqua dm 8. selesai