Laporan Acara 3 Dicky.docx

  • Uploaded by: Dewa S Putra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Acara 3 Dicky.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,267
  • Pages: 27
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ACARA 3 “PENGENALAN ALAT DAN BAHAN STERILISASI”

NAMA

: VLADIMIR DICKY

NIM

: 141711133088

KELAS

: AKUAKULTUR

KELOMPOK

:6

ASISTEN : FRISDIYANTI YAHYA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alatalat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun praktikum terutama dalam proses praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. (Hokayuruke, 2013). Pengenalan sifat dan jenis bahan di laboratorim akan memudahkan dalam cara penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan, pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan kegunaan alat dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting. Misalnya alat-alat gelas harus diperiksa sebelum digunakan. Apakah ada yang retak, pecah, atau masih kotor. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatan alat dan bahan praktikum kimia, bagaimana cara penyimpanannya sehingga kerusakan alat dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah (Budimarwanti, 2011) Dalam pelaksanaan praktikum, diharapkan praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-

langkah penggunaan alat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007). Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para mikrobiolog memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan kultur murni. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebeas dari mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu mikroorganisme yang diinginkan (Murlina, dkk ., 2017). Sterilisasi yaitu proses mematikan semua mikroorganisme dengan pemanasan, dengan tujuan untuk membebaskan bahan dari semua mikroba perusak. Sterilisasi cepat dan efektif dilakukan pada tekanan tinggi agar tidak merusak bahan dalam kaleng, selama 10 menit pada suhu tinggi 121 C. Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhhnya anda telah menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan media yang umjum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Koli, 2013). Sterilisasi adalah pemanasan yang dapat menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim sehingga produk dapat tahan lama. (Yudhabuntara, 2013). 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui fungsi, prinsip kerja, dan cara kerja dari alat laboratorium. Selain itu, untuk mengetahui beberapa alat sterilisasi beserta prinsip kerja dan cara kerjanya.

1.3 Waktu dan Tempat Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jumat, 28 September 2018 pukul 09.00 WIB di Laboratorium Mikrobiologi (C-401) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

BAB II METODELOGI

2.1 Alat dan fungsi Alat-alat yang digunakan pada praktikum teknik isolasi bakteri adalah sebagai berikut : 1. Autoclave, digunakan untuk sterilisasi alat atau median dengan uap bertekanan. 2. Batang pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan. 3. Beaker glass, digunakan untuk menyimpan dan membuat larutan. 4. Buret, digunakan untuk titrasi. 5. Cawan petri, digunakan untuk penyelidikan tropi. 6. Centrifuge, digunakan untuk memisahkan komponen yang berbeda massa jenisnya. 7. Corong kaca, digunakan untuk memindahkan larutan ke wadah yang mempunyai dimensi pemasukan bahan kecil. 8. Corong pisah, digunakan untuk memisahkan dua larutan. 9. Cryotube, digunakan untuk menyimpan bakteri 10. Desikator, digunakan untuk menyimpan bahan yang bebas air. 11. Erlenmeyer, digunakan untuk membuat dan mencampur larutan. 12. Filler, digunakan untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan. 13. Gelas arloji, digunakan sebagai penutup gelas kimia. 14. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume larutan. 15. Indikator universal, digunakan untuk identifikasi keasaman suatu larutan atau zat. 16. Kaki tiga, digunakan untuk menyangga kawat kasa ketika proses pemanasan. 17. Kasa, digunakan untuk menahan labu atau beaker glass pada waktu pemanasan 18. Kawat nikrom, digunakan untuk uji nyala beberapa zat. 19. Kendensor, digunakan untuk destilasi.

20. Kertas saring, digunakan untuk menyaring larutan. 21. Labu destilasi, digunakan untuk mendestilasi larutan.. 22. Labu ukur leher panjang, digunakan untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian tinggi. 23. Laminar air flow, digunakan untuk melakukan inokulasi. 24. Loupe, digunakan untuk memperbesar objek-objek kecil. 25. Microtube, digunakan untuk pengenceran seri bertingkat dan menyimpan bakteri. 26. PCR, digunakan untuk membentuk cetakan DNA. 27. Penjepit tabung reaksi, digunakan untuk menjepit dan memindahkan tabung reaksi. 28. Pipa kapiler, digunakan untuk mengalirkan gas. 29. Pipet tetes, digunakan untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. 30. Pipet ukur, digunakan untuk mengukur volume larutan. 31. Pipet volume, digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggembung. 32. Rak tabung reaksi, digunakan untuk meletakkan tabung reaksi. 33. Spatula, digunakan untuk mengambil media atau bahan kimia padatan. 34. Tabung reaksi, digunakan untuk mereksikan dua atau lebih zat. 35. Thermometer, digunakan untuk mengukur suhu. 36. Timbangan analitik, digunakan untuk mengetahui atau mengukur berat suatu bahan. 37. Vortex, digunakan untuk menghomogenkan larutan atau bahan tertentu.

2.2 Bahan dan fungsi Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut : 1. Aquades,

digunakan

untuk

menggunakan beberapa alat.

melakukan

beberapa

percobaan

2.3 Prosedur kerja 2.3.1 Autoclave Manual (Konvensional) Menyiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan

Isi air sebanyak 10 – 15 cm

Masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasi

Tunggu 15-20 menit hingga suhu 121˚C dan pastikan suhu tetap stabil

Setelah 15 – 20 menit matikan kompor

Tutup autoclave dan nyalakan kompor

Buka klep uap secara perlahan

Tunggu tekanan menjadi 0 atm dan buka tutup autoclave

2.3.2 Autoclave Modern (Automatic) Menyiapkan alat dan bahan yang akan disterilkan dan membungkus dengan plastik

Menyambungkan kabel ke stop kontak

Menekan tompol ON dan OPEN pada layar display untuk menghidupkan dan membuka autoclave

Mengatuh suhu sebesar 121⁰C dan waktu selama 15 menit

Menekan tombol CLOSE untuk menutup autoclave secara otomatis

Masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasi ke dalam rak autoclave

Memilih mode PROCES, liquid untuk cairan, agar untuk campuran, disolved untuk larutan

Menekan tombol START dan menunggu 15 menit sampai indicator berubah menjadi hijau

Membuka autoclave serta mengambil alat dan bahan yang telah disterilkan. Tutup kembali autoclave

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil No 1.

Nama Alat Erlenmeyer

Bahan kaca

Fungsi

Prinsip

Cara Kerja

Mencampur

Berdasarkan

Memasukkan

larutan

pada

larutan kedalan

bentuknya

dalam erlenmeyer

dan skala

kemudian

yang tertera

menghomgenkan

pada dinding

larutan

erlenmeyer 2.

3.

Microtube

Cryotube

Plastik

Plastik

Pengenceran

Berdasarkan

Memasukkan

seri bertingkat

pada

biakan bakteri

dan

bentuknya

pada microtube,

menyimpan

yang mampu

kemudian

bakteri

menyimpan

menutupnya

bakteri

dengan rapat.

Menyimpan

Berdasarkan

Masukkan bakteri

bakteri

pada

ke dalam

bentuknya

cryotube

yang mampu

menggunakan

menyediakan

spatula, kemudian

tempat utuk

tutup cryotube

penyimpanan

dengan rapat.

bakteri.

4.

Labu destilasi

kaca

Destilasi

Berdasarkan

Memisahkan dua

pada

zat atau lebih

bentuknya

yang mempunyai

dengan

perbedaan titik

corong

didih.

dibagian lehernya. 5.

Beaker glass

Kaca

Mengukur

Berdasarkan

Menuangkan

volume larutan

pada skala

larutan ke beaker

angka yang

glass sampai

ada di

volume yang

dinding

diperlukan.

beakeer glass 6.

Penjepit tabung

Kayu

reaksi

Menjepit

Berdasarkan

Menekan penjepit

tabung reaksi

pada pegas

dan jepitkan pada

yang mampu

tabung reaksi.

menjepit tabung reaksi. 7.

Buret

Kaca

Proses titrasi,

Berdasarkan

Memutar kran

mengukur

pada

searah jarum jam

volume larutan

bentuknya

dengan

yang

memperhatikan

merupakan

volume titrasi

tabung

yang diperlikan

bersakla pada dindingnya dan berdasarkan pada putaran krannya.

8.

Corong pisah

Kaca

Memisahkan

Berdasarkan

Memasukkan

dua larutan

pada bentuk

pelarut dalam

yang berbeda

yang

corong pisah dan

mengecil ke

menghomogenka

arah bawah

n larutan

dengan

kemudian

memutar kran membuka kran

9.

Labu ukur

Kaca

untuk

untuk membuang

mengatur

tekanan yang

tekanan uap.

berlebih.

Digunakan

Berdasarkan

Labu ukur

untuk

pada volume

diangkat sehingga

pengenceran

labu yang

bats volume

bertanda atau

setinggi mata, dan

berskala.

cairang dituangkan sampai batas volume.

10. Gelas ukur

Kaca

Untuk

Berdasarkan

Gelas ukur

mengukur

pada

diangkat sehingga

volume larutan

bentuknya

batas volume

yang seperti

setinggi mata dan

gelas dan

cairan dituangkan

mempunyai

sampai batas

skala di

volume.

dindingnya sehingga dapat digunakan untuk mengukur.

11. Kondensor

Kaca

Untuk destilasi

Mengubah

Zat dipanaskan,

larutan

uap-uap yang

lalu uap panas

masuk dari

akan naik lalu

kondensor

dialirkan air

menjadi

dingin melalui

cairan dengan selang sehingga melalui

uap panas tadi

proses

tidak lepas ke

pendinginan

udara, tapi

di dalamnya,

kembali

kemudian

mengembun dan

cairan

jatuh lagi ke

tersebut akan

bawah.

keluar dari sisi lain kondensor. 12. Filler / Bulb

Rubber

Memindahkan

Berdasarkan

Hubungkan bulb

sejumlah

pada tekanan

dengan pipet

volume larutan

yang telah

kemudian angkat,

ditandai oleh

ambil volume

huruf yang

larutan sampai

tertera pada

jumlah yang

bulb (A, S, E) diperlukan. 13. Pipet ukur

Kaca

Memindahkan

Berdasarkan

Memberikan

sejumlah

pada

tekanan pada bulb

volume larutan

penarikan

kemudian

oleh bulb,

memperhatikan

hingga batas

volume sesuai

penarikan

skala yang

pipet.

diinginkan.

14. Pipet volume

Plastik

Memindahkan

Berdasarkan

Memberikan

sejumlah

penarikan

tekanan pada

volume larutan

dan

tombol kontrol

pemberian

dengan

pada bagian

memperhatikan

control

volume display

button.

yang diinginkan dengan mengaturnya pada bagian ejector.

15. Pipet tetes

Kaca

Memindahkan

Berdasarkan

Memberikan

sejumlah

penarikan

tekanan pada bulb

volume larutan

oleh bulb

kemudian

hingga batas

memperhatikan

tanda pipet

volume sesuai skala yang diinginkan.

16. Pengaduk

Kaca

Untuk

Berdasarkan

Memberikan

mengaduk atau

tekanan yang

tekanan pada

mencampur

diberikan

batang pengaduk

larutan

pada batang

kemudian lakukan

pengaduk

gerakan pengadukan.

17. Tabung reaksi

Kaca

Tempat

Berdasarkan

Tabung reaksi

mereaksikan

pada

diangakat hingga

bahan kimia

bentuknya

batas volume

atau larutan

yang sesuai

setinggi mata dan

untuk

cairan dituangkan

mereaksikan

ke dalam tabung

zat kimia.

reaksi, lalu menghomogenka n larutan.

18. Spatula

Logam

Untuk

Berdasarkan

Memberikan

mengambil

pada

tekanan pada

bahan

ujungnya

bagian tengah dan

yang mampu

arahkan pada

digunakan

objek yang akan

untuk

diambil.

mengambil bahan kimia. 19. Kawat nikrom

platinum

Untuk

Berdasarkan

Letakkan pada

mengidentifika

pada sifat

media yang

si suatu zat

konduktornya mampu sebagai

dengan cara uji yang mampu

penghantar bahan

nyala

konduktor.

menghantark an panas maupun listrik.

20. Desikator

Kaca

Untuk

Berdasarkan

menyimpan

pada zat yang yang akan

bahan-bahan

mampu

yang harus

mengabsorbsi kandungan airnya

bebas air, serta

pada

kemudian tutup

mengeringkan

desikator.

desikator dan

bahan.

Letakkan media

dihilangkan

pastikan menutupnya dengan rapat.

21. Indikator Universal

Kertas

Mengukur pH

Berdasarkan

Letakkan

suatu larutan

pada

indikator pada

kemampuan

suatu objek yang

untuk

diperiksa, ambil

menghasilkan indikator warna

kemudian

tertentu

cocokkan warna

sesuai dengan indikator pada ph pada suatu

warna petunjuk

larutan.

yang ada dikemasan produk.

22. Gelas arloji

Kaca

Menimbang

Berdasarkan

Bersihkan gelas

bahan-bahan

pada pada

arloji kemudian

kimia

bentuknya

tambahkan bahan

yang bulat

yang akan

dan cekung

ditimbang

kebawah

menggunakan

yang dapat

spatula dengan

menjaga

hati-hati.

bahan tetap stabil selama penimbangan . 23. Kertas saring

Biji serat

Untuk

Berdasarkan

Membentuk

mineral

menyaring

pada struktur

kertas saring

bahan kimia

kertas saring

sesuai media

yang sangat

bantunya,

rapat

kemudian

sehingga

letakkan

mampu

diatasnya dan

memisahkan

tuangkan zat yang

partikel

akan dipisahkan

secara.

partikelmnya.

24. Kaki tiga

Logam

Penyangga

Berdasarkan

Meletakkan kaki

pada

tiga diatas bunsen

kekuatan kaki kemudian sebagai

menambahkan

penahan

kawat kasa

maupun

diatasnya lalu

penyangga.

menyalakan bunsen untuk proses pemanasan

25. Pipa Kapiler

Kaca

Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.

26. Kawat kasa

Aluminium

Untuk

Berdasarkan

Meletakkan kasa

menahan labu

pada

diatas kaki tiga,

atau beaker

bentuknya,

kemudian

ketika proses

dan sifatnya

nyalakan bunsen

pemanasan

yang tahan

saat proses

menggunakan

terhadap

pemanasan.

pemanas

panas.

bunsen atau pemanas spirtus.

27. Rak tabung

Kayu

reaksi

28. Cawan petri

Kaca

Meletakkan

Berdasarkan

Letakkan tabung

tabung reaksi

pada

reaksi pada rak

bentuknya

tabung reaksi

yang mampu

sesuai dengan

menopang

tempat yang telah

tabung reaksi

disediakan.

Untuk

Berdasarkan

Meletakkan

membiakkan

pada

biakan bakteri

sel bakteri

bentuknya

pada cawan petri.

yang

Lalu meutupnya

melingkar

dengan penutup

dan terbuat

cawan.

dari kaca tahan panas serta tutupnya yang mampu mencipakan kondisi steril. 29. Termometer

Kaca

Untuk

Berdasarkan

Meletakkan

mengukur

pada

termometer pada

suhu

kepekaan air

media yang akan

raksa dalam

diukur suhunya,

menerima

menunggu

perubahan

beberapa saat,

suhu.

kemudian melihat suhu dengan cara melihat skala pada termometer.

30. Corong kaca

31. Loupe

Kaca

Kaca

Untuk

Berdasarkan

Letakkan corong

memasukkan

pada bentuk

pada wadah yang

atau

yang

akan diisi suatu

memindahkan

mengerucut

larutan, kemudian

larutan, untuk

ke bawah

tuangkan larutan

proses

pada corong agar

penyaringan.

lebih mudah.

Untuk melihat

Berdasarkan

Pegang lup

lebih jelas

pada daya

dengan

suatu objek

pantul

mengarahkannya

praktikum

bayangan

pada media yang

maya yang

akan akan diamati

dihasilkan dari bentuk kaca 32. Laminar air flow

Besi,

Tempat steril

Berdasarkan

Menyalakan

stanlessteel,

untuk

pada

lampu UV

kaca dan

melakukan

kemampuan

minimum selama

blowering

proses

blowering

30 menit sebelum

system.

inokulasi

sytem yang

laminar air flow

bakteri

dapat

digunakan.

menjaga

menyiapkan

kondisi steril

semua alat-alat steril yang akan dipergunakan.m emasukkan alatalat yang steril ke dalam laminar air flow cabinet kemudian melanjutkan dengan

menyalakan blower.

33. Autoclave

Stainles

Alat yang

Berdasarkan

Menyiapkan alat

steel dan

digunakan

tekanan dan

dan bahan yang

besi

untuk

panas yang

akan di sterilkan,

mensterilkan

diberikan saat kemudia

alat dan bahan

autoclave

memasukkan

serta

dinyalakan.

pada autoclave

perlengkapan

dan atur suhu

laboratoruim

autoclave sebesar 121ºC dengan waktu selama 15 menit.

34. PCR

Stainles

Alat untuk

Berdasarkan

Menyiapkan

steel, PTFE

mengetahui

pada

bahan yang akan

dan radio

rantai dan

kemampuan

diuji DNAnya

sistem

struktur DNA

dalam

kemudian

mentransmisi

memasukkan

template

bahan tersebut

DNA melalui

lalu menuggu

polimerasi

beberapa saat.

enzim 35. Centrifuge

Mechine,

Media yang

Bedasarkan

Menempatkan

polipropilen

digunakan

prinsip

tabung reaksi di

dan

untuk

sedimentasi

dudukan

Stainless

memisahkan

dan

centrifuge.

Steel

larutan dengan

percepatan

kemudian

padatan.

dari mesin

menyeimbangkan

centrifuge

dengan tabung reaksi lain dengan

larutan yang berbeda yang sudah di taruh pada ruang test tube 36. Vortex

Mesin

Menghomogen

Berdasarkan

Mengatur

PTFE dan

kan larutan

motor listrik

kecepatan putaran

polipropilen

dalam wadah

dengan poros

sesuai keinginan.

serta karet

kecil

penggerak

Nanti alatnya

yang

akan mulai

diorientasi-

berputar secara

kan secara

kontinyu.

vertikal dan

Kemudian

menempel

memegang

pada

sampel dalam

potongan

wadah yang kuat,

karet yang

kemudian

dipasang

menempelkan

pada pusat.

(tekan) ke bagian Vortex Mixer hingga homogen.

37. Timbangan analitik

Besi dan alat elektromagnetik

Untuk mengukur benda dengan massa kecil dalam rentang sub-miligram.

Bedasarkan pada sensor restorasi magnetik

Menaruh media yang akan ditimbang diatas piringan dan melihat hasilnya pada layar display

3.2 Analisa Prosedur Autoclave manual 1. Isi autoclave dengan air sebanyak 3-5 liter. 2. Siapkan alat atau bahan yang akan disterilkan pada bagian rak autoclave. 3. Masukkan alat dan bahan yang ada di dalam rak tersebut ke dalam bejana autoclave, dan tutup dengan rapat (kecuali klep udara). 4. Panaskan autoclave ini dan biarkan semua udara yang ada di dalamnya keluar (yang ditandai dengan keluarnya tetes-tetes air melalui lkep udara. 5. Tutup klep udara bila semua udara dalam autoclave sudah keluar. 6. Pemanasan dilanjutkan sampai mencapai suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, selama 15 menit. Pemanasan dihentikan, suhu dikembalikan ke suhu kamar dan tekanan pada titik 0. JANGAN PERNAH MENCOBA UNTUK MEMBUKA AUTOCLAVE SEBELUM JARUM PENUNJUK TEKANAN MENUNJUKAN PADA ANGKA 0 (NOL), KARENA SANGAT BERBAHAYA!!!!!!!.

Catatan : Bila di dalam autoclave terdapat : a. 100 % uap air murni, maka suhu yang dicapai adalah 121 C dan tekanan 15 lbs. b. 2/3 bagian uap air dan 1/3 udara, maka suhu dan tekanan yang dicapai adalah 115 C dan 15 lbs. c. 1/3 bagian uap air dan 2/3 udara, maka suhu dan tekanan yang dicapai adalah 109 C dan 15 lbs. d. 100 % udara, maka suhu dan tekanan yang dicapai adalah 100 oC dan 15 lbs (Nengah, 2017). Autoclave otomatis 1. 2. 3. 4. 5.

Tekan POWER ON/OFF di bagian depan alat. Menuangkan 2 Liter air aquadest. Memuat Bahan ke dalam autoclave. Tempatkan substansi yang akan disterilkan ke dalam chamber. Tekan bagian depan-tengah tutupnya sampai magnet catch tertarik ke magnet. 6. Sambil menekan tutup, geser tuas open/close ke sisi LOCK. 7. Memilih Mode (Process). 8. Mode Aplikasi 1 LIQ untuk Sterilisasi medium agar (dihangatkan untuk pencegahan koagulasi setelah sterilisasi) dan 2 LIQuntuk Sterilisasi cairan, seperti air, media, reagen, dan obatobatan cair, yang bertahan pada suhu tinggi, uap bertekanan tinggi 9. SOLID untuk Sterilisasi alat dari kaca, logam keramik, atau karet yang tahan terhadap suhu tinggi, uap tekanan tinggi dan penurunan tekanan uap secara tiba-tiba selama proses pembuangan. 10. Mengubah Nilai Set dengan menekan tombol SET/ENT. 11. Tekan tombol NEXT untuk memilih item untuk mengubah.

12. Ubah nilai ditampilkan menggunakan tombol increase/decrese (↑,↓). 13. Tekan tombol SET/ENT. 14. Untuk membatalkan perubahan pengaturan selama perubahan operasi, tekan tombol MODE. 15. Nilai-nilai yang berubah tidak akan disimpan dan peralatan akan kembali ke keadaan standby. 16. Memulai Operasi dengan menekan tombol START/STOP. 17. Membongkar dan memastikan bahwa pengukur tekanan dalam chamber tertera "0 MPa” Setelah Operasi Komplit, matikan tombol power setelah selesai operasi. 18. Tekan tombol START / STOP 19. Tekan tombol “OFF” yang ada di sisi kanan. 20. Cabut kabel stop kontak. 21. Simpan di tempat yang kering (Parikesit, 2016).

3.3 Analisa Hasil

Suhu 21° C sebagai suhu optimal untuk bakteri Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah temperatur. Sebagian besar mikroorganisme tumbuh baik pada suhu 25-45o C. Namun ada beberapa jenis mikroba yang tumbuh dengan baik pada suhu tinggi dan suhu rendah. Setiap organisme memiliki suhu optimum pertumbuhan, waktu regenerasi akan meningkat pada setiap kenaikan atau penurunan suhu dari suhu optimum. Kontrol suhu merupakan salah satu metode pengawetan makanan yang paling utama dalam penghambatan mikroba. Suhu tinggi akan menyebabkan kematian mikroba, sedangkan suhu rendah akan meningkatkan waktu regenerasi dan memperlambat pertumbuhan sel mikroba. Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya mikroorganisme dibedakan menjadi: 1. Psikrotropik: suhu optimum 14-20oC, tetapi dapat tumbuh lambat pada suhu refrigerator (4oC). Kelompok mikroorganisme ini yang penting pada ma-kanan kaleng adalah Clostridium botulinum tipe E dan strain non-proteolitik tipe B dan F. 2. Psikrofilik

:

3. Mesofilik: suhu optimum 30-37oC. Suhu ini merupakan suhu normal gudang. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh mikroorganisme kelompok ini.

4. Termofilik: suhu optimum kebanyakan termofilik pada suhu 45-60oC. Jika spora bakteri tidak dapat bergerminasi dan tidak tumbuh di bawah suhu 50oC, bakteri tersebut disebut obligat termofil. Jika tumbuh pada kisaran suhu 50-66oC atau pada suhu yang lebih rendah (38oC), bakteri ini disebut fakultatif termofilik. Beberapa obligat termofil dapat tumbuh pada suhu 77oC dan bakteri ini sangat resisten terhadap pemanasan (121oC selama 60 menit). Bakteri termofilik tidak memproduksi toksin selama pertumbuhannya pada makanan. Contoh bakteri dari kelompok ini adalah Bacillus stearother-mophilus. Bakteri termofilik, seperti Bacillus stearothermophilus menyebabkan busuk asam (flat sour) pada makanan kaleng berasam rendah dan B. coagulans pada makanan kaleng asam. Bakteri termofil lainnya, yaitu Clostridium thermosaccharolyticum menyebabkan penggembungan kaleng karena memproduksi CO2 dan H2. Kebusukan sulfida disebabkan oleh Clostridium nigridicans. 5. Hyperthermofilik : Mikroba thermofil yang dapat tumbuh pada suhu diatas 80 oC

Pada umumnya semakin tinggi suhu pertumbuhan bakteri, resistensi terhadap pemanasan semakin tinggi. Dengan demikian bakteri thermofil lebih resisten terhadap pemanasan daripada bakteri mesofil. Pemanasan yang digunakan untuk membunuh spora mesofil mungkin saja tidak cukup untuk mencegah terjadinya kebusukan oleh spora thermofil, kecuali jika makanan tersebut disimpan pada suhu di bawah thermofil. Untuk produk-produk makanan, seperti kacang polong, jagung, makanan bayi dan daging yang beresiko busuk karena thermofil, para pengolah makanan harus ekstra hati-hati dalam mencegah terjadinya kebusukan karena germinasi dan pertumbuhan spora thermofil. Bahan-bahan yang digunakan seperti gula, tepung dan rempah-rempah harus terbebas dari spora thermofil. Bakteri thermofil juga dapat tumbuh pada peralatan yang kontak langsung dengan makanan, sehingga makanan harus dipertahankan pada suhu 77oC atau lebih tinggi lagi untuk mencegah pertumbuhan thermofil. Selain itu, produk harus segera didinginkan sampai suhu di bawah 41oC setelah sterilisasi dan menyimpan produk ini di bawah suhu 35oC. Bacillus stearothermophilus, B. thermoacidurans, dan C. thermosaccarolyticum merupakan anggota kelompok bakteri termofilik (50-55oC) yang lebih tahan panas dibanding C. botulinum. Dalam proses pengalengan, bakteri ini tidak menjadi target proses, karena suhu penyimpanan makanan kaleng umumnya di bawah suhu 30oC. Proses sterilisasi makanan kaleng umumnya tidak membunuh thermofilik. Apabila proses pendinginan setelah proses sterilisasi terlalu atau produk disimpan pada suhu penyimpanan di atas normal dimana thermofilik dapat tumbuh, maka makanan kaleng dapat rusak oleh thermofilik. (Krisno, 2010)

bakteri lambat bakteri bakteri

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi mikroorganisme, seperti halnya untuk semua organisme yang lain. Mikroorganisme biasanya rentan karena suhu mereka bervariasi pada lingkungan eksternal. Faktor paling penting yang mempengaruhi adalah pengaruh suhu pada pertumbuhan, dimana sensitivitas temperatur pada reaksi enzim-katalis. Setiap enzim memiliki suhu dalam fungsi optimal. Pada beberapa suhu di bawah optimal, menjadikan proses katalik berhenti. Kenaikan suhu dari suhu rendah, tingkat kenaikan katalisis yang teramati sama untuk suhu yang optimal. Kecepatan reaksi kira-kira akan berlipat ganda untuk setiap kenaikan 10 °C suhu (Prescott et al., 2008: 136). Sel-sel mikroba tidak dapat mengontrol suhu mereka dan karena itu menganggap suhu lingkungan sebagai habitat alami mereka. Kelangsungan hidup mikroba tergantung pada kemampuan beradaptasi pada berbagai variasi suhu yang ditemui di habitanya. Suhu kisaran untuk pertumbuhan mikroba dapat dinyatakan sebagai tiga suhu kardinal. Suhu minimum adalah suhu terendah yang memungkinkan metabolisme mikroba dan di bawah suhu tersebut aktivitasnya terhambat. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana pertumbuhan dan metabolisme dapat dilanjutkan. Jika suhu naik atas maksimum, pertumbuhan akan berhenti, tapi jika terus naik melampaui titik itu, enzim dan asam nukleat akhirnya akan menjadi permanen tidak aktif atau dikenal sebagai denaturasi, dan sel akan mati. Berdasarkan hal tersebut diketahui mengapa panas bekerja dengan baik sebagai agen untuk mengendalikan mikroba. Suhu optimum mencakup rentang kecil, menengah antara minimum dan maksimum, yang menunjukkan tingkat tercepat pertumbuhan dan metabolisme (Kathleen, 2005: 201). Pada sebagian besar mikroorganisme pertumbuhan mencapai optimal pada suhu sekitar 20-45 °C yang disebut mesofilik. Lain halnya untuk termofilik yang telah menyesuaikan tidak hanya kemampuannya untuk bertahan, tetapi berkembang pada temperatur yang lebih tinggi. Termofilik akan mampu tumbuh dalam rentangan suhu sekitar 40-80 °C, dengan pertumbuhan optimal pada kisaran suhu 50-65 °C. Termofilik ekstrim memiliki suhu optimal lebih dari termofil, dan dapat bertoleransi pada suhu lebih dari 100 °C. Pada tahun 2003, anggota dari kelompok bakteri primitif yang disebut Archaea, diketahui dapat tumbuh pada suhu 121 °C, hal tersebut merupakan sebuah rekor dunia baru. Psichrofil menempati rentangan suhu ekstrim yang lain, mereka dapat tumbuh pada suhu 0 °C, dengan pertumbuhan optimal yang terjadi pada suhu 15 °C atau dibawahnya. Organisme tersebut tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 25 °C atau lebih (Stuart, 2005: 97)

Kelebihan dan kekurangan autoclave manual maupun otomatis Autoklaf manual menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau

api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan yaitu sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf. Autoklaf yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik yang disebiut dengan autoclave otomatis. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik. Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf. Sebagai sumber uap, juga berasal dari air yang ditambahkan ke dalam autoklaf dan didihkan. Untuk laboratorium komersial, diperlukan autoklaf dengan kapasitas besar dan sumber uap biasanya dari boiler yang terpisah. Autoklaf ini sangat cepat dan dapat diprogam waktu sterilisasi, serta waktu pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau alat selesai, temperatur dan tekanan autoklaf diturunkan secara perlahan-lahan dalam waktu 15-20 menit. Pada autoklaf yang programmable, panas ini diatur secara atomatis. Tetapi pada autoklaf yang sederhana hal ini harus diatur secara manual. (Permatasari,2013)

BAB IV PENUTUP

1.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa berbagai macam alat di laboratorium memiliki fungsi, prinsip dan cara kerja masing-masing. Salah satunya yaitu autoclave. Autoclave terdiri dari dua jenis, yaitu autoclave manual dan autoclave otomatis. Prinsip kerja autoclave adalah dengan suhu 121⁰C (suhu optimum) dapat membunuh spora atau sel vegetative mikroorganisme.

1.2 Saran Saran yang ingin disampaikan yaitu praktikan harus membaca materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulwahhab, S.S., Widad, A.H.A. 2012. The Effect of Autoclave Pocessing on Some Properties of Heat Cured Denture Base Material. J Bagh College Dentistry Vol. 24(3). Budimarwanti, C. M,si. 2011. Pengelolaan alat dan bahan di laboratorium kimia. Universitas Negri Yogyakarta. HMC EUROPE. 2010. Operation Manual Autoclave Hiclave HGD-113, HGD133. No S10G-000-A Hokayuruke. 2013. Penuntup Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas Pertanian Unuversitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru Hokayuruke.2013.Pengenalan Alat Laboratorium. Hossain M.S., Venugopal B., Nik N.A, Sarker M,Z., Mohd O.A. 2012. Treatment of Clinical Solid Waste Using a steam Autoclave as a Possible Alternative Technology to Incineration, 855-867. Kennedy, J.F. 2016. Medical Microbiolgy Eight edition. Philadelphia: Elsevier. Khrisno, Agus Budiyanto. 2010. Faktor lingkungan yang mempengaruhi hidup mikroba. Pendidikan Biologi universitas muhamadiyah malang. Mardani. 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Nengah, I Sujaya. 2017. Penuntun prkatikum mikrobiologi. Universitas Udayana. Parekesit, MAK. 2016. Sterilisasi alat kesehatan dengan menggunakan Autoclave. WIMA: Indonesia Pelczar, Michael. J et al. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. UI Press. Jakarta Permatasari T.Sumarlan S. dan Susilo B. 2017. Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoclave. Jurnal teknik Pertanian tropis dan ekosistem. Sridhor, Rao. 2008. Sterilization and Disinfection. Dept. Of Microbiology JJJMMC. Deveingere. Yudhabuntara, D. 2013. Pengendalian mikroorganisme dalam makanan yang mengandung hewan.

Zainal, S.P. 2016. Instruksi Kerja Alat Laboratorium. Laboratorium Riset Fisiologi Tumbuhan Fakultas matematika Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Andalas.

Related Documents


More Documents from "Khairunnisa"