LABORATORIUM FISIKA 3 LAPORAN PERCOBAAN KISI DIFRAKSI
OLEH NI MADE AYU SERLI MAHARDIKA 1713021045/IIIA
DOSEN PENGAMPU Drs. I MADE MARIAWAN, M. Pd Drs. IWAN SUSWANDI, M. Si
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA SINGARAJA 2018
JUDUL PERCOBAAN
: Kisi Difraksi
TUJUAN PERCOBAAN
:
1) Menentukan panjang gelombang sinar laser melalui percobaan kisi difraksi LANDASAN TEORI
:
Jika muka gelombang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan. Hal ini menyebabkan di belakang celah tersebut akan terbentuk gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar pada daerah di belakang celah. Muka-muka setengah lingkaran tersebut akan saling berinterferensi dan jika ditangkap dengan layar akan menghasilkan pola terang gelap, seperti gambar 1.
Gambar 1. Pola terang pusat yang dihasilkan oleh kisi Suatu kisi dapat terdiri dari ribuan celah berupa garis per centimeter. Apabila banyak celah persatuan panjang (cm) adalah N, didefinisikan suatu tetapan kisi d
1 N
Hubungan antara panjang gelombang (λ), tetapan kisi (d), dan sudut pelenturan (θ) untuk orde tertentu diberikan oleh
n d sin n adalah orde spektrum yang bernilai n = 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Karena sinar laser hanya berisikan satu panjang gelombang, maka hanya satu pasang bintik yang muncul pada layar untuk masing-masing orde. Akan tetapi, apabila eksperimen dilakukan dengan berbagai macam cahaya, maka terdapat pasangan bintik dalam msingmasing orde sejumlah panjang gelombang yang terdapat pada cahaya sumber. Sudut difraksi (θ) untuk masing-masing panjang gelombang diberikan oleh persamaan. Hal ini akan terlihat jika percobaan dilakukan dengan menggunakan cahaya putih dari lampu pijar sebagai pengganti laser. Jika jarak antara kisi dengan layar adalah l, dan jarak titik terang ke n terhadap terang pusat adalah p, maka persamaan untuk terang ke n akan berbentuk: p l
n d
d
p nl
Dengan: λ
= panjang gelombang cahaya (cm)
d
= tetapan kisi (cm-1)
p
= jarak titik terang ke-n terhadap terang pusat (cm)
l
= jarak antara kisi ke layar (cm)
n
= orde difraksi
ALAT DAN BAHAN
:
1) Kisi difraksi 2) Sinar laser 3) Rel optik 4) Pemegang kisi 5) Mistar Batas ukur
: 0-100 cm
Nst
: 1,0 cm
6) Layar putih LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN : Adapun langkah-langkah praktikan dalam melakukan percobaan Hukum Ohm adalah sebagai berikut: 1) Susunlah alat dan bahan sesuai dengan gambar 2
Gambar 2. Set up percobaan Kisi Difraksi 2) Atur dan ukurlah jarak antara layar dengan kisi sesuai dengan data yang ingin dicari. 3) Sorotkanlah sinar laser mengarah pada kisi difraksi 4) Tandailah layar dengan titik-titik yang menyatakan titik terang pusat dan titik terang pada orde ke-n 5) Ukurlah titik-titik tersebut sebagai jarak (p) antara titik terang pusat dan titik terang pada orde ke-n 6) Ulangilah langkah percobaan di atas sebanyak 5 (lima) kali dengan memvariasikan jarak (l) antara layar dan kisi. 7) Ulangi langkah di atas dengan variasi jumlah goresan kisi N 8) Catat data hasil pengamatan Anda Tabel 1. Data hasil pengamatan Kisi Difraksi N ..... d
No 1 2 3 …
garis cm
1 .... cm N
p (cm)
l (cm)
TEKNIK ANALISIS DATA
:
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk melakukan perhitungan pada percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai rata-rata l dan nilai Δl: 𝑙̅ =
∑𝑙 𝑛
∑(𝑙−𝑙)̅ 2
dan ∆𝑙 = √ 𝑛(𝑛−1)
2. Menentukan nilai rata-rata p dan nilai Δp: 𝑝̅ =
∑𝑝 𝑛
∑(𝑝−𝑝̅ )2
dan ∆𝑝 = √ 𝑛(𝑛−1)
3. Menentukan nilai rata-rata λ dan nilai Δλ:
pd
l 2 2 2 2 p l l p p l 2 d 2 2 pd p (1) 2 l 2 l l
Besar nilai panjang gelombang yang didapat dinyatakan dalam bentuk:
dengan KR DATA HASIL PERCOBAAN
100%
:
Data hasil percobaan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebagai berikut: 1. Data Hasil Percobaan untuk Kisi 100 Garis/mm 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 = 1000 𝑚𝑚 𝑐𝑚 1 𝑑 = = 0,001 𝑐𝑚−1 𝑁
𝑁 = 100
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Kisi 100 Garis/mm No
p(cm)
L(cm)
1
2,2 cm
30,0 cm
2
2,5 cm
35,0 cm
3
2,8 cm
40,0 cm
4
3,3 cm
45,0 cm
5
3,6 cm
50,0 cm
2. Data Hasil Percobaan untuk Kisi 300 Garis/mm 𝑁 = 300
𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 = 3000 𝑚𝑚 𝑐𝑚
1 = 0,00033 𝑐𝑚−1 𝑁 Tabel 2. Data Hasil Percobaan Kisi 300 Garis/mm 𝑑=
No
p(cm)
L(cm)
1
6,1 cm
30,0 cm
2
7,3 cm
35,0 cm
3
8,4 cm
40,0 cm
4
9,0 cm
45,0 cm
5
10,3 cm
50,0 cm
3. Data Hasil Percobaan untuk Kisi 600 Garis/mm 𝑁 = 100
𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 = 6000 𝑚𝑚 𝑐𝑚
1 = 0,00017 𝑐𝑚−1 𝑁 Tabel 3. Data Hasil Percobaan Kisi 600 Garis/mm 𝑑=
No
p(cm)
L(cm)
1
4,6 cm
10,0 cm
2
6,9 cm
15,0 cm
3
8,9 cm
20,0 cm
4
11,1 cm
25,0 cm
5
12,7 cm
30,0 cm
ANALISIS DATA
:
Adapun analisis data untuk percobaan kisi difraksi ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis data untuk kisi 100 garis/mm d = 0,001 cm-1 Tabel 4. Tabel bantu hitung untuk kisi 100 garis/mm No.
p (cm)
l (cm)
̅ 𝒑−𝒑
(𝒑 − 𝒑 ̅ )𝟐
𝒍 − 𝒍̅
𝟐 (𝒍 − 𝒍̅)
1
2,2
30,0
-0,68
0,4624
-10,0
100,0
2
2,5
35,0
-0,38
0,1444
-5,0
25,0
3
2,8
40,0
-0,08
0,0064
0,0
0,0
4
3,3
45,0
0,42
0,1764
5,0
25,0
5
3,6
50,0
0,72
0,5184
10,0
100,0
∑
14,4
200,0
0,0
1,308
0,0
250,0
Menghitung nilai 𝑝̅ dan ∆𝑝 : 𝑝̅ =
∑𝑝
=
𝑛
14,4 5
= 2,88 𝑐𝑚
∑(𝑝−𝑝̅ )2
∆𝑝 = √ 𝑛(𝑛−1) 1,308
∆𝑝 = √
20
∆𝑝 = 0,255734 𝑐𝑚 ∆𝑝 = 0,26 𝑐𝑚 𝑝 = (2,88 ± 0,26)𝑐𝑚
Menghitung nilai 𝑙 ̅ dan ∆𝑙 : 𝑙̅ =
∑𝑙 𝑛
=
200,0 5
= 40,0 𝑐𝑚
∑(𝑙−𝑙)̅ 2
∆𝑙 = √ 𝑛(𝑛−1) 250,0
∆𝑙 = √
20
∆𝑙 = 3,535534 𝑐𝑚 ∆𝑙 = 3,5 𝑐𝑚 𝑙 = (40,0 ± 3,5)𝑐𝑚 Mencari nilai 𝜆̅ dan ∆𝜆 : 𝑝̅ 𝑑 𝜆̅ = 𝑙 ̅ (2,88 𝑐𝑚)(0,001 𝑐𝑚 𝜆̅ = 40,0 𝑐𝑚
−1 )
𝜆̅ = 7,2 × 10−5 𝑐𝑚 𝜆̅ = 7,2 × 10−7 𝑚 𝜆̅ = 720,0 𝑛𝑚
2 2 2 2 p l l p p l 2 d 2 2 pd p (1) 2 l 2 l l
0,001 2
∆𝜆 = √| 40,0 | (0,26)2 + |(−1)
(2,88)(0,001) 2 (40,0)2
| (3,5)2
∆𝜆 = √(0,000000000625)(0,0676) + (0,00000000000324)(12,25) ∆𝜆 = √(0,00000000004225) + (0,00000000003969) ∆𝜆 = √0,00000000008194 ∆𝜆 = 9,05 × 10−6 𝑐𝑚 ∆𝜆 = 9,05 × 10−8 𝑚 ∆𝜆 = 90,5 𝑛𝑚 Jadi panjang gelombang cahaya pada percobaan dengan kisi 100 garis/mm adalah: 𝜆 = (720,0 ± 90,5)𝑛𝑚 Dengan kesalahan relatif sebesar:
KR
100%
90,5
𝐾𝑅 = 720,0 × 100% 𝐾𝑅 = 1,257% 2. Analisis data untuk kisi 300 garis/mm d = 0,00033 cm-1 Tabel 5. Tabel bantu hitung untuk kisi 300 garis/mm No.
p (cm)
l (cm)
̅ 𝒑−𝒑
(𝒑 − 𝒑 ̅ )𝟐
𝒍 − 𝒍̅
(𝒍 − 𝒍̅)
1
6,1
30,0
-2,12
4,4944
-10,0
100,0
2
7,3
35,0
-0,92
0,8464
-5,0
25,0
3
8,4
40,0
0,18
0,0324
0,0
0,0
4
9,0
45,0
0,78
0,6084
5,0
25,0
5
10,3
50,0
2,08
4,3264
10,0
100,0
∑
41,1
200,0
0,0
10,308
0,0
250,0
Menghitung nilai 𝑝̅ dan ∆𝑝 : 𝑝̅ =
∑𝑝
=
𝑛
14,4 5
= 8,22 𝑐𝑚
∑(𝑝−𝑝̅ )2
∆𝑝 = √ 𝑛(𝑛−1) 10,308
∆𝑝 = √
20
∆𝑝 = 0,7179136 𝑐𝑚 ∆𝑝 = 0,72 𝑐𝑚 𝑝 = (8,22 ± 0,72)𝑐𝑚 Menghitung nilai 𝑙 ̅ dan ∆𝑙 : 𝑙̅ =
∑𝑙 𝑛
=
200,0 5
∑(𝑙−𝑙)̅ 2
∆𝑙 = √ 𝑛(𝑛−1)
= 40,0 𝑐𝑚
𝟐
250,0
∆𝑙 = √
20
∆𝑙 = 3,535534 𝑐𝑚 ∆𝑙 = 3,5 𝑐𝑚 𝑙 = (40,0 ± 3,5)𝑐𝑚 Mencari nilai 𝜆̅ dan ∆𝜆 : 𝑝̅ 𝑑 𝜆̅ = 𝑙 ̅ (8,22 𝑐𝑚)(0,00033 𝑐𝑚 𝜆̅ =
−1 )
40,0 𝑐𝑚
𝜆̅ = 6,78 × 10−5 𝑐𝑚 𝜆̅ = 6,78 × 10−7 𝑚 𝜆̅ = 678,0 𝑛𝑚
2 2 2 2 p l l p p l 2 d 2 2 pd p (1) 2 l 2 l l
0,00033 2
∆𝜆 = √|
40,0
| (0,72)2 + |(−1)
(8,22)(0,00033) 2 (40,0)2
| (3,5)2
∆𝜆 = √(0,0000000000680625)(0,5184) + (0,0000000000028743)(12,25) ∆𝜆 = √(0,0000000000352836) + (0,000000000035210175) ∆𝜆 = √0,000000000070493775 ∆𝜆 = 8,40 × 10−6 𝑐𝑚 ∆𝜆 = 8,40 × 10−8 𝑚 ∆𝜆 = 84,0 𝑛𝑚 Jadi panjang gelombang cahaya pada percobaan dengan kisi 300 garis/mm adalah: 𝜆 = (678,0 ± 84,0)𝑛𝑚 Dengan kesalahan relatif sebesar: KR
100%
84,0
𝐾𝑅 = 678,0 × 100% 𝐾𝑅 = 1,238%
3. Analisis data untuk kisi 600 garis/mm d = 0,00017 cm-1 Tabel 6. Tabel bantu hitung untuk kisi 600 garis/mm No.
p (cm)
l (cm)
̅ 𝒑−𝒑
(𝒑 − 𝒑 ̅ )𝟐
𝒍 − 𝒍̅
(𝒍 − 𝒍̅)
1
4,6
10,0
-4,24
17,9776
-10,0
100,0
2
6,9
15,0
-1,94
3,7636
-5,0
25,0
3
8,9
20,0
0,06
0,0036
0,0
0,0
4
11,1
25,0
2,26
5,1076
5,0
25,0
5
12,7
30,0
3,86
14,8996
10,0
100,0
∑
44,2
100,0
0,0
41,752
0,0
250,0
Menghitung nilai 𝑝̅ dan ∆𝑝 : 𝑝̅ =
∑𝑝
=
𝑛
44,2 5
= 8,84 𝑐𝑚
∑(𝑝−𝑝̅ )2
∆𝑝 = √
𝑛(𝑛−1) 41,752
∆𝑝 = √
20
∆𝑝 = 1,4448529 𝑐𝑚 ∆𝑝 = 1,45𝑐𝑚 𝑝 = (8,84 ± 1,45)𝑐𝑚 Menghitung nilai 𝑙 ̅ dan ∆𝑙 : 𝑙̅ =
∑𝑙 𝑛
=
100,0 5
= 20,0 𝑐𝑚
∑(𝑙−𝑙)̅ 2
∆𝑙 = √ 𝑛(𝑛−1) 250,0
∆𝑙 = √
20
∆𝑙 = 3,535534 𝑐𝑚 ∆𝑙 = 3,5 𝑐𝑚 𝑙 = (20,0 ± 3,5)𝑐𝑚
𝟐
Mencari nilai 𝜆̅ dan ∆𝜆 : 𝑝̅ 𝑑 𝜆̅ = 𝑙 ̅ (8,84 𝑐𝑚)(0,00017 𝑐𝑚 𝜆̅ = 20,0 𝑐𝑚
−1 )
𝜆̅ = 7,51 × 10−5 𝑐𝑚 𝜆̅ = 7,51 × 10−7 𝑚 𝜆̅ = 751,0 𝑛𝑚
2 2 2 2 p l l p p l 2 d 2 2 pd p (1) 2 l 2 l l
0,00017 2
∆𝜆 = √|
20,0
| (1,45)2 + |(−1)
(8,84)(0,00017) 2 (20,0)2
| (3,5)2
∆𝜆 = √(0,00000000007225)(2,1025) + (0,000000000014115049)(12,25) ∆𝜆 = √(0,000000000151905625) + (0,00000000017290935025) ∆𝜆 = √0,00000000032481497525 ∆𝜆 = 1,80 × 10−5 𝑐𝑚 ∆𝜆 = 1,80 × 10−7 𝑚 ∆𝜆 = 180,0 𝑛𝑚 Jadi panjang gelombang cahaya pada percobaan dengan kisi 300 garis/mm adalah: 𝜆 = (751,0 ± 180,0)𝑛𝑚 Dengan kesalahan relatif sebesar: KR
100%
180
𝐾𝑅 = 751,0 × 100% 𝐾𝑅 = 2,397% HASIL DAN PEMBAHASAN
:
A. HASIL Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Panjang gelombang pada percobaan dengan kisi 100 garis/mm: 𝜆 = (720,0 ± 90,5)𝑛𝑚
Dengan 𝐾𝑅 = 1,257% 2. Panjang gelombang pada percobaan dengan kisi 300 garis/mm: 𝜆 = (678,0 ± 84,0)𝑛𝑚 Dengan 𝐾𝑅 = 1,238% 3. Panjang gelombang pada percobaan dengan kisi 600 garis/mm: 𝜆 = (751,0 ± 180,0)𝑛𝑚 Dengan 𝐾𝑅 = 2,397% B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat dibahas bahwa pada percobaan dengan menggunakan kisi 100 garis/mm diperoleh panjang gelombang cahaya laser yakni 𝜆 = (720,0 ± 90,5)𝑛𝑚 dengan kesalahan relative sebesar 1,257%. Sedangkan pada percobaan menggunakan kisi 300 garis/mm diperoleh pajang gelombang cahaya laser sebesar 𝜆 = (678,0 ± 84,0)𝑛𝑚, dengan kesalahan relative 1,238%. Dan pada percobaan menggunakan kisi 600 garis/mm diperoleh panjang gelombang cahaya laser sebesar 𝜆 = (751,0 ± 180,0)𝑛𝑚, dengan kesalahan relatif sebesar 2,397%. Secara teori panjang gelombang cahaya berwarna spektrum merah adalah 622 nm -780 nm, sehingga dari hasil percobaan yang diperoleh hasil ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun dari kedua percobaan yang telah dilakukan dengan jumlah kisi yang berbeda yaitu 100 garis/mm, 300 garis/mm, dan 600 garis/mm diperoleh hasil panjang gelombang spectrum warna merah yang berbeda. Padahal seharusnya dengan spectrum warna yang diukur adalah sama dengan jumlah kisi yang berbeda seharusnya memperoleh nilai panjang gelombang yang sama. Dengan melihat nilai KR yang diperoleh, percobaan ini masih dapat ditoleransi dengan KR < 10%. Meski demikian, dalam percobaan yang dilakukan masih terdapat kesalahan dan kendala yang ditemukan. Adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi pada percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan umum Kesalahan umum ialah kesalahan yang terjadi karena kekeliruan yang disebabkan oleh praktikan atau kesalahan yang dilakukan oleh praktikan pada saat melakukan percobaan. Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh praktikan pada saat
praktikum yang diduga menjadi penyebab terjadinya suatu penyimpangan dalam melakukan percobaan ialah ; a. Kurang telitinya praktikan dalam membaca skala hasil percobaan yang tertera pada alat ukur. b. Kurang telitinya praktikan pada saat menentukan titik-titik terang pada layar. c. Kurangnya persiapan praktikan pada saat melakukan percobaan. 2. Kesalahan sistematis Kesalahan sistematis ialah kesalahan yang diakibatkan oleh instrument atau alat ukur, serta bisa juga disebabkan oleh pengaruh dari lingkungan. Berikut ini adalah kesalahan yang yang dilakukan praktikan yang diakibatkan oleh adanya masalah pada instrument atau alat ukur serta adanya pengaruh dari lingkungan praktikum yang diduga menjadi penyebab adanya penyimpangan pada praktikum atau percobaan ialah: a. Bergesernya sinar yang ditangkap layar, dan sinar laser yang harus dimatikan lalu dihidupkan kembali agar memudahkan pengukuran. 3. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang tidak diketahui penyebabnya tetapi sangat berpengaruh terhadap hasil percobaan. Selain kesalahan yang dilakukan terhadap percobaan, terdapat juga kendalakendala yang ditemukan praktikan dalam melakukan percobaan, sebagai berikut. a. Sulit menentukan jarak yang tepat antara kisi difraksi dengan layar, ini terjadi karena antara kisi dan layar terdapat suatu jarak yang lebih dan sulit untuk mengukur jarak tersebut, hal ini diatasi dengan membuat jarak lebih antara jarak kisi dan layar sehingga tidak ada jarak lebih antara kisi dan layar. Layar juga tidak tegak lurus tapi agak sedikit miring ini juga menyebabkan hasil yang diukur kurang tepat, tetapi ini diatasi dengan memegang kisi sehingga layar menjadi tepat tegak lurus. b. Sulit dalam membuat titik yang benar-benar tepat di titik cahaya yang dihasilkan, ini terjadi karena ketika akan menandai titik dengan pensil layar akan sedikit bergeser sehingga terjadi penyimpangan antara titik yang dihasilkan dengn titik hasil proyeksi, ini diatasi dengan sedikit memegang layar dan dengan tidak terlalu menyentuh layar dengan keras, tetapi ditekan secara halus.
KESIMPULAN DAN SARAN
:
A. KESIMPULAN : Berdasarkan hasil yang telah diperoleh serta pembahasan yang telah dilakukan maka pada percobaan ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pada percobaan dengan menggunakan kisi 100 garis/mm diperoleh panjang gelombang cahaya laser
yakni 𝜆 = (720,0 ± 90,5)𝑛𝑚 dengan kesalahan
relative sebesar 1,257%. 2. Pada percobaan menggunakan kisi 300 garis/mm diperoleh pajang gelombang cahaya laser sebesar 𝜆 = (678,0 ± 84,0)𝑛𝑚, dengan kesalahan relative 1,238%. 3. Pada percobaan menggunakan kisi 600 garis/mm diperoleh panjang gelombang cahaya laser sebesar 𝜆 = (751,0 ± 180,0)𝑛𝑚, dengan kesalahan relatif sebesar 2,397%. Secara teori panjang gelombang cahaya berwarna spektrum merah adalah 622 nm 780 nm, sehingga dari hasil percobaan yang diperoleh hasil ini sudah sesuai dengan teori yang ada. B. SARAN : Saran yang dapat disampaikan oleh praktikan pada praktikum kali ini ialah agar para praktikan lebih teliti serta berhati – hati pada saat melakukan praktikum atau percobaan. Serta praktikan diharapkan lebih menguasai konsep yang digunakan pada percobaan ini dan praktikan diharapkan lebih menguasai petunjuk yang ada pada percobaan. PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Turunkan persamaan (7) Jawab:
pd l
:
pd pd l l p l l
p
d pd 1 2 l l d pd 2 l l
2. Tentukan panjang gelombang sinar laser yang digunakan, berikan analisis terhadap hasil yang anda peroleh! Jawab: Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat dibahas bahwa pada percobaan dengan menggunakan kisi 100 garis/mm diperoleh panjang gelombang cahaya laser yakni 𝜆 = (720,0 ± 90,5)𝑛𝑚 dengan kesalahan relative sebesar 1,257%. Sedangkan pada percobaan menggunakan kisi 300 garis/mm diperoleh pajang gelombang cahaya laser sebesar 𝜆 = (678,0 ± 84,0)𝑛𝑚, dengan kesalahan relative 1,238%. Dan pada percobaan menggunakan kisi 600 garis/mm diperoleh panjang gelombang cahaya laser sebesar 𝜆 = (751,0 ± 180,0)𝑛𝑚, dengan kesalahan relatif sebesar 2,397%. Secara teori panjang gelombang cahaya berwarna spektrum merah adalah 622 nm -780 nm, sehingga dari hasil percobaan yang diperoleh hasil ini sudah sesuai dengan teori yang ada. 3. Bagaimanakah panjang gelombang cahaya sebelum masuk kisi dan setelah masuk kisi? Apakah berubah? Jelaskan! Jawab: Panjang gelombang setelah masuk kisi dan setelah keluar dari kisi tetap. Besar panjang gelombang suatu spectrum cahaya dipengaruhi oleh indeks bias medium yang dilalui. Pada percobaan kali ini, sebelum dan sesudah sinar laser melalui kisi medium yang dilalui masih tetap sama dengan indeks bias yang sama, sehingga hal ini menyebabkan tidak ada perubahan panjang gelombang yang terjadi sebelum dan sesudah sinar laser melalui kisi. 4. Apakah kisi yang berbeda menghasilkan panjang gelombang cahaya yang berbeda? Jelaskan! Jawab:
Tidak. Kisi yang berbeda menghasilkan panjang gelombang yang sama dengan spectrum cahaya yang digunakan sama. Perbedaan kisi yang digunakan hanya berpengaruh pada pola difraksi yang dihasilkan. Semakin banyak kisi yang digunakan semakin besar jarak dari terang pusat ke terang pada orde ke-n, begitu sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
:
Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jild 2. Jakarta : Erlangga. Pujani, Ni Made, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Laboratorium Fisika 3. Singaraja: Undiksha