Laporan 4 Teklab.docx

  • Uploaded by: Faizal Rachmat
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan 4 Teklab.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,471
  • Pages: 7
Laporan Praktikum 4 Teknik Labolatorium Nutrisi dan Teknologi Pakan

Hari, tanggal Tempat

: Senin, 11 Februari 2019 : Laboratorium Terpadu

Nama Asisten

: Ima Imaniati, S.Pt

SENTRIFUGASI Muhammmad Faizal Rachmat D24160100 Kelompok 4/G1

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2019

PENDAHULUAN

Latar Belakang Sentrifugasi adalah metode sedimentasi untuk memisahkan partikel-partikel dari suatu fluida berdasarkan berat jenisnya dengan memberikan gaya sentripetal. Sentrifugasi bertujuan untuk memisahkan sel menjadi organel-organel utama sehingga fungsinya dapat diketahui secara lebih spesifik (Miller 2000). Dalam bentuk yang sederhana sentrifus terdiri atas sebuah rotor dengan lubang-lubang untuk melatakkan wadah/tabung yang berisi cairan dan sebuah motor atau alat lain yang dapat memutar rotor pada kecepatan yang diinginkan. Semua bagian lain yang terdapat pada sentrifus modern saat ini hanyalah perlengkapan yang dimaksudkan untuk melakukan berbagai fungsi yang berguna dan mempertahankan kondisi lingkungan dimana rotor tersebut bekerja. Penggunaan sentrifus cukup luas, meliputi koleksi dari pemisahan sel, organel dan molekul (Hendra 1989). Prinsip sentrifus bekerja seperti komedi putar. Prinsipnya yakni dengan meletakkan sampel pada suatu gaya dengan memutar sampel pada kecepatan tertendu dalam kecepatan yang tinggi, sehingga terjadi pengendapan partikel, atau organelorganel sel berdasarkan bobot molekulnya (Artika dan Safithri 2010). Substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas (Miller 2000). Substansi hasil sentrifugasi terbagi menjadi dua, yaitu supernatan dan endapan. Supernatan adalah substan hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah. Posisis dari substansi ini berada pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih. Sementara residu adalah substan hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi. Posisisnya berada pada bagian bawah (berupa endapan) dan warnanya lebih keruh. Tujuan Praktikum ini bertujuan mengetahui cara memisahkan filtrat dan residu dalam larutan dengan tepat menggunakan alat centifuge.

MATERI DAN METODE

Materi Praktikum sentrifugasi menggunakan beberapa alat dan bahan seperti micropipet, tip, termos, pipet mohr, bulb, timbangan, tabung fementor, gelas piala, gelas ukur, tisu, lemari asam, centrifuge, spoit, syringe, botol film, botol selai, eppendorf, kertas aluminium foil, cairan rumen, aquadest, HgCl2, H2SO4, dan formaldehide.

Metode Praktikum dilakukan dengan dua prosedur berbeda yaitu sentrifugasi larutan dengan microcentrifuge dan macrocentrifuge. Microcentrifuge dilakukan pertama cairan rumen dihomogenkan dengan masing-masing larutan HgCl2 (dalam lemari asam), H2SO4, dan formaldehide, dengan perbandingan 100 mL : 4 tetes. Kemudian larutan tersebut dimasukkan menggunakan micropipet ke dalam tabung eppendorf yang telah diberi label. Setiap sampel dengan campuran larutan berbeda disentrifugasi dengan kecepatan berbeda juga 3.000, 5.000, 8.000, 10.000, dan 13.000 masingmasing dilakukan selama 1 menit. Kemudian supernatan diukur menggunakan spoit, hasil pengukuran volume supernatan dan residu dicatat. Sedangkan macrocentrifuge dilakukan dengan pipet mohr. Larutan homogen dipipet ke tabung fermentor sesuai berat yang diinginkan, semua botol dipastikan memiliki berat yang sama sebelum disentrifugasi. Botol berisi larutan homogen dan berisi aquadest dimasukkan kedalam tabung kemudian disimpan pada rotor. Setelah di simpan patsikan centrifuge tertutup rapat. Kecepatan, waktu, dan suhu diatur sesuai perlakuan yang diinginkan. Tunggu selama 15 menit kemudian volume filtrat dan residu dihitung kembali dan dicatat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pemisahan supernatan dengan endapan akan lebih mudah dengan terjadinya gaya sentrifugal dan gravitasi. Alat centrifuge menerapkan gaya tersebut pada sampel yang akan dipisahkan dengan putaran dan kecepatan tinggi. Kecepatan putaran pada alat centrifuge dapat diatur sesuai perlakuan yang diinginkan. Berikut hasil sentrifugasi larutan kimia dan cairan rumen dengan kecepatan yang berbeda. Tabel 1. Hasil pengukuran volume cairan rumen menggunakan (mL). Kecepatan (rpm) Perlakuan 3000 5000 8000 10 000 HgCl2 0,8 0,9 0,68 0,892 Formaldehide 0,83 0,91 0,89 0,93 H2SO4 0,82 0,86 0,83 0,85

microcentrifuge

13 000 0,8 0,93 0,89

Pengukuran berat supernatant dengan residu pada hasil sentrifugasi dapat dihitung dengan mengurangi berat total dan berat filtrat. Pengukuran dapat menggunakan macrocentrifuge. Berikut hasil pengukuran berat residu cairan rumen setelah disentrifugasi.

Tabel 2. Hasil pengukuran volume cairan rumen menggunakan macrocentrifuge(g). Kecepatan 3000 rpm Perlakuan Bobot filtrate (g) mL Gram HgCl2 36 21,73 34,75 Formaldehide 28,2 15,18 29,05 H2SO4 36,1 23,04 34,92 Pembahasan Sentrifugasi adalah metode sedimentasi untuk memisahkan partikel-partikel dari suatu fluida berdasarkan berat jenisnya dengan memberikan gaya sentripetal. Sentrifugasi bertujuan untuk memisahkan sel menjadi organel-organel utama sehingga fungsinya dapat diketahui secara lebih spesifik (Miller 2000). Prinsip sentrifus bekerja seperti komedi putar. Prinsipnya yakni dengan meletakkan sampel pada suatu gaya dengan memutar sampel pada kecepatan tertendu dalam kecepatan yang tinggi, sehingga terjadi pengendapan partikel, atau organel-organel sel berdasarkan bobot molekulnya (Artika dan Safithri 2010). Substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas (Miller 2000). Substansi hasil sentrifugasi terbagi menjadi dua, yaitu supernatan dan endapan. Supernatan adalah substan hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah. Posisis dari substansi ini berada pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih. Sementara residu adalah substan hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi. Posisisnya berada pada bagian bawah (berupa endapan) dan warnanya lebih keruh. Sebagian besarsenyawa kimiaditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahanminyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagaihidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbonhidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal (Budiman 2009). Merkuri (Hg) adalah logam yang tidak penting yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk unsur, yaitu organik, dan anorganik. Penelitian telah menunjukkan bahwa merkuri klorida (HgCl2), suatu bentuk anorganik dari elemen ini, dapat menyebabkan kerusakan pada organ beberapa mahluk hidup (Fiuza et al 2014).

Toksisitasnya terutama diekspresikan dalam jaringan ginjal, karena ginjal adalah rute utama untuk eliminasi logam beracun, belum lagi Hg memiliki afinitas tinggi oleh kelompok sulfhidril yang mengikat biomolekul yang mengandung senyawa radikal ini. Demikian juga, interaksi Hg dengan kelompok sulfhidril menurunkan kemampuan agen antioksidan, seperti glutathione (GSH), dalam menetralkan spesies oksigen reaktif, akibatnya memengaruhi pada oksidasi lipid (Agarwal et al 2010). Penambahan HgCl dalam cairan rumen mengebabkan terhentinya proses fermentasi dalam rumen (Syapura et al 2013). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada aktifits mikroba dala rumen yang bekerja. Formaldehide digunakan sebagai pelindung pakan dalam proses fermentasi (Suhartanto et al 2014). H2SO4 dalam kegunaannya untuk cairan rumen adalah pada proses penentuan kandungan ammonia (Abdurachman dan Askar 2001). H2SO4 juga berperan pada dalam proses enzimatis lignocelulosa sehingga dinding sel dapat diluruhkan 40% lebih baik (Zhang et al 2013). Berdasarkan hasil pada tabel 1 larutan dengan capuran dengan formaldehid memiliki volume supernatan paling besar dibandingkan sampel lainnya. Setiap penambahan rpm pada sentrifuge terdapat perbedaan volume supernatan yang diperoleh. Menurut Moeksin et al (2013) setiap pertambahan rpm maka volume supernatan yang diperoleh semakin besar. Namun berdasarkan praktikum terdapat volume supernatant yang menurun ketika kecepatan sentrifuge ditambah. Pada tabel 2 menunjukkan penambahan H2SO4 menghasilkan volume supernatan yang paling besar dibandingkan sampel lainnya. Hal ini dikarenakan pada penambahan H2SO4 terjadi proses enzimatis pada sampel yakni peluruhan dinding sel sehingga cairan yang terperangkap pada dinding sel bisa keluar

KESIMPULAN

Sentrifugasi dapat memisahkan antara supernatan dengan residu dalam suatu larutan. Setiap penambahan kecepatan sentrifuge maka semakin baik pemisahan yang dilakukan pada larutan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman dan Askar S. 2001. Teknik penyimpanan cairan rumen untuk analisis amonia. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti Balai Penelitian Ternak 126-129 Agarwal R, Goel SK, Chandra R, Kumar A, and Kumar M. 2010. Role of vitamin E inp reventing acute mercury toxicity in rat. J Environment Toxicol Pharmacol. 29(1): 70-80. Artika IM dan Safithri M. 2010. Diklat kuliah struktur dan fungsi subseluler. Bogor (ID): IPB Press. Budiman A. 2009. Metode sentrifugasi untuk pemisahan biodiesel dalam proses pencucian. Jurnal Riset Industri. 3(3) : 173-178 Fiuza TL, Oliviera CS, Costa M, Oliviera VA, Zeni G, and Pereira ME. 2014. Effectiveness of (PhSe)2 in protect against the HgCl2 toxicity. J of Trace Elements in Medicine and Biology. 25538(1): 1-31. Hendra A. 1989. Teknik pemisahan dalam analisis biologis. Bogor (ID): IPB Press. Miller JN. 2000. Statistic and chemometrics for analytical chemistry, 4th ed. Harlow: Prentice Hall. Moeksin R. Rahmawati Y, Rini P. 2008. Pengaruh penambanhan papain terhadap kualitas vco dengan metode enzimatis, sentrifugasi, dan pemanasan. J Teknik Kimia. 1(15) : 11-14 Suhartanto B, Utomo R, Kustantinah, Budisatria IGS, Yusiati LM. 2014. Pengaruh penambahan formaldhide pada pembuuatan undergraded protein dan tingkat seplementasi pada pellet pakan lengkap terhadap aktivtas mikroba rumen secara invitro. J Buletin Peternakan. 38(3) : 141-149 Syapura, Bata M, Wardhana, Pratama S. 2013. Peningkata jkualitas jerami padi dan pengaruhnya terhadap kecernaan nutrient dan produk fermentasi rumen kerbau dengan feces sebagai sumber inokulum. J Agripet. 13(2) : 59-67 Zhang W, Yi Z, Huang J, Li F, Hao B, Li M, Hong S, Yezi L, Sun W, Ragauskas A et al. 2012. Three lignocellulose features that distinctively affect biomass enzymatic digestibility under NaOH and H2SO4 pretreatments in miscanthus. J Bioresource Technology. 130(1): 30-37.

LAMPIRAN

Related Documents

Laporan 4
May 2020 31
Laporan 4
May 2020 19
Laporan 4
May 2020 15
Laporan Lab 4.docx
July 2020 2
Laporan 4.docx
June 2020 13
Laporan Pengemasan 4
May 2020 16

More Documents from ""

Laporan 2 Teklab
October 2019 46
Laporan 4 Teklab.docx
April 2020 21
Cv.docx
December 2019 30
Kata Pengantar.docx
December 2019 26
Tinpus Tpp Silase
October 2019 34