BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.1.1 Kekeruhan Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Namun air banyak mendapat pencemaran baik dari sumber domestik maupun non domestik. Semua bahan pencemar tersebut secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Adanya pencemar ini dapat menyebabkan kekeruhan pada air. Kekeruhan pada air dalam istilah teknik biasanya disebut dengan turbiditas. Kekeruhan adalah keadaan buram atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air. Kekeruhan dalam air permukaan dapat disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia yang mengganggu tanah, seperti konstruksi dapat menyebabkan tingkat sedimen yang tinggi ketika memasuki perairan selama musim hujan karena limpasan air hujan sehingga menciptakan kondisi keruh. Kekeruhan dapat diukur dalam banyak cara. Secara tradisional, metode Jackson Candle dapat digunakan untuk mengukur kekeruhan dimana hasilnya dinyatakan sebagai Jackson Turbidity Unit (JTU). Namun, metode ini tidak dapat mengukur kekeruhan dalam konsentrasi rendah sehingga harus digunakan turbidimeter. Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intesitas sinar mula – mula.
1.1.2 TDS (Total Dissolved Solids) dan TSS (Total Suspended Solids) Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatanpertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olahra ga dan sebagainya. Dewasaini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampumemenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluandomestik terus menurun khususnya untuk air minum. Sebagai sumber air minum masyarakat, air harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO,2004). Jika ditinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus memenuhi syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002), persyaratansecara fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau,temperatur normal dan tidak mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS danTDS). Persyaratan secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahanorganik (dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara,kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas perairan secara biologi dapat menggunakan organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003). Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui baku mutu air adalah melalui pengukuran kandungan zat padatan TSS (Total Suspended Solid ) dan TDS (Total Dissolve Solid ). Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi yangtersisa (residu) jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperature 103-105o. Untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap pada waktu penguapan ataupun padawaktu pengeringan pada temperature tersebut tidak termasuk dalam definisi d iatas. Residu dari penguapan dan pemanasan tersebut dapat berupa senyawa organik
dan
anorganik,baikdalam bentuk terlarut atau yang tersuspensi dalam air. Adapun pen
gukuran solid dalam airdibedakan atas : Total Solid (TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid(TDS), Fixed Total Solid (FTS), Fixed Suspended Solid (FSS), Fixed Dissolved Solid (FDS),Volatile Total Solid (VTS), Volatile Suspended Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid(VDS). 1.1.3 DHL (Daya Hantar Listrik) Daya hantar listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang terionisasi dalam air. Jenis ion, valensi dan konsentrasi relatif, suhu mempengaruhi besarnya daya hantar listrik (DHL). Absorbsi CO2 dari udara oleh air dapat menyebabkan DHL bertambah/naik. Kemampuan ini tergantung keberadaan ion, total konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion dan suhu saat pengukuran. Biasanya makin tinggi konduktivitas dalam air, maka air akan terasa payau sampai asin. Walaupun dalam baku mutu air tidak ada batasnya, tetapi untuk nilai-nilai yang ekstrim perlu diwaspadai . Konduktivitas air ditetapkan dengan mengukur tahanan listrik antara dua elektroda dan membandingkan tahanan ini dengan tahanan suatu larutan potasium klorida pada suhu 25oC. 1.1.4 Warna Warna adalah sensasi yang diciptakan system visual karena adanya eksitasi radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai cahaya. Atau untuk lebih detailnya, warna adalah hasil persepsi dari cahaya di daerah spectrum electromagnetic yang dapat dilihat, yang mempunyai panjang gelombang dari 400nm sampai 700nm, yang datang ke retina manusia. Retina mempunyai 3 sel reseptor warna Retina mempunyai 3 sel reseptor warna yang disebut dengan cone atau kerucut karena bentuknya yang menyerupai kerucut, yang masing-masing mempunyai respon terhadap spektrum yang berbeda. Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.
Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.
1.2. Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Mengetahui tingkat kekeruhan air melalui alat turbidimeter 2. Mengetahui nilai Total Solid (TS) Residu Total pada sampel air. 3. Mengetahui nilai Total Suspended Solid (TSS) Residu Tersuspensi sampel air. 4. Mengetahui nilai Total Disolved Solid (TDS) Residu terlarut pada sampel air. 5. Mengetahui konduktivitas pada air dan prinsip penetapan DHL 6. Mengetahui warna pada sampel air
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2.1 Kekeruhan Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air tersusun
atas
dua atom hidrogen yang
terikat
secara
kovalen pada
satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH). Pada saat ini, pencemaran berlangsung dimana-mana dengan laju begitu cepat yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskipun dalam konsentrasi yang masih rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat : Hg, Pb, Cd, As dan sebagainya. Warna dan tingkat kekeruhan pada air dan larutan lainnya sangat bervariasi. Beberapa larutan, seperti air kemasan terlihat jernih, sementara yang lain kelihatan sangat tercemar oleh limbah industri sehingga terlihat keruh dan buram. Kekeruhan yang terjadi ini disebut turbidity. Kekeruhan disebabkan oleh partikel halus tersuspensi dalam air yang menyebabkan cahaya tidak dapat merambat lurus dalam air. Clay, lanau, plankton dan mikroorganisme lainnya merupakan contoh partikulat yang menyebabkan kekeruhan. Banyak penyebab kekeruhan tidak selalu berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi kekeruhan dapat menjadi tanda lain bagi masalah yang lebih serius. Misalnya, air kolam keruh mungkin tidak berbahaya untuk
perenang, tetapi bisa menunjukkan adanya kelebihan karbonat yang dapat merusak kolam itu sendiri.[10] Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar mula – mula. Sinar yang dipancarkan oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh cermin cekung dan kemudian dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel yang tersuspensi. Sinar yang jatuh pada partikel – partikel yang tersuspensi tersebut akan ditebarkan / dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh cuplikan akan ditangkap oleh nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 90O ) dari sumber cahaya. Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya membentuk garis lurus dari sumber cahaya disebut turbidimeter. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrument ini intensitas diukur secara langsung, sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya. Menurut Riza Julianti (2010), metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut : 1.
pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang;
2.
pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
3.
instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya. Turbiditas disebabkan oleh partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air. Suspensi adalah suatu sistem heterogen dimana partikel atau molekul zat terlarut (solute) terbagi diantara partikel atau molekul pelarut (solvent) yang mana masih bisa dilihat antara solute dengan solvent, misalnya suspensi pasir di dalam air. Sehingga menyebabkan cahaya yang dilewati pada cairan tersebut terhamburkan oleh partikel –partikel tersebut dan cairan secara fisik akan terlihat keruh. Partikel-partikel yang menyebabkan kekeruhan dalam cairan diantaranya zat padat yang tidak larut, plankton dan mikroorganisme lainnya yang terdapat di dalam air. Meskipun partikel-partikel tersuspensi belum tentu berbahaya bagi manusia, namun turbiditas merupakan suatu indikator awal dari pencemaran air oleh beberapa material. Semakin tinggi turbiditas, maka tingkat pencemaran dalam air semakin tinggi pula. Ada dua metoda yang digunakan untuk mengukur turbiditas, yaitu:
1. Metode Jackson Candell Unit Satuan Jackson Turbidity Unit (JTU), dimana 1 JTU sama dengan turbiditas yang disebabkan oleh 1 mg/l SiO2 dalam air 2. Metoda Nephelometric Turbidity Unit (NTU) Sebuah turbidimeter selalu memantau cahaya pantulan dari partikel dan tidak atenuasi karena keadaan keruh. Di Amerika Serikat pemantauan lingkungan unit standar kekeruhan disebut Nephelometric Turbidity Unit (NTU), sedangkan unit
standar internasional disebut Formazin Nephelometric Unit (FNU). Unit berlaku paling umum adalah Formazin Turbidity Unit (FTU), meskipun metode pengukuran yang berbeda dapat memberikan nilai sangat berbeda seperti yang dilaporkan dalam FTU.
2.2.2 Total Suspended Solid Total Suspended Solid (TSS) menurut Salvato (1972), total suspended solid merupakan sisa padatan yang tertinggal pada penyaringan atau dengan kata lain berat zat padat tersuspensi atau tak terlarut dalam volume tertentu dari limbah cair, masing-masing berupa bahan organik dan mineral. Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan air. Keberadaan
padatan
tersuspensi tersebut akan
menghalangi
penetrasi cahaya yang masuk ke air sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik (Blom, 1994). Zat yang tersuspensi biasanya teridiri dari zat organik dan anorganik yang melayang-layang dalam air, secara fisika zat ini sebagai penyebab kekeruhan pada air. Limbah cair yang mempunyai kandungan zat tersuspensi tinggi tidak boleh langsung dibuang ke badan air karena disamping dapat menyebabkan pendakalan juga dapat menghalangi sinar matahari masuk kedalam dasar air sehingga proses fotosintesa mikroorganisme tidak dapat berlangsung.
2.2.3 Total Dissolved Solids Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L).
Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larut an) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×106 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium,kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Total padatanterlarut (TDS) juga dapat diartikan sebagai bahan dalam contoh air yang lolos melaluisaringan membran yang berpori 2,0 m atau lebih kecil dan dipanaskan 180°C selama 1 jam. Total dissolved solids yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara 20 sampai 1000mg/L. Pengukuran total solids dikeringkan dengan suhu 103-105°C. Digunakan suhu yang lebih tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis. Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut,tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidakmemberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh
karena
itu,
analisatotal padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan ku alitas umum dari air.Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram,B.,2010).Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,limbah rumahtangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium,kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dariribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang
timbul
dari
aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan da n pelarutan batudan tanah.Sesuai regulasi dari Enviromental Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwakadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm).
2.2.4 Total Suspended Solid
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dariukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarutdan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahanbahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008) TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat men g-halangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003). Penetrasicahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibatterhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. TSSumumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untukkekeruhan dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan.Oleh karena itu nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS.Kekeruhan sendiri merupakan kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkancahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel.Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik.Pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat perubahan dengan
ukuran
dan
bentuk partikel serta materi. Sebuah
sampel yang
mengandung 1.000 mg/L dari fine talcum powderakan memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000mg/L coarsely ground talcum . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang berbedakekeruhan dari sampel mengandung
1.000
mg/L ground
pepper, meskipun
tiga sampeltersebut mengandung nilai TSS yang sama.
2.2.5 Daya Hantar Listrik Larutan merupakan campuran yang antar zat penyusunnya tidak memiliki bidang batas dan bersifat homogeny di setiap bagian campuran (baik fase,
komposisi,dan sifat fisis lainnya). Komponen larutan adalah pelarut (solven) dan zat terlarut (solute). contoh yang termasuk larutan adalah gula, larutan alkohol, larutan urea dan sebagainya. Berdasarkan daya hantarnya, larutan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus lisktrik. Hal tersebut disebabkan adanya ion – ion positif dan ion – ion negative yang berasal dari senyawa elektrolit yang terurai dalam larutan. Semakin banyak jumlah ion semakin kuat daya hantarnya. Zat – zat elektrolit dapat digolongkan menjadi asam, basa, dan garam. Larutan elektrolitnya berupa larutan asam, larutan basa dan larutan garam . larutan asam hika dalam air akan melepaskan ion H+, larutan basa jika dalam air akan melepaskan ion H-, dan larutan garam merupakan larutan yang tersusun dari ion logam dan ion sisa asam (gabungan dari kation dari basa dan anion dari
asam) .
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat darutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah zat yang
di
hantarkan.
Ciri – ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif ( kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCL.Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah
mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika larut dalam air. 2.2.6 Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Warna adalah sensasi yang diciptakan system visual kita karena adanya eksitasi radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai cahaya. Atau untuk lebih detailnya, warna adalah hasil persepsi dari cahaya di daerah spectrum electromagnetic yang dapat dilihat, yang mempunyai panjang gelombang dari 400 nm. Warna air dalam Warna air alam dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu warna sesungguhnya (true colour) ditimbulkan oleh kandungan senyawa organik seperti lignin, humus dan dekomposisi bahan-bahan nik (daun tumbuh-tumbuhan dan lain-lain). Warna sesungguhnya akan tetap ada meskipun kekeruhan (yang dapat menimbulkan warna dalam air) sudah dihilangkan. 2 Warna bukan sesungguhnya (apparent colour) ditimbulkan oleh kehadiran bahan-bahan tersuspensi dalam air industri dan lain sebagainya. Warna bukan sesungguhnya ini ditetapkan dari contoh air asli tanpa melalui penyaringan atau (filtrasi) atau sentrifugasi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Lokasi
: Jalan Kali Sekretariat Utara Kec. Grogol
Hari, Tanggal
: Kamis, 3 April 2018
Pukul
: 07.00 – 07.30
Cuaca
: Cerah
Koordinat
: 6P58RQFR+WG
Kondisi
: Perairannya mengalir, warna abu-abu terang.
Foto Lokasi
:
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Kekeruhan (Turbiditas) Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan Kekeruhan (Turbiditas) No
Alat
Ukuran
Jumlah
1
Turbidimeter
-
1
2
Gelas Kimia
100 mL
1
-
1
3
Kuvet Turbidimeter
Bahan
Konsentrasi
Jumlah
Sampel air
-
50mL
-
10mL
(A) Air suling
3.2.2 Total Dissolved Solids (TDS) Tabel 3.2.2 Alat dan Bahan Total Dissolved Solids (TDS) No
1
Alat Cawan Porselen
Ukuran
Jumlah
-
1
Bahan
Jumlah
Sampel air B (sampel air
50 mL
setelah di vakum)
2
Desikator
-
1
Kertas alumunium
1
3
Oven
105◦C
1
Serbet
1
-
1
-
-
-
1
-
-
-
1
100 mL
1
4
5
6
7
Penjepit logam Hot Plate Neraca Analitik Gelas Kimia
3.2.3 Total Suspended Solids (TSS)
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.2.2 Alat dan Bahan Total Dissolved Solids (TSS) No
Alat
Ukuran
Jumlah
1
Desikator
-
1
1 2
3
Oven
-
Bahan
Konsentrasi
Jumlah
Kertas
-
1
-
1
-
100 mL
saring Kertas Alumunim
Alat
Sampel Air
penyaring
A
(lengkap
-
1
-
1
dengan alat vakum)
4
Neraca Analitik
5
Alat penjepit
-
1
6
Gelas Ukur
100 mL
1
7
Gelas Kimia
100 mL
1
3.2.4 Daya Hantar Listrik Tabel 3.2.4 Alat dan Bahan Daya Hantar Listrik No
Alat
Ukuran
Jumlah
1
Gelas Kimia
100 mL
1
2
Elektroda
-
1
-
1
3
Konduktomet er
Bahan
Konsentrasi
Jumlah
Sampel air
-
50 mL
A Air suling
3.2.5 Warna Tabel 3.2.4 Alat dan Bahan Warna No
1
2
Alat
Ukuran
Jumlah
-
1
-
1
-
1
100 mL
1
Spektrofotom eter pH meter
Bahan
Konsentrasi
Jumlah
Sampel air
-
50 mL
-
50 mL
B Air suling
Kuvet 3
spektrofotom eter
4
Gelas kimia
3.3 Cara Kerja 3.3.1 Kekeruhan Air (Turbiditas) Tabel 3.3.1 Kekeruhan Air (Turbiditas) No 1
Cara Kerja Tekan tombol ON pada turbidimeter, tunggu hingga turbidimeter menunjukkan angka 0,0
2
Masukan sampel air kedalam kuvet hingga penuh. Tutup kuvet dengan penutupnya kemudian masukkan kedalam lubang yang ada pada turbidimeter. Tekan CAL untuk memulai kalibrasi.
Gambar
3
Pada layar akan menampilkan konsentrasi larutan standar kalibrasi dengan nilai NTU.
3.3.2 TDS (Total Dissolved Solids) Tabel 3.3.2 TDS (Total Dissolved Solids)
No
Cara Kerja
1.
Timbang
Gambar cawan
porselen
dengan
menggunakan timbangan analitis, kemudian oven cawan untuk mensterilisasi cawan.
2.
Tuangkan air sampel yang telah di filtrasi sebanyak 25 mL ke gelas ukur.
3.
Keluarkan air dari gelas ukur ke dalam cawan yang telah di oven tadi.
4.
Nyalakan tungku pemanas, taruh cawan diatas tungku hingga air dalam cawan habis
5.
Oven kembali cawan tersebut dengan suhu 1050C selama 1 jam
6.
Ambil
cawan
kemudian
menggunakan
masukkan
cawan
ke
gegep, dalam
desikator selama 15 menit
7.
Timbang kembali cawan tersebut dan catat hasil yang diperoleh
3.3.3 TSS (Total Suspended Solids) Tabel 3.3.3 TSS (Total Suspended Solids)
No
Cara Kerja
1.
Timbang bobot kertas saring kosong dengan menguunakan timbangan analitis.
Gambar
2.
Siapkan alat penyaring, pasangkan kertas saring di dalamnya
3.
Tuangkan air sample sebanyak 70 mL kedalam alat penyaring, tunggu hingga air tuntas di saring (filtrasi)
4.
Setelah proses filtrasi selesai, ambil kertas saring kemudian letakkan diatas aluminuium foil lalu keringkan kertas saring pada oven 1050C selama 1 jam. Sedangkan hasil filtrasi digunakan untuk uji TDS dan warna.
5.
Ambil kertas saring dan letakkan pada desikator selama 15 menit.
6.
Timbang bobot akhir kertas saring.
3.3.4 DHL (Daya hantar Listrik) Tabel 3.3.4 DHL (Daya hantar Listrik) No
Cara Kerja
Gambar
1.
Siapkan sampel di dalam gelas ukur.
2.
Masukkan alat pengukur DHL ke dalam sampel.
3.
Perhatikan dan catat hasil yang diperoleh
3.3.5 Warna Tabel 3.3.5 Warna No
Cara Kerja
Gambar
1
Ambil larutan filtrat air sampel, masukkan air tersebut kedalam cuvet
2
Bersihkan kuvet dengan tisu agar tidak ada kotoran yang menempel atau air yang menetesnetes
3
Masukkan kuvet ke dalam spektrofotometer
4
Perhatikan, dan catat hasil yang di dapatkan.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Pengamatan Insitu Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Insitu No
Nama Pengukuran
Hasil
Gambar
4.1.2 Pengamatan Eksitu Tabel 4.1.2 Hasil Pengamatan Eksitu NO
Parameter
Gambar
4.2 Perhitungan 4.2.1 TDS 4.2.2 TSS 4.2.3 Grafik Warna
4.3 Pembahasan
BAB V
Keterangan
SIMPULAN
3.4.8 TDS TDS (mg/l) = Dimana:
A = berat cawan + residu (mg) B = berat cawan kosong (mg)
3.4.9 TSS TSS (mg/l) = Dimana:
A = berat kertas saring + residu (mg) B = berat kertas saring kosong (mg)