Laporan 1 Karbohidratt.docx

  • Uploaded by: Rescy
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan 1 Karbohidratt.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,028
  • Pages: 17
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA PANGAN “Uji Kualitatif Karbohidrat”

Nama

: Alfi Anis Syafitri

Kelompok

:2

Jurusan

: Agribisnis

Semester

:4

Kelas

: 3P – Kimia Pangan

PUSAT LABORATORIUM TERPADU PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019M / 1440 H

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu hari manusia melakukan banyak sekali aktivitas mulai dari berjalan, bekerja, dan lain-lain. Untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, manusia membutuhkan energi. Energi ini diperoleh dari makanan yang kita konsumsi setiap harinya. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Senyawa karbohidrat menyumbangkan 70 – 80% sumber energi untuk aktivitas manusia. Energi tersebut berasal dari proses metabolisme yang ada dalam tubuh kita. Proses metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan sepertiL glukosa, asam amino, dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti sumber energy (ATP). ATP merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda, 1986). Sumber karbohidrat yang merupakan bahan pokok di berbagai daerah di Indonesia adalah biji-bijian, khususnya beras dan jagung. (F.G. Winarno, 1984). Selain beras dan jagung, bahan makanan pokok yang mengandung karbohidrat yang umumnya dikonsumsi adalah seperti roti gandum, singkong, ubi, dan ketan. Karbohidrat yang terkadung terdapat dalam bentuk amilum atau pati. Namun karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja akan tetapi juga sebagai gula misalnya buah-buahan, dalam madu lebah dan lain sebagainya. Selain bahan makanan, terdapat juga karbohidrat yang tidak dapat kita makan seperti kayu, serat kapas, dan beberapa tumbuhan lain (Maulyda Awwaliyah P., 2015). Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas kita mengetahui seberapa pentingnya karbohidrat bagi tubuh kita sehingga dilakukan beberapa percobaan seperti Uji Molisch (untuk mengetahui kandungan karbohidrat secara kuantitatif), Uji Ioidum (untuk membuktikan adanya amilum) Uji Benedict (untuk membuktikan adanya gula

pereduksi), Uji Barfoed (untuk mengetahui kandungan monosakarida sampel), dan Uji Selwanoff (untuk mengetahui kandungan gugus katosa pada sampel). B. Deskripsi Pustaka Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dhiasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. (F.G. Winarno, 1984). Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (F.G. Winarno, 1984). Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen. Glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati. Karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai pada susu. Pada tumbuhtumbuhan, karbohidrat dibentuk darihasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tandatanda kehidupan tidak akan dijumpai (Halomoan Hutagalung, 2004). Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan energi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah, dan biji-bijian (Halomoan Hutagalung, 2004). Pada umumnya berdasarkan jumlah molekulnya karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat dalam bentuk gula sederhana dan terdiri dari 5 (lima) sampai 6

(enam) atom karbon (C). Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 10 (sepuluh) molekul monosakarida. Monosakarida Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), karena tidak bisa lagi dihidrolisa. Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Tata nama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang dimiliki dan letak gugus hidroksilnya. Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa, sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton. Monosakarida dengan enam atom karbon (C) disebut heksosa, misalnya glukosa (desktrosa atau gula anggur), fruktosa (levulosa atau gula buah), dan galaktosa. Sedangkan yang mempunyai lima atom karbon (C) disebut pentosa, misalnya seperti xilosa, arabinosa, dan ribosa (F.G. Winarno, 1984). Oligosakarida Oligosakarida adalah polimer dengan derajat polimerisasi 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut disakarida, dan bila tiga molekul disebut triosa. (F.G. WInarno, 1984). Disakarida yang sangat dikenal masyarakat ialah sukrosa, atau lazim disebut gula meja/gula pasir. Sukrosa terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Disakarida lain yang penting ialah laktosa, yang merupakan komponen utama dari air susu mamalia. Laktosa terdiri atas satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Polisakarida Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pectin, lignin) dan sebagai sumber energy (pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicertna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan.(F.G. Winarno, 1984). Contoh dari polisakarida adalah amilum dan selulosa.

Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis sehingga sering seibut gula. Kebanyakan monosakarida dan disakarida kecali fruktosa adalah kelompok gula pereduksi. Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa electron. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk manusia. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Karbohidrat juga merupakan bahan yang penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati, 2010). Makanan yang mengandung karbohidrat yang paling mudah ditemukan di Indonesia adalah nasi putih. Nasi putih mengandung zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang kesehatan manusia. Nasi putih dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, Asia Tenggara, dan khususnya Indonesia. Nasi putih merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Nasi dijadikan sebagai pangan pokok utama dan lambang kemakmuran, dengan tingkat partisipasi konsumsi hampir 100%. Bahkan banyak orang mengatakan bahwa mereka belum makan jika belum mengonsumsi nasi (Kemendag, 2013). Selain nasi, makanan yang mengandung karbohidrat lainnya seperti ubi, singkong, roti, jagung, dan lain-lain. C. Tujuan Mengidentifikasi adanya tidaknya kandungan karbohidrat dalam suatu bahan (nasi).

METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan a. Alat 1. Penjepit Tabung 2. Hot plate 3. Beaker glass 500mL 4. Tabung Reaksi 5. Rak Tabung Reaksi 6. Pipet tetes 7. Alu dan mortar 8. Spatula 9. Labu Erlenmeyer 10. Corong kaca 11. Kertas saring b. Bahan 1. Nasi, jagung manis, roti gandum, ketan, ubi, singkong (bawa dari rumah) 2. Sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa, amilum, Aquades 3. Pereaksi Molisch 4. Pereaksi Benedict 5. Pereaksi Barfoed 6. Pereaksi Seliwanoff 7. Pereaksi Iodium 8. Asam sulfat pekat B. Prosedur Percobaan 1. Sebelum melakukan percobaan, bahan pangan yang dibawa (nasi) dihaluskan terlebih dulu menggunakan alu dan mortar. 2. Pada proses penghalusan dengan alu dan mortar, nasi diberi akuades secukupnya lalu tumbuk sampai menjadi bubur. 3. Saring bubur tersebut dengan menggunakan penyaring ke dalam labu Erlenmeyer sehingga didapatkan ekstrak nasi tersebut,

4. Pindahkan ekstrak nasi yang terdapat dalam labu Erlenmeyer ke dalam gelas beaker. 5. Masukkan 20 tetes ekstrak nasi, glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, dan amilum, ke dalam masing-masing tabung reaksi dan lanjutkan dengan uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji barfoed, dan uji seliwanoff. a. Uji Molisch (Membuktikan adanya Karbohidrat) 1 Masukkan 20 tetes larutan uji (glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi) ke dalam tabung reaksi 2 Tambahkan 5 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan baik. 3 Miringkan tabung reaksi (45o), lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur. 4 Amati perubahan yang terjadi, catat dalam lembar pengamatan! (Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan). b. Uji iodium (membuktikan adanya amilum) 1 Masukkan 20 tetes larutan uji (glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi) ke dalam tabung reaksi. 2 Tambahkan 5 tetes larutan iodium. Amati perubahan warna yang terjadi, catat dalam lembar pengamatan! 3 (Reaksi positif ditandai dengan pembentukan kompleks senyawa berwarna biru untuk amilum, merah kecoklatan untuk glikogen dan merah anggur untuk dekstrin). c. Uji Benedict (Membuktikan adanya gula pereduksi) 1 Masukkan 20 tetes larutan uji (glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi) dan 5 tetes pereaksi Benedict. Campurkan dengan baik. 2 Didihkan di atas penangas air mendidih selama + 5 menit. 3 Dinginkan perlahan-lahan. 4 Amati warna endapan yang terbentuk, catat dalam lembar pengamatan! (Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna kuning atau merah bata).

d. Uji Barfoed (Membedakan antara monosakarida dan disakarida) 1 Masukkan 20 tetes larutan uji (glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi) dan 5 tetes pereaksi barfoed. Campurkan dengan baik. 2 Panaskan campuran dalam pengas air mendidih selama 5 menit. 3 Perhatikan warna endapan yang terbentuk, catat dalam lembar pengamatan! (Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata) e. Uji Seliwanoff 1 Masukkan 20 tetes larutan uji (glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi) dan 5 tetes pereaksi Seliwanoff ke dalam masing-masing tabung reaksi. 2 Panaskan campuran dalam penangas air mendidih selama 1 menit. 3 Amati perubahan warna yang terjadi. Catat dalam lembar pengamatan. (Hasil positif menunjukkan perubahan warna larutan menjadi merah oranye).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil a. Uji Molisch Larutan Uji

Hasil Pengamatan

Karbohidrat (+/-)

Glukosa

Terdapat cincin ungu

+

Sukrosa

Terdapat cincin ungu

+

Fruktosa

Terdapat cincin ungu

+

Laktosa

Terdapat cincin ungu

+

Amilum

Terdapat cincin ungu

+

Ekstrak Nasi

Terdapat cincin ungu

+

Kesimpulan: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan uji molisch terbukti bahwa semua larutan uji (glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan nasi) positif mengandung karbohidrat. b. Uji Iodin Larutan Uji

Hasil Pengamatan

Polisakarida (+/-)

Glukosa

Tidak terjadi perubahan

-

Sukrosa

Tidak terjadi perubahan

-

Fruktosa

Tidak terjadi perubahan

-

Laktosa

Tidak terjadi perubahan

-

Amilum

Ekstrak Nasi

Larutan berwarna merah anggur Larutan berwarna merah anggur

+

+

Kesimpulan: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan uji iodin terbukti hanya amilum dan nasi yang merupakan polisakarida. Sedangkan glukosa, sukrosa, fruktosa, dan laktosa bukan merupakan polisakarida. c. Uji Benedict Larutan Uji

Hasil Pengamatan

Gula Pereduksi (+/-)

Glukosa

Larutan berwarna kuning

+

Sukrosa Fruktosa

Tidak terjadi perubahan Larutan berwarna merah kekuningan

+

Laktosa

Larutan berwarna kuning

+

Amilum

Tidak terjadi perubahan

-

Ekstrak Nasi

Tidak terjadi perubahan

-

Kesimpulan: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan uji benedict terbukti bahwa larutan glukosa, fruktosa, dan laktosa merupakan gula pereduksi. d. Uji Barfoed Larutan Uji

Hasil Pengamatan

Monosakarida (+/-)

Glukosa

Terdapat endapan merah

+

Sukrosa

Tidak terjadi perubahan

-

Fruktosa

Terdapat endapan merah bata

+

Laktosa

Tidak terjadi perubahan

-

Amilum

Tidak terjadi perubahan

-

Ekstrak Nasi

Tidak terjadi perubahan

-

Kesimpulan: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan uji barfoed terbukti bahwa larutan uji glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida. e. Uji Seliwanoff Larutan Uji

Hasil Pengamatan

Ketosa/Aldosa (+/-)

Glukosa

Tidak terjadi perubahan

-

Sukrosa

Fruktosa

Larutan berwarna kuning keoranyean Larutan berwarna kuning keoranyean

+

+

Laktosa

Tidak terjadi perubahan

-

Amilum

Tidak terjadi perubahan

-

Ekstrak Nasi

Tidak terjadi perubahan

-

Kesimpulan: Dari hasil tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan uji seliwanoff terbukti bahwa larutan uji sukrosa dan fruktosa merupakan ketosa (monosakarida yang mengandung satu gugus keton). B. Pembahasan a. Uji Molisch Uji molisch menggunakan pereaksi molisch untuk membuaktukan aoahal suatu sampel makanan mengandung karbohidrat atau tidak. Pada uji ini dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi molisch pada larutan uji, kemudian diberi asam sulfat pekat. Larutan Molisch mengandung 10 gram α-naftol dalam 100 mL alcohol. Uji ini berdasarkan kepada reaksi karbohidrat dengan Asam pekat. pemberian asam sulfat harus hati-hati diteteskan pada dinding-dinding tabung sehingga pada larutan sampel akan terbentuk dua lapisan zat cair. Penggunaan asam sulfat pekat berfungsi untuk mendehidrasi karbohidrat menjadi senyawa furfural. Penggunaan senyawa asam sulfat pekat ini dapat digantikan misalkan dengan HCl atau HI asalkan bersifat sama-sama pekat (Anna Poedjiadi, 1994). Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida, lalu monosakarida tersebut mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural. Jika senyawanya berupa heksosa-heksosa maka senyawa yang terbentuk berupa hidroksimetil furfural. Furfural tersebut dengan adanya α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dehidrasi pentose akan menghasilkan furfural, dehidrasi heksosa akan menghasilkan hidroksimetil furfural sedangkan dehidrasi ramnosa membentuk metil furfural (Slamet Sudarmadji, 2010). Dari percobaan yang dilakukan terbentuk cincin ungu diantara dua lapisan zat cair pada semua larutan uji, yaitu glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi. hal ini menunjukkan bahwa semua larutan uji positif mengandung karbohidrat. b. Uji Iodium Uji iodium bertujuan untuk membuktikan adanya amilum dalam sampel. Uji iodium dilakukan dengan menambahkan pereaksi iodin pada larutan uji. Apabila

larutan uji yang telah ditetesi iodium terlihat terbentuk endapan berwarna merah anggur, maka larutan tersebut positif terdapat amilum dalam kandungannya. Kondensasi iodin dengan karbohidrat pada uji iodin, monosakarida dapat menghasilkanwarna yang khas. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati, terda pat unit-unit glukosayang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unitglukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekuliodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut (Fessenden, 1986). Pada percobaan yang dilakukan, larutan uji amilum dan ekstrak nasi menunjukkan terbentuknya endapan berwarna merah anggur. Hal ini menunjukkan bahwa amilum dan ekstrak nasi mengandung amilum. c. Uji Benedict Uji benedict dilakukan untuk menentukan adanya gula pereduksi. Uji benedict dilakukan dengan cara meneteskan 5 tetes pereaksi benedict pada larutan uji kemudian panaskan. Pereaksi benedict sendiri terdiri dari tembaga sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat. Tembaga sulfat dalam reagen benedicttersebut akan bereaksi dengan monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas. Larutan uji dikatakan positif terdapat gula pereduksi apabila timbul endapan berwarna hijau, kuning, atau merah oranye. (F.G. Winarni, 1984). Pada percobaan yang dilakukan, larutan uji glukosa dan laktosa menunjukkan terbentuknya endapan berwarna kuning serta larutan uji fruktosa menunjukkan terbentuknya endapan berwarna merah kekuningan (oranye). Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan uji glukosa, laktosa, dan fruktosa positif terdapat gula pereduksi. Sedangkan pada larutan uji sukrosa, amilum, dan ekstrak nasi tidak terjadi perubahan apapun, maka dari itu larutan uji tersebut merupakan gula non pereduksi.

d. Uji Barfoed Uji barfoed dilakukan untuk menentukan apakah suatu larutan merupakan monosakarida atau bukan monosakarida. Uji barfoed dilakukan dengan cara meneteskan pereaksi barfoed yang terdiri dari kupri asetat dan asam asetat ke dalam larutan uji lalu dipanaskan. Endapan berwarna merah bata menunjukkan adanya moosakarida dalam sampel. Tetapi apabila larutan tidak berubah warna tidak dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut merupakan disakarida dikarenakan waktu pemanasan yang digunakan untuk memanaskan larutan adalah sama. Larutan uji yang mengandung monosakarida dapat berubah menjadi disakarida apabila waktu pemansan dilakukan lebih lama dikarenakan pada uji barfoed monosakarida cenderung lebih cepat direduksinya daripada disakarida. Dari hasil percobaan yang dilakukan, pada larutan uji glukosa dan fruktosa terbentuk endapan berwarna merah bata hal ini menunjukkan bahwa glukosa dan fruktosa

merupakan

monosakarida.

Glukosa

merupakan

heksosa

yang

mengandung enam atom karbon (heksosa) dan fruktosa adalah merupakan isomer dari glukosa dan galaktosa. Sedangkan pada larutan uji sukrosa, laktosa, amilum, dan ekstrak nasi tidak terjadi perubahan, maka keempat larutan uji tersebut bukan merupakan monosakarida. e. Uji Seliwanoff Uji seliwanoff dilakukan untuk mengetahui apakah larutan uji merupakan ketosa atau aldosa. Uji seliwanoff dilakukan dengan cara meneteskan pereaksi seliwanoff pada larutan uji lalu dipanaskan. Pereaksi seliwanoff terdiri dari 3,5 ml resorsinol 0,5 % dengan 12 ml HCL pekat kemudian diencerkan menjadi 35 ml dengan air suling (F.G. WInarno), 1984). Larutan uji dikatakan positif mengandung satu gugus keton (ketosa) apabila pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa berubahnya larutan menjadi warna merah oranye atau kuning keoranyean. Pada percobaan uii seliwanoff larutan, uji sukrosa dan fruktosa menunjukkan perubahan warna menjadi kuning keoranyean. Hal ini menunjukkan bahwa kedua larutan uji tersebut positif ketosa. Sukrosa dan Fruktosa merupakan monosakarida yang memiliki satu gugus keton (ketosa), Sedangkan Laktosa, amilum, glukosa,

dan ekstrak nasi merupakan aldosa (memiliki satu gugus aldehida) karena larutan uji tidak menunjukkan perubahan apapun.

KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Glukosa mengandung karbohidrat jenis monosakarida dan merupakan gula pereduksi karenakan glukosa terbukti positif dalam uji molisch, uji barfoed, dan uji benedict. 2. Sukrosa mengandung karbohidrat yang mempunyai gugus keton (ketosa) dibuktikan dari larutan ujinya yang positif saat diujikan dengan uji molisch dan uji seliwanoff. 3. Fruktosa mengandung karbohidrat jenis monosakarida yang mempunyai gugus keton (ketosa) dan merupakan gula pereduksi. Hal ini dapat dibuktikan dari larutan ujinya yang positif terhadap uji molisch, seliwanoff, dan uji benedict. 4. Laktosa mengandung karbohidrat dan gula pereduksi dibuktikan dari uji larutannya yang positif terhadap uji molisch dan uji benedict. 5. Amilum mengandung karbohidrat jenis polisakarida karena dalam uji molisch dan uji iodium terbukti positif. 6. Ekstrak nasi mengandung karbohidrat jenis polisakarida karena terbukti positif dalam uji molisch dan iodium.

KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 7. Glukosa adalah karbohidrat jenis monosakarida dan merupakan gula pereduksi karenakan glukosa terbukti positif dalam uji molisch, uji barfoed, dan uji benedict. 8. Sukrosa merupakan karbohidrat yang mempunyai gugus keton (ketosa) dibuktikan dari larutan ujinya yang positif saat diujikan dengan uji molisch dan uji seliwanoff. 9. Fruktosa adalah karbohidrat jenis monosakarida yang mempunyai gugus keton (ketosa) dan merupakan gula pereduksi. Hal ini dapat dibuktikan dari larutan ujinya yang positif terhadap uji molisch, seliwanoff, dan uji benedict. 10. Laktosa merupakan karbohidrat dan gula pereduksi dibuktikan dari uji larutannya yang positif terhadap uji molisch dan uji benedict. 11. Amilum merupakan karbohidrat jenis polisakarida karena dalam uji molisch dan uji iodium terbukti positif. 12. Ekstrak nasi mengandung karbohidrat jenis polisakarida karena terbukti positif dalam uji molisch dan iodium.

DAFTAR PUSTAKA Awwaliyah P., Maulyda. 2015. Reaksi Karbohidrat. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia. Hutagalung,

Halomoan.

2004.

Karbohidrat.

(http://repository.usu.ac.id/download/fk/gizi-halomoan.pdf). [Diakses Tanggal 24 Maret 2019]. Kementerian Perdagangan RI. 2013. Laporan Akhir Analisis Dinamika Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia. (http://www.kemendag.go.id). [Diakses Tanggal 24 Maret 2019]. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press Siregar, Nurhamida Sari. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13(2). Sudarmadji, Slamet. 2010. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta; Yogyakarta Liberty Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Related Documents

Laporan 1
May 2020 39
Laporan Elektro 1.docx
October 2019 7
Laporan Mandiri 1.docx
December 2019 13
Laporan Eksperimen 1.docx
November 2019 20

More Documents from "Anas Novianty"