Laporan 1 Hukum Ohm.docx

  • Uploaded by: Ayu Sherly MaharDika
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan 1 Hukum Ohm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,215
  • Pages: 20
LABORATORIUM FISIKA 3 LAPORAN PERCOBAAN HUKUM OHM

OLEH NI MADE AYU SERLI MAHARDIKA 1713021045/IIIA

DOSEN PENGAMPU Drs. I MADE MARIAWAN, M. Pd Drs. IWAN SUSWANDI, M. Si

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA SINGARAJA 2018

Judul Percobaan

: Hukum Ohm

Tujuan Percobaan

:

1) Menentukan besarnya nilai hambatan (R) 2) Mengetahui serta mempelajari hubungan antara kuat arus (I) dan tegangan (V) yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik. Landasan Teori

:

Arus listrik dalam kaitannya dengan hambatan yang terjadi dalam proses elektrokimia mengacu pada hukum ohm yang menyataka hubungan antara tegangan. Goerge Simon Ohm menentukan dalam eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial (V) yang diberikan ke ujung-ujungnya. I∞V Besar arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangannya saja, namun juga bergantung pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Dinding-dinding pipa, atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya, memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini, maka makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Sehingga diperoleh hubungan hambatan dengan kuat arus secara matematik dapat dituliskan (Giancoli, 2001). 𝑉

𝐼 = 𝑅 ...................... (1) Dimana V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya, R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, R sering juga diistilahkan dengan resistor. Resistor merupakan suatu konduktor yang resistansinya sudah ditentukan. Resistor memiliki resistansi yang sama tanpa mempertimbangkan magnitudo dan arah beda potensial yang diterapkan. Namun, peranti konduksi yang lain mungkin memiliki resistansi yang berubah sesuai beda potensial yang diterapkan. Persamaan (1) dapat juga dituliskan sebagai berikut: 𝑉 = 𝐼𝑅.............................. (2) Persamaan (2) diatas dikenal sebagai hukum Ohm, dimana hukum ini dipublikasikan oleh George Simon Ohm pada papernya yang berjudul β€œThe Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827. Hukum Ohm menyatakan bahwa arus yang melalui konduktor logamsebanding dengan tegangan yang diberikan (Halliday, 1984). Hubungan antara kuat arus listrik (I), tegangan (V) dan hambatan (R) dapat dilukiskan pada grafik seperti gambar 1 berikut ini (Pujani, 2016).

Gambar 1. Grafik hubungan I dan V Hukum Ohm memberikan informasi mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Bila alat listrik diberi tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal (misalnya lampu akan redup). Alat dan Bahan

:

1) Catu daya 2) Papan rangkaian 3) Jembatan penghubung 4) Kabel penghubung 5) Amperemeter Batas Ukur : 0 – 500 mA Nst

: 10,0 mA

6) Voltmeter Batas Ukur : 0 – 15 Volt Nst

: 0,5 Volt

7) Hambatan (100Ξ© 2W) dan (47Ξ© 2W) Langkah-langkah Percobaan

:

Adapun langkah-langkah praktikan dalam melakukan percobaan Hukum Ohm adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat dan bahan. 2) Mengecek kabel penghubung,papan rangkaian, serta mengkalibrasi alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum. 3) Merangkai alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Set up percobaan Hukum Ohm dengan hambatan 100Ξ© 4) Menghidupkan catu daya. 5) Mengatur catu daya sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sekitar 2 volt. Kemudian membaca kuat arus yang mengalir pada amperemeter dan catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan. 6) Mengatur kembali catu daya sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 volt, kemudian membaca kuat arus pada amperemeter dan mencatat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan. 7) Mengulangi langkah 5,6 sebanyak 5 kali, kemudian mencatat hasilnya ke dalam tabel pengamatan. 8) Mengulangi langkah 3-7 dengan memvariasikan hambatan yang digunakan, yaitu dengan hambatan 47Ξ©, hambatan 100Ξ©, dan 47Ξ© yang dirangkai seri dengan hambatan 100Ξ©, serta hambatan 100Ξ© dan 47Ξ© yang dirangkai secara parallel. Berikut ini merupakan set percobaan pada hokum ohm, pada saat memvariasikan hambatan secara seri dan parallel.

Gambar 3. Set up percobaan hukum ohm untuk rangkaian seri

Gambar 4. Set up percobaan hukum ohm untuk rangkaian parallel Teknik Analisis Data

:

Teknik analisis data yang digunakan pada percobaan kali ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mencari besarnya nilai hambatan, sedangkan teknik analisis data secara kualitatif digunakan untuk mencari hubungan antara tegangan dengan kuat arus. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara hasil yang diperoleh dari analisis data secara kuantitatif dengan nilai hambatan yang diperoleh dari grafik I-V yang secara teori sesuai dengan hasil yang diperoleh pada gambar 1. 1. Menghitung nilai hambatan menggunakan persamaan: βˆ‘π‘… 𝑅̅ = 𝑁 𝒏 (π‘…βˆ’π‘…Μ… )2

βˆ†π‘… = βˆšβˆ‘ 𝑁(π‘βˆ’1) 𝑅 = 𝑅̅ Β± βˆ†π‘… πΎπ‘Ÿ =

βˆ†π‘… 𝑅̅

Γ— 100%

2. Menggambar grafik hubungan antara kuat arus (I) dengan tegangan (V). Data Hasil Percobaan

:

1. Data hasil percobaan untuk hambatan 100Ξ©

Tabel 1. Data hasil percobaan R=100 Ξ© No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

1

0,020

2,0

2

0,030

3,0

3

0,040

4,0

4

0,050

5,0

5

0,060

6,0

2. Data hasil percobaan untuk hambatan 47Ξ© Tabel 1. Data hasil percobaan R=47 Ξ© No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

1

0,040

2,0

2

0,060

3,0

3

0,090

4,0

4

0,110

5,0

5

0,130

6,0

3. Data hasil percobaan untuk rangkaian seri 100Ξ© dan 47Ξ© Tabel 1. Data hasil percobaan R=100 Ξ© dan 47Ξ© No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

1

0,010

2,0

2

0,015

3,0

3

0,020

4,0

4

0,030

5,0

5

0,040

6,0

4. Data hasil percobaan untuk rangkaian parallel 100Ξ© dan 47Ξ© Tabel 1. Data hasil percobaan R=100 Ξ© dan 47Ξ© No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

1

0,065

2,0

2

0,080

2,5

3

0,099

3,0

4

0,130

4,0

5

0,160

5,0

Analisis Data :

Berdasarkan data hasil percobaan yang didapatkan pada saat melakukan percobaan, maka selanjutnya akan dilakukan analisis data untuk masing-masing rangkaian. Untuk 𝑉

menentukan besarnya nilai hambatan maka digunakan persamaan 𝑅 = 𝐼 . 1. Analisis data untuk R=100Ξ© a. Menghitung nilai hambatan No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

R = V/I

Μ…) (𝑹 βˆ’ 𝑹

Μ… )𝟐 (𝑹 βˆ’ 𝑹

1

0,020

2,0

100,0

0,0

0,0

2

0,030

3,0

100,0

0,0

0,0

3

0,040

4,0

100,0

0,0

0,0

4

0,050

5,0

100,0

0,0

0,0

5

0,060

6,0

100,0

0,0

0,0

500,0

0,0

0,0

βˆ‘ (jumlah) βˆ‘π‘… 𝑅̅ = 𝑁 𝒏 500 𝑅̅ = 5 = 100,0𝛺 (π‘…βˆ’π‘…Μ… )2

βˆ†π‘… = βˆšβˆ‘ 𝑁(π‘βˆ’1) 0,0

βˆ†π‘… = √5(5βˆ’1) βˆ†π‘… = 0,0𝛺 𝑅 = 𝑅̅ Β± βˆ†π‘… 𝑅 = (100,0 Β± 0,0)Ξ© 0,0

πΎπ‘Ÿ = 100,0 Γ— 100% πΎπ‘Ÿ = 0% b. Grafik hubungan kuat arus dengan tegangan untuk hambatan sebesar 100Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 7 6

V (Volt)

5 4 3 2 1 0 0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

I (Ampere)

2. Analisis data untuk R=47Ξ© a. Menghitung nilai hambatan No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

R = V/I

Μ…) (𝑹 βˆ’ 𝑹

Μ… )𝟐 (𝑹 βˆ’ 𝑹

1

0,040

2,0

50,0

2,78

7,7284

2

0,060

3,0

50,0

2,78

7,7284

3

0,090

4,0

44,4

-2,82

7,9524

4

0,110

5,0

45,5

1,72

2,9584

5

0,130

6,0

46,2

1,02

1,0404

236,1

5,48

27,408

βˆ‘ (jumlah) βˆ‘π‘… 𝑅̅ = 𝑁 𝒏 236,1 𝑅̅ = 5 = 47,22𝛺 (π‘…βˆ’π‘…Μ… )2

βˆ†π‘… = βˆšβˆ‘ 𝑁(π‘βˆ’1) 27,408

βˆ†π‘… = √ 5(5βˆ’1) βˆ†π‘… = 1,3704𝛺 βˆ†π‘… = 1,37𝛺 𝑅 = 𝑅̅ Β± βˆ†π‘… 𝑅 = (47,22 Β± 1,37)Ξ© 1,37

πΎπ‘Ÿ = 47,22 Γ— 100% πΎπ‘Ÿ = 2,9%

b. Grafik hubungan kuat arus dengan tegangan untuk hambatan sebesar 47Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 7 6

V (volt)

5 4 3 2 1 0 0.04

0.06

0.09

0.11

0.13

I (ampere)

3. Analisis data untuk rangkaian seri R=100Ξ© dan 47Ξ© a. Menghitung nilai hambatan No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

R = V/I

Μ…) (𝑹 βˆ’ 𝑹

Μ… )𝟐 (𝑹 βˆ’ 𝑹

1

0,010

2,0

200,0

16,66

277,56

2

0,015

3,0

200,0

16,66

277,56

3

0,020

4,0

200,0

16,66

277,56

4

0,030

5,0

166,7

-16,64

276,89

5

0,040

6,0

150,0

-33,34

1111,56

916,7

0

2221,13

βˆ‘ (jumlah) βˆ‘π‘… 𝑅̅ = 𝑁 𝒏 916,7 𝑅̅ = 5 = 183,34𝛺

βˆ†π‘… = βˆšβˆ‘

(π‘…βˆ’π‘…Μ… )2 𝑁(π‘βˆ’1) 2221,13

βˆ†π‘… = √ 5(5βˆ’1)

βˆ†π‘… = 111,0556𝛺 βˆ†π‘… = 111,06𝛺 𝑅 = 𝑅̅ Β± βˆ†π‘… 𝑅 = (183,34 Β± 111,06)Ξ©

111,06

πΎπ‘Ÿ = 183,34 Γ— 100% πΎπ‘Ÿ = 60,5% b. Grafik hubungan kuat arus dengan tegangan untuk rangkaian seri dengan besar hambatan 100Ξ© dan 47Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 7 6 5

4 3 2 1 0 0.01

0.015

0.02

0.03

0.04

4. Analisis data untuk rangkaian parallel R=100Ξ© dan 47Ξ© a. Menghitung nilai hambatan No.

Kuat arus (A)

Tegangan (V)

R = V/I

Μ…) (𝑹 βˆ’ 𝑹

Μ… )𝟐 (𝑹 βˆ’ 𝑹

1

0,065

2,0

30,77

-0,10

0,0100

2

0,080

2,5

31,25

0,38

0,1446

3

0,099

3,0

30,30

-0,08

0,0064

4

0,130

4,0

30,77

-0,10

0,0100

5

0,160

5,0

31,25

0,38

0,1446

154,34

0,48

0,3156

βˆ‘ (jumlah) βˆ‘π‘… 𝑅̅ = 𝑁 𝒏 154,34 𝑅̅ = 5 = 30,868𝛺 = 30,87𝛺 (π‘…βˆ’π‘…Μ… )2

βˆ†π‘… = βˆšβˆ‘ 𝑁(π‘βˆ’1) 0,3156

βˆ†π‘… = √5(5βˆ’1) βˆ†π‘… = 0,01578𝛺

βˆ†π‘… = 0,02𝛺 𝑅 = 𝑅̅ Β± βˆ†π‘… 𝑅 = (30,87 Β± 0,02)Ξ© 0,02

πΎπ‘Ÿ = 30,87 Γ— 100% πΎπ‘Ÿ = 0,07% b. Grafik hubungan kuat arus dengan tegangan pada rangkaian parallel dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 6 5

V (volt)

4 3 2 1

0 0.065

0.08

0.099

0.13

0.16

I (ampere)

Hasil dan Pembahasan

:

A. Hasil : Dari percobaan serta analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut; 1. Pada rangkaian dengan hambatan sebesar 100Ξ©, didapat: 𝑅 = (100,0 Β± 0,0)Ξ© Dengan besarnya nilai kesalahan relatif (πΎπ‘Ÿ) = 0%, serta grafik hubungan antara kuat arus dengan tegangan digambarkan sebagai berikut:

Grafik Hubungan I dengan V 7 6

V (Volt)

5 4

3 2 1 0 0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

I (Ampere)

2. Pada rangkaian dengan hambatan sebesar 47Ξ©, didapat: 𝑅 = (47,22 Β± 1,37)Ξ© Dengan besarnya nilai kesalahan relatif (πΎπ‘Ÿ) = 2,9%, serta grafik hubungan antara kuat arus dengan tegangan digambarkan sebagai berikut;

Grafik Hubungan I dengan V 7 6

V (volt)

5 4 3 2 1 0 0.04

0.06

0.09

0.11

0.13

I (ampere)

3. Pada rangkaian seri dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ©, didapat: 𝑅 = (183,34 Β± 111,06)Ξ© Dengan besarnya nilai kesalahan relatif πΎπ‘Ÿ = 60,5% serta grafik hubungan antara kuat arus dengan tegangan digambarkan sebagai berikut;

Grafik Hubungan I dengan V 7 6 5

4 3 2 1

0 0.01

0.015

0.02

0.03

0.04

4. Pada rangkaian parallel dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ©, didapat: 𝑅 = (30,87 Β± 0,02)Ξ© Dengan besarnya nilai kesalahan relatif πΎπ‘Ÿ = 0,07% serta grafik hubungan antara kuat arus dengan tegangan digambarkan sebagai berikut;

Grafik Hubungan I dengan V 6 5

V (volt)

4 3 2 1 0 0.065

0.08

0.099

0.13

0.16

I (ampere)

B. Pembahasan : Berdasarkan percobaan serta analisis data secara kuantitatif yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil pada masing-masing rangkaian. Pada rangkaian dengan hambatan sebesar 100Ξ© didapatkan nilai hambatan sebesar 𝑅 = (100,0 Β± 0,0)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif yaitu (πΎπ‘Ÿ) = 0%. Pada rangkaian dengan hambatan sebesar 47Ξ© didapatkan nilai hambaratan sebesar 𝑅 = (47,22 Β± 1,37)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif (πΎπ‘Ÿ) = 2,9%, pada rangkaian seri dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ© didapatkan nilai hambatan sebesar 𝑅 =

(183,34 Β± 111,06)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif πΎπ‘Ÿ = 60,5%, serta pada rangkaian parallel dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ© didapatkan nilai hambatan sebesar 𝑅 = (30,87 Β± 0,02)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif πΎπ‘Ÿ = 0,07%. Berdasarkan keempat hasil percobaan yang telah diperoleh tersebut ternyata tiga diantaranya memiliki nilai kesalahan relatif (KR) yang relatif kecil yaitu di bawah 10% dan satu percobaan memiliki nilai kesalahan relatif yang cukup besar. Dimana syarat untuk keakuratan suatu percobaan yang dilihat dari kesalahan relatifnya ialah Kr < 10%. Dengan nilai kesalahan relatif yang cukup besar yang terdapat pada percobaan rangkaian seri membuktikan bahwa pada saat melakukan percobaan banyak terjadi kesalahan yang mungkin diakibatkan oleh instrument maupun praktikan sendiri. Adapun kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat percobaan yang sengaja maupun tidak disengaja dilakukan oleh praktikan yaitu: 1. Kesalahan Umum Kesalahan umum ialah kesalahan yang terjadi karena kekeliruan yang disebabkan oleh praktikan atau kesalahan yang dilakukan oleh praktikan pada saat melakukan percobaan. Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh praktikan pada saat praktikum yang diduga menjadi penyebab terjadinya suatu penyimpangan dalam melakukan percobaan ialah ; a. Kurang telitinya praktikan dalam membaca skala hasil percobaan yang tertera pada alat ukur. b. Kesalahan praktikan pada saat melakukan perhitungan pada analisis data. c. Kurangnya persiapan praktikan pada saat melakukan percobaan. 2. Kesalahan Sitematis Kesalahan sistematis ialah kesalahan yang diakibatkan oleh instrument atau alat ukur, serta bisa juga disebabkan oleh pengaruh dari lingkungan. Berikut ini adalah kesalahan yang yang dilakukan praktikan yang diakibatkan oleh adanya masalah pada instrument atau alat ukur serta adanya pengaruh dari lingkungan praktikum yang diduga menjadi penyebab adanya penyimpangan pada praktikum atau percobaan ialah : a. Pengaruh dari lingkungan berupa getaran-getaran atau hembusan angin di sekitar tempat

praktikum, dimana getaran dan angin ini dapat

mempengaruhi skala yang ditunjuk pada amperemeter dan voltmeter.

Karena amperemeter dan voltmeter merupakan salah satu alat ukur yang sangat sensitif terhadap getaran. b. Kabel yang digunakan tidak pas atau kurang stabil, sehingga membuat skala yang ditunjukkan pada multimeter sering berubahubah atau tidak stabil. 3. Kesalahan Acak Kesalahan acak ialah kesalahan yang tidak diketahui penyebabnya tetapi dapat mempengaruhi hasil dari percobaan yang diperoleh. Kesimpulan dan Saran

:

A. Kesimpulan : Dari percobaan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kuat arus dengan tegangan memang linier. Ini dapat kita lihat pada analisis yang telah praktikan lakukan secara kualitatif menggunakan grafik. Dari grafik yang telah praktikan peroleh pada analisis data yaitu baik pada grafik 1, grafik 2, grafik 3, maupun grafik 4 terlihat bahwa terjadi kelinieran antara kuat arus (I) dengan tegangan (V). Ini berarti bahwa semakin besar tegangan yang diberikan maka kuat arus yang diterima juga semakin besar, dan begitu pula sebaliknya. Sehingga pada percobaan kali ini, data yang diperoleh telah sesuai dengan teori yang terdapat pada Hukum Ohm yang menyatakan bahwa β€œbesarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang diberikan kepadanya dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan (R)”. B. Saran : Saran yang dapat disampaikan oleh praktikan pada praktikum kali ini ialah agar para praktikan lebih teliti serta berhati – hati pada saat melakukan praktikum atau percobaan. Serta praktikan diharapkan lebih menguasai konsep yang digunakan pada percobaan ini dan praktikan diharapkan lebih menguasai petunjuk yang ada pada percobaan. Pertanyaan dan Jawaban

:

1. Tentukan nilai R berdasarkan data yang Anda peroleh. Nyatakan hasilnya dalam bentuk 𝑅 = 𝑅̅ Β± βˆ†π‘… dan KR percobaan. Jawab:

Pada rangkaian dengan hambatan sebesar 100Ξ© didapatkan nilai hambatan sebesar 𝑅 = (100,0 Β± 0,0)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif yaitu (πΎπ‘Ÿ) = 0%. Pada rangkaian dengan hambatan sebesar 47Ξ© didapatkan nilai hambaratan sebesar 𝑅 = (47,22 Β± 1,37)Ξ©

dengan besarnya nilai kesalahan relatif (πΎπ‘Ÿ) = 2,9%, pada

rangkaian seri dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ© didapatkan nilai hambatan sebesar 𝑅 = (183,34 Β± 111,06)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif πΎπ‘Ÿ = 60,5%, serta pada rangkaian parallel dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ© didapatkan nilai hambatan sebesar 𝑅 = (30,87 Β± 0,02)Ξ© dengan besarnya nilai kesalahan relatif πΎπ‘Ÿ = 0,07%. 2. Bagaimanakah cara menentukan besarnya hambatan dari grafik tegangan dan kuat arus? Jelaskan! Jawab : Untuk mencari besarnya nilai R melalui grafik yang telah diperoleh dapat menggunakan persamaan (1) yaitu : 𝑉

𝐼=𝑅 maka besarnya nilai R dapat dituliskan dengan: 𝑅=

βˆ†π‘‰ βˆ†πΌ

3. Buatlah grafik I-V dan berdasarkan grafik tersebut tentukan nilai R. Jawab : a. Grafik I-V untuk rangkaian dengan hambatan sebesar 100Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 7 6

V (Volt)

5 4 3 2 1 0 0.02

0.03

0.04 I (Ampere)

𝑅=

βˆ†π‘‰ βˆ†πΌ

0.05

0.06

6βˆ’2

𝑅 = 0,06βˆ’0,02 4

𝑅 = 0,04 𝑅 = 100𝛺 b. Grafik I-V untuk rangkaian dengan hambatan sebesar 47Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 7 6

V (volt)

5 4 3 2 1 0 0.04

0.06

0.09

0.11

0.13

I (ampere)

𝑅=

βˆ†π‘‰ βˆ†πΌ 6βˆ’2

𝑅 = 0,13βˆ’0,04 4

𝑅 = 0,09 𝑅 = 44,4𝛺 c. Grafik I-V untuk rangkaian seri dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 7 6 5 4 3 2 1 0 0.01

𝑅=

βˆ†π‘‰ βˆ†πΌ

0.015

0.02

0.03

0.04

6βˆ’2

𝑅 = 0,04βˆ’0,01 4

𝑅 = 0,03 𝑅 = 133,3𝛺 d. Grafik I-V untuk rangkaian parallel dengan hambatan sebesar 100Ξ© dan 47Ξ©

Grafik Hubungan I dengan V 6 5

V (volt)

4 3

2 1 0 0.065

0.08

0.099

0.13

0.16

I (ampere)

𝑅= 𝑅=

βˆ†π‘‰ βˆ†πΌ 5βˆ’2 0,16βˆ’0,065 3

𝑅 = 0,095 𝑅 = 31,58𝛺 4. Bandingkan nilai R yang anda peroleh dan lakukan analisis sederhana terhadap hasil yang didapatkan. Jawab : a. Nilai R pada rangkaian dengan besarnya hambatan 100Ξ© yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan pada analisi data diperoleh 𝑅 = (100,0 Β± 0,0)Ξ© dan berdasarkan hasil perhitungan sederhana melalui grafik diperoleh R sebesar 100Ξ©, hal ini membuktikan hasil yang diperoleh pada analisis kuantitatif dengan hasil yang diperoleh pada analisis kualitatif akurat. b. Nilai R pada rangkaian dengan besarnya hambatan 47Ξ© yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan pada analisi data diperoleh 𝑅 = (47,22 Β± 1,37)Ξ© dan berdasarkan hasil perhitungan sederhana melalui grafik diperoleh R sebesar 44,4𝛺 hal ini membuktikan hasil yang diperoleh pada analisis

kuantitatif dengan hasil yang diperoleh pada analisis kualitatif cukup akurat karena selisis antara kedua hasil tersebut tidak terlalu besar. c. Nilai R pada rangkaian seri dengan besarnya hambatan 100Ξ© dan 47Ξ© yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan pada analisi data diperoleh 𝑅 = (183,34 Β± 111,06)Ξ© dan berdasarkan hasil perhitungan sederhana melalui grafik diperoleh R sebesar 133,3𝛺 hal ini membuktikan hasil yang diperoleh pada analisis kuantitatif dengan hasil yang diperoleh pada analisis kualitatif kurang akurat karena selisis antara kedua hasil tersebut terlalu besar. d. Nilai R pada rangkaian parallel dengan besarnya hambatan 100Ξ© dan 47Ξ© yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan pada analisi data diperoleh 𝑅 = (30,87 Β± 0,02)Ξ© dan berdasarkan hasil perhitungan sederhana melalui grafik diperoleh R sebesar 31,58𝛺 hal ini membuktikan hasil yang diperoleh pada analisis kuantitatif dengan hasil yang diperoleh pada analisis kualitatif cukup akurat karena selisis antara kedua hasil tersebut tidak terlalu besar. 5. Jika saat tegangan dinaikkan sebesar 2 kali, terbaca arus meningkat 3 kali. Apakah peristiwa ini mengikuti hukum Ohm? Jelaskan! Jawab : Ketika tegangan dinaikkan sebesar 2 kali dan terbaca arus yang meningkat sebesar 3 kali dari sebelumnya, maka hasil percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Ohm. Hal ini dikatakan tidak sesuai dengan Hukum Ohm karena sesuai pernyataan dari Hukum Ohm yaitu kuat arus yang mengalir pada rangkaian sebanding dengan tegangan yang diberikan kepada rangkaian. Oleh karena itu, ketika tegangan yang diberikan 2 kali maka kuat arus yang terbaca akan meningkat 2 kali dari sebelumnya, bukannya 3 kali dari sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika tegangan dinaikkan sebesar 2 kali dan terbaca arus yang meningkat 3 kali sebelumnya maka hasil tersebut tidak sesuai dengan Hukum Ohm. 6. Sebutkan peralatan listrik yang mengikuti hukum Ohm dan yang tidak! Berikan penjelasan. Jawab : Salah satu contoh peralatan listrik yang mengikuti aturan Hukum Ohm yaitu lampupijar. Jika bola lampu pijar diberi tegangan V, sesuai dengan hukum ohm, kuat 𝑉

arus listrik yang mengalir melalui filamen adalah 𝐼 = 𝑅. Apabila lampu diberikan

tegangan yang lebih kecil maka arus listrik yang diterima lampu juga akan mengecil sehingga sinar lampu menjadi redup. Contoh lainnya yaitu kulkas,dan setrika listrik. Daftar Pustaka

:

Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jild 2. Jakarta : Erlangga. Pujani, Ni Made, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Laboratorium Fisika 3. Singaraja: Undiksha

Related Documents

Laporan Hukum Icw
December 2019 25
Hukum
June 2020 34

More Documents from ""