Lapora Praktikum Pewarnaan Spora Bakteri.docx

  • Uploaded by: Hayuu ana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapora Praktikum Pewarnaan Spora Bakteri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,335
  • Pages: 9
A.

TOPIK Pewarnaan Spora Bakteri

B.

WAKTU DAN TEMPAT Selasa, 19 Februari 2019. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Malang

C.

TUJUAN 1. Untuk memperoleh ketrampilan melakukan pewaraan spora bakteri 2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya spora bakteri

D.

DASAR TEORI Bakteri, kapang maupun khamir memiliki alat perlindungan untuk menghadapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan dimana kemampuan

untuk

menghadapi

kondisi

lingkungan

yang

kurang

menguntungkan tersebut berbeda pada tiap jenisnya. Pertahanan yang dimiliki bakteri adalah dengan membentuk endospora dan kapsul untuk menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan (Buckle et al.,1987). Seperti halnya bakteri, beberapa jenis khamir memiliki kapsul namun tidak memiliki spora aseksual yang tahan panas seperti yang dihasilkan oleh beberapa bakteri. Sedangkan kapang menghasilkan spora aseksual yang tahan terhadap perubahan lingkungan. Namun, ketahanannya tidak sebesar endospora bakteri yang tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan (Fardiaz, 1989). Terdapat enam marga bakteri penghasil endospora yaitu Bacillus, Sporolactobacillus,

Clostridium,

Desulfotomaculum,

Sporosarcina,

Thermoactinomycetes. Sebelum digolongkan menjadi enam marga, bakteri penghasil endospora dibagi menjadi dua kelompok, yaitu termasuk Marga Bacillus jika. merupakan gram positif, dan termasuk Marga Clostridium jika merupakan gram negatif (Hatmanti, 2000). Proses pembentukan spora disebut sprorulasi, proses ini mudah terjadi saat kondisi medium biakan bakteri telah memburuk. Namun menurut Dwijoseputro (2005) beberapa bakteri mampu membentuk spora meskipun tidak dalam keadaan ekstrem ataupun medium yang kurang nutrisi. Hal ini dimungkinkan karena bakteri tersebut secara genetis, dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangannya memang memiliki satu fase sporulasi. Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan metode pewarnaan khusus. Sehingga metode yang digunakan dalam pengecatan endospora adalah metode Schaeffer-Fulton. Menggunakan Malachite green 5% dan safranin untuk mewarnai endosopra. Spora diwarnai oleh zat pewarna dengan cara dipanaskan. Warna spora adalah hijau atau tampak refraktil dibawah mikroskop (Hadioetomo, 1990).

E.

ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Mikroskop

5.

Kawat penyangga

2. Kaca benda

6.

Pipet

3. Lampu spiritus

7.

Pinset

4. Mangkuk pewarna

8.

botol penyemprot

1. Biakan murni bakteri

7.

Lisol

2. Aquades steril

8.

Sabun cuci

3. Larutan hijau malakit 5%

9.

Korek api

4. Larutan safranin 0,5%

10. Lap

5. Kertas lensa

11. Kertas tissue

Bahan:

6. Alkohol 70%

F.

PROSEDUR KERJA Disediakan kaca benda yang lebih bersih kemudian dilewatkan di atas nyala api lampu spiritus

Diteteskan akuades steril di atas kaca benda

Diambil inokulum bakteri yang akan diperiksa secara aseptik kemudian di letakkan di atas tetesan akuades, diratakan dan ditunggu hingga kering

Dilakukan fiksasi di atas lampu spiritus dengan cepat

Diteteskan larutan hijau malakit di atas sediaan, kemudian dipanaskan selama 3 menit jangan sampai sediaan mendidih atau mengering. jika mengering di tambahkan kembali larutan hijau malakit

Diletakkan sediaan di atas kawat penyangga dan ditunggu hingga dingin

Dicuci kelebihan larutan jihau malakit dengan akuades dalam botol penyemprot

Diteteskan larutan safranin di atas sediaan dan ditunggu hingga 3 menit. kemudian dicuci kelebihan safranin dengan akuades lelau dikeringkan dengan kertas penghisap

Diamati di bawah mikroskop

G.

HASIL No Ada/ Tidak Ada Spora

H.

Bentuk

Letak

Spora

Spora

1.

-

-

-

2.

-

-

-

Gambar

ANALISIS DATA Adapun tujuan dilaksanakan pratikum ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya endospora pada inokulum bakteri. Keberadaan spora ini dapat diketahui dengan proses pewarnaan yang pada praktikum ini digunakan pewarna larutan hijau malakit 5% dan larutan safranin 0,5 %. Bakteri yang memiliki endospora akan menghasilkan warna merah pada sel vegetatif nya, sedangkan endopora akan berwarna hijau akibat pemberian larutan hijau malakit 5%. Dari hasil pengamatan pada bakteri koloni A dan bakteri koloni B tidak ditemukan endospora.

I.

PEMBAHASAN Pada pewarnaan endospora bakteri, digunakan pewarna hijau malakit 5% dan safranin 0,5%. Larutan hijau malakit diteteskan di atas sediaan yang telah difiksasi kemudian dipanaskan selama 3 menit. Proses pemanasan akan dihentikan jika sediaan akan mongering.

Pemanasan

yang

dilakukan

menyebabkan bakteri membentuk endospora sebagai bentuk pertahanan dirinya dan mengembangkan lapisan luar endospora sehingga pori-pori dapat membesar dan zat warna (larutan hijau malakit) meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri. Endospora terbentuk dari penggumpalan protoplasma yang sedikit mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa (Funke, 2004).

Proses selanjutnya adalah pendinginan, melalui pendinginan ini warna hijau akan melekat di dalam spora. Warna hijau malakit ini berfungsi sebagai indikator adanya spora bakteri. Sediaan yang telah didinginkan kemudian dicuci dengan air, pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kelebihan warna hijau malakit sehingga pewarna kedua (safranin) dapat meresap pada sel vegetatif. Adanya pewarnaan kedua ini menyebabkan sel vegetatif bakteri berwarna merah kecoklatan. Endospora pada bakteri memiliki 3 tipe yaitu; tipe terminal, subterminal dan sentral. Pada tipe terminal, endosporanya terletak di ujung dan pinggir sel vegetatif. Pada tipe subterminal, endosporanya terletak ditengah dan pinggir sel vegetatif. Sedangkan pada tipe sentral endsoporanya terletak di tengah sel vegetative. Pada percobaan pertama (koloni bakteri 1), kelompok kami melakukan kesalahan dengan memanaskan sediaan hingga kering (pemanasan setelah ditetesi pewarna hijau malakit). Pada saat mengamati sediaan tersebut, hanya terlihat warna hijau yang pekat (bagian-bagian dari koloni bakteri tidak terlihat dengan jelas). Kemudian kami mencuci ulang sediaan tersebut dan mewarnainya lagi dengan safranin. Namun hasil yang didapatkan tetap sama seperti sebelumnya. Ketidaksesuaian atau kesalahan ini disebabkan karena warna hijau malakit sudah terlalu melekat pada sediaan (akibat pemanasan hingga sediaan kering) dan membuatnya sulit dicuci dengan air. Hal itu juga menyebabkan pewarna safranin tidak dapat meresap ke dalam sel vegetative bakteri. Pada percobaan kedua (koloni bakteri 2), sediaan yang kami amati hanya terlihat warna hijau pekat lagi dan tidak ditemukan adanya bentukan endospora bakteri. Ketidaksesuaian atau kesalahan ini disebabkan karena pemberian pewarna safranin masih kurang, sehingga tidak terlihat perbedaan warna antara endospora dan sel vegetative bakteri. Pada percobaan ketiga dan keempat (koloni bakteri 1 dan 2), sediaan yang kami amati tidak ditemukan endospore bakteri. Ketidaksesuaian atau kesalahan ini disebabkan karena kondisi medium dari koloni bakteri 1 dan 2 masih segar atau belum kering (kemungkinan masih mengandung nutrisi) dan masih memungkinkan bagi bakteri untuk berkembang biak. Karena bakteri masih bisa berkembang biak, endospore dari bakteri tidak akan terbentuk.

J.

BAHAN DISKUSI 1. Apa fungsi spora pada bakteri? Jawab : Endospora merupakan sebuah fase yang dilakukan oleh beberapa bakteri, seperti Bacillus dan Clostridium sebagai bentuk pertahanan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan. Spora bakteri tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora akan tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun (disinfektan, antibiotik) dan radiasi sinar UV. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan, kemudian membentuk proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal. 2. Mengapa perlu dilakuakan pemanasan dalam proses pewarnaan spora? Jelaskan! Jawab : Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, sehingga diperlukan teknik pewarnaan khusus. Untuk pewarnaan endospora perlu dilakukan pemanasan agar cairan hijau malakit dapat menembus dinding spora yang tebal.

K.

KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum ini adalah spora (endospore) tidak ditemukan pada koloni bakteri A dan koloni bakteri B. Bakteri yang tidak terdapat sporanya disebabkan karena bakteri hidup pada kondisi lingkungan yang optimum.

DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A, R.A. Edward, J.H. Fleet, and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta. Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan. Fardiaz, S. 1988. Mikrobiologi Pangan. Jurusan TPG, FATETA, IPB. Bogor Funke BR, Tortora GJ, Case CL. 2004. Microbiology: an introduction, 8th ed. San Francisco: Benjamin Cummings. ISBN 0-8053-7614-3. Hatmanti, Ariani. 2000. Pengenalan Bacillus spp. Oseana, Volume XXV. Nomor 1. 2000 : 31-41. ISSN 0216- 1877 Hadioetomo, R.S. 1990. Mirobiologi Dasar dalam Praktik. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Puspitasari, F. D., Shovitri, M., Kuswytasari, N. D. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1. ISSN: 2301-928X Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima. Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.

LAMPIRAN

Koloni Bakteri A

Koloni Bakteri B

PEWARNAAN SPORA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi Yang Dibina oleh Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes.

Disusun oleh : Kelompok 1 / Offering A 2017

Alfia Nur Anisa

(170341615060)

Ij’al Ausi Arrizki

(170341615107)

I Wayan Agung Krishnananda

(160341606070)

Noviansyah Kusmahardhika

(170341615112)

Titania Arenda

(170341615044)

Wachidah Hayuana

(170341615105)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI FEBRUARI 2019

Related Documents


More Documents from "Ismail Mukusibu"