Lap3.docx

  • Uploaded by: Farah Akhwanis
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lap3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,234
  • Pages: 6
No. 7 Tugas Kader Kesehatan Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menanggani masalahmasalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan. Kader sebagai warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan dan mengelola kegiatan keluarga berencana di desa. Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat dan diharapkan mereka dapat melakukan pekerjaannya secara sukarela tanpa menuntut imbalan berupa uang atau materi lainnya. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat (Meilani, N., dkk, 2008).

2. Peran dan Tugas Kader a. Peran Kader Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh berkedudukan dalam masyarakat. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran, jadi peran dapat diartikan suatu konsep diri seseorang berdasarkan perilaku dan status sosial atau kedudukan di masyarakat. Peran kader memang sangat penting dalam menjembatani masyarakat khususnya kelompok sasaran posyandu. Berbagai informasi dari pemerintah lebih mudah disampaikan kepada masyarakat melalui kader. Karena kader lebih tanggap dan memiliki pengetahuan kesehatan diatas rata–rata dari kelompok sasaran posyandu.

Kader posyandu adalah anggota masyarakat yang diberikan keterampilan untuk menjalankan posyandu (Nurpudji, 2006). Peran kader secara umum adalah melaksanakan kegiatan pelayanan dan mensukseskan bersama masyarakat serta merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat desa. Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat : 1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2. Pengamatan terhadap maslaah kesehatan di desa 3. Upaya penyehatan lingkungan 4. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 5. Pemasyarakatan Keluarga sadar gizi (Kadarzi) (Meilani, N., dkk, 2009). Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Wujud peran serta kader dalam bentuk tenaga dan materi. Kader juga berperan dalam pembinaan masyarakat di bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu. Selain kegiatan posyandu kader juga berperan di luar itu kegiatan posyandu, yaitu sebagai berikut : 1. Merencanakan kegiatan antara lain survei mawas diri, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan di masyarakat. 2. Melakukan komunikasi, memberikan informasi dan motivasi tentang kesehatan. 3. Menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong. 4. Memberikan pelayanan yaitu membagikan obat, pemantauan penyakit serta pertolongan pada kecelakaan. 5. Melakukan pencatatan seperti KB, KIA, Imunisasi, Gizi, dan Diare. 6. Melakukan pembinaan mengenai lama program keterpaduan KB serta kesehatan lainnya. 7. Melakukan kunjungan rumah. 8. Melakukan pertemuan kelompok (Yulifah, R. Dkk, 2009). b. Tugas Kader Sesuai dengan pengertiannya kader bekerja di tempat pemberian pelayanan kesehatan yang terdekat

dengan

masyarakat,

seperti

diposyandu.

Tugas–tugas

kader

penyelenggarakan posyandu dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :

dalam

rangka

1. Tugas Kader pada saat persiapan hari buka posyandu meliputi beberapa hal berikut : a. Menyiapkan alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, serta obat-obatan. b. Mengundang masyarakat untuk datang ke posyandu. c. Menghubungin kelompok kerja posyandu d. Melaksanakan pembagian tugas antar kader posyandu (Yulifah, R. Dkk, 2009).

2. Tugas Kader pada hari buka posyandu a. Pendaftaran Merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran kepada bayi, balita dan ibu hamil yang datang ke posyandu. b. Penimbangan Merupakan layanan penimbangan c. Pengisian KMS Kader melakukan pencatatan pada buku KIA setelah ibu dan bilita mendaftar dan ditimbang. Pengisian berat badan kedalam skala yang sesuai dengan umur balita. d. Penyuluhan Diketahuinya berat batasan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil dengan resiko, pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, pelayanan IMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi pil bulanan, kondom. e. Pelayanan Pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita yang datang ke posyandu, serta penyuntikan imunisasi dilayani. 3. Tugas Kader setelah membuka posyandu a. Memindahkan catatan-catatan pada KMS ke dalam buku registrasi. b. Menilai hasil Kegiatan dan merencanakan kegiatan posyandu berikutnya c. Kegiatan diskusi bersama ibu-ibu d. Kegiatan kunjungan rumah (Yulifah, R. dkk, 2009).

Kader ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya di beberapa negara : 1) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penangganan penyakit yang ringan. 2) Melakukan pengobatan sederhana. 3) Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan. 4) Menolong persalinan. 5) Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak. 6) Menberikan motivasi dan peragaan tentang gizi (Program UPGK). 7) Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan. 8) Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan. 9) Melakukan penyuntikan imunisasi (Kolombia, Papua New Guinea, dan Sudan). 10) Pemberian motivasi KB. 11) Membagikan alat-alat KB. 12) Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan kesehantan perorangan dan kebiasaan sehat secara umum. 13) Pemberian motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan perujukan 14) Pemberian tentang perlunya follow up pada penyakit meular dan perlunya memastikan diagnosis. 15) Penangganan penyakit menular. 16) Membantu kegiatan di klinik. 17) Merujuk penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit. 18) Membina kegiatan UKS secara teratur. 19) Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dan pelaporan (Meilani, N. dkk, 2009).

Banyak faktor yang mempengaruhi kader untuk aktif yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar maupun dari dalam kader itu sendiri. Faktor yang berasal dari luar yaitu pekerjaan dari kader karena kader bukan hanya bekerja satu kali dalam satu bulan tapi diluar jadwal kegiaan posyandu kader bertugas mengunjungi peserta posyandu. Faktor yang mempengaruhi peran serta kader kader dari dalam adalah tingkat pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun dari pelatihan. Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu maupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Tingkat pendidikan yang cukup merupakan dasar pengembangan wawasan serta sarana untuk memudahkan seseorang unutk menerima pengetahuan, sikap dan prilaku/ motivasi baru. Motivasi adalah rangsangan, dorongan, dan pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang ssehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. (Azwar, 2008). Kader melakukan pekerjaan atau tugas secara sukarela secara umum memiliki motivasi didalam dirinya yaitu kepedulian akan kesehatan di masyarakat sehingga tanpa memperoleh kompensasi kader tetap setia melakukan tugasnya.

No. 8 Syarat rumah sehat Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut: (1) minimum dari kelompok komponen rumah adalah langitlangit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, dan pencahayaan; (2) minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL), dan sarana pembuangan sampah; (3) perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan. Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif

seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

Meilani, N., Niken S., Dwiana E., Sumarah. 2009. Kebidanan Komunitas. Cetakan pertama I. Jakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nurpudji. (2006). Kontroversi Seputar Gizi Buruk. yogyakarta: Nuha Medika Yulifah. (2009). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

More Documents from "Farah Akhwanis"