Lap Sedimen Karbonat.docx

  • Uploaded by: Leni Nuril
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lap Sedimen Karbonat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,475
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN I.1

Latar Belakang Bumi ini sebagian besarnya tersusun oleh material batuan. Batuan

merupakan material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung fragmen cangkang suatu organisme. Dalam memanfaatkan

mempelajari

batuan

dikenal

suatu

ilmu

petrologi

yang

suatu bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan

analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi

modern

penelitan

dalam

juga

menyertakan

kecenderungan

prinsip geokimia

serta

dan geofisika dalam

siklus geokimia

dan

penggunaan

data termodinamikadan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Dalam mempelajari batuan ini dikenal suatu batuan yaitu batuan sedimen

yang

merupakan

batuan

yang

mengalami

sedimentasi

dalam

prosesnya. Didalam batuan sedimen terdapat batuan sedimen karbonat yang merupakan batuan sedimen yang terdiri dari garam karbonat karena linkungan pengendapannya yang berada dilautan. Batuan karbonat sangat penting untuk dipelajari karena mempunyai keistimewaan dalam cara pembentukannya, yaitu bebas dari detritus daratan, tetapi yang lebih penting adalah turut sertanya bioorganisme yang banyak membentuk kerangka organik. Selain itu batuan karbonat banyak mengandung fosil-fosil penunjuk umur suatu batuan yang ada. Fungsi dari batuan karbonat sendiri sebagai reservoir hidrokarbon yang melingkupi lebih dari sepertiga cadangan hidrokarbon yang ada didunia. Selain itu, batuan karbonat juga dapat juga digunakan sebagai bahan untuk material konstruksi. Batuan karbonat umumnya memiliki berbagai fasies tertentu yang sangat berbeda dengan batuan sedimen lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum mengenai batuan sedimen karbonat ini sangatlah penting dilakukan supaya praktikan dapat memahami struktur, tekstur maupun yang lainnya dalam batuan sedimen ini. I.2 Tujuan Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu : 1. Menngetahui pengertian batuan karbonat 2. Mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan karbonat 3. Mengetahui klasifikasi dari batuan karboanat. 4. Mengetahui dan memahami ukuran butir berdasarkan klasifikasi grabau

1.3 Alat dan Bahan 1.3.1 Alat 

Alat tulis



Loupe



Kamera



Skala pembanding



Modul praktikum



Lembar Kerja



Komperator sedimen

1.3.2 Bahan 

10 Sample batuan sedimen karbonat

1.4 Prosedur Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Diambil sample batuan 3. Difoto sampel batuan dengan menggunakan kamera 4. Digambarkan sketsa dari sampel batuan 5. Dideskripsikan batuan mulai dari jenis batuan, warna, tekstur berupa ukuran butir, derajat pemilahan, derajat kebundaran, kemas, fragmen, matriks dan semen, struktur dan porositasnya 6. Dinamakan batuan dengan berdasarkan ciri batuan 7. Ditentukan dimana genesanya 8. Diulangi pendeskripsian untuk sampel batuan yang selanjutnya

BAB II LANDASAN TEORI Batuan

karbonat

sebenarnya

telah

banyak

dipergunakan

dalam

kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan selukbeluk mengenai batuan karbonat ini. Secara sederhana adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung. Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung. Sedangkan batugamping dapat didefinisikan sebagai batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batu gamping. Secara umum batuan karbonat ini mengandung fase primer, sekunder dan butiran reworked. Fase primer merupakan mineral presipitasi yang dihasilkan oleh organisme, sementara mineral karbonat sekunder dihasilkan oleh

presipitasi

alami

nonorganik

yang terjadi

saat

proses

diagenesis

berlangsung. Material reworked ini sama dengan mekanisme yang terjadi pada batuan terigen klastik yaitu hasil dari abrasi pelapukan batuan yang terjadi sebelumnya (Graham, 1987). Lime mud merupakan istilah untuk material karbonat dengan butiran yang sangat halus lebih kecil dari ukuran pasir (kurang lebih kayak matrik or lempung versi karbonatlah) dibagi dua jenis yaitu micrite yaitu butiran karbonat berukuran <0.004 mm dan microsparite berukuran atnara 0.004 dan 0.06 mm. Komponen - komponen lainnya ada juga semen karbonat yang genetiknya lebih kearah diagenesis (sementasi) karbonat dan fragmen yang lebih kasar dalam batuan karbonat dikenal sebagai allochem (memliki jenis yang berbeda-beda). Secara umum dibagi dua , yaitu yang berasal dari cangkang fosil atau skeletal grain dan fragmen yang bukan dari tubuh fosil (Fenton, 1940). Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar

lautan dipenuhi oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Hamblin, 1964). Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butirbutir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran, yakni laminar dan turbulent. Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara suspensi, sehingga butiranbutiran yang diendapkan merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga lempung) (Simon dan Schuster, 1998). Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan

sedimen

klastik,

dissolution

(pelarutan),

mineral

melarut

dan

membentuk porositas sekunder. Sementasi merupakan pengendapan mineral yang merupakan semen dari batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder. Authigenesis, munculnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya tetap sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit. Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk

dilingkungan

darat

maupun

dilingkungan

laut.

Batuan

yang

ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan

dilingkungan

sungai

dan

batuan

batu

pasir

bisa

terjadi

dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan (Pettjohn, 1975).

3.2

Pembahasan Batu karbonat memiliki perbedaan klasifikasi dengan klasifikasi batuan

sedimen klastik lainnya. Perbedaannya terletak pada pada material komposisi karena batuan karbonat itu cenderung satu jenis yang dominan maka penamaan yang dipakai lebih ke arah tekstural pada batuan karbonat dengan kombinasi komponen berbanding kombinasi persen matrik dan semen menjadi faktor utama penamaan batuan, ditambah mekanisme kenampakan genetis matrik yang mengikat fragmen (untuk yang biogenik). mari kita lihat. Ada tiga klasifikasi yang paling populer untuk batuan yaitu klasifikasi Folk 1959, Dunham 1962, dan Embry dan Klovan 1971 dan Grabau. Klasifikasi Folk fokus pada persentase butiran dengan matrik dan semen sparit, sementra Dunham juga Embry and Klovan memakai mud dengan grain fabrik, sedangkan Grabau berdasarkan ukuran butir dengan penamaan lutit, arenit dan rudit. Batuan karbonat memiliki komposisi yang terdiri dari dari 2 bagian yaitu allochem dan orthochem allochem adalah komponen karbonat yang terbentuk bukanlangsung di tempat pengendapan contohnya ada Nonskeletal grain danSkeletal

Grain.

yangterkristalisai

Sedangkan

langsung

di

orthocem tempat

adalah

komponen

pengendapan. Secara

karbonat megaskopis

batuan initidak mengandung Allochem tapi mengandung Orthochem yaitu 100% sparituang dicirikan oleh matriks kristal berukuran pasir berwarna cerah.mempunyai ukuran kristal yang lebih besar dan kenampakannya lebih jernih. Sparit terbentuk oleh akumulasi semen karbonat berupa kalsit yang telah mebgkristal. Karena kandungan sparite menyusun 100% batuan maka dapat

diinterpretasi

dilingkungan

pengendapan

berenergi

tinggi

akibat

hempasangelombang sehingga terbentuk akumulasi kristal sparit yang terbawa erosioleh gelombang laut dari arah depan inti terumbu menuju inti terumbu. Pada batuan sampel yang pertama termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh abu-abu dan lapuknya berwarna abu kehitaman. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel ini memiliki ukuran butir yang ≤ 0,062 mm (lutit), dengan derajat pemilahan terpilah baik yang dikarenakan adanya kenampakan yang diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen yang ada pada sampel ini, dan kebundaran yang dimiliki yaitu menyudut karena memiliki permukaan yang

kasar dengan ujung-ujung butiran runcing. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 1. Batu gamping bioklastik Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa non skeleton grain karena tidak menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu sedang. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu gamping bioklastik yang terbentuk karena proses sedimentasi organik dan dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang kedua termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh kream dan lapuknya berwarna abu-abu. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel ini memiliki ukuran butir 0,062 ± 1 mm (arenit), dengan derajat pemilahan terpilah buruk karena memiliki ukuran yang beragam pada batuan ini, dan kebundaran yang dimiliki yaitu membundar hal ini dikarenakan permukaan butir yang bundar dengan ujung-ujung dan tepi butiran yang cekung. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 2. Batu kalkarenit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa non skeleton grain karena tidak menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu bereaksi dengan cepat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis dan dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang ketiga termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh kekuningan dan lapuknya berwarna kehijauan. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor

yang

mempengaruhi

warna

aslinya,

sedangkan

warna

lapuk

merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel ini memiliki ukuran butir 0,062 ± 1mm (arenit), dengan derajat pemilahan terpilah buruk karena memiliki ukuran yang beragam pada batuan ini, dan kebundaran yang dimiliki yaitu agak membundar hal ini dikarenakan permukaan butir yang datar dengan ujung-ujung yang membundar. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 3. Batu kalkarenit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem atau ukuran butir yang besar berupa non skeleton grain karena tidak menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu bereaksi dengan cepat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis dan dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang keempat termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh kream dan lapuknya berwarna kuning. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel ini memiliki ukuran butir 0,062 ± 1 mm (arenit), dengan derajat pemilahan terpilah baik yang dikarenakan adanya kenampakan yang diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen yang ada pada sampel ini, dan kebundaran yang dimiliki yaitu membundar hal ini dikarenakan permukaan butir yang bundar dengan ujung-ujung dan tepi butiran yang cekung. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 4. Batu kalkarenit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa non skeleton grain karena tidak menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu bereaksi dengan cepat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis dan dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang kelima termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh kekuningan dan lapuknya berwarna hitam keabuan. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor

yang

mempengaruhi

warna

aslinya,

sedangkan

warna

lapuk

merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel yang pertaa ini memiliki ukuran butir 0,062 ± 1 mm (arenit), dengan derajat pemilahan terpilah buruk karena memiliki ukuran yang beragam pada batuan ini, dan kebundaran yang dimiliki yaitu menyudut karena memiliki permukaan yang kasar dengan ujung-ujung butiran runcing. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 5. Batu kalkarenit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa skeletal grain karena menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu bereaksi dengan cepat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mkanis yang dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang keenam termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh kekuningan dan lapuknya berwarna coklat. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor

yang

mempengaruhi

warna

aslinya,

sedangkan

warna

lapuk

merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel yang pertaa ini memiliki ukuran butir yang ≤ 0,062 mm (lutit), dengan derajat pemilahan terpilah baik yang dikarenakan adanya kenampakan yang diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen yang ada pada sampel ini., dan kebundaran yang dimiliki yaitu membundar hal ini dikarenakan permukaan butir yang bundar dengan ujung-ujung dan tepi butiran yang cekung. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 6. Batu kalkalutit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa skeleton grain karena menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu sedang. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis yang dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang ketujuh termasuk kedalam jenis batuan karbonat nom klastik karena adanya keterdapatan fosil dengan warna fresh putih dan lapuknya berwarna hijau tua. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel ini memiliki ukuran butir yang amorf atau tidak memiliki ukuran butir.

Gambar 7. Batu gamping kristalin Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu gamping kristalin yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanik yang dipengaruhi oleh proses 4T lalu terkristalisasi. Pada batuan sampel yang kedelapan termasuk kedalam jenis batuan karbonat non klastik dengan warna fresh putih dan lapuknya berwarna hitam. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel ini memiliki tekstur amorf karena tidak memiliki ukuran butir.

Gambar 8. Batu gamping kristalin Karena batu ini terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu lambat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu gamping kristalin yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis yang dipengaruhi oleh proses 4T lalu terkristalisasi.

Pada batuan sampel yang kesembilan termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh kuning dan lapuknya berwarna kuning kecoklatan. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel yang pertaa ini memiliki ukuran butir 0,062 ± 1

mm (arenit), dengan derajat pemilahan

terpilah buruk karena memiliki ukuran butir yang beragam dan kebundaran yang dimiliki yaitu membundar karena memiliki permukaan butiran yang membundar dengan ujung-ujung dan tepi butiran cekung. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 9. Batu kalkarenit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa skeletal grain karena adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir

dan

mengisi

rongga

pori

berupa

karbonat

karena

terendapkan

dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu cepat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis dan dipengaruhi oleh proses 4T. Pada batuan sampel yang kesepuluh termasuk kedalam jenis batuan karbonat klastik dengan warna fresh putih kecoklatan dan lapuknya berwarna abu hitam. warna fresh merupakan warna asli pada batuan tanpa adanya warna pengotor yang mempengaruhi warna aslinya, sedangkan warna lapuk merupakan warna yang sudah bercampur dengan warna lainnya atau warna pengotor yang menyebabkan warnanya menjadi berubah. Sampel yang pertaa

ini memiliki ukuran butir 0,062 ± 1 mm (arenit), dengan derajat pemilahan terpilah

buruk

kareba

menunjukan

ukuran

butir

yang

beragam

dan

kebundaran yang dimiliki yaitu agak menyudut karena memiliki permukaan butir yang datar dengan ujung-ujung yang tajam. Untuk kemas yang ada pada batuan ini yaitu kemas terbuka karena memiliki rongga antar butir yang ada.

Gambar 10. Batu kalkarenit Batu ini memiliki struktur sedimen yang masif karena tidak terlihatnya adanya fragmen lain yang tertanam pada batu ini. Untuk komposisi yang terkandung didalam batuan ini ada allochem yang berupa skeletal grain karena menunjukan adanya fosil yang tertanam pada batuan ini, dan sparit atau pengikat antar butir dan mengisi rongga pori berupa karbonat karena terendapkan dilingkungan laut sehingga saat ditetesi oleh HCl akan bereaksi, untuk batuan ini reaksi yang terjadi yaitu cepat. Berdasarkan pendeskripsian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nama dari batuan ini yaitu batu kalkarenit yang terbentuk karena proses sedimentasi mekanis yang dipengaruhi oleh proses 4T.

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini yaitu : 1. Batuan karbonat merupakan batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat yang tersusun atas material klastik yang tersemenkan. 2. Proses terbentuknya karbonat melalui proses sedimentasi organik, mekanis, kimiawi maupun kombinasi diantaranya. 3. Klasifikasi batuan karbonat dapat dibedakan atas klasifikasi folk, dunham, grabau ataupun klasifikasi embry dan kloven. 4. Berdasarkan klasifikasi grabau ukuran butir yang lebih besar dari satu dinamakan ukuran butir rudit, untuk ukuran butir 0,062 sampai arenit dan untuk ukuran butir kecil dari 0,062 bernama lutit. 4.2 Saran Saran yang bisa diberikan untuk praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya praktikan dapat lebih teliti lagi saat melakukan pendeskripsian sampel dan juga lebih tertib dalam melaksanakan praktikum supaya terciptanya ruangan yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA Graham, Dody Setia .1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova. Hamblin, W.K, Howard, J.D. 1964. Physical Geology three Editon. Minnesota : Burgess Publishing Company. Simon dan Schuster. 1998. Rocks and Minerals. Fireside Books. New York. Pettijohn,1964, Rift-basin Sedimentation Responses to Climate Tectonisem and Volcanisem, Journal of African Earth Science. Afrika Timur. Fenton, C.L & Fenton M.A 1940. The Rock Book. New York : Doubleday & Company, Inc.

Related Documents

Sedimen Scl.docx
November 2019 28
Pemerianbatuan-sedimen
October 2019 18
Sedimen Allika.docx
December 2019 25
Sedimen Urin.docx
June 2020 12
Batuan Sedimen
June 2020 20

More Documents from "Delio Manuel"

Lp Ruptur Uretra.doc
May 2020 21
Hap.docx
May 2020 34