I.
II.
TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Memahami sifat-sifat dan reaksi asam-basa. 2. Menentukan sifat larutan asam, basa atau netral menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator. 3. Mengukur pH larutan dengan menggunakan kertas indikator pH universal dan pHmotor. DASAR TEORI Terdapat beberapa teori mengenai asam basa, dianaranya adalah sebagai beikut 1. Teori Arrhenius Arrhenius mengemukakan suatu teori disertasinya (1883) yaitu bahwa senyawa ionic dalam laruan akan terdissosiasi menjadi ion-ion penyusunnya. Menurut Arrhenius: Asam: zat/senyawa yang dapat menghasilkan H+ dalam air Basa: zat/senyawa yang dapat menghasilkan OH- dalam air Reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dengan basa yang menghasilkan garam 2. Teori Bronsted-Lowry Pada tahun 1923, Johannes Bronsted (Denmark) dan Thomas Lowry (Inggris) mempublikasikan tulisan yang mirip satu-sama lain secara terpisah. Pendekatan teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya pada larutan berair, tetapi mencakup semua system yang mengandung proton (H+). Menurut Bronsted-Lowry: Asam: zat/senyawa yang dapat mendonorkan proton (H+) bias berupa kation ata molekul netral. Basa: zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+), bias berupa anion atau molekul netral. Teori asam basa Bronsted-Lowry tidaklah bertentangan dengan teori asam basa Arrhenius, justru lebih melenkapi. Ion hidroksida tetap bertindak sebagai basa, karena mampu menerima ion hydrogen dari aam dan jura air. Asam menghasilkan ion hydrogen dalam larutan sebab asam bereaksi dengan molekul air dengan cara memberikan protonnya kepada air. Keberadaan ion hidrogen (H+ atau sering juga ditulis H3O+) dalam larutan memberikan sifat penting pada larutan tersebut, apakah bersifat asam, basa atau netral. Secara kimia kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam dapat kita temukan pada kehidupan sehari-hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam juga dapat kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.Berdasarkan sifa kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hidrogen yang terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan ari dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi sebagian dalam larutan). Secara kimia kita dapat mendefinisikan basa sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada
kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Konsentrasi ion H+ sering dinyatakan dalam satuan molaritas. Tetapi, untk memudahkan sering dinyatakan dengan pH larutan yang didefinisikan sebagai berikut: pH= -log [H+] dimana [H+] menunjukkan ion [H+] dalam satuan molaritas (mol/L). untuk kesetimbangan air murni, hubungan berikut akan selalu diperoleh: [H+] x [OH-] = Kw = 1.10-14 (pada 25 oC) Dalam air murni, [H+] sama dengan [OH-] sehingga pada persamaan kesetimbangan tersebut akan didapatkan [H+] sama dengan 1.10-7- M. oleh karena itu, pH air murni sama dengan dengan 7 (netral). Larutan dengan [H +] > [OH-] dinamakan asam dan adan memiliki pH < 7. Sebaliknya, jika [H+] < [OH-] dinamakan basa dan akan memiliki pH > 7. Asam/ dan basa termasuk senyawa elektrolit. Larutan asam dalam air dapat menghasilkan ion H= sebagian atau keseluruhan, sementara basa dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Apabila ion H+ keseluruhannya dilepaskan, maka dinamakan asam kuat dan jika sebagian kcil saja ion H+ dilepaskan dinamakan asam lemah. Hal ini berlaku juga untuk basa. Beberaa contoh asam dan basa, yaitu: Asam Kuat Asam Lemah Basa Kuat Basa Lemah
HCl, HNO3, H2SO4, HI HF, HCN, CH3COOH NaOH, KOH, Ca(OH)2 NH4OH
Terdapat dua acara pengukurn pH larutan secara percobaan, yaitu: 1. Menggunakan indikator asam-basa Indikator asam-basa umumnya merupakan senyawa organic yan bersifat asam lemah atau basa lemah. Indokator sangat peka terhadap perubahan konsentrasi ion H+, sehingga dapat memberikan perubahan warna pada indikator jika besarnya konsentrasi ion H+ berubah. Setiap indicator akan mengalami perubahan warna indikator yang disebut trayek pH indikator. Indikator asam basa Methyl violet Thymol blue Methyl orange Bromphenol blue Bromcresol green Phenolphtalein
2. Menggunakan pHmeter
Trayek pH indikator 0.1-2.7 1.2-2.8 3.1-4.4 6.2-7.6 4.0-5.6 8.0-10.0
Perubahan warna Kuning-ungu Merah-kuning Merah-kuning Kuning-biru Kuning-biru Tak berwarna-merah
III.
Pada pHmeter digunakan dua elektroda yang sensitive terhadap ion H +. Potensial antara kedua elektroda berhubungan dengan nilai pH. pHmeter memberikan ketelitian pengukuran yang akurat diperlukan. ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Tabung reaksi 2. Gelas kimia 100 ml 3. Buret 50 ml 4. Pipet tetes 5. Pipet seukuran 10 ml 6. pHmeter 7. Botol semprot 8. Pengaduk magnetk 9. Pelat tetes porselen Bahan:
IV.
1. Kertas lakmus merah dan biru 2. Kertas pH indikator universal 3. HCl 0.1 M 4. HCl 0.01 M 5. HCl 0.001 M 6. CH3COOH 0.1 M 7. NH4Cl 0.1 M 8. NaCl 0.1 M 9. CH3COONa 0.1 M 10. NH4OH 0.1 M 11. NaOH 0.1 M CARA KERJA IV.1. Menentukan sifat larutan asam, basa atau netral 1. Sediakan masing-masing 0.5 ml (+ 10 tetes) larutan berikut di atas pelat tetes porselen: HCl 0.1 M; NaOH 0.1 M; NaCl 0.1 M; aquadest 2. Basahi sedikit lakmus merah dan biru masing-masing dengan larutan diatas. Amati dan simpulkan sifat ketiga larutan tersebut. IV.2. Mngukur pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal 1. Sediakan beberapa tabung reaksi, da nisi dengan 2 ml larutan berikut: HCl 0.1 M HCl 0.01 M HCl 0.001 M CH3COOH 0.1 M NH4Cl 0.1 M NaCl 0.1 M CH3COONa 0.1 M NH4OH 0.1 M NaOH 0.1 M 2. Ukur pH masing-masing larutan dengan mencelupkan ertas indikator pH universal dan cocokkan perubahan warna standar pada kemasan kertas pH
IV.3. Mengamati perubahan warna indikator 1. Ke dalam setiap tabung reaksi pada percobaan 4.2, tambahkan masing-masing 1 tetes phenolphthalein kemudian amati perubahan warna yang terjadi. 2. Siapkan tabung reaksi baru, da nisi dengan 2 ml larutan pada percobaan 4.2. ulangi percobaan 4.3.1 dengan menambahkan phenol merah. IV.4. Mengukur pH dengan pHmeter 1. Pipet 10 ml larutan HCl 0.1 M menggunakan pipet seukuran, dan pindahkan larutan ke dalam gelas kimia 100 ml. delupkan elektroda pHmeter, dan encerkan larutan dengan aquadest sampai elektroda tercelup (sebelumnya elektroda sudah dikalibrasi lebih dulu). 2. Nyalakan pHmeter dan baca skala pada pHmeter 3. Siapkan buret da nisi dengan larutan NaOH 0.1 M 4. Tambahkan 2.5 ml larutan NaOH 0.1 M dari buret ke dalam larutan HCl. Aduk dengan pengaduk megnetik, lalu ukur pH-nya 5. Kemudian tambahkan berturut-turut 5.0 ml; 7,5 ml; 10,0 ml; 12,5 ml; dan 15,0 ml larutan NaOH 0.1 M dan ukur pH setiap penambahan larutan tersebut.